Reni Nurjasmi
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Respati Indonesia Jakart

Published : 27 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik Cair Urin Domba terhadap Tanaman Pakcoy ( Brassica rapa L.) dengan Sistem Sumbu Suhenda Suhenda; Reni Nurjasmi; Ayu Vandira Candra Kusuma
JURNAL PERTANIAN Vol 12, No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v12i2.1868

Abstract

Pakcoy merupakan salah satu jenis tanaman sayuran daun yang memiliki nilai ekonomi tinggi, bergizi, dan disukai banyak orang. Salah satu sistem budidaya tanaman pakcoy yang dapat digunakan adalah sistem sumbu. Sistem ini merupakan teknologi hidroponik yang paling sederhana dan murah. Tujuan penelitian adalah  mengetahui pengaruh penggunaan konsentrasi pupuk organik cair urin domba terhadap tanaman pakcoy serta konsentrasi yang memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy yang terbaik. Penelitian dilaksanakan di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Karangbahagia Kabupaten Bekasi menggunakan Rancangan Acak Kelompok Non Faktorial dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Semua perlakuan diberikan larutan AB Mix 50% dan penggunaan pupuk organik cair urin domba 0 ml/liter air, 5 ml/liter air, 10 ml/liter air, 15 ml/liter air, dan 20 ml/liter air.  Parameter penelitian adalah tinggi tanaman, jumlah daun per tanaman, berat segar tanaman, dan berat segar tajuk tanaman. Data dianalisis menggunakan uji F, apabila signifikan dilanjutkan dengan uji  DMRT 5 %. Berdasarkan hasil penelitian, konsentrasi pupuk organik cair urin domba berpengaruh nyata terhadap tanaman pakcoy pada sistem sumbu. Pada 28 Hari Setelah Tanam (HST) konsentrasi urin domba 20 ml/liter air menghasilkan tinggi tanaman dan jumlah daun tertinggi, masing-masing 26,13 cm dan 17,25 helai berbeda nyata dengan perlakuan tanpa urin domba namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan urin domba lainnya. Konsentrasi urin domba 20 ml/liter air menghasilkan bobot basah tanaman tertinggi yaitu 120,11 gram dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya kecuali dengan perlakuan konsentrasi urin domba 10 ml/liter air serta bobot tajuk tanaman tertinggi yaitu 26,13 gram dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Kata Kunci: Pupuk Organik Cair, Urin Domba, Pakcoy, Sistem Sumbu
RESPON TANAMAN PAKCOY TERHADAP TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT PADA SISTEM VERTIKULTUR Agus _ Sulaeman; Reni _ Nurjasmi
JURNAL PERTANIAN Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (366.238 KB) | DOI: 10.52643/jir.v8i2.63

Abstract

 ABSTRAKTandan kosong kelapa sawit memiliki potensi yang cukup besar untuk dapat dimanfaatkan menjadi kompos.Kandungan nutrisi tandan kosong kelapa sawit (TKKS): C 35%, N 2,34%, C/N 15, P 0,31%, K 5,53%, Ca 1,46%, Mg 0,96%, dan Air 52%. TKKS dapat diaplikasikan untuk berbagai tanaman sebagai pupuk organik, baik secara tunggal maupun dikombinasikan dengan pupuk kimia. Tujuan penelitian adalah mengetahui respon tanaman pakcoy terhadap tandan kelapa sawit pada sistem vertikultur.Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok terdiri atas empat faktor perlakuan tandan kosong kelapa sawit (TKKS) dengan 6 ulangan, sehingga diperoreh 24 satuan percobaan yaitu: ko (tanpa TKKS), k1  (100 gram), k2 (133 gram), dan k3 (166 gram). Variabel yang diteliti adalah tinggi tanaman, jumlah daun, berat segar dan panjang akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada sistem vertikultur, dosis 166 gram TKKS memberikan pertumbuhan dan hasil tanaman pakcoy yang paling tinggi namun berbeda tidak nyata dengan dosis 100 gram TKKS dan 133 gram TKKS. Kata kunci: pupuk organik, tandan kosong kelapa sawit, pakcoy  
PENGARUH PERBEDAAN pH TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KAILAN (Brassica oleraceae) SISTEM HIDROPONIK NFT (Nutrient Film Tecnique) Frengky Karoba; Suryani .; Reni Nurjasmi
JURNAL PERTANIAN Vol 6, No 2 (2015): Jurnal Ilmiah RESPATI
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.824 KB) | DOI: 10.52643/jir.v6i2.222

Abstract

Tanaman kailan (Brassica oleraceae) merupakan salah satu jenis sayuran daun yang memiliki rasa enak serta kandungan gizi tinggi, seperti protein, mineral dan vitamin. Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perbedaan pH larutan nutrisi hidroponik sistem NFT terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kailan dan untuk mengetahui nilai pH larutan nutrisi hidroponik sistem NFT yang tepat yang memberikan pengaruh  paling baik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kailan, di Kebun Bibit Agrowisata Cilangkap Jakarta Timur. Pada September-Nopember  2012. Metode penelitian mengunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan  tiga perlakuan yaitu pH= 5,5 (P1), pH= 6,0 (P2), dan pH= 6.5 (P3)  yang diulang sebanyak 8 ulangan, , tiap ulangan terdiri dari dua baris talang yang diisi dengan 100 tanaman. Tiap perlakuan terdapat 16 baris talang kali 100 tanaman, sehingga diperoleh 1.600 tanaman tiap perlakuan. Model linier yang digunakan adalah:  Yij = µ + ri +  tj  + €ij, perbedaan pH pada petanaman kailan dengan teknik budidaya sistem NFT tidak berpengaruh besar terhadap pertambahan tinggi tanaman tersebut. Pertambahan jumlah daun dan tinggi tanaman sangat bergantung pada ketersediaan unsur hara, diketahui bahwa tanaman kailan pada pH 6,0 merupakan pH yang lebih sesuai bagi pertambahan tinggi tanaman kailan. Selisih nilai pH yang hanya 0,5 antara perlakuan A, B dan C kemungkinan besar menjadi penyebab tidak signifikannya pengaruh ketiga perlakuan tersebut terhadap indikator pertumbuhan tanaman. Seperti tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun dan berat basa tanaman kailan. Kata kunci : pH, kailan, hidroponik
PERAN MEDIA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN SERTA HASIL TANAMAN KANGKUNG, SAWI, DAN SELADA DALAM SISTEM BUDIDAYA AKUAPONIK Dewi Putri Utami; Yudi Sastro; Reni Nurjasmi
JURNAL PERTANIAN Vol 6, No 1 (2015): Jurnal Ilmiah RESPATI
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.323 KB) | DOI: 10.52643/jir.v6i1.218

Abstract

 Salah satu strategi optimasi pemanfaatan pekarangan adalah melalui sistem budidaya tanaman yang dipadukan dengan budidaya ikan atau disebut “akuaponik”.  Pada sistem ini, dengan luasan lahan yang sama maka akan dapat dihasilkan dua komoditas sekaligus, yakni sayuran dan ikan. Media tanam merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan budidaya sayuran dalam sistem akuaponik, oleh sebab itu pemilihan jenis media tanam sangat penting untuk dapat menghasilkan produk tanaman yang di inginkan. Namun demikian belum ada penelitian mengenai jenis formulasi media tanam yang dikembangkan dalam sistem mini akuaponik sesuai untuk pekarangan. Penelitian bertujuan untuk mempelajari peran media tanam terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung, sawi, selada dalam sistem budidaya akuaponik. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) DKI Jakarta pada  Bulan Maret hingga juni 2013.Perlakuan meliputi campuran media tanam sekam kascing (1:1) dan campuran zeolit kascing (1:1). tiap perlakuan diulang sebanyak lima kali, masing- masing ulangan terdiri dari sepuluh  sampel tanaman. Perlakuan di uji dengan tiga jenis tanaman yaitu kangkung darat, sawi hijau, dan selada keriting (betawi). Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK). Peubah pengamatan terdiri dari tinggi tanaman, jumlah daun tanaman , diameter batang tanaman, dan berat hasil panen per tanaman. Hasil penelitian bahwa media yang diujikan menunjukan perbedaan yang nyata terhadap pertumbuhan dan hasil sawi dan selada. Sementara itu, pada kangkung tidak terdapat perbedaan yang nyata antara campuran media tanam sekam zeolit  dengan campuran media tanam zeolit sekam. Terlihat bahwa media tanam campuran zeolit kascing (1:1) lebih unggul dibandingkan media campuran sekam kascing (1:1).         Kata Kunci : Akuaponik, zeolit, sekam,kangkung, sawi, selada
UJI ANTAGONISTIK ACTINOMYCETES ASAL LIMBAH KULIT BAWANG MERAH TERHADAP PATOGEN TANAMAN Reni Nurjasmi; S Suryani
JURNAL PERTANIAN Vol 8, No 2 (2017): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (502.998 KB) | DOI: 10.52643/jir.v8i2.76

Abstract

Pertanian Indonesia yang sangat tergantung pada fungisida kimia, maka  usaha untuk memproduksi pestisida hayati di dalam negeri sangat memungkinkan. Alam Indonesia yang kaya akan keanekaragaman hayati merupakan sumber daya alam potensial untuk dimanfaatkan bagi kesejahteraan rakyat. Actinomycetes merupakan agen pengendali hayati yang disarankan sebagai alternatif dalam meminimalkan penggunaan fungisida kimia karena mengandung senyawa antijamur. Tujuan penelitian adalah memperoleh isolat Actinomycetes yang memiliki daya hambat terhadap jamur patogen tanaman. Target penelitian adalah mendapatkan isolat Acinomycetes yang berpotensi sebagai  pestisida hayati yang mampu mengendalikan F. oxysporum dan S. rolfsii.Untuk mencapai tujuan tersebut, metode penelitian yang digunakan adalah eksploratif dan eksperimental. Tahapan kegiatan yang dilakukan adalah melakukan isolasi Actinomycetes pada limbah kulit bawang merah menggunakan media strach nitrate agar dengan metode pour plate, selanjutnya dilakukan identifikasi morfologi isolat dengan metode slide culture kemudian diamati di bawah mikroskop pembesaran 1000X. Isolat murni Actinomycetes diuji daya antagonisnya terhadap F. oxysporum dan S. rolfsii menggunakan metode peracunan media jamur patogen.Hasilnya diperoleh sebanyak 16 isolat Actinomycetes asal limbah kulit bawang merah. Isolat tersebut didominasi oleh kelompok Streptomyces. Hasil uji antagonis menunjukkan terdapat 2 isolat yang positif mampu menghambat F. oxysporum yaitu isolat A10 (30,77%) dan A1 (15,38%) serta 2 isolat yang positif mampu menghambat S. rolfsii yaitu isolat A3 (34,74%) dan A11 (38,95%). Kata kunci: Actinomycetes, limbah kulit bawang merah, uji antagonistik, jamur patogen tanaman
Penghambatan Actinomycetes Asal Limbah Kulit Bawang Merah terhadap Sclerotium Rolfsii Secara In Vitro Reni Nurjasmi; Suryani Suryani; Carta Carta
JURNAL PERTANIAN Vol 10, No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (899.896 KB) | DOI: 10.52643/jir.v10i1.354

Abstract

Sclerotium rolfsii adalah jamur patogen yang merugikan bagi tanaman. Upaya pencegahan jamur masih banyak menggunakan pestisida kimia yang diketahui berdampak negatif bagi lingkungan, sehingga dibutuhkan alternatif pestisida yang lebih ramah lingkungan seperti actinomycetes. Actinomycetes merupakan bakteri yang dapat ditemukan pada berbagai habitat. Lebih dari 80% diketahui sebagai penghasil senyawa bioaktif dengan berbagai peran salah satunya adalah sebagai antijamur patogen tanaman. Tujuan penelitian adalah mengisolasi actinomycetes dari limbah kulit bawang merah dan mengetahui potensinya sebagai penghambat Sclerotium rolfsii. Tahap penelitian diawali dengan pengomposan limbah kulit bawang merah selama 3 hari. Sampel kompos tersebut digunakan sebagai sumber actinomycetes. Actinomycetes diisolasi menggunakan media spesifik yaitu Starch Nitrate Agar (SNA) secara pour plate kemudian dipurifikasi  menggunakan media SNA dengan metode streak plate. Selanjutnya dilakukan pengamatan morfologi koloni dan miselium isolat actinomycetes menggunakan metode slide culture. Semua isolat yang memiliki morfoologi koloni dan miselium berbeda ditumbuhkan menggunakan media cair SNA selama 14 hari untuk memperoleh filtrat zat metabolit kemudian dilakukan uji daya hambat filtrat zat metabolit isolat actinomycetes terhadap S. Rolfsii dengan metode peracunan medium. Berdasarkan hasil isolasi diperoleh sebanyak 16 isolat actinomycetes asal limbah kulit bawang merah. Semua isolat menghasilkan miselium sehingga dapat diduga isolat yang telah diisolasi merupakan kelompok Streptomyces namun berdasarkan pengamatan morfologi koloni dan miselium, semua isolat merupakan jenis yang berbeda. Hasil peracunan medium menunjukkan dari 16 isolat yang diuji hanya 11 isolat yang mampu menghambat S. rolfsii dan 4 isolat tidak mampu menghambat S. rolfsii. Dari 11 isolat, sebanyak 5 isolat mempunyai daya hambat lebih dari 50% yaitu A1.9 (77,78%); A9. 16 (77,78%); A3.14 (72.22%); A12.15 (66.67%); A2.4 (55.56%). Kata kunci: Actinomycetes, Daya hambat, Antijamur, Sclerotium rolfsii 
Deteksi Penyakit WSSV (White Spot Syndrome Virus) pada Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) dengan Metode PCR Konvensional dan Real Time PCR (qPCR) Menggunakan Hydrolisis Probe Heppi Maryati; Sudarto .; Reni Nurjasmi
JURNAL PERTANIAN Vol 8, No 1 (2017): Jurnal Ilmiah RESPATI
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (722.194 KB) | DOI: 10.52643/jir.v8i1.233

Abstract

Diagnosa WSSV yang menyerang udang vannamei dapat dilakukan secara dini menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) baik secara konvensional maupun real time PCR (qPCR), sehingga dapat diambil tindakan pencegahan khususnya pada benur udang yang akan ditebar. Kedua metode tersebut mampu mendeteksi virus melalui keberadaan DNA virus namun memiliki efektivitas yang berbeda, namun belum diketahui sejauh mana efektivitas kedua metode tersebut mampu mendeteksi virus khususnya penyebab WSSV. Tujuan penelitian adalah mengetahui efektivitas metode PCR konvensional dan Metode real time PCR (qPCR) menggunakan hydrolisis probe mendeteksi penyakit pada udang Vannamei (Litopnaeus vannamei).Metode penelitian menggunakan metode eksperimen bersifat kualitatif dilaksanakan di Laboratorium Biomolekuler di Balai Uji Standar Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BUSKIPM). Sampel udang vannamei diambil dari tambak udang di Kecamatan Blanakan Subang Jawa Barat yang terdiri atas masing-masing 6 ekor udang berumur 20 hari atau udang yang belum mengalami gejala klinis dan udang berumur 45 atau udang yang sudah mengalami gejala klinis, kemudian dilakukan ekstraksi DNA sampel udang. DNA udang diamplifikasi menggunakan metode konvensional PCR dan real time PCR. Data hasil amplifikasi dianalisis menggunakan metode deskriptif komparatif yaitu metode pembahasan yang memaparkan atau menggambarkan kegiatan yang dilakukan serta membandingkan dengan literatur. Analisis data sesuai dengan software real-time PCR yang digunakan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode konvensional PCR memberikan hasil negatif pada sampel udang berumur 20 hari dan positif pada udang berumur 45 hari sedangkan metode real time PCR memberikan hasil positif pada sampel udang berumur 20 hari dan 45 hari, sehingga dapat disimpulkan bahwa metode real time PCR (qPCR) lebih efektif mendeteksi penyakit WSSV pada udang vannamei dibandingkan metode PCR konvensional. Kata kunci:  udang vannamei, penyakit WSSV, PCR konvensional, real time PCR
Pengaruh Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kale (Brassica oleracea acephala) Sistem Vertikultur Albertus Siga Laki; Maria Aditia Wahyuningrum; Reni Nurjasmi
JURNAL PERTANIAN Vol 12, No 2 (2021): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v12i2.1874

Abstract

Tanaman kale merupakan tanaman suku Brassicaceae atau kubis-kubisan yang kaya vitamin A, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, vitamin C. Kale juga mengandung senyawa isotiosianat yang memiliki aktivitas antikanker. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Respati Indonesia pada bulan Februari sampai dengan Agustus 2021. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok  dengan satu faktor yaitu jenis pupuk organik terdiri dari empat perlakuan yaitu pupuk NPK, kulit bawang merah, kotoran kelinci, kotoran burung. Setiap perlakuan  diulang lima ulangan, sehingga diperoleh 20 unit percobaan. Variabel penelitian meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, berat akar, panjang akar, diameter batang, dan berat basah tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk organik berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, berat akar dan dan berat tanaman kale. Pupuk organik kotoran burung menghasilkan tinggi tanaman tertinggi yaitu 25,50 cm tetapi berbeda tidak nyata dengan kotoran kelinci. Berat akar dan berat basah tanaman kale tertinggi dihasilkan perlakuan kotoran kelinci masing-masing yaitu 2,28 gram dan 30,37 gram serta berbeda nyata dengan perlakuan lainnya. Kata Kunci:  Pupuk Organik, Kulit Bawang Merah, Kotoran Kelinci, Kotoran Burung, Tanaman Kale, Sistem Vertikultur
Review: Potensi Microgreens Meningkatkan Kesehatan Lansia Di Masa Pandemi Ayu Vandira Candra Kusumah; Reni Nurjasmi
JURNAL PERTANIAN Vol 12, No 1 (2021): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v12i1.1404

Abstract

Berdasarkan data COVID-19 lebih banyak menyebabkan infeksi berat dan kematian pada orang lanjut usia (lansia). Pertambahan usia akan menyebabkan tubuh mengalami berbagai penurunan akibat proses penuaan, hampir semua fungsi organ dan gerak menurun, diikuti dengan menurunnya imunitas sebagai pelindung tubuh sehingga tidak lagi kuat seperti ketika masih muda. Lansia yang memiliki penyakit penyerta seperti penyakit autoimun, diabetes, tekanan darah tinggi, kanker, jantung, dan multipatologi atau mengidap sejumlah penyakit apabila tertular COVID-19 akan mendapatkan komplikasi kesehatan yang cukup serius. Sistem imun yang sudah melemah ditambah adanya penyakit kronis dapat meningkatkan risiko COVID-19 pada lansia bahkan dapat menyebabkan kematian. Salah satu upaya untuk membatasi pengaruh dari infeksi virus yaitu dengan membangun sistem imun melalui konsumsi makanan yang sehat, salah satunya adalah microgreens. Berbagai jenis tanaman telah dikembangkan sebagai microgreens antara lain jenis brassicaceae, asteraceae, apiaceae, amarillydaceae, amaranthaceae, serealia, oleaginous, cucurbitaceae, tanaman serat, tanaman aromatic serta beberapa jenis tanaman khas Indonesia. Microgreens mengandung senyawa bioaktif seperti alkaloid, antosianin, karotenoid, flavonoid, isoflavon, lignan, monoterpen, organosulfida, asam fenolat, dan saponin. Senyawa fitokimia tersebut memiliki aktivitas antioksidan yang mampu menangkal radikal bebas. Oleh karena itu, microgreens sangat potensial sebagai agen antimikroba, antihipertensi, antidiabetes, antioksidan, hepatoprotekstif, kardioprotektif, termasuk antivirus COVID-19 yang sedang mewabah saat ini. Microgreens merupakan teknologi pertanian perkotaan yang sesuai bagi lansia karena mudah dilakukan dan usia panen yang singkat akan mengurangi aktivitas fisik lansia selama perawatan. Aktivitas fisik selama budidaya. Variasi microgreens harus terus dikembangkan melalui eksplorasi berbagai jenis tanaman khas Indonensia yang potensial dikembangkan sebagai microgreens. Kata Kunci: Pandemi COVID-19, Sistem imun, Lanjut usia, Microgreens, Pertanian perkotaan
Pengaruh Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Kandungan Klorofil Wheatgrass (Triticum Aestivum L.) Sidik Arifiansyah; Reni Nurjasmi; Ruswadi Ruswadi
JURNAL PERTANIAN Vol 11, No 2 (2020): Jurnal Ilmiah Respati
Publisher : Universitas Respati Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52643/jir.v11i2.1099

Abstract

Wheatgrass  dikenal  sebagai  bahan  baku  untuk  minuman  kesehatan  karena  mengandung  beberapa  zat gizi  penting, vitamin, zat  gizi  lainnya  dan  antioksidan. Penelitian  budidaya  wheatgrass  masih  belum  banyak  dilakukan, sehingga perlu adanya  penelitian di bidang teknik budidaya. Penelitian  ini betujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai macam media tanam  organik  bagi  pertumbuhan  dan kandungan klorofil   tanaman wheatgrass. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Respati Indonesia, pada bulan Februari sampai dengan bulan September 2020. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial, yang terdiri atas lima perlakuan media semai yaitu A (media pasir), B (media kompos kulit bawang merah), C  (media kompos kotoran kelinci), D (media pasir + kompos kulit bawang merah), dan E (media pasir + kompos kotoran kelinci) diulang 4 kali. Variabel penelitian meliputi persentase tumbuh tanaman, tinggi tanaman, berat basah tanaman dan kandungan klorofil tanaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk organik berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan kandungan klorofil tanaman wheatgrass. Persentase tumbuh, tinggi tanaman dan berat basah tanaman wheatgrass paling tinggi dihasilkan oleh perlakuan dengan menggunakan media pasir dan kompos kulit bawang merah. Kandungan klorofil paling tinggi dihasilkan oleh perlakuan media kompos kotoran kelinci.Kata Kunci: Microgreen, Wheatgrass, Kompos Kulit Bawang Merah, Kompos Kotoran Kelinci