Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

APLIKASI SOFTWARE SWMM UNTUK STUDI PERMASALAHAN BANJIR PADA KAWASAN POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE Ibrahim Ibrahim; Abdullah Irwansyah; Syarifah Keumala Intan
Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol 10, No 1 (2018)
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/portal.v10i1.969

Abstract

Drainase berfungsi untuk memutus kelebihan air permukaan sehingga tidak mengganggu aktivitas manusia dan merusak infrastuktur lainnya. Kawasan Kampus Politeknik Negeri Lhokseumawe dan sekitarnya terdapat permasalahan drainase ini terutama banjir. Banjir ini terjadi hampir setiap tahunnya sehingga menggangu aktivitas perkantoran dan menyebabkan kerusakan dan ketidaknyaman. Untuk menjawab permasalahan ini perlu dilakukan analisa untuk mendapatkan sumber permasalahan dan solusi yang dapat dilakukan dalam rangka menyelesaikan permasalahan banjir pada Kawasan Politeknik Negeri Lhokseumawe. Penelitian ini bertujuan untuk meninventarisasi sistem/saluran drainase yang sudah ada/existing; mendapatkan peta topografi kawasan Penelitian; menganalisa kapasitas  saluran dengan menggunakan software SWMM (Storm   Water Management Model); dan merekomendasi sistem dan dimensi saluran. Berdasarkan hasil running model yang telah dilakukan, dihasilkan bahwa pada pias dari j29 (depan Jurusan Teknik Sipil) sampai dengan o5 (saluran di pintu masuk utama) terjadi permasalahan yaitu adalah luapan pada dua lokasi yaitu pada lokasi depan Mesjid dan lokasi depan kantin). Untuk mengatasi masalah ini salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memperbesar dimensi saluran pada lokasi tersebut. Berdasarkan hasil model SWMM dimensi yang sesuai untuk lokasi pertama adalah dengan ukuran 50 x 50 cm dan lokasi kedua adalah dengan ukuran 60 x 80 cm.
PENGARUH PEMBANGUNAN JETTY MUARA KR.MEUREDU TERHADAP PERUBAHAN GARIS PANTAI DISEKITARNYA Ibrahim Ibrahim; Abdullah Irwansyah
Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol 6, No 1 (2014)
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/portal.v6i1.941

Abstract

Kawasan pantai di sekitar Muara Kr. Meuredu  mempunyai panjang garis pantai dengan segala sumber daya alamnya yang dapat dimanfaatkan bagi kehidupan masyarakat. Pada kawanan tersebut terdapat kawasan parawisata, tambak, perkebunan, pemukiman penduduk serta muara-muara sungai yang berfungsi  sebagai pengeluaran/pembuangan debit sungai dan juga mempunyai nilai ekonomis untuk kegiatan manusia.  Muara sungai Kr. Meuredu saat ini sudah terdapat konstruksi Jetty yang berfungsi menjaga muara agar dapat berfungsi seperti yang diharapkan.  Akibat dari pembangunan jetty ini maka akan terjadi sedimentasi dan erosi di pantai sekitar muara Kr. Meuredu yang dapat merusak areal seperti tambak, pemukiman dan daerah daratan sekitar pantai lainnya. Berdasarkan kondisi tersebut maka ingin meneliti lebih lanjut tentang perilaku pantai ini yang berhubungan dengan erosi dan sedimentasi akibat adanya jetty tersebut.  Secara garis besar penelitian ini melakukan pemodelan matematika dengan menggunakan software GENESIS dimana input data yang diperlukan adalah data gelombang, topografi, data sedimentasi serta kondisi garis pantai terdahulu. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa sebelum adanya bangunan, perubahan garis pantai yang terjadi tidak terlalu mencolok dimana garis pantai yang tererosi dan sedimentasi lebih kurang 0.5 m pertahun dimana perubahan laju transport sediment sebesar 10.000 m3/tahunnya yang bergerak dari barat ke timur. Sedangkan pada saat adanya bangunan pelindung muara (Jetty), perubahan garis pantai sangat mencolok dimana terjadi sedimentasi pada bagian up stream (Kiri Muara) dan erosi pada bagian kanan dari muara. Sedimentasi dan erosi yang terjadi adalah berkisar 4-5 meter pertahun.
WADUK DI HULU KRUENG PIRAK DAN CEUKU DAPAT MEREDUKSI BANJIR PADA DAERAH ALIRAN SUNGAI KEUREUTO Fauzi Abdul Gani; Ibrahim Ibrahim
Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol 5, No 1 (2013)
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/portal.v5i1.956

Abstract

Daerah Pengaliran Sungai Keureuto sebagian besar terletak di daerah Kabupaten Aceh Utara dan sebagian lagi masuk dalam Wilayah Kabupaten Aceh Tengah. bagian hilirnya melintas di tengah Kota Lhoksukon ibu kota Kabupaten Aceh Utara. Krueng Keureuto tergolong tipe cabang kipas dengan beberapa anak sungai, seperti Krueng  Pirak, Krueng Ceku, Krueng Aluleuhop, Krueng Kreh, Krueng Peuto dan Krueng Aluganto. Keberadaan Krueng Keureuto di Kabupaten Aceh utara saat ini adalah sebagai penyebab utama terjadinya banjir di kota Lhoksukon dan sekitarnya. Daerah ini mempunyai luas daerah tangkapan air ± 900 km2 dengan banjir desain 1.129,79 m3/dt. Untuk itu diperlukan suatu kajian untuk mendapatkan alternatif penanggulangan banjir yang dapat menyelamatkan musibah yang rutin setiap tahun terjadi ini. Berdasarkan data survey dan informasi dari beberapa narasumber serta analisis yang dilakukan terhadap kondisi eksisting yang ada, maka diperoleh sistem penanggulangan yang berskala perioritas dengan membuat waduk pada DAS Kr. Keureuto yaitu pada hulu aliran Krueng Keureuto, hulu aliran Krueng Pirak dan hulu aliran Krueng Ceuku. Simulasi Operasi Waduk di hulu aliran Krueng Keureuto, dianalisa dengan melakukan simulasi operasi dengan debit inflow. Dari hasil perhitungan simulasi masing-masing waduk maka sangat memungkinkan untuk mereduksi volume banjir dengan kapasitas tampungan total  waduk  Krueng keureuto  55.99 juta m3.
ANALISA PROFIL MUKA AIR BANJIR SUNGAI KRUENG PASE KABUPATEN ACEH UTARA Ibrahim Ibrahim; Abdullah Irwansyah; Muhammad Reza
Portal: Jurnal Teknik Sipil Vol 9, No 2 (2017)
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/portal.v9i2.618

Abstract

Excess water capacity in river areas will cause flood hazards that mostly occur in downstream areas that are flood areas at high risk as a result of natural processes and the effects of human actions. In the case of floods, water runoff undermines the embankments and drowns agricultural / settlement areas upstream, and is aggravated by considerable sedimentation. Based on the existing problems, the analysis of the discharge and the water level (water profile) becomes very important to get a precise picture of locations prone to the overflow of the river Kr. This pase. Discharge and water profile analysis using HEC RAS software for various return periods. From the results of the research is expected to get a clear picture of the location that is vulnerable to overflow so that in handling the river will be on target. Based on the calculation using HEC RAS software, at point P 581 the water level condition at 2.3 years discharge the difference of the height of the embankment and the water level is 50 cm to 60 cm, while in the discharge condition 25 years the elevation of the face almost passes through the dike's height with a selisish of about 10 -15 cm. This condition is an unsafe category because for rivers whose debit is greater than 15 m3/s the minimum wavelength is 1.00 m. So that with good conditions at 2.3 years discharge and 25 years of discharge is very potential to occur overflow.Keywords: discharge, waterlevel, flood
Kajian Potensi Genangan dan Waktu Tiba Tsunami Di Kota Lhokseumawe Ibrahim; Tursina; Syarifah Keumala Intan; Mirza Fahmi; Zairipan Jaya; Abdullah Irwansyah
Jurnal Serambi Engineering Vol. 9 No. 2 (2024): April 2024
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Serambi Mekkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lhokseumawe was one of the towns affected by the 2004 tsunami. During the last tsunami, tsunami waves arrived last on the coast of Lhokseumawe compared to the western and northern coastal areas of Aceh. Therefore, this tsunami modelling study was conducted to determine the arrival time of tsunami waves onthe coast of Lhokseumawe city and to determine the affected areas from the tsunami inundation map information. The method used is tsunami numerical modelling using the COMCOT (Cornell Multi Grid Coupled Tsunami Model) model. The earthquake source used to generate the tsunami is a 9.15 Mw earthquake of the magnitude of the 2004 earthquake, 8.0 Mw and 8.5 Mw earthquake scenarios. Bathymetric data were used to provide information on sea depth and topographic data to provide information on land elevation in the study area. Observation points were placed on the coast to record when the waves reached the coast. The maximum tsunami height occurred in Blang Mangat subdistrict with a tsunami height of 5 m and inundation distance of 1 km. The arrival time of the tsunami in Lhokseumawe town was 75-80 min after the earthquake. This information on tsunami height and arrival time can be used as preliminary information for tsunami mitigation planning and rapid response in the event of an earthquakewith tsunami potential.