Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PEPENK: SENIMAN TARI KREATIF DAN HUMANIS Hanidar Fejri Diagusty; Warih Handayaningrum; Eko Wahyuni Rahayu
Joged Vol 19, No 1 (2022): APRIL 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/joged.v18i1.6961

Abstract

 ABSTRAKPerkembangan dunia era hari ini menciptakan manusia yang jauh dari rasa kemanusiaan. Adanya kreativitas yang melekat pada diri manusia tidak diimbangi dengan kesadaran akan suatu sistem dari ekosistem lingkungan. Pepenk sebagai seniman yang memiliki segudang prestasi dalam perjalanan kesenian memiliki pemahaman pentingnya menjaga ekosistem lingkungan. Sehingga sebagai tokoh yang kreatif yang humanis memunculkan rumusan masalah bagaimana proses kreatif pepenk dalam berkarya dan mengapa koreografi lingkungan menjadi penting baginya. Tujuan penelitian menjelaskan proses kreatif dibalik karya-karyanya dan mendeskripsikan pentingnya koreografi lingkungan bagi pribadi Pepenk. Hal tersebut akan dikupas dalam metode fenomenologis studi tokoh dengan teori psikoanalisa secara deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, dokumentasi dan wawancara sehingga menggunakan teknik triangulasi data. Hasil dari penelitian ini mengupas biografi Pepenk, pengalaman berkesenian dan karya-karyanya hingga memahami pentingnya pengajaran koreografi lingkungan diungkap dengan psikoanalisa klasifikasi arketipe oleh Jung.ABSTRACTPepenk: Creative and Humanist Dance Artist . The development of the world in today's era creates humans who are far from humanity. The existence of creativity inherent in humans is not balanced with awareness of a system of environmental ecosystems. Pepenk as an artist who has many achievements in the journey of art has an understanding of the importance of protecting environmental ecosystems. So that as a creative character who is humanist, he raises the problem formulation of how the creative process of Pepenk works and why environmental choreography is important to him. The aim of the research is to explain the creative process behind his works and to describe the importance of environmental choreography for Pepenk's personality. This will be discussed in the phenomenological method of character study with descriptive qualitative psychoanalytic theory. Data collection is done by observation, documentation and interviews so that using data triangulation techniques. The results of this study explore Pepenk's biography, experience in art and his works to understand the importance of teaching environmental choreography revealed by psychoanalysis of archetype classification by Jung.
PROSES KREATIF SENIMAN LUKIS WAHYU NUGROHO KABUPATEN PASURUAN Bunga Widiya Larashati; Warih Handayaningrum; Eko Wahyuni Rahayu
Jurnal Pendidikan Seni Rupa Undiksha Vol. 11 No. 3 (2021)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpsp.v11i3.42930

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui secara mendalam proses kreatif seniman lukis Wahyu Nugroho dalam menciptakan dan mengembangkan karya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian ini di kediaman Wahyu Nugroho. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukkan perjalanan hidup  Wahyu Nugroho sebagai seniman seni rupa di kabupaten Pasuruan yang mengalami perkembangan setiap waktu, proses kreatif dalam berkarya lebih menekankan pada gaya plurall yang bersumber dari intuisi dan imajinasi dengan beberapa tahap seperti persiapan, pengeraman dan verifikasi agar karya yang dihasilkan menjadi sempurna. Konsep penciptaan karya dengan judul IMAJI dan Berteriak Tanpa Suara menekankan pada gaya  plural painting multi-etnis, multi-teknik, dan multi style dengan memperjelas  pemahaman intuisi sehingga karya yang dihasilkan bersifat actual, kontekstual, dan orisinal.
MINI CONCERT SEBAGAI PENDEKATAN EVALUASI PEMBELAJARAN PIANO ANAK USIA DINI DI KURSUS AN MUSIK NGAWI Harendo Hibatur Rohim; Eko Wahyuni Rahayu
Jurnal Pendidikan Sendratasik Vol 11 No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1744.53 KB) | DOI: 10.26740/jps.v11n2.p256-275

Abstract

AN Musik Ngawi merupakan salah satu lembaga kursus musik yang beralamat di Jalan Ngawi-Caruban, Km. 09 Padas Kabupaten Ngawi. Lembaga kursus musik AN Musik Ngawi lebih memfokuskan materi pembelajaran pada instrumen musik piano dan keyboard. Dalam pelaksanaan pembelajarannya, lembaga ini menerapkan model evaluasi pembelajaran inovatif khususnya pada proses pembelajaran piano bagi anak usia dini. Selain itu, lembaga kursus ini merupakan satu-satunya lembaga kursus piano di wilayah Kabupaten Ngawi yang menggunakan mini concert sebagai evaluasi akhir pembelajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mendeskripsikan proses pembelajaran piano anak usia dini di kursus AN Musik Ngawi, (2) mengetahui keunggulan mini concert sebagai pendekatan evaluasi akhir pembelajaran piano anak usia dini di kursus AN Musik Ngawi. Penelitian dilakukan melalui pendekatan kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, studi pustaka, dan dokumentasi. Uji validitas data menggunakan teknik triangulasi, dan teknik analisis data penelitian melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran piano anak usia dini di Kursus AN Musik dengan menerapkan media colour not, terbukti dapat mendukung pembelajaran secara efektif dan efisien. Siswa anak usia dini lebih mudah memahami materi dan teknik memainkan piano. Untuk melakukan evaluasi pembelajaran piano anak usia dini di Kursus AN Musik menerapan mini concert sebagai pendekatan evaluasi akhir pembelajaran, dan hasilnya dapat digunakan sebagai tolok ukur dinilai mampu meningkatkan kompetensi para siswa secara afektif, kognitif, dan psikomotorik bagi siswa.
Tari Greget Sawunggaling sebagai ikon kota Surabaya Hanidar Fejri Diagusty; Setyo Yanuartuti; Eko Wahyuni Rahayu
Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial Vol. 6 No. 1 (2022): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/satwika.v6i1.19247

Abstract

Surabaya sebagai bagian dari etnis Arek memiliki budaya yang beragam dan khas, salah satunya dalam seni tari terdapat tari Greget Sawunggaling yang menjadi ikon kota Surabaya. Sebagai visualisasi tokoh Sawunggaling yang  menjadi ikon kota memunculkan rumusan masalah bagaimana fenomena pada tari Greget Sawunggaling sehingga menjadi ikon kota dan mengapa tari Greget Sawunggaling dapat menjadi ikon kota. Dari rumusan tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah mengungkap fenomena Greget Sawunggaling sehingga menjadi ikon kota dan menjabarkan alasan tari Greget Sawunggaling dapat menjadi ikon kota Surabaya. Adapun metode pendekatan penelitian ini adalah kualitatif deskriptif melalui kajian identitas. Metode untuk mengecek keabsahan data dilakukan dengan triangulasi data di mana dalam pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi, serta observasi. Hasil dari penelitian ini sebagai kajian interdisiplin dikupas secara teks maupun konteks kajian tari. Dalam teks ditemukan adanya karakterisasi dari transformasi Remo gaya Suroboyoan dan pemaknaan simbol bentuk sajian yang dilihat secara ikonografis maupun semiotika. Secara kontekstual dikupas dari historis fenomenologi dan nilai-nilai yang sesuai dengan pandangan hidup Arek Suroboyo yang meliputi nilai kepahlawanan, Pendidikan, dan ketrampilan yang menjadikan tari ini sebagai ikon kota Surabaya. Kesimpulan penelitian ini adalah kesesuaian tokoh Sawunggaling yang diangkat dalam karya tari ini dengan karakter dan pandangan hidup arek Suroboyo sehingga dapat menjadi identitas budaya.   Surabaya as part of the Arek ethnic group has a diverse and distinctive culture, one of which is the Greget Sawunggaling dance which is an icon of the city of Surabaya. As a visualization of the Sawunggaling character who became an icon of the city, it raises the formulation of the problem of how the phenomenon in the Greget Sawunggaling dance becomes an icon of the city and why the Greget Sawunggaling dance can become an icon of the city. From this formulation, the purpose of this research is to reveal the phenomenon of Greget Sawunggaling so that it becomes an icon of the city and to describe the reasons why Greget Sawunggaling dance can become an icon of the city of Surabaya. The method of this research approach is descriptive through identity studies. The method to check the validity of the data is done by triangulation of data where the data collection is done by interviews and documentation, as well as observation. The results of this study as an interdisciplinary study are described in the text and context of dance studies. In the text, it is found that there is a characterization of the Remo transformation in the Suroboyoan style and the meaning of the symbol of the form of the dish which is seen both iconographically and semiotically. Contextually, it is analyzed from historical phenomenology and values ​​that are in accordance with Arek Suroboyo's view of life which includes the values of heroism, education, and skills that make this dance the city of Surabaya. The conclusion of this study is in accordance with the Sawunggaling character who was appointed in the work of art with the character and way of life of the Suroboyo arek so that it can become a cultural identity.
PELATIHAN SENI KARAWITAN DALAM RANGKA PELAYANAN KEPADA LANJUT USIA DI PERSATUAN WREDATAMA REPUBLIK INDONESIA (PWRI) Indar Sabri; Joko Winarko; Trisakti Trisakti; Eko Wahyuni Rahayu; Subiyanto Karoso
Transformasi dan Inovasi : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 3 No 1 (2023): Vol. 3 No. 1 (2023): Volume 3, Nomor 1, Januari 2023
Publisher : Program Studi S1, S2, S3 Mananajemen Pendidikan Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/jpm.v3n1.p35-39

Abstract

This increase in the number of elderly people does not only occur in every group of people. This is also the case for retirees, who are now members of the United Wredatama Republik Indonesia (PWRI) organization in Tandes District. The fate of retirees often experiences boredom towards monotonous organizational turmoil and adds to the burden of suffering for them in enjoying old age. So there is a need for activities that can be used as a spirit in living a quality life. The Wredatama Association of the Republic of Indonesia (PWRI) Tandes District has a special policy to provide quality services and uphold the dignity and dignity of the elderly, especially for retirees. One of the impacts of the success of social services is to influence the increase in life expectancy for retirees in the city of Surabaya. Most of the residents in the Persatuan Wredatama Republik Indonesia (PWRI) Kecataman Tandes have a desire to be able to carry out artistic activities as a generator of enthusiasm and at the same time entertaining interactions with fellow residents. Departing from this, the Community Service team of the Department of Ballet, Faculty of Language and Arts, Surabaya State University worked together with the Wredatama Association of the Republic of Indonesia (PWRI) Tandes District to conduct an art training program focused on the type of karawitan art. The activity of presenting karawitan, both tembang and gending music, can entertain and raise the spirit for a quality life.
The Role of the Sun Flower Dance Company Studio in the Development of Ballet in Tulungagung Regency: English Alvina Shofia Dewi; Eko Wahyuni Rahayu
Metafora: Education, Social Sciences and Humanities Journal Vol. 7 No. 1 (2023): Sosial Academic
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sanggar Sun Flower Dance Company salah satu sanggar seni tari yang mengelola serta mengembangkan Ballet di Kabupaten Tulungagung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran sanggar seni Sun Flower Dance Company dalam mengembangkan Ballet di wilayah Tulungagung. Teori yang digunakan adalah Teori Peran menurut Danton Sihombing. Penelitian dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dokumentasi, dan studi pustaka. Uji validitas atau keabsahan data menggunakan metode triangulasi. Analisis data dilakukan melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan, peran sanggar Sun Flower Dance Company antara lain: (1) sebagai pengembang dunia seni tari khususnya Ballet di Kabupaten Tulungagung (2) sebagai fasilitator anak-anak yang ingin menyalurkan bakat dan minatnya dalam seni tari Ballet (3) sebagai motivator dengan membangkitkan minat para siswa serta menarik minat masyarakat untuk mempelajari Ballet di sanggar Sun Flower Dance Company (4) sebagai mitra kerjasama antar pihak internal maupun eksternal dalam hal membangun relasi yang baik (5) sebagai mata pencaharian dalam menghidupi anak-anaknya karena penghasilan yang diperoleh dari mengelola sanggar Sun Flower Dance Company dapat dijadikan sebagai penunjang hidup
Digital-Based Performing Arts Event by the Semujo Community in the Pandemi Era in Jombang District Nevi Carasavit Indah Permatasari; Eko Wahyuni Rahayu
Metafora: Education, Social Sciences and Humanities Journal Vol. 7 No. 1 (2023): Sosial Academic
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum, Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Starting with the floods and landslides in early February 2021 in several areas in Jombang Regency, Novi Inggit Fitanaya sparked the idea of ​​holding the first digital art show during the pandemic to raise donations as well as a means of expression and displaying the works of artists. Interestingly, this event utilizes the YouTube Platform to organize these virtual shows as an effort to develop a digital-based show management system. This article aims to describe a digital-based Charity Show performance management system during the pandemic which was organized by the Jombang Young Artists Community named “Semujo”. The results of this research are expected to have use value and can be used to add to literature, knowledge, and insights for researchers, artists, and the general public. The research approach refers to the concept of performing arts management theory revealed by M. Jazuli. The research was carried out using descriptive qualitative research with data collection techniques through: observation, interviews, documentation, and literature study, and was supported using audio-visual recording equipment to document the data obtained. Data analysis techniques in this study were carried out through the stages of data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Test the validity of the data using triangulation techniques including: method triangulation and source triangulation. The results of the study show that the Charity Show is an art performance event as the first social action in Jombang which is able to organize it in the midst of the Covid-19 pandemic with management that includes all elements of show management in the form of man, money, materials, machines, methods, and markets. Keywords: Charity Show, performing arts management, digital.
Pengembangan Lembar Kerja Mahasiswa Mata Kuliah Praktek Tata Teknik Pentas Dan Cahaya Welly Suryandoko; I Nengah Mariasa; Eko Wahyuni Rahayu
CandraRupa : Journal of Art, Design, and Media Vol. 1 No. 1 (2019): Vol.1 No.1 (2019)
Publisher : Universitas Dinamika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37802/candrarupa.v1i1.32

Abstract

Based on observations. Some lecturers have used MFIs and other lecturers not to use MFIs because the use of printed books is enough to be used by students in understanding the material taught. Seeing the facts, all lecturers from the concentration in the department stated that there was a need for the development of MFIs. This is the basis of the problem statement 1) How is the Development Process of Eye and Light Engineering MFIs? 2) How is the Quality of Development of Eye MFIs for Stage and Light Engineering? The research method used in the development of this MFI is research and development or Research and Development (R & D). Sukmadinata (2015) states that research and development or Research and Development (R & D) is a research method or approach to produce new products or improve existing products. Based on the results of the process of developing stage and light engineering MFIs for the 6th semester students of the 2015 UNESA FBS study program, the percentage scale obtained was 90%, 85% and 74%. The percentage scale obtained belongs to the good category. Quality aspects consist of: the accuracy of the contents of the book validator I gets a scale of 92% and validator II gets a scale of 83%. For the benefit aspect the book validator I got a scale of 83% and validator II got a scale of 83%. For completeness aspects, validator I gets a scale of 100% and validator II gets 93%. For linguistic aspects, validator I got a scale of 100% and validator II got a scale of 93%. With the scale obtained from these 4 aspects, it can be concluded that the product does not need to be revised. The researcher hopes that this product can be disseminated and used by lecturers and students extensively to improve the ability of lecturers in the arts, especially the practice of TTPC.
GENDER LANANG SEBAGAI MANIFESTASI BUDAYA AREK DALAM KARAWITAN JAWA TIMURAN Ahmad Muzaqqi; Warih Handayaningrum; Eko Wahyuni Rahayu
Sorai: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik Vol. 16 No. 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/sorai.v16i1.5666

Abstract

Gender lanang is a dominant instrument in the karawitan gagrak Jawa Timuran, which illustrates how the dialectics of arek culture society are so egalitarian, outspoken, which distinguishes between Surakarta and Yogyakarta styles, with a psychological, social, and cultural approach, how the gender lanang instrument with a high tone depicts the character of arek society in dialect, which in fact the gender lanang instrument uses high notes.
Korelasi Imajinasi dan Kreativitas Peserta Didik SMP Dalam Berkarya Seni Ilustrasi Shabrina Amelia Evanti; Warih Handayaningrum; Eko Wahyuni Rahayu
JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni) Vol 9, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30870/jpks.v9i1.23577

Abstract

Tujuan penelitian ini yakni untuk mengetahui bagaimana imajinasi dan kreativitas dapat mempengaruhi peserta didik dalam menentukan ide saat berkarya seni ilustrasi, kemudian untuk mengetahui apakah ada korelasi antara kreativitas dan kreativitas peserta didik dalam berkarya seni ilustrasi. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif menggunakan studi literatur atau studi kepustakaan dengan melibatkan pengumpulan referensi dari penelitian sebelumnya untuk membuat kesimpulan. Hasil dari penelitian ini yakni hubungan atau korelasi antara kreativitas dan kreativitas memberikan ruang kebebasan berekspresi yang mendorong peserta didik untuk menghasilkan karya yang penuh dengan inovasi. Imajinasi memberikan kebebasan untuk menjelajahi ide yang tak terbatas. Hubungan antara imajinasi dan kreativitas dalam karya seni gambar ilustrasi, menciptakan lingkungan di mana peserta didik dapat mencoba konsep baru, mengungkapkan diri, dan membuat karya seni yang unik dan bermakna