Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Internalisasi Nilai Peduli Lingkungan di Persekolahan: Studi Kasus Ecopesantren SPMAA Lamongan Jawa Timur Rihlah Nur Aulia; Sofyan Sauri; Faisal M. Jasin; Sari Narulita; Firdaus Wajdi; Dian Elvira Nanda Isnaini
Hayula: Indonesian Journal of Multidisciplinary Islamic Studies Vol 4 No 1 (2020): Hayula: Indonesian Journal of Multidisciplinary Islamic Studies
Publisher : Laboratorium Prodi Pendidikan Agama Islam UNJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (342.706 KB) | DOI: 10.21009/004.01.05

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana internalisasi nilai ecopesantren dalam membentuk karakter peduli lingkungan. Teori yang digunakan adalah teori internalisasi nilai. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pengumpulan data melalui observasi lapangan, dokumentasi, studi literatur dan wawancara dengan Pimpinan Pondok Pesantren, guru, serta para santri. Penelitian ini menyimpulkan: pertama,upaya internalisasi nilai ecopesantren dalam membentuk karakter peduli lingkungan, melalui; (1), Kebijakan pondok Pesantren. (2), kurikulum di sekolah. (3), kegiatan ekstrakulikuler.. Kedua, Proses internalisasi nilai ecopesantren dalam membentuk karakter peduli lingkungan di pondok pesantren SPMAA Lamongan Jawa Timur., melalui 3 tahapan, yaitu: pertama, tahap transformasi nilai. Kedua, tahap transaksi milai ketiga, tahap transinternalisasi
Pemberdayaan Santri melalui E-Farming Pesantren berbasis Internet of Think: Studi Kasus di Ecopesantren Ittifaq Bandung Nurhattati Nurhattati; Rihlah Nuraulia; Faisal M. Jasin; Santi Anugrahsari
Hayula: Indonesian Journal of Multidisciplinary Islamic Studies Vol 5 No 2 (2021): Hayula: Indonesian Journal of Multidisciplinary Islamic Studies
Publisher : Laboratorium Prodi Pendidikan Agama Islam UNJ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/005.02.03

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemberdayaan santri melalui E-Farming berbasis Internet Of Think, yang dilakukan di ecopesantren Ittifaq Bandung. Metodologi dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif Melalui pendekatan kualitatif, ditemukan beberapa hal; pertama, pondok pesantren ittifaq Bandung, adalah role model pemberdayaan santri e-Farming berbasis Internet Of Think (IOT), kedua, pemberdayaan santri dilakukan melalui langkah-langkah proses pemberdayaan, diawali pengumpulan data keadaan, analisis data keadaan, identifikasi masalah, pemilihan masalah yang dipecahkan, dan perumusan tujuan dari persoalan ecopesantren Ittifaq. Adapun pemberdayaan E-Farming santri berbasis Internet Of Think dilakukan melalui tiga tahapan pemberdayaan, yaitu: program pelatihan, kerjasama dan kelompok. ketiga, Model pemberdayaan E-farming santri berbasis Internet Of Think yang dilakukan pesantren Ittifaq diantaranya menggunakan model precision Farming, penggunaan unmanned Aerial Vehicle (UAV) dan Smart GreenHouse.
MENUJU SEKOLAH SEHAT BERBUDAYA LINGKUNGAN SMPN SATU ATAP PULAU PARI KEPULAUAN SERIBU Faisal M. Jasin; Rihlah Nur Aulia; Haerul Anwar; Alvin Pratya Aryansyah
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract The purpose of this service is to provide reinforcement in increasing understanding and implementation towards environmentally friendly healthy schools in archipelagic schools. Creating a healthy school environment is the most important thing that must be prepared by educational units, especially in archipelagic schools. A healthy school environment can be used as a fun learning resource for the achievement of optimal learning processes and outcomes, a healthy school with Environmental Culture which is based on awareness and understanding of the current condition of the school environment and the surrounding environment as one of the smallest environmental units, in order to develop creations, tastes, karsa and works to maintain, improve, and improve the quality of the current and future environment, especially in the archipelago. The method used is through socialization to go to a healthy school with environmental culture. The results of the service are first, the principal, teachers are able to understand and be aware of the current environmental conditions. Second, school principals and teachers, staff are able to formulate efforts to maintain, improve, and improve the quality of the environment. Third, school residents care about the environment, and are able to realize their concern for nature and island preservation in daily life, especially the school environment and the surrounding environment as a school in the archipelago as an ecosystem unit. Keywords: school; healthy; cultured environment; archipelago Abstrak Tujuan pengabdian ini untuk memberikan penguatan dalam peningkatan pemahaman dan implementasi menuju sekolah sehat berbidaya lingkungan di sekolah kepulauan. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat merupakan hal terpenting yang harus disiapkan oleh satuan pendidikan terutama di sekolah kepulauan.. Lingkungan sekolah yang sehat dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang menyenangkan demi tercapainya proses dan hasil belajar yang optimal, sekolah sehat Berbudaya Lingkungan yang dilandasi oleh kesadaran dan pemahaman atas kondisi lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar saat ini sebagai satu unit lingkungan terkecil, dalam rangka mengembangkan cipta, rasa, karsa dan karya untuk memelihara, memperbaiki, dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup saat ini dan yang akan datang terutama di kepulauan. Metode yang digunakan adalah melalui sosialisasi untuk menuju sekolah sehat berbudaya lingkungan. Hasil pengabdian adalah : pertama, kepala sekolah, guru Mampu memahami dan sadar terhadap kondisi lingkungan saat ini. Kedua, kepala sekolah dan guru, tendik mampu merumuskan upaya untuk memelihara, memperbaiki, dan meningkatkan kualitas lingkungan. Ketiga, warga sekolah Peduli terhadap lingkungan, dan mampu mewujudkan kepeduliannya tersebut alam dan pelestarian pulau dalam kehidupan sehari-hari Terutama lingkungan sekolah dan lingkungan sekitarnya sebagai sekolah di kepualauan sebagai satu unit ekosistem. Kata Kunci: sekolah; sehat; berbudaya lingkungan; kepulauan
Mendorong Transformasi Pembelajaran Sekolah Kepulauan Melalui Pelatihan Tiga Pilar Deep Learning di SMPN Satu Atap 01 Pulau Pari Kepulauan Seribu Aulia, Rihlah Nur; Suryadi, Suryadi; M. Jasin, Faisal; Narulita, Sari; Sadullah, Sadullah
Satwika: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2025): SATWIKA: Volume 5, Number 1, June 2025
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/satwika.050103

Abstract

Kualitas pembelajaran di sekolah-sekolah kepulauan sering kali menghadapi tantangan geografis, keterbatasan sumber daya, dan akses terhadap pelatihan inovatif bagi pendidik. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk mendorong transformasi pembelajaran di SMPN Satu Atap 01 Pulau Pari melalui pelatihan 3 pilar deep learning inovatif: pembelajaran bermakna, keterlibatan emosional, dan refleksi mendalam. Metode pelaksanaan kegiatan ini meliputi observasi awal, pelatihan interaktif, pendampingan, dan evaluasi hasil implementasi. Hasil pengabdian menunjukkan peningkatan pemahaman guru terhadap konsep deep learning serta adopsi strategi pembelajaran inovatif yang meningkatkan partisipasi dan pemahaman siswa. Program ini diharapkan dapat menjadi model pengembangan kapasitas guru di wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal) melalui pendekatan pelatihan yang kontekstual dan berkelanjutan. Di daerah 3T atau kepulauan, seperti Pulau Pari, implementasi deep learning lebih berbasis pada: Kearifan lokal sebagai sumber konteks pembelajaran bermakna.Media sederhana (gambar, cerita rakyat, kegiatan eksplorasi lingkungan) untuk menggantikan keterbatasan teknologi. Pembelajaran reflektif dan diskusi kelompok kecil). Dari hasil kegiatan, sebanyak 98.7 % guru-guru merasa sangat puas,  hasil ini menunjukkan kegiatan telah dirancang, dilaksanakan dengan baik, tepat waktu, relevan dengan kebutuhan peserta, serta didukung  fasilitas dan pelayanan, dan didukung oleh fasilitator yang kompeten