Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PEMANFAATAN KULIT PISANG KEPOK (Musa paradisiaca L.) SEBAGAI SUBTITUSI TEPUNG TERIGU DALAM PENGOLAHAN BISKUIT Haerul Anwar; Septiani Septiani; Nurhayati Nurhayati
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 4, No 2 (2021): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (618.799 KB) | DOI: 10.31764/jpmb.v4i2.4377

Abstract

ABSTRAKPisang Kepok (Musa paradisiaca L.) merupakan komoditas holtikultultura yang mudah dibudidayakan dan memiliki nilai produksi yang tinggi di Indonesia. Laju pertumbuhan produksi pisang di Indonesia terus mengalami peningkatan sejak tahun 1998-2015 yaitu sebesar 0,33% per tahun, sedangkan kosumsi pisang selama tahun 2002-2015 menunjukkan perkembangan yang berfluktuatif namun cenderung menurun dengan rata-rata sebesar 0,53% per tahun. Telah dilakukan kegiatan pembuatan biskuit dengan mensubsitusikan tepung kulit pisang kepok dengan tujuan untuk memberdayakan masyarakat Komplek POLRI Jatirangga, Bekasi dalam memanfaatkan limbah kulit pisang kepok menjadi olahan biskuit yang mengandung komposisi gizi yang cukup tinggi dan benilai ekonomis. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan dengan metode penyuluhan yang melibatkan 15 orang peserta. Hasil uji tingkat kesukaan terhadap biskuit menyatakan bahwa daya terima responden secara keseluruluhan adalah memnyukainya, sedangkan hasil uji proksimatnya didaptkan kandungan karbohidrat sebanyak 62,91%, lemak sebanyak 12,23%, protein sebanyak 7,26%, serat pangan sebanyak 51,21%, kalium sebanyak 3272,69 mg/100 g, energi sebanyak 390,75 kkal/100 g, kadar air sebanyak 8,82 %  dan kadar abu sebanyak 8,78 %. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini sangat bermanfaat untuk dilakukan karena masyarakat belum pernah mengolah kulit pisang kepok menjadi tepung yang bisa dimanfatkan menjadi berbagai macam olahan makanan selingan berkhasiat tinggi dan berpotensi dalam mencegah penyakit konstipasi dan hipertensi. Kata kunci: Musa paradisiaca L.; kulit pisang kepok; biskuit. ABSTRACTKepok Banana (Musa paradisiaca L.) is a horticultural commodity that is easily cultivated and has a high production value in Indonesia. The rate of growth in banana production in Indonesia continues to increase from 1998-2015, which is equal to 0.33% per year, while banana consumption during 2002-2015 shows a fluctuating development but tends to decrease by an average of 0.53% per year. The activity of making biscuits has been carried out by substituting kepok banana peel flour with the aim of empowering the people of the Jatirangga Police Complex, Bekasi in utilizing the waste of Kepok banana peels into processed biscuits that contain high nutritional composition and economically validity. The implementation of this activity was carried out using the extension method which involved 15 participants. The results of the test level to the biscuit stated that the respondent's overall acceptance was to like it, while the proximate test results were conducted by carbohydrate content of 62.91%, fat as much as 12.23%, protein as much as 7.26%, food fiber as much as 51.21%, potassium as many as 3272.69 mg / 100 g, energy as many as 390.75 Kcal / 100 g, water content of 8.82% and ash content was 8.78%. This community service activities are very useful to do because the community has never processed Kepok banana peel into flour that can be widely used into various kinds of high-purpose foods with high efficacy and potentially in preventing constipation and hypertension. Keywords: Musa paradisiaca L.; kepok banana leather; biscuit.
PEMODELAN GEMPA BUMI PEMBANGKIT TSUNAMI DI WILAYAH PAPUA (STUDI KASUS: GEMPA BUMI BIAK, 17 FEBRUARI 1996) Sayyidatul Khoiridah; Wiko Setyonegoro; Haerul Anwar
Jurnal Geosaintek Vol 8, No 3 (2022)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j25023659.v8i3.13952

Abstract

Papua termasuk wilayah yang rawan terjadi tsunami. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang pemodelan tsunami untuk mengetahui karakteristik gempa pembangkit tsunami di wilayah Papua. Biak merupakan wilayah di Papua yang pernah terdampak tsunami. Tsunami Biak terjadi pada 17 Februari 1996 yang diakibatkan oleh gempa dari palung Guinea New di Utara dan sistem patahan Yapen geser di selatan dengan kedalaman gempanya yaitu 33 km dan magnitudenya 8,1 SR. Akibatnya, tsunami Biak banyak menelan korban jiwa dan menyebabkan banyak kerugian material. Pada penelitian digunakan software Tsunami L-2008 untuk pemodelan tsunami. Ada tiga pemodelan tsunami yang dilakukan pada penelitian ini yaitu pemodelan sumber gempa bumi sebagai pembangkit tsunami (source modeling), penjalaran gelombang tsunami (ocean modeling), dan ketinggian tsunami (run up tsunami). Hasil dari source modelling berupa nilai vertical displacement -2,5 m dengan jenis patahan naik. Sedangkan ocean modelling untuk tsunami Biak memperlihatkan penjalaran gelombang tsunami mulai memasuki pesisir pantai Utara Biak yaitu di pesisir pantai Korim, Wari, Sauri, dan sekitarnya sekitar menit ke-10. Gelombang tsunami mulai memasuki wilayah Yapen sekitar menit ke-30 dan mulai meninggalkan pantai Biak sekitar menit ke-50. Sedangkan pada wilayah pesisir pantai Biak bagian barat tidak terdapat tinggi gelombang tsunami. Hasil Run up modelling menunjukkan bahwa run up maksimum yaitu 6,89 m terjadi di daerah Korim dengan koordinat 1,22 ˚LS dan 136,35 ˚BT.
ANALISIS PERILAKU KESELAMATAN MENGEMUDI (SAFETY DRIVING) PADA PENGEMUDI DI PT. LEO JAYA TRANS Atila Sonmax; Nina; Marwanto; Haerul Anwar
Binawan Student Journal Vol. 4 No. 3 (2022)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Binawan (LPPM Universitas Binawan)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kecelakaan lalu lintas masih banyak terjadi di Indonesia sehingga menimbulkan angka kematian yang cukup tinggi, safety driving merupakan cara yang efektif untuk menurunkan angka kejadian kecelakaan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan, pengalaman mengemudi, pelatihan mengemudi dan istirahat kerja terhadap perilaku safety driving di PT. Leo Jaya Trans Tahun 2021. Metode penelitian kuantitatif dengan desain pengumpulan data cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh pengemudi yang berjumlah 51 orang, teknik pengambilan sampel adalah total populasi. Data yang digunakan adalah data primer yang didapatkan dari pengisian kuisioner dan data sekunder yang bersumber dari PT Leo Jaya Trans. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan hubungan tingkat pendidikan (P-value=0,265 dan OR=1,9), pengalaman mengemudi (P-value=0,002 dan OR=16,933), pelatihan mengemudi (P-value=0,002 dan OR=6,735) dan istirahat kerja (P-value=0,004 dan OR=5,625) terhadap perilaku aman berkendara (safety driving). Di harapkan pihak PT Leo Jaya Trans selalu memberikan sosialisasi kepada pengemudi nya terkait masalah istirahat kerja yang sesuai bagi pengemudi, agar menciptakan produktivitas kerja yang optimal. Proses perekrutan pengemudi dilakukan dengan mempertimbangkan pengalaman kerja pengemudi. Pelatihan pelayanan dan keamaan mengemudi harus dilaksanakan secara berkala, sehingga mampu meminimalisir resiko kecelakaan.
Geophysical Analysis Using Proton Precession Magnetometer GSM-19T as Information on Fault Presence in Medana, North Lombok, Indonesia Anwar, Haerul; Ipmawan, Vico Luthfi; Sriyakul, Thanaporn
International Journal of Hydrological and Environmental for Sustainability Vol 1, No 1 (2022): International Journal of Hydrological and Environmental for Sustainability
Publisher : CV FOUNDAE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1859.711 KB) | DOI: 10.58524/ijhes.v1i1.57

Abstract

Lombok island is included in one of the areas prone to earthquakes due to the existence of a subduction zone resulting from the meeting of the Indian-Australian Plate. In this study, the magnetic method was used to determine the subsurface structure of the fault as a research objective. The instrument used in this study consisted of a Proton Precession Magnetometer GSM-19T v7.0 Geomagnet measuring instrument with an accuracy of 0.1 nT to measure the total magnetic field strength. Garmin 60CSx GPS to determine position (latitude and longitude), elevation, time and point of measurement location. The geological compass determines the position and direction of the north-south fault which includes the dip/strike. Some software is also used in processing this geomagnetic data, namely Software (Numeri, Mag2DC, Surfer 9.0) and MS Excel 2013. Based on the results of data processing with 2D and Mag2DC forward modeling, the subsurface structure is obtained in the form of a normal fault, with the average susceptibility value is 0.00605 in Susceptibility (SI) which is a type of limestone. The depth of this normal fault is estimated to be at a depth of 31.5 meters to 74.0 meters.
VES Geoelectrical Method for Identification of Aquifer Depth in Coastal Area of North Lombok Regency, Indonesia: Implications for the Sustainable Utilization of Water Resources Anwar, Haerul; Wijaya, Arif; Faisal, Faisal; Korai, Shakal Khan; Tarique, Imran; Korai, Punhoon Khan
International Journal of Hydrological and Environmental for Sustainability Vol. 2 No. 1 (2023): International Journal of Hydrological and Environmental for Sustainability
Publisher : CV FOUNDAE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58524/ijhes.v2i1.176

Abstract

Measurement of the resistivity value distribution of subsurface rocks has been carried out in Mumbul Sari Village, Bayan District, North Lombok, which is one of the drought-prone areas in NTB Province, Indonesia. This research was conducted to identify the presence of groundwater aquifer layers in the study area based on the distribution of resistivity values. Data collection was carried out at two measurement points, namely the MBLS-1 Point with a track length of 700 m and the MBLS-2 Point with a length of 750 m. Data processing was carried out using IP2WIN Software to obtain a one-dimensional subsurface cross-sectional model, then interpreted using a resistivity log to make it easier to draw information on the subsurface point of measurement. Based on the distribution of resistivity values, it is known that the geological layers in the study area consist of pumice tuff, silty silt, sandy silt, and lava. The inversion results from the IP2WIN software show that the depth of the aquifer zone at Point MBLS-1 is 15.6 – 70.2 m with a resistivity value of 90.3 Ωm and a thickness of 54.5 m, while at Point MBLS-2 it is located at a depth of 21.9 – 86.1 m with a resistivity value of 112 Ωm and a thickness 64.3m. The aquifer zone at both measurement points is interpreted as a sandy silt layer. Groundwater drilling is recommended at the MBLS-1 point to a depth of 70 m and at the MBLS-2 point to a depth of 86 m. The geological structure that forms the boundary of the aquifer zone is a layer of compact and hard lava, so for groundwater utilization in the study area, it is recommended to use drilled wells to a depth of 70 – 86 m which is the lower limit of the aquifer layer.
MENUJU SEKOLAH SEHAT BERBUDAYA LINGKUNGAN SMPN SATU ATAP PULAU PARI KEPULAUAN SERIBU Faisal M. Jasin; Rihlah Nur Aulia; Haerul Anwar; Alvin Pratya Aryansyah
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 5 No. 1 (2024): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract The purpose of this service is to provide reinforcement in increasing understanding and implementation towards environmentally friendly healthy schools in archipelagic schools. Creating a healthy school environment is the most important thing that must be prepared by educational units, especially in archipelagic schools. A healthy school environment can be used as a fun learning resource for the achievement of optimal learning processes and outcomes, a healthy school with Environmental Culture which is based on awareness and understanding of the current condition of the school environment and the surrounding environment as one of the smallest environmental units, in order to develop creations, tastes, karsa and works to maintain, improve, and improve the quality of the current and future environment, especially in the archipelago. The method used is through socialization to go to a healthy school with environmental culture. The results of the service are first, the principal, teachers are able to understand and be aware of the current environmental conditions. Second, school principals and teachers, staff are able to formulate efforts to maintain, improve, and improve the quality of the environment. Third, school residents care about the environment, and are able to realize their concern for nature and island preservation in daily life, especially the school environment and the surrounding environment as a school in the archipelago as an ecosystem unit. Keywords: school; healthy; cultured environment; archipelago Abstrak Tujuan pengabdian ini untuk memberikan penguatan dalam peningkatan pemahaman dan implementasi menuju sekolah sehat berbidaya lingkungan di sekolah kepulauan. Menciptakan lingkungan sekolah yang sehat merupakan hal terpenting yang harus disiapkan oleh satuan pendidikan terutama di sekolah kepulauan.. Lingkungan sekolah yang sehat dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang menyenangkan demi tercapainya proses dan hasil belajar yang optimal, sekolah sehat Berbudaya Lingkungan yang dilandasi oleh kesadaran dan pemahaman atas kondisi lingkungan sekolah dan lingkungan sekitar saat ini sebagai satu unit lingkungan terkecil, dalam rangka mengembangkan cipta, rasa, karsa dan karya untuk memelihara, memperbaiki, dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup saat ini dan yang akan datang terutama di kepulauan. Metode yang digunakan adalah melalui sosialisasi untuk menuju sekolah sehat berbudaya lingkungan. Hasil pengabdian adalah : pertama, kepala sekolah, guru Mampu memahami dan sadar terhadap kondisi lingkungan saat ini. Kedua, kepala sekolah dan guru, tendik mampu merumuskan upaya untuk memelihara, memperbaiki, dan meningkatkan kualitas lingkungan. Ketiga, warga sekolah Peduli terhadap lingkungan, dan mampu mewujudkan kepeduliannya tersebut alam dan pelestarian pulau dalam kehidupan sehari-hari Terutama lingkungan sekolah dan lingkungan sekitarnya sebagai sekolah di kepualauan sebagai satu unit ekosistem. Kata Kunci: sekolah; sehat; berbudaya lingkungan; kepulauan
Pemberdayaan Masyarakat Terkait Bahaya Bakteri Escherichia coli pada Ikan di Danau PKP, Jakarta Timur Haerul Anwar; Faisal M. Jasin; Nurvita Cundaningsih
Bakti : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2024): Bakti: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah XII Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51135/baktivol4iss1pp64-70

Abstract

Danau PKP merupakan waduk retensi air hujan pengendali banjir yang dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar untuk kegiatan memancing. Berdasarkan monitoring yang dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jakarta Timur Tahun 2021 menempatkan Danau PKP berada pada level tercemar ringan sampai sedang. Bakteri Escherichia coli adalah penyumbang pencemaran tertinggi dengan angka 69.000. Hal ini melatarbelakangi bahwa perlu adanya edukasi dan sosialisasi mengenai potensi toksisitas tersebut terhadap kesehatan individu masyarakat secara jangka panjang. Berdasarkan hasil pada kegiatan pengabdian masyarakat ini diketahui bahwa sebagian besar responden mengalami peningkatan pengetahuan dan keterampilan. Peningkatan pada parameter pengetahuan pencemaran dan kualitas danau sebesar 44% sampai 89% untuk, 50% sampai 89% terjadi peningkatan untuk parameter pengetahuan kontaminasi bakteri E. coli pada ikan dan 78% sampai 94% untuk parameter pengetahuan umum. Analisis lebih lanjut dilakukan melalui uji statistik yang memperlihatkan bahwa terjadi perubahan secara signifikan pada tingkat pengetahuan responden dengan nilai p≤0,005. Peningkatan pengetahuan responden dipengahuhi oleh adanya transfer pengetahuan dari narasumber ke responden yang dilakukan melalui media edukasi yang didemonstrasikan pada saat dilakukan penyuluhan. Data pendukung dari hasil survei yang dilakukan oleh DLH Jakarta Timur Tahun 2022 mampu meningkatkan penerimaan terkait status kualitas Danau PKP yang kadar tercemarnya semakin meningkat pada musim kemarau.
Assessing Anthropogenic Pressure through Biomonitoring: Aquatic Biota as Indicators of Water Quality in an Urban Lake Cundaningsih, Nurvita; Anwar, Haerul; Jasin, Faisal M; Hartono, Hartono; Nur, Adrian Rahmat; Idroes, Rinaldi
International Journal of Hydrological and Environmental for Sustainability Vol. 4 No. 3 (2025): International Journal of Hydrological and Environmental for Sustainability
Publisher : CV FOUNDAE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58524/ijhes.v4i3.846

Abstract

Urban areas in Jakarta face significant pressure on clean water resources due to increasing population and anthropogenic activities. This research aims to conduct biomonitoring of the Situ Bambon Ciracas ecosystem, East Jakarta, by analyzing water quality and the community structure of macrozoobenthos, phytoplankton, and zooplankton as bioindicators. A descriptive quantitative method was used, involving measurements of water physical-chemical parameters (TDS, TSS, pH, BOD, COD, Total-P) and identification of aquatic biota. The results indicate that the water quality of Situ Bambon Ciracas is lightly to moderately polluted, dominated by organic compounds. BOD (5−34.67 mg/L) and COD (17.05−193.56 mg/L) values consistently exceeded the Class 3 water quality standards, and TDS showed an increasing trend. The biota community structure reflects these conditions: macrozoobenthos showed moderate diversity (H′=1.2, E=0.6). Phytoplankton (H′=3.12−3.2, E=0.74−0.76) and zooplankton (H′=2.11−2.16, E=0.76−1.95) showed high diversity and evenness, but were dominated by bioindicator species tolerant to organic pollution (e.g., Oscillatoria sp., Nitzschia sp., Colpoda sp., Closterium sp.). The positive correlation between the abundance of these bioindicator species and high BOD and COD confirms organic waste as the main driver of ecological change. In conclusion, the Situ Bambon Ciracas ecosystem is under significant anthropogenic pressure. The dominance of pollution-tolerant species, despite existing diversity, highlights the urgency of comprehensive management and restoration efforts to maintain the sustainability of this urban lake.