Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENGARUH ETHICAL CLIMATE TERHADAP COUNTERPRODUCTIVE WORK BEHAVIOR DALAM INSTANSI PEMERINTAHAN DAERAH Hijriyati Cucuani; Marina Sulastiana; Diana Harding; Hendriati Agustiani
Jurnal RAP (Riset Aktual Psikologi Universitas Negeri Padang) Vol 12, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/rapun.v12i2.114449

Abstract

Counterproductive work behavior is still become a problem in government agencies in Indonesia, including in local government agencies. Counterproductive work behavior can be controlled and overcome by optimizing organizational factors, such as conditioning a work climate that supports ethics. This study aims to examine the effect of ethical climate toward counterproductive work behavior in local governments. The data was collected using the Ethical Climate Index and Counterproductive Work Behavior-Checklist. Multiple regression test on 534 employees in 15 Regional Apparatus Organizations of Pekanbaru City, show that ethical climate affects counterproductive work behavior. The results of Product Moment correlation analysis prove that there are relationships in the negative direction of each subscale of ethical climate (norms of empathic concern, norms of moral awareness, focus on others, collective moral motivation and collective moral character) with counterproductive work behavior, except the focus on self, which is positively correlated. Thus, counterproductive work behavior can be reduced by building an ethical work climate.Counterproductive work behavior masih menjadi  masalah dalam instansi pemerintah di Indonesia, termasuk instansi pemerintah daerah hingga saat ini. Counterproductive work behavior dapat dikendalikan dan diatasi dengan mengoptimalkan faktor organisasi, diantaranya mengkondisikan iklim kerja yang mendukung etik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh ethical climate terhadap counterproductive work behavior di pemerintah daerah. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan ekala Ethical Climate Index dan Counterproductive work behaviour-Checklist. Berdasarkan uji regresi ganda terhadap 534 orang pegawai di 15 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Pekanbaru diketahui bahwa ethical climate mempengaruhi counterproductive work behavior. Hasil analisis korelasi product moment menunjukkan bahwa terdapat pengaruh dengan arah negatif setiap subscale dari ethical climate (norms of empathic concern, norms of moral awareness, focus on others, collective moral motivation dan collective moral character) dengan counterproductive work behavior, kecuali subscale focus on self yang berpengaruh dengan arah positif. Dengan demikian, counterproductive work behavior dapat dikurangi dengan menciptakan iklim kerja yang beretika
Efektivitas Metode Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Psikologi Eksperimen Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau Hijriyati Cucuani; Linda Aryani; Anggia Kargenti Evanurul Marettih; Ahyani Radhiani Fitri
JURNAL PSIKOLOGI Vol 8, No 2 (2012): Desember 2012
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v8i2.192

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas metode pembelajaran terhadap prestasi belajar Psikologi Eksperimen pada mahasiswa Fakultas PsikologiUIN Suska Riau. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Pengumpulan data dilakukan melalui tes prestasi belajar Psikologi Eksperimen dan SPM. Teknik analisa data yang digunakan adalah one-way anova. Hasil analisa data menunjukkan terdapat pengaruh metode pembelajaran dengan prestasi belajar Psikologi Eksperimen pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska, yang ditunjukkan dengan F sebesar 10.759, p= 0.000 (p<0.05). Dari tiga metode pembelajaran yang diberikan (ceramah, diskusi, belajar mandiri), berdasarkan gain score perbandingan skor pretest dan posttest dapat dilihat bahwa metoda Diskusi adalah yang paling efektif meningkatkan prestasi belajar Psikologi Eksperimen pada mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau.
Mengapa Punya Sifat Malu Tetapi Melakukan Perilaku Kerja Kontraproduktif?: Peran Moderasi Iklim Etik di Tempat Kerja Hijriyati Cucuani Cucuani; Marina Sulastiana; Diana Harding; Hendriati Agustiani
JURNAL PSIKOLOGI Vol 17, No 2 (2021): Jurnal Psikologi
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v17i2.14407

Abstract

Sifat malu (shame-proneness) menjadi salah satu sifat terpuji dalam masyarakat berbudaya kolektif. Individu yang memiliki sifat malu cenderung memperlihatkan tindakan yang sesuai dengan harapan sosial. Namun, perilaku kerja kontraproduktif masih terus terjadi bahkan pada pekerja dengan budaya yang menekankan malu. Iklim etik sebagai faktor situasional yang sering dikaitkan dengan perilaku etik di tempat kerja menjelaskan permasalahan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah iklim etik memoderasi pengaruh sifat malu terhadap perilaku kerja kontraproduktif. Berdasarkan uji structural equation modelling terhadap data 404 Pegawai Negeri Sipil di kota Pekanbaru didapatkan Chi-square= 540.04 (df= 191), p= 0.000, CFI= 0.98, NNFI= 0.98, RMSEA= 0.067, dan SRMR= 0.012. Hasil menunjukkan bahwa ada interaksi sifat malu dengan iklim etik dalam mempengaruhi perilaku kontraproduktif pegawai sebesar 0.53 (t-value= 9.56). Dengan demikian, pengaruh sifat malu dalam menurunkan perilaku kerja kontraproduktif diperkuat oleh iklim etik yang positif. Trait activation theory memberikan penjelasan bagaimana faktor situasional turut menentukan bagaimana sifat individu diekspresikan dalam perilaku dibahas di dalam tulisan ini.
Hubungan Kualitas Persahabatan Dan Empati Pada Pemaafan Remaja Akhir Dewi Angraini; Hijriyati Cucuani
JURNAL PSIKOLOGI Vol 10, No 1 (2014): Juni 2014
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v10i1.1175

Abstract

Konflik selalu terjadi pada setiap individu, tidak terkecuali pada remaja akhir. Salah satu yang menjadi intervensi awal untuk suatu konflik yakni pemaafan. Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui hubungan kualitas persahabatan dan empati pada pemaaafan remaja akhir. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling dengansubjek penelitian sebanyak 346 mahasiswa UIN SUSKA Riau, berusia 17 sampai 21 tahun. Pengumpulan data menggunakan tiga skala, yaitu skala pemaafan (Nashori, 2013), skala kualitas persahabatan (Friendship Quality Questionnare, Parker & Asher, 1993), dan skala empati (Interpersonal Reactiviy Index, Davis, 1983). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas persahabatan dan empati memiliki hubungan yang signifikandengan pemaafan pada remaja akhir. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulanbahwa kualitas persahabatan dan empati mempermudah remaja akhir dalam memaafkan orang lain.Kata kunci: pemaafan, kualitas persahabatan, empati
Kompetensi Tidak Sempurna Tanpa Integritas Pada Pemimpin Linda Aryani; Anggia Kargenti Evanurul Marettih; Hijriyati Cucuani; Rita Susanti; Yuliana Intan Lestari
JURNAL PSIKOLOGI Vol 9, No 1 (2013): Juni 2013
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v9i1.138

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan faktor apakah yang paling penting bagi seorang pemimpin untuk dapat dipercaya oleh pengikutnya. Berdasarkan penelitian tentang kepercayaan terhadap pemimpin yang dilakukan terhadap 205 mahasiswa Fakultas Psikologi, ditemukan bahwa pemimpin layak dipercaya karena memiliki integritas yang tinggi dan kompetensi yang sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya sebagai seorang pemimpin. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa integritas seorang pemimpin memiliki skor tertinggi dibanding faktor lainnya. Mahasiswa sebagai pemilih pemula, 67,8 % mempercayai sosok pemimpin dari integritas yang dimilikinya, 23,4% dari kompetensi dan 8,8% dikategorikan meaningless. Ditinjau dari jenis kelamin, mahasiswa laki-laki dan perempuan sama-sama mempercayai seorang pemimpin dari integritasnya dengan skor laki-laki 75% dari 36 laki-laki, sedangkan perempuan 65,6% dari 103 orang. Selain itu, berdasarkan demografi mahasiswa yang berasal dari kota besar, kota dan desa juga mengharapkan sosok pemimpin yang memiliki integritas tinggi. Hasil penelitian menunjukkan mahasiswa yang berasal dari kota besar sebanyak 79,3 % dari 23 orang, dan kota sebanyak 62,4% dari 58 orang sedangkan dari desa sebanyak 69,9% dari 58 orang. Artinya, integritas merupakan faktor terpenting yang harus dimiliki seorang pemimpin.
Hubungan Self Efficacy Dengan Motivasi Menyelesaikan Skripsi Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Rio Al Al-azhar; Hijriyati Cucuani
JURNAL PSIKOLOGI Vol 7, No 1 (2011): Juni 2011
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v7i1.5446

Abstract

Banyak kendala-kendala yang dihadapi mahasiswa dalam proses penyelsaian skripsi. Kendala-kendala tersebut sering menyebabkan menurunnya motivasi mahasiswa dalam menyelesaikannya. Rendahnya ditengarai sering munculnya pada mahasiswa yang memiliki self-efficacy yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara self efficacy dengan mlotivasi menyelesaikan skripsi mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Suska Riau. motivasi mahasiswa dalam mengerjakan skripsi Pengambilan data kedua variabel menggunakan dua skala  self efficacy dan skala motivasi menyelesaikan skripsi. Uji validitas masing-masing variabel menggunakan teknik product moment dengan koefisien korelasi yang berkisar 0,351-0,723 untk skala self efficacy dan 0, 321-0,775 untuk skala motivasi menyelesaikan skripsi. Hasil reliabilitas menggunakan alpha Cronbach didapatkan hasil sebesar 0,933, untuk skala self efficacy  dan 0,954 untk skala motivasi. Dengan demikian kedua alat ukur tersebut valid dan reliable. Berdasarkan hasil analsiisi data, maka dipeolrh koefisien korelasi sebesar 0,411 dengan taraf signifikan 0,000. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima, yaitu terdapat hubungan signifikan antara self efficacy dengan motivasi mahasiswa dalam mengerjakan skripsi Fakultas Psikologi UIN Suska Riau. Koefisien determinasi (Rsq) diperoleh 0,169, artunya sumbangan self efficacy terhadap motivasi mahasiswa dalam mengerjakan skrips sebesar 16,9%.
HUBUNGAN FAMILY SUPPORTIVE SUPERVISOR BEHAVIORS DI TEMPAT KERJA DENGAN WORK FAMILY ENRICHMENT PADA PEREMPUAN BEKERJA Hijriyati Cucuani; Eka Fitriyani
Marwah: Jurnal Perempuan, Agama dan Jender Vol 16, No 1 (2017): Marwah
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/marwah.v16i1.3562

Abstract

Penelitian mengenai peran ganda pada perempuan bekerja selama ini lebih terfokus pada dampak negatif yang ditimbulkannya. Padahal, tidak dapat dipungkiri bahwa peran ganda juga dapat memberikan pengaruh positif, diantaranya adalah work family enrichment. Sebagai seorang istri ataupun ibu, perempuan dapat merasakan adanya nilai tambah yang didapatkan dari peran sebagai pekerja dan begitu pula sebaliknya. Work family enrichment dapat dipengaruhi berbagai sumber dari keluarga dan juga tempat kerja. Family supportive supervisor behavior, merupakan salah satu faktor yang bersumber dari tempat kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidak nya hubungan family supportive supervisor behaviors di tempat kerja dengan work family enrichment pada perempuan bekerja. Populasi penelitian adalah perempuan bekerja di Kota Pekanbaru yang telah menikah dan bekerja di kantor selama minimal tujuh jam dalam setiap seharinya. Sampel sebanyak 121 orang ditentukan berdasarkan teknik incidental sampling. Hasil uji korelasi product moment menunjukkan terdapat hubungan family supportive supervisor behaviors di tempat kerja dengan work family enrichment pada wanita bekerja dengan taraf signifikansi sebesar 0.00 (p<0.01) dan koefisien korelasi sebesar 0.457. Dengan demikian, supervisor dapat secara aktif turut membantu perempuan bekerja sebagai bawahannya untuk meningkatkan work family enrichment.
KONFLIK PERAN GANDA : Memahami coping strategi pada wanita bekerja Hijriyati Cucuani
Sosial Budaya Vol 10, No 1 (2013): Januari - Juni 2013
Publisher : Lembaga penelitian dan pengabdian kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/sb.v10i1.393

Abstract

Wanita bekerja bukanlah sebuah pemandangan masyarakat Riau. Pergeseran nilai budaya, tuntutan wanita untuk dapat disejajarkan dengan pria, peluang untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang terbuka untuk wanita, kebutuhan tenaga kerja wanita, dan berbagai sebab lainnya membuat wanita tampak hilir mudik bekerja di sektor publik (di luar rumah). juga membuat sebagian wanita mau tidak mau turut serta pendidikan yang terus naik, mendesak wanita untuk membantu suami dalam meningkatkan perekonomian keluarga.
Al-Haya’ Instrument Construction: Shame Measurement Based on the Islamic Concept Lisya Chairani; Hijriyati Cucuani; Suwanda Priyadi
Jurnal Psikologi Islam dan Budaya Vol 4, No 1 (2021): JPIB : Jurnal Psikologi Islam dan Budaya
Publisher : Faculty of Psychology, Sunan Gunung Djati Islamic State University of Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/jpib.v4i1.10388

Abstract

Shame is a noble character in Islam. This study aimed to develop an instrument to measure the Islamic concept of shame (Al-Haya’). The concept used in this study is grounded by Al-Haya’ concept from Alquran and Hadith. The scale was tested on 308 adult Muslims in Pekanbaru. The data analyzed using the Rasch Model. The result demonstrated that 38 items have fulfilled the fit criteria. Exploratory factor analysis resulted in 16 items grouped into five factors about shame against religious values, verbal violations, refusing to worship, inappropriate behavior, and shame of right violations. Furthermore, to find out the validity, The Al-Haya' scale was correlated with a self-control scale (SCS). The Al-Haya’ scale and SCS have alpha .875 and .842, respectively. Al-Haya’ scale has correlation to full SCS (r =.345) and brief SCS (r =.333). It demonstrated that the scale can be used to measure the shame of Muslim.
The Influence of Job Stress on Counterproductive Work Behavior with Neuroticism Personality as a Moderator Variable in State Civil Apparatus in Pekanbaru Rahmadhani, Ifi Anjely; Cucuani, Hijriyati
Merpsy Journal Vol 16, No 1 (2024)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/merpsy.v16i1.27092

Abstract

The suboptimal performance of employees results in more cases of CWB. In many studies, CWB is often associated with work stress. Personality was also tested as a determining factor in the relationship between the two. In the big five personalities, neurotic personality are relatively consistent in strengthening the influence of work stress on work CWB compared to the other four personality types. This study aims to determine whether work stress influences CWB and whether neuroticism can moderate work stress on CWB on the State Civil Apparatus in Pekanbaru. The sampling technique uses quota sampling with a sample size of 147 employees who have worked for at least one year. The data will be collected by using Spector's Counterproductive Work Behavior checklist, IPIP-BFM-50 and the work stress scale. Data were analyzed using the Process by Andrew F. Hayes v4 for the SPSS tool. The results show that work stress affects CWB and neuroticism cannot moderate the effect of work stress on CWB. This research is expected to contribute to scientific knowledge and assist management in preventing and minimizing counterproductive work behavior, especially in establishing a conducive work situation and determining the proper employee criteria for recruitment.