Claim Missing Document
Check
Articles

Pengaruh Durasi Penggenangan terhadap Pertumbuhan Vegetatif dan Waktu Berbunga Cabai Merah Keriting Capsicum annum (L.) Varietas Jacko Nia Nur Insani; Sri Darmanti; Endang Saptiningsih
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 6, Nomor 2, Tahun 2021
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.6.2.2021.104-114

Abstract

Cabai merah keriting (C. annum L.) merupakan salah satu komoditas holtikultura yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Musim penghujan di Indonesia menyebabkan lahan pertanian tergenang sehingga mempengaruhi pertumbuhan dan hasil panen cabai. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji pengaruh durasi penggenangan terhadap pertumbuhan vegetatif dan waktu berbunga cabai merah keriting (C. annum L.) varietas Jacko. Perlakuan terdiri dari kontrol, penggenangan durasi 1 hari, 3 hari, dan 10 hari. Masing-masing perlakuan menggunakan 5 ulangan. Desain penelitian menggunakan RAL satu faktor yaitu durasi penggenangan. Analisis data setelah perlakuan penggenangan menggunakan uji T taraf signifikansi 5% dan analisis data setelah periode pemulihan 30 hari menggunakan one-way ANOVA yang dilanjutkan ke uji LSD taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan panjang akar, jumlah daun, ukuran daun, perubahan warna daun, tinggi tanaman, bobot segar akar, dan bobot segar tajuk tanaman setelah perlakuan penggenangan. Diakhir periode pemulihan terjadi peningkatan pertumbuhan vegetatif pada semua perlakuan. Peningkatan durasi penggenangan menurunkan pertumbuhan vegetatif tanaman dan menunda waktu pembentukan tunas bunga. Pertumbuhan akar dan jumlah daun selama periode pemulihan merupakan faktor penting dalam adaptasi tanaman terhadap penggenangan. Capsicum annum L. is a horticultural commodity that has high economic value. The rainy season in Indonesia caused agricultural land to be flooded, which affected chili pepper's growth and yield. The purpose of this study was to examine the effect of flooding duration on vegetative growth and flowering time of C. annum L. var. Jacko. The treatments consisted of control, flooding duration of 1 day, three days, and ten days. Each treatment used five replications. The research design used one-factor RAL, namely the duration of flooding. Data analysis after flooding treatment used the T-test with a significance level of 5%, and data analysis after the recovery period used one-way ANOVA followed by the LSD test with a significance level of 5%. The results showed a decrease in root length, leaf number, leaf size, leaf color change, plant height, root fresh weight, and shoot fresh weight after flooding treatment. At the end of the recovery period, there was an increase in vegetative growth in all treatments. Increasing the duration of flooding reduces the vegetative growth of plants and delays the time of flower bud formation. Root growth and number of leaves during the recovery period are important factors in plant adaptation to flooding. 
Indikasi Cekaman Gulma Bidens Pilosa L. Akibat Perlakuan Perasan Pilea Microphylla L. Elisabeth Sabitini Siagian; Sri Darmanti; Rini Budihastuti
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 2, Nomor 2, Tahun 2017
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.2.2.2017.198-204

Abstract

Bidens pilosa L. merupakan salah satu tanaman gulma yang biasa ditemukan di daerah perkebunan yang mengganggu tanaman budidaya. Pilea microphylla L merupakan tanaman yang memiliki potensi sebagai herbisida alami untuk pengendali gulma. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh pemberian alelokimia perasan Pilea microphylla L. terhadap akumulasi superoksida dan pertumbuhan vegetatif Bidens pilosa L. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yaitu konsentrasi perasan alelokimia Pilea microphylla L yaitu 0%; 12,5%; 25%; 37,5% dan 50%. Data dianalisis dengan Analisys of Variance (ANOVA) dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Test (DMRT) pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi konsentrasi perasan alelokimia Pilea microphylla L. semakin meningkatkan akumulasi superoksida dan menurunkan tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, bobot segar dan bobot kering tanaman, bobot segar dan bobot kering akar, bobot segar dan bobot kering batang, bobot segar dan bobot kering daun serta rasio tajuk akar. Kata kunci : Bidens pilosa L.; alelokimia; Pilea microphylla,L.; superoksida; pertumbuhan vegetatif
Efek Alelokimia Ekstrak Daun Babandotan( Ageratum Conyzoides L.) terhadap Kandungan Pigmen Fotosintetik dan Pertumbuhan Gulma Rumput Belulang (Eleusine Indica (L.) Gaertn) Dian Septiani; Endah Dwi Hastuti; Sri Darmanti
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 4, Nomor 1, Tahun 2019
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.437 KB) | DOI: 10.14710/baf.4.1.2019.1-7

Abstract

Rumput belulang (Eleusine indica (L.) Gaertn) merupakan gulma yang hidup di area pertanian. Pengendalian gulma dapat dilakukan dengan mengguanakan bioherbisida. Tanaman yang dapa dijadikan bioherbisida adalah tanaman yang mengandung alelokimia. Alelokimia adalah senyawa kimia yang dihasilkan tumbuhan dan apabila di keluarkan ke lingkungan mampu menghambat pertumbuhan tanaman disekitarnya Salah satu tanaman yang mengandung alelokimia adalah A. conyzoides. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh alelokimia ekstrak daun A. conyzoides pada konsentrasi yang berbeda terhadap kandungan pigmen fotosintetik dan pertumbuhan gulma rumput belulang, serta mengetahui konsentrasi optimum yang dapat menghambat pertumbuhan rumput belulang. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal yaitu konsentrasi ekstrak alelokimia A. conyzoides, masing – masing perlakuan dengan mengguanakan lima ulangan. Perlakuan dengan konsentrasi berbeda yaitu 0%, 5%, 10%, 15%. Parameter yang diamati yaitu kandungan klorofil a, klorofil b , klorofil total, karotenoid, bobot basah, bobot kering, tinggi tanaman, panjang akar, dan jumlah daun yang dianalisis dengan ANOVA dan dilanjutkan dengan Uji DMRT pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak memberikan pengaruh nyata terhadap penurunan kandungan klorofil a, klorofil b , klorofil total, karotenoid, bobot basah, bobot kering, tinggi tanaman, panjang akar, dan jumlah daun. Kata kunci : Rumput belulang, alelokimia, A. conyzoides, bioherbisida
Potensi Autoalelopati Ekstrak Daun Kirinyuh (Chromolaena odorata L.) Diah Ziadaturrif’ah; Sri Darmanti; Rini Budihastuti
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 4, Nomor 2, Tahun 2019
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (795.64 KB) | DOI: 10.14710/baf.4.2.2019.129-136

Abstract

Kirinyuh (Chromolaena odorata L.) merupakan salah satu gulma yang memiliki senyawa alelokimia yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman yang ada disekitarya, baik yang sejenis maupun yang berbeda sejenis. Karena kemapuan yang dimiliki tersebut, diduga kirinyuh  berpotensi digunakan sebagai herbisida alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak air daun kirinyuh pada konsentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan gulma yang sama, yaitu kirinyuh dan menentukan konsentrasi ekstrak air daun kirinyuh yang menyebabkan penghambatan pertumbuhan terbesar pada gulma kirinyuh. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)  faktor tunggal berupa  konsentrasi ekstrak air daun  kirinyuh yaitu  0%, 10%, 20%, 30% dan 40%. Masing-masing perlakuan dengan lima ulangan. Parameter yang diamati adalah pertumbuhan vegetative meliputi : tinggi tanaman, panjang akar, bobot basah akar dan tajuk, bobot kering akar dan tajuk, luas daun, jumlah daun, kandungan klorofil a, klorofil b, klorofil total, karotenoid serta lebar mulut  stomata. Data dianalisis dengan Analisys of Variance (ANOVA) dan dilanjutkan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa  ekstrak daun kirinyuh bersifat autoalelopati yaitu menghambat semua parameter  pertumbuhan vegetatif yang diukur, semakin tinggi kosentrasi ekstrak dari 10% sampai 40% penghambatan pertumbuhan semakin kuat. Kata kunci:  autoalelokimia, bioherbisida, gulma, kirinyuh, Chromolaena odorata L.
Pengaruh Alelokimia Ekstrak Daun Kirinyuh (Chromolaena odorata L.) Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Kedelai [Glycine max (L.) Merr] Siti Umi Shofiyatin; Sri Darmanti; Sri Widodo Agung Suedy
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 5, Nomor 2, Tahun 2020
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.5.2.2020.183-189

Abstract

Gulma merupakan  tumbuhan yang tidak dikehendaki kehadirannya  karena berpotensi alelopati. Alelopati merupakan interaksi antar  tanaman dengan perantaraan senyawa alelokimia  yang dilepaskan ke lingkungan. Alelokimia dapat menghambat pertumbuhan  tanaman di sekitarnya.  Kirinyuh (Cromolaena odorata L.) adalah salah satu gulma  yang banyak dijumpai di berbagai lahan budidaya.  Kedelai [Glycine max (L.) Merr ] merupakan komoditas pertanian sumber pangan yang berprotein tinggi. Keberadaan gulma, termasuk diantaranya C. odorata  merupakan  salah  satu kendala  penting dalam meningkatkan  pertumbuhan dan produksi  kedelai. Penelitian ini bertujuan  mengkaji pengaruh alelokimia ekstrak daun C. odorata L. terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kedelai. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal berupa konsentrasi ekstrak daun C. Odorata  yaitu  0%, 20%, 40%, 60% dan 80%, tiap unit perlakuan dengan lima ulangan. Data kuantitatif dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) dan dilanjut dengan uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf kepercayaan 95% (α=5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa alelokimia pada  ekstrak daun gulma kirinyuh  (C. odorata L.) berpotensi menghambat pertumbuhan vegetataif  tanaman kedelai.  Penurunan kandungan klorofil total  dan pertumbuhan vegetatif secara efektif terjadi mulai  konsentrasi ekstrak 40% dan semakin tinggi konsentrasi ekstrak, penurunan nilai parameter yang diukur semakin besar.  Kata Kunci:  alelopati,  alelokimia, gangguan gulma.
Kandungan Pigmen Fotosintetik dan Total Fenol Daun Mangrove Api-Api [Avicennia marina (Forsk.) Vierh] pada Tambak dan Pantai Mangunharjo Semarang Tia Bela Aprilliana; Munifatul Izzati; Sri Darmanti; Endah Dwi Hastuti
Buletin Anatomi dan Fisiologi Volume 6, Nomor 2, Tahun 2021
Publisher : Departemen Biologi Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/baf.6.2.2021.175-182

Abstract

Avicennia marina merupakan mangrove mayor yang mampu bertahan hidup di kondisi ekstrim seperti intensitas cahaya, suhu dan kadar garam tinggi. Kondisi ekstrim berpengaruh terhadap sintesis dan reduksi pigmen fotosintetik. Cekaman intensitas cahaya dan salinitas memicu A. marina membentuk fenol sebagai senyawa pertahanan pada kondisi kurang menguntungkan. A. marina pada kawasan Mangunharjo tumbuh baik pada lingkungan pantai dan tambak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh lingkungan pantai dan tambak terhadap kandungan pigmen fotosintetik dan total fenol daun A. marina. Penelitian dilakukan dengan metode observasi dengan melibatkan lokasi pantai dan tambak. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor organ daun A. marina yang hidup di lingkungan pantai dan tambak. Daerah pengamatan dibagi menjadi 6 titik pengambilan sampel. Parameter penelitian yang diamati adalah intensitas cahaya, suhu, salinitas, pigmen fotosintetik (klorofil a, klorofil b, karotenoid) dan total fenol daun A. marina. Analisis data menggunakan Uji T dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun A. marina di pantai memiliki kandungan pigmen fotosintetik dan total fenol lebih rendah dibanding tambak.  Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan pantai dan tambak berpengaruh nyata terhadap kandungan pigmen fotosintetik dan fenol. Intensitas cahaya dan salinitas tinggi di pantai mengganggu pembentukan klorofil dan Phenylalanine Ammonia Lyase(PAL). Avicennia marina is a major mangrove that is able to survive in extreme conditions such as light intensity, temperature and high salt content. Extreme conditions affect the synthesis and reduction of photosynthetic pigments. The stress of light intensity and salinity triggered A. marina to form phenol as a defense compound under unfavorable conditions. A. marina in the Mangunharjo area grows well in coastal and pond environments. The purpose of this study was to determine the effect of the coastal and pond environment on the content of photosynthetic pigments and total phenol in the leaves of A. marina. The study was conducted using the observation method involving the location of the beach and ponds. The study used a Completely Randomized Design (CRD) with one factor of A. marina leaf organ that lives in the coastal and pond environment. The observation area are divided into 6 sampling points. Parameters observed were light intensity, temperature, salinity, photosynthetic pigments (chlorophyll a, chlorophyll b, carotenoids) and total phenol of A. marina leaves. Data analysis used T test with 95% confidence level. The results showed that the leaves of A. marina on the beach had lower photosynthetic pigments and total phenol content than those in ponds. This shows that the coastal environment and ponds have a significant effect on the content of photosynthetic pigments and phenols. Light intensity and high salinity on the beach interfere with the formation of chlorophyll and Phenylalanine Ammonia Lyase (PAL).
Identifikasi Keanekaragaman Polen Tanaman Sumber Pakan Lebah pada Madu Lokal dari 5 Desa di Kabupaten Boyolali Nurul Hidayati; Sri Widodo Agung Suedy; Sri Darmanti
Majalah Ilmiah Biologi BIOSFERA: A Scientific Journal Vol 37, No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Biologi | Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.mib.2020.37.1.1073

Abstract

Honey is a natural sugar produced by bees from the nectar of plants or secretions of living parts of plants or excrtions of plant sucking insects on the living parts of plants. Pollen is an important component contained in honey, as a source of protein for bees. The This study aims to determine the diversity of pollen which is a source of bee feed, and knowing the type of honey based on the type and frequency of pollen in honey in 5 villages in Boyolali Regency. The method used for the pollen analysis is acetolysis. The quantitative data of pollen analysis using Excel Software. The results showed the diversity of plant pollen in honey from 5 village in Boyolali is 52 taxa, and the type of honey based on the frequency and types of pollen varies, the village Cerme and Cepogo honey is multifloral honey, Kiringan and Pager Village honey including monofloral honey, and Kemiri Village honey is bifloral honey.
Anatomical Adaptation of Grey Mangrove (Avicennia marina) Leaf in the Pond and Coast Located in Mangunharjo, Semarang, Central Java Atia Nadira Lumban Tobing; Sri Darmanti; Endah Dwi Hastuti; Munifatul Izzati
Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education Vol 14, No 1 (2022): April 2022
Publisher : Department of Biology, Faculty of Mathematics and Sciences, Semarang State University . Ro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/biosaintifika.v14i1.29828

Abstract

Mangrove is a brackish plant that can live in habitats with extreme environmental conditions. For instance, the grey mangrove (Avicennia marina) is a mangrove species that can adapt anatomically in habitats with a wide range of salinity, such as ponds and coasts. This study examines the forms of anatomical adaptation of A. marina by comparing the anatomical structure of A. marina leaves that live in two different habitats, namely pond, and coast in the Mangunharjo area, Semarang, Central Java. The third leaf from the tip of the tree branches was used as samples and taken from three different trees in each habitat. Cross-section prepared microscope slides of the leaves were made using the embedding method and observed using a photomicrograph. The quantitative data were analyzed using the T-test at a 90% confidence level, while the qualitative data were analyzed descriptively. The results showed that different environmental conditions do not cause differences in the anatomy of A. marina leaves, but there are some histological modifications as a form of adaptation. These modifications are differences in the thickness of the cuticle, adaxial epidermis, parenchymal palisade tissue, spongy parenchyma, and the number of xylem cells in one vascular bundle. This research might initiate more advanced studies regarding the correlation between mangroves’ anatomical structure and anatomical adaptation towards diverse environmental conditions. The results of this study are expected to provide information about the anatomical structure of A. marina leaves that live in two habitats with different environmental conditions.
Hydrogen peroxide and water availability effect on vegetative growth of soybean [Glycine max (L.) Merr.] Variety Deja 1 Enita Simbolon; Sri Widodo Agung Suedy; Sri Darmanti
Agric Vol. 32 No. 1 (2020)
Publisher : Fakultas Pertanian dan Bisnis, Universitas Kristen Satya Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24246/agric.2020.v32.i1.p39-50

Abstract

Soybean plant [Glycine max (L.) Merr.] Is a food crop that is a source of fat, protein, and minerals. Drought stress is a major obstacle in the cultivation of soybean plants, which causes the synthesis of excessive amounts of Reactive Oxygen Species (ROS) which triggers oxidative stress. Hydrogen peroxide (H2O2) is the most stable ROS, in low concentrations it can act as a signaling molecule and activate an antioxidant defense system to protect plants from oxidative stress. The study was conducted at the Plant Structure and Function Biology Laboratory of Diponegoro University. The study aims to determine the effect of H2O2 treatment on the condition of different levels of water availability on the vegetative growth of soybean plants variety Deja 1. Research using a completely randomized design (CRD) 4x2 factorial pattern. The first factor is H2O2 concentration (0 0.5 1 and 2 mM). The second factor is the level of water availability (100 and 35% of field capacity). Each treatment was repeated 5 times. Quantitative data were analyzed by Analysis of Variance (ANOVA) followed by DMRT test at 95% confidence level. The results showed that there was an interaction between the H2O2 concentration factor and the level of water supply to the canopy fresh weight. The 2 mM H2O2 treatment at 100% water availability and 1 mM H2O2 with 35% water availability increased vegetative growth as indicated by the canopy and root fresh weight parameters, number of leaves, stomata opening width, relative water content. Based on the results of the study it can be stated that the exogenous H2O2 treatment of leaves with certain concentrations at all different levels of water availability can increase the vegetatif growth of soybean variety of Deja 1.
Respon Anatomi Daun Adam Hawa (Rhoeo discolor) dan Pucuk Merah (Syzygium oleana) terhadap Polutan CO di Kecamatan Tembalang dan Banyumanik Kota Semarang Monika Heti Nuryana; Sri Darmanti; Erma Prihastanti
Jurnal Ilmu Lingkungan Vol 22, No 5 (2024): September 2024
Publisher : School of Postgraduate Studies, Diponegoro Univer

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jil.22.5.1184-1193

Abstract

Sebagai organisme yang bersifat sessile, tumbuhan dapat merespon perubahan lingkungan, salah satunya adalah pencemaran udara. Pencemaran udara dihasilkan dari kendaraan bermotor berupa gas karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NOx), dan volatile organic compounds (VOCs). Kontak polutan dengan daun menyebabkan akumulasi polutan pada jaringan mesofil daun. Selanjutnya akan terjadi respon anatomi daun, antara lain adalah peningkatan jumlah sel stomata, penurunan panjang dan lebar celah stomata, penurunan lapisan kutikula serta penurunan tebal mesofil daun. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji respon anatomi daun adam hawa (Rhoeo discolor) dan pucuk merah (Syzygium oleana) terhadap polutan CO di Kecamatan Tembalang dan Banyumanik Kota Semarang. Tanaman diletakkan pada lokasi dengan kadar polutan CO yang termasuk dalam kategori baik, sedang, dan tidak sehat. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor yaitu kategori kadar CO dan jenis tanaman. Data kuantitatif dianalisis menggunakan ANOVA dan uji lanjutan DMRT pada taraf kepercayaan 95%. Parameter yang diamati untuk menunjukkan respon tanamaan terhadap kategori kadar CO yang berbeda adalah kerapatan stomata, lebar celah dan panjang stomata, tebal kutikula, dan tebal mesofil daun. Respon anatomi daun tanaman R. discolor maupun S. oleana terhadap polutan CO dapat ditunjukkan melalui penurunan lebar celah stomata dan penipisan lapisan kutikula daun.