Claim Missing Document
Check
Articles

Found 17 Documents
Search

MODEL POETRY WORDGAMES DALAM PEMBELAJARAN EKSPRESI TULIS PUISI PADA PEMBELAJAR BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING Sundusiah, Suci; Rahma, Rosita
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 15, No 3 (2015): STRATEGI DAN PEMBELAJARAN
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpp.v15i3.1431

Abstract

Kegiatan ekspresi tulis puisi dalam pembelajaran BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) dapat menjadi salah satu kegiatan yang meningkatkan penguasaan bahasa pembelajar.  Karenanya, dibutuhkan kreatifitas dan variasi pembelajaran dalam menanganinya.  Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk menemukan profil kemmapuan ekspresi tulis artistik pembelajar BIPA.  Untuk memudahkan penemuan penelitian, peneliti memilih model poetry wordgames sebagai strategi pembelajaran. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) bagaimana profil kemampuan ekspresi tulis puisi pembelajar BIPA program Kerja sama UPI-Youngsan University sebelum diberikan treatment ? (2) Bagaimana proses treatment pembelajaran ekspresi tulis puisi dengan menggunakan model poetry wordgames pada pembelajar BIPA program Kerja sama UPI-Youngsan University? Bagaimana profil kemampuan ekspresi tulis puisi pembelajar BIPA program Kerja sama UPI-Youngsan University setelah diberikan treatment ?. Penelitian ini menggunakan metode subjek tunggal sebagai pisau analisis.  Dengan desain penelitian two base line period.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pembelajar telah memiliki pola pemahaman yang baik mengenai puisi sebelum diberi tindakan hanya saja mereka tidak terbiasa menulis puisi, sehingga perlu dilakukan latihan dan pengenalan terhadap model-model puisi Indonesia; (2) model Poetry Wordgames sangat tepat untuk melatih pembelajar dalam pemilihan kosa kata (diksi) puisi, ketika model ini dipadukan dengan teknik lain maka hasil pembelajaran lebih optimal; (3) pembelajar telah mampu menuangkan ide, imajinasi, pengalaman dan emosi mereka ke dalam puisi melalui beragam bentuk majas atau gaya bahasa di antaranya: metafora, perumpamaan (asosiasi), perbandingan, hiperbola, repetisi, paralelisme, dan personifikasi.
Higher order thinking skills-based reading literacy assessment instrument: An Indonesian context Damaianti, Vismaia Sabariah; Abidin, Yunus; Rahma, Rosita
Indonesian Journal of Applied Linguistics Vol 10, No 2 (2020): Vol. 10, No. 2, September 2020
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/ijal.v10i2.28600

Abstract

Learning theories have seen the development of students’ higher order thinking skills a quintessential educational goal for all students, as the absence of such skills in learning leads to students’ difficulty in answering questions that are analytical, critical, creative, and problem-solving. What is more, the prevailing literacy scoring instruments have yet to take into account the Indonesian cultural context despite the fact that culture is such an important vehicle in strengthening the identity of a nation. In order to address this problem, employing a research-and-development method, a HOTS-based reading literacy scoring device model was proposed in this research. In the development stage, the model was tested to 476 junior high school students in two separate islands in Indonesia: Java and Bali. The results of the qualitative assessment from the experts showed that the product developed in principle had fulfilled the requirements. Meanwhile, the validity and reliability test results demonstrated that the instrument under investigation had met the requirements as a standardized reading literacy assessment product.  Implicationally, therefore, the proposed model can be utilized in assessing students’ reading skill in Indonesian contexts.
Korelasi Neural Inner Speech pada Aktivitas Membaca Artikel Ilmiah Berbahasa Indonesia dan Berbahasa Inggris Rahma, Rosita; Nurhadi, Jatmika; Aswan, A
Jurnal Sastra Indonesia Vol 11 No 1 (2022): Maret
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jsi.v11i1.51704

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena inner speech (suara batin) yang umumnya terjadi ketika seseorang membaca senyap. Dikatakan bahwa fenomena ini berkaitan erat dengan neural pada saat pengumpulan dan pengolahan informasi pada saat aktivitas membaca. Berdasarkan fenomena ini, penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi perbandingan korelasi neural inner speech pada aktivitas membaca senyap artikel bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah mixed method. Data yang diperoleh dibagi menjadi data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif dipergunakan untuk mendeskripsikan pola neural yang terekam pada EEG. Neural dapat dilacak dan diinvestigasi menggunakan alat elektroensefalografi atau EEG Sementara itu, data kuantitatif digunakan untuk mengetahui korelasi antara neural inner speech pada aktvitas membaca artikel bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah (1) Ho: tidak adanya hubungan antara neural inner speech dengan kemampuan membaca senyap artikel bahasa Indonesia dan Inggris; (2) Ha: Adanya hubungan antara neural inner speech dengan kemampuan membaca senyap artikel bahasa Indonesia dan Inggris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang sangat kuat antara neural inner speech pada aktivitas membaca artikel bahasa Indonesia dengan nilai koefisien 80> dan bahasa Inggris 65>. Artinya, hasil penelitian menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima.
Korelasi pola gerakan mata dengan kemampuan membaca pemahaman Rosita Rahma; Jatmika Nurhadi; Aswan Aswan
Bahasa dan Seni: Jurnal Bahasa, Sastra, Seni, dan Pengajarannya Vol 49, No 1 (2021)
Publisher : Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1398.006 KB) | DOI: 10.17977/um015v49i12021p80

Abstract

Correlation of eye movement patterns with reading comprehension abilityThis study aims to determine the relationship between eye movement patterns and reading comprehension skills. Data were collected from 20 participants during reading comprehension activities using the Tobii Eye Tracker. Hypothesis testing conducted using the Chi-square Test through Crosstabs analysis shows the value of Asymp. Sig. (2-sided) 0.788 > 0.05, which leads to a conclusion that Ho is accepted and Ha is rejected. Therefore, we conclude that there is no relationship between eye movement patterns and the reading comprehension ability among the participants. This is because eye movement patterns are visual technical in nature, while the ability to read comprehension is more likely to lead to one's cognition. Although there is no relationship between eye movement patterns and reading comprehension, eye movements can be used to identify cognitive processes during reading activities. For example, determining the time needed in the reading process, identifying the level of text familiarity, the reader's predictability, and a person's weakness in reading.Keywords: eye movement patterns, reading comprehension, reading skill, eye trackerKorelasi pola gerakan mata dengan kemampuan membaca pemahamanPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola gerakan mata dengan kemampuan membaca pemahaman. Pengambilan data terhadap 20 responden dilakukan pada saat aktivitas membaca pemahaman dengan menggunakan Tobii Eye Tracker. Uji hipotesis dengan menggunakan Chi-square Test melalui analisis Crosstabs menunjukkan nilai Asymp. Sig. (2 sided) 0,788 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya, tidak terdapat hubungan antara pola gerakan mata dengan kemampuan membaca pemahaman responden. Hal ini disebabkan karena pola gerakan mata bersifat visual teknis, sedangkan kemampuan membaca pemahaman lebih cenderung ke arah kognisi seseorang. Meskipun tidak ada hubungan antara pola gerakan mata dengan membaca pemahaman, gerakan mata dapat digunakan untuk mengidentifikasi proses kognitif pada saat aktivitas membaca dilakukan. Misalnya, menentukan waktu yang diperlukan pada proses membaca, mengidentifikasi tingkat keakraban teks, kemampuan prediktabilitas pembaca, serta kelemahan seseorang dalam membaca.Kata kunci: pola gerakan mata, membaca pemahaman, kemampuan membaca, pelacak gerakan mata
MENYIAPKAN MAHASISWA ABAD 21 MENGHADAPI ERA VUCA (VOLATILITY, UNCERTAINTY, COMPELXITY, & AMBIGUITY) MELALUI PENDEKATAN BERBASIS PENGALAMAN Faizal Arvianto; Winda Dwi Hudhana; Rosita Rahma; Nurnaningsih Nurnaningsih; Sarwiji Suwandi
Lingua Rima: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tangerang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31000/lgrm.v12i1.8074

Abstract

Tantangan dalam dunia pendidikan kini semakin kompleks dan cepat berkembang, tak terkecuali pada perguruan tinggi di Indonesia. Perguruan tinggi dituntut dapat melatih mahasiswanya untuk mampu menangani masalah dan sistem yang kompleks baik dalam lingkungan ilmiah maupun dunia kerja. Perguruan tinggi di Indonesia harus dapat menghasilkan lulusan yang serba bisa dan sanggup beradaptasi dengan apa yang saat ini disebut sebagai Era VUCA (Volatility, Uncertainty, Compelxity, dan Ambiguity) yang mempunyai karakteristik bergejolak, tidak pasti, kompleks dan ambigu. Menyadari tantangan dan kebutuhan untuk menyiapkan mahasiswanya dengan keterampilan kerja masa depan, universitas seyogyanya memulai perjalanan pembelajaran transformasional yang bertujuan untuk menanamkan inovasi dalam kurikulumnya dengan meluncurkan program yang mengadopsi pendekatan pembelajaran berbasis pengalaman. Terdapat empat gagasan dasar yang bisa diadopsi dari konsep pembelajaran berbasis pengalaman ini yaitu: 1) pembelajaran berbasis proyek yang ditekankan pada penyelesaian masalah dan isu terkini pada dunia nyata; (2) interdisipliner dalam kurikulum dan desain pembelajaran; (3) kerja sama yang erat antara perguruan tinggi dan mitra eksternal; dan (4) pendampingan aktif mahasiswa oleh universitas dan mitra eksternal. Temuan penulis menunjukkan empat gagasan dasar yang bisa diadopsi dari konsep pembelajaran berbasis pengalaman menghasilkan manfaat serta dapat mengembangkan kompetensi mahasiswa yang dibutuhkan dalam menghadapi lingkungan kerja di Era VUCA.   Kata kunci: era vuca, pembelajaran berbasis pengalaman
PERLOCUTIONAL SPEECH ACTIONS IN THE FILM DIALOGUE OF HAFALAN DELISA PRAYER BY SONY GAUKASAK Erika Nurul Farah; Ellsa Monica Haliza; Muhammad Noor Ahsin; Rosita Rahma; Asep Purwo Yudi Utomo
Prawara: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 3 No 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Fakultas Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (370.886 KB) | DOI: 10.20884/1.jpbsi.2022.3.2.7387

Abstract

Pragmatics is the study of the relationship between linguistic forms and the users of those forms. Forms of speech acts in speech events include locutionary, illocutionary, and perlocutionary. Perlocutionary acts are speech acts that influence the speech of the speaker and affect and influence the person who is the target of the speech. This study aims to explain the forms of perlocutionary speech acts in the dialogues of the film Memorization of Shalat Delisa by Sony Gaukasak. This research is in the form of a qualitative descriptive study using pragmatic analysis techniques. This research originates from the film Memorization of Prayers Delisa by Sony Gaukasak which is accessed through an application Video.com. The method used in this study is the method of observing and using the technique of observing and noting. The data collection in this study was obtained from the perlocutionary utterances of the characters found in the dialogue film Memorization of the Delisa Prayer by Sony Gaukasak. In this study, 5 types of speech acts were found with 13 perlocutionary speech acts data, namely 4 directive speech acts; commissive speech act 1 piece; expressive speech acts 2 pieces; assertive speech acts 2 pieces; and 4 competitive function speech acts. This research has the benefit of increasing understanding for both students and researchers about the various perlocutionary speech acts in films.
KEMAMPUAN KESADARAN FONOLOGIS SISWA BERKESULITAN MEMBACA Hana Mumtazia Nurhaq; Yeti Mulyati; Rosita Rahma
Jazirah: Jurnal Peradaban dan Kebudayaan Vol 1 No 1 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Adab dan Budaya Islam Riyadul 'Ulum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51190/jazirah.v1i1.9

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk beroleh gambaran tentang kesadaran fonologis anak berkesulitan membaca. Gambaran tersebut didapat melalui wawancara dan pelaksanaan tes kesadaran fonologis dengan instrumen yang diadaptasi dari Phonological Awareness Test. Subjek dalam penelitian ini adalah seorang siswa berkesulitan membaca yang duduk di kelas 3 salah satu SD Negeri di Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan: 1) kemampuan rhyming sebesar 42,5%; 2) kemampuan menyegmentasi sebesar 30%; 3) kemampuan mengisolasi sebesar 0%; 4) kemampuan menghapus sebesar 10%; 5) kemampuan mengganti sebesar 0%; dan 6) kemampuan menggabungkan sebesar 27,5%. Hasil tersebut dapat bermanfaat sebagai informasi awal bagi penyusunan program intervensi pelatihan kesadaran fonologis bagi siswa berkesulitan membaca. Informasi awal tersebut diperlukan agar intervensi yang dirancang dapat tepat sasaran dan sesuai dengan kebutuhan siswa berkesulitan membaca.
KETERBACAAN TEKS PADA BUKU MODEL BAHASA INDONESIA TEMATIK SD KELAS TINGGI KURIKULUM 2013 Rosita Rahma
Riksa Bahasa Vol 2, No 1 (2016): Riksa Bahasa Vol. 2 No.1 Maret 2016
Publisher : Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/rb.v2i1.8778

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya indikasi rendahnya keterbacaan teks buku model bahasa Indonesia Tematik SD Kurikulum 2013. Hal ini menimbulkan keluhan dari siswa terkait kesulitan memahami teks dan bahan bacaan pada buku ajar Bahasa Indonesia SD. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat keterbacaan teks pada buku model bahasa Indonesia tematik SD Kelas Tinggi Kurikulum 2013. Sumber data dalam penelitian ini adalah buku model Bahasa Indonesia Tematik Kurikulum 2013 Kelas IV dan Kelas V Sekolah Dasar. Adapun buku yang dipilih untuk diukur tingkat keterbacaannya adalah buku tematik siswa. Melalui metode deskriptif, data-data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan grafik Fry dan Raygor sebagai alat uji keterbacaannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada jenjang SD Kelas IV hanya diperoleh 13% wacana yang sesuai dengan jenjang kognisi siswa. Adapun untuk jenjang SD Kelas V diperoleh 18,25% wacana yang sesuai dengan jenjang kognisi siswa.Kata kunci: keterbacaan; buku model; bahasa Indonesia; kurikulum 2013; sekolah dasar.
ANALISIS KESALAHAN FONETIK ARTIKULATORIS PADA PELAFALAN PEMELAJAR BIPA KOREA DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BAHAN AJAR BIPA DASAR Afina Naufalia; Nunung Sitaresmi; Rosita Rahma
Artikulasi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Vol 1, No 2 (2021): Oktober 2021
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPembelajaran pelafalan adalah salah satu komponen penting yang harus dipelajari dalam pengembangan kemampuan berbahasa kedua. Jika diksi dan struktur kalimat sudah benar, tetapi dilafalkan dengan salah, maka maksud yang hendak diutarakan pada masyarakat awam tidak tersampaikan dengan baik. Apabila kesalahan tersebut tidak dibenarkan, maka pemelajar akan terbiasa dengan pelafalan yang salah. Berdasarkan hal tersebut, mesti ada sebuah perangkat pembelajaran yang membantu pemelajar untuk melatih kemampuan pelafalannya. Modul digital menjadi pilihan peneliti sebagai bahan ajar pelafalan BIPA. Untuk menyusun bahan ajar tersebut, ujaran pemelajar harus dianalisis terlebih dahulu untuk mengetahui jenis kesalahan apa yang sering dilakukan. Dengan pisau analisis fonetik artikulatorislah bunyi bahasa Indonesia yang dilafalkan pemelajar dapat diketahui letak kesalahannya dengan tepat. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan pelafalan pemelajar BIPA Korea dan hasil analisis kesalahan fonetik artikulatoris terhadap pelafalan tersebut, serta pemanfaatannya sebagai bahan ajar BIPA tingkat dasar. Penelitian ini dilakukan dalam bingkai metode kualitatif deskriptif dengan langkah analisis kesalahan dan fonetik artikulatoris sebagai pisau analisisnya. Sebagai temuan penelitian, peneliti berhasil menemukan kata-kata, khususnya fonem-fonem yang salah dilafalkan. Kesalahan tersebut dilihat dari jenis-jenis kesalahan yang ditemukan, yaitu perubahan bunyi sebanyak 245 kesalahan, yang terdiri atas fonem [s], [ə], [r], [f], dan [z], dan lainnya. Pertukaran bunyi sejumlah 5 kesalahan yakni fonem [r] dengan [l], dan lainnya. Penambahan bunyi sejumlah 73 kesalahan, yang terdiri atas fonem [ə] dan lainnya. Penghilangan bunyi sebanyak 76 kesalahan yang terdiri atas fonem [ĥ], [h], [r], dan lainnya. Hasil temuan tersebut kemudian disusun untuk pembuatan bahan ajar berbentuk modul digital. Modul digital yang diberi judul “Modul Pelafalan Bunyi Bahasa Indonesia untuk BIPA” ini memuat video-video yang mencontohkan kepada pemelajar cara mengartikulasikan bunyi bahasa yang benar seperti penutur asli bahasa Indonesia. Video tersebut beserta fasilitas lainnya dihubungkan dengan teknologi media QR Code, sehingga bisa diaplikasikan di mana saja dan kapan saja. Oleh karena itu, modul digital ini sesuai digunakan pada masa modern dan suasana pandemi saat ini. Kata kunci: analisis kesalahan fonetik artikulatoris, modul digital, pelafalan, BIPA dasar. AbstractPronunciation learning is one of the important components in developing second language skills. If the diction and structure of sentences are correct, but they are pronounced incorrectly, the intention to be conveyed to the public in general may not be delivered properly. If such error is not justified, students may get accustomed to incorrect pronunciation. Hence, a learning tool that helps students to practice their pronunciation skills becomes necessary. The researcher was interested in developing a digital module as a pronunciation teaching material for BIPA lesson. To compile the materials, BIPA students' utterances were first analyzed to find out common types of pronunciation mistakes made. The purpose of this research is to describe the pronunciation skill of Korean students of BIPA, the results of the articulatory phonetic error analysis over the pronunciation, and its use as teaching materials for the basic level of BIPA. The research framework was descriptive qualitative with error analysis steps and articulatory phonetics as the analytical tool. Researchers managed to find words, especially phonemes, with mispronunciation. The errors were identified by the types of errors found, namely sound changes with as many as 245 errors, consisting of phonemes [s], [ə], [r], [f], and [z], and others; sound exchange with 5 errors, including phonemes [r] with [l], and others; addition of the sound with 73 errors, consisting of phonemes [ə] and others; and 76 sound omissions, consisting of phonemes [ĥ], [h], [r], and others. The findings were then compiled for to develop teaching materials in a digital module. The module, entitled " Modul Pelafalan Bunyi Bahasa Indonesia untuk BIPA (Indonesian Sound Pronunciation Module for BIPA lessons)", provides example videos for students about how to articulate the correct sounds of the language like native speakers of Indonesian language. Videos and other features in the module have QR Codes to provide easy access anywhere and anytime. Therefore, this digital module is suitable for use in modern times and this current pandemic atmosphere. Keywords: An analysis of articulatory phonetic errors, digital module, pronunciation, basic level of BIPA.
Wacana Kritik Pandemi dalam Meme Instagram dan Pemanfaatannya sebagai Materi Ajar Membaca Kritis di Perguruan Tinggi Rahma, Rosita; Utomo, Asep Purwo Y.; Sumarlam, Sumarlam
Jurnal Sastra Indonesia Vol 11 No 2 (2022): July
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/jsi.v11i2.51984

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk menganalisis wacana kritik pandemi dalam meme di Instagram. Selain itu, kajian ini juga bertujuan khusus untuk memanfaatkan hasil analisis sebagai materi ajar membaca kritis di perguruan tinggi. Jenis metode yang digunakan dalam kajian ini adalah kualitatif deskripsi dengan pendekatan analisis wacana kritis menggunakan model AWK dari Norman Fairclough. Data dalam kajian ini adalah 10 meme yang bermuatan kritik pandemi yang bersumber pada media sosial instagram. Untuk menunjang hasil kajian, penulis mewawancarai 80 mahasiswa di lingkungan Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia. Hasil kajian menunjukan bahwa meme yang dianalisis merepresentasikan kondisi sosial masyarakat Indonesia selama pandemi Covid-19. Selain itu, ditemukan inferensi sosial yang erat antara kondisi sosial yang terlihat di meme dengan kondisi sosial mahasiswa. Berdasarkan hasil tersebut, dapat dirumuskan pemanfaatan hasil kajian analisis sebagai materi ajar membaca kritis yakni sebagai stimulan pembelajaran membaca di perguruan tinggi.