Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Produksi Pigmen dan Identifikasi Kapang Penghasilnya Menggunakan Pendekatan DNA Barcoding Mada Triandala Sibero; Kustiariyah Tarman; Ocky Karna Radjasa; Agus Sabdono; Agus Trianto; Tiara Ulfa Bachtiarini
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 21 No 1 (2018): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 21(1)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.122 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v21i1.21454

Abstract

Kapang endofit laut diketahui sebagai sumber berbagai senyawa bioaktif yang berguna bagi kesehatan. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya membuktikan bahwa kapang endofit isolat RS3 asal tanaman pesisir Hydnophytum formicarum asal Sorong menghasilkan pigmen hitam dengan potensi sebagai fotoprotektor namun pada penelitian tersebut tidak memiliki data mengenai produksi pigmen serta identifikasi kapang penghasilnya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan produksi pigmen hitam asal kapang RS3 dan identifikasi kapang RS3 melalui pendekatan DNA barcoding. Kapang RS3 dikultivasi selama 30 hari menggunakan sistem statis dan sistem shaking. DNA barcoding pada identifikasi kapangRS3 menggunakan primer universal ITS1 dan ITS4 untuk mengamplifikasi wilayah internal transcribed spacer (ITS) yang menjadi conserve region pada kingdom fungi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapang RS3 yang dikultivasi menggunakan sistem shaking mulai memproduksi pigmen pada hari-6 dan mencapai produksi tertinggi pada hari ke-18 (2,42±0,03 mg/L) sedangkan pada kultivasi sistem statis rendemen pigmen terbesar dihasilkan pada hari ke-30 (2,88±0,21 mg/L). Berdasarkan hasil analsis ITS rDNA diketahui bahwa kapang endofit RS3 memiliki 99% kemiripan dengan Annulohypoxylon stygium. Kapang ini telah didaftarkan di GeneBank denga nomer akses  MG605083.1.
Keragaman makrofungi di lingkungan Universitas Diponegoro dan potensi pemanfaatannya Wahyu Aji Mahardhika; Mada Triandala Sibero; Lutfi Hanafi; Ivan Permana Putra
Prosiding Seminar Biologi Vol 7 No 1 (2021): PROSIDING BIOLOGI ACHIEVING THE SUSTAINABLE DEVELOPMENT GOALS WITH BIODIVERSITY I
Publisher : Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/psb.v7i1.24392

Abstract

Universitas Diponegoro (UNDIP) merupakan salah satu kampus di Indonesia yang di lingkungannya masih hijau dan banyak terdapat pepohonan. Kondisi ini sangat mendukung pertumbuhan makrofungi. Jamur merupakan organisme penting bagi ekosistem berkat peranannya sebagai dekomposer. Namun, keragaman makrofungi di lingkungan UNDIP belum pernah dilaporkan sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi keragaman makrofungi di lingkungan UNDIP dan menyediakan deskripsi tubuh buahnya. Metode yang digunakan adalah purposive sampling di pinggir jalan, taman, kebun, dan gedung UNDIP. Jamur yang didapatkan kemudian diidentifikasi berdasarkan karakter makroskopis dengan beberapa literatur yang terkait. Hasil penelitian mengkonfitmasi sebanyak 16 genus jamur diantaranya Auricularia auricula-judae, Trametes sp., Daldinia sp., Cyathus sp., Lentinus sp., Ganoderma sp., Coprinus sp., Coprinellus sp., Marasmius sp., Marasmiellus sp., Schizophyllum commune, Oudemansiella sp., Tremella sp., Xylaria sp., Collybia sp., dan Parasola sp. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lingkungan kampus UNDIP memiliki keragaman makrofungi yang tinggi. Laporan ini merupakan informasi pertama mengenai keragaman jamur di lingkungan kampus UNDIP. Upaya monitoring berkala masih perlu dilakukan pada berbagai wilayah lainnya di lingkungan kampus UNDIP.
Antibacterial Activity of Semi Purified Extract of Marine-Derived Trichoderma reesei PDSP 5.7 Using Bioguided Fractionation Method Mada Triandala Sibero; Nunung Febriany Sitepu; Tao Zhou; Yasuhiro Igarashi
Buletin Oseanografi Marina Vol 9, No 1 (2020): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (652.778 KB) | DOI: 10.14710/buloma.v9i1.29192

Abstract

Bioguided fractionation method is commonly used to obtained targeted fraction with certain biological activity. In this study, bioguided fractionation method using HPLC was applied to obtained antibacterial fractions from marine-derived fungus Trichoderma reesei PDSP 5.7. The result shows that fraction from mycelium and medium extract had antibacterial activity against ESBL E. coli and S. enterica ser. Typhi with a range of inhibition zone was 1.35±0.15 to 8.82±0.22 mm2. From 32 fractions of each extract, the mycelial extract had 7 active fractions, 3 active fractions from broth medium which extracted using 1-butanol and 5 active fractions from ethyl acetate extract. This study indicated that crude extract of fungus T. reesei PDSP 5.7 was more potential as the source of antibacterial agents rather than the crude extract that obtained from its broth medium.
Karakterisasi Senyawa Bioaktif Kapang Laut Trichoderma asperellum MT02 dengan Aktivitas Anti-Extended Spectrum β-Lactamase (ESBL) E. coli Mada Triandala Sibero; Aninditia Sabdaningsih; Ocky Karna Radjasa; Agus Sabdono; Agus Trianto; Subagiyo Subagiyo
Jurnal Kelautan Tropis Vol 22, No 1 (2019): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.413 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v22i1.3528

Abstract

The Trichoderma asperellum MT02 has been reported to has antibacterial activity against the Extended Spectrum β-Lactamase (ESBL) E. coli based on the screening results through an agar plug method. This study aimed to evaluate the antibacterial activity of T. asperellum MT02 and characterize the composition of the bioactive compounds group possessed in its crude extract. The isolate was cultured in the Malt Extract Broth (MEB) media (static, 27 oC, 15 days). The intracellular metabolites from mycelium were extracted using methanol while extracellular metabolites from broth media were extracted using ethyl acetate. The antibacterial activity of crude extracts was tested using the paper disc diffusion method while bioactive compounds were characterized using the phytochemical method. The results showed that the antibacterial activity of the broth media extract performed a greater activity than the crude extract from the mycelium. The crude extract from mycelia only contained flavonoid and phenol hydroquinone compounds while the crude extract from broth media contains alkaloids, flavonoids, phenols hydroquinone and saponins. Kapang Trichoderma asperellum MT02 telah dilaporkan memiliki potensi sebagai penghasil senyawa antibakteri melawan Extended Spectrum β-Lactamase (ESBL) E. coli berdasarkan hasil penapisan melalui metode agar plug. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak kasar kapang T. asperellum MT02 serta komposisi golongan senyawa bioaktif yang dimiliki. Kapang dikultur pada media Malt Extract Broth (MEB) (statis, 27 oC, 15 hari) di mana metabolit intraseluler dari miselium diekstrak menggunakan metanol sedangkan metabolit ekstraseluler dari media kaldu diekstrak menggunakan etil asetat. Aktivitas antibakteri ekstrak kasar diuji menggunakan metode difusi kertas cakram sedangkan senyawa bioaktif dikarakterisasi menggunakan metode fitokimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas antibakteri asal ekstrak media kaldu lebih baik dibandingkan ekstrak kasar asal miselium kapang. Ekstrak kasar kapang asal miselia hanya mengandung senyawa golongan flavonoid dan fenol hidrokuinon sedangkan ekstrak kasar asal media kaldu mengandung alkaloid, flavonoid, fenol hidroquinon dan saponin.
Ascidians Outbreak: A Threat For Coral Reefs in Panjang Island, Jepara Dwi Haryanti; Diah Permata Wijayanti; Bambang Yulianto; Mada Triandala Sibero; Lutfillah Arief Ghinaa Shabrina
Jurnal Kelautan Tropis Vol 24, No 3 (2021): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkt.v24i3.13140

Abstract

Eutrophication and sedimentation have become a major threat to coral reefs in nearby areas with anthropogenic activities. These threats are often accompanied by shifting ecosystems from coral-rich to fast-growing algae-dominated water, and high prevalence of coral disease. In Panjang Island, Jepara, we observed the outbreak of photosynthetic ascidians along with a high sedimentation at the eastern part of the island. The ascidians were seen overgrowing most substrates including corals, macroalgae, dead-coral-algae, and rubbles in April to May 2019. In July and August 2019, observation and data collection using quadrant transect were conducted to monitor the outbreak. The result showed that ascidians were still present in the area, despite becoming pale and smaller. This report shows that the outbreak of these photosynthetic ascidians was not persistent, however, the effect on coral reef health should not be overlooked.
Identifikasi dan Analisis Filogenetik Portunus trituberculatus Dari Perairan Cirebon Menggunakan Barkode Gen COI Mitokondrial Subagiyo Subagiyo; Retna Handayani; Rahayu Rahayu; Triandala Mada Sibero
Jurnal Kelautan Tropis Vol 21, No 2 (2018): JURNAL KELAUTAN TROPIS
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.681 KB) | DOI: 10.14710/jkt.v21i2.3091

Abstract

Phylogenetic Identification and Analysis Portunus trituberculatus from Cirebon Coast Using the COI Barcode  Mitochondrial Portunus trituberculatus spesimen from Cirebon coast were successfully identified using mitochondrial DNA cytochrome c oxydase subunit I (COI) genes. Analysis of haplotype distribution of P. trituberculatus along with the same species from China, Korea, India and the Philippines obtained from NCBI gene banks resulted 17 haplotypes from 25 specimens. Haploid diversity was 0.943 + 0.031 and nucleotide diversity was 0.04821 + 0.0139. The Cirebon specimen is in separated haplotipe from the others. The results of phylogenetic analysis showed that the 25 specimens were clustered into 3 clusters in 2 different lineages with percentages genetic distance were 12.76%, 14.24% and 14.33% respectively. The genetic distance within each cluster ranges from 0 - 2.92%. The Cirebon crab specimen is in the same cluster as the Philippine specimen with 1% genetic distance.  Spesimen rajungan Portunus trituberculatus dari perairan Cirebon berhasil diidentifikasi menggunakan gen  mitochondrial DNA cytochrome c oxidase subunit I (COI). Analisis distribusi haplotipe dengan data P trituberculatus yang berasal dari China, Korea, India dan Filipina yang diperoleh dari data genebank NCBI didapatkan 17 haplotipe dari 25 spesimen, dengan keragaman haploid 0,943 +0.031 dan keragaman nukleotida 0,04821+0.0139. Spesimen Cirebon merupakan haplotipe yang terpisah dari yang lainnya. Hasil kajian filogenetik menunjukkan 25 spesimen mengelompok ke dalam 3 kluster dari 2 garis keturunan yang berbeda dengan jarak genetik berturut turut  12,76 %, 14,24 % dan 14,33 %. Jarak genetik di dalam masing-masing kluster berkisar antara 0 – 2,92 %.  Spesimen rajungan Cirebon berada pada garis keturunan dan kluster yang sama dengan spesimen Filipina dengan jarak genetik 1%. 
ANTIBACTERIAL ACTIVITY OF RED PIGMENT ISOLATED FROM COASTAL ENDOPHYTIC FUNGI AGAINST MULTI-DRUG RESISTANT BACTERIA Mada Triandala Sibero; Rita Sahara; Nur Syafiqoh; Kustiariyah Tarman
BIOTROPIA - The Southeast Asian Journal of Tropical Biology Vol. 24 No. 2 (2017)
Publisher : SEAMEO BIOTROP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5168.756 KB) | DOI: 10.11598/btb.2017.24.2.725

Abstract

Multidrug-resistant (MDR) bacteria infections become a serious problem for these several decades. To solve this issue, finding of new antibiotics candidate in an urgency. Natural pigment is known to has biological activity against pathogenic bacteria. Coastal fungi are unexplored source of natural pigment to fight MDR bacteria. This research was aimed to isolate coastal endophytic fungi from smooth ant plant (Hydophytum formicarum), to screen endophytic fungi which produce red pigment, to extract the red pigment, to determine antibacterial activity of the red pigment and to identify the coastal endophytic fungi producing the red pigment. In this study, 7 fungi were isolated as endophytic fungi from H. formicarum. There were 3 isolates which produced extracellular pigment i.e. RS 1A which produced red pigment, RS 3 produced black pigment and RS 6A produced yellow pigment.  Our study focused on red pigment which is produced by endophytic fungus strain RS 1A. The yield of red pigment was 8.8657% (w/w).  This study showed that red pigment had antibacterial activity against Escherichia coli, Acinetobacter baumannii and Proteus mirabilis strain MDR. Judging from molecular and morphological identification, the endophytic fungus strain RS 1A was identified as Aspergillus versicolor.
MONITORING SAMPAH PLASTIK PADA PANTAI MARINA DAN PANTAI TIRANG, KOTA SEMARANG Mada Triandala Sibero
Jurnal Pasopati : Pengabdian Masyarakat dan Inovasi Pengembangan Teknologi Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan plastik yang tidak terkontrol dalam berbagai lini mengakibatkan berbagai permasalahan lingkungan, termasuk lingkungan laut. Kota Semarang yang berbatasan langsung dengan pesisir laut utara Jawa diduga menyumbang berbagai sampah plastik ke perairan Indonesia, namun belum ditemukan adanya data mengenai jumlah dan jenis sampah plastik yang ada di sekitar pesisir Kota Semarang. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk mengetahui sampah plastik yang terdapat di dua pantai Kota Semarang yakni Pantai Marina dan Tirang. Kegiatan ini merupakan hasil kerjasama dengan Yayasan Taka. Hasil monitoring menunjukkan bahwa sampah plastik yang terdapat di Pantai Marina dan Tirang didominasi oleh golongan polystyrene, diikuti oleh pembungkus makanan non sterofoam, plastik pembungkus yang tidak teridentifikasi, alat makan, tas plastik, botol, stik permen hingga tali pancing. Seluruh sampah ini merupakan sampah rumah tangga yang tidak diolah dan langsung dibuang ke lingkungan.
Deskripsi dan Potensi Jamur Makro Asal Hutan Adat Penembahen, Desa Juhar, Kabupaten Tanah Karo, Sumatra Utara Mada Triandala Sibero; Ivan Permana Putra; Retno Murwani
Jurnal Mikologi Indonesia Vol 5, No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : Perhimpunan Mikologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46638/jmi.v5i1.164

Abstract

Jamur merupakan salah satu penyusun ekosistem hutan yang memiliki peran penting sebagai dekomposer. Namun kajian mengenai keragaman organisme ini di Indonesia masih sangat rendah, khususnya pada hutan adat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendata, mendeskripsikan serta mengetahui potensi pemanfaatan jamur yang ditemukan di hutan adat Penembahen yang terdapat di Desa Juhar, Kabupaten Karo, Sumatra Utara. Identifikasi jamur dilakukan dengan mengamati karakteristik makroskopisnya. Penelitian ini berhasil mendeskripsikan 12 jenis jamur, 11 di antaranya termasuk filum Basidiomycota dan satu jenis termasuk filum Ascomycota. Kajian ini merupakan laporan pertama mengenai keberadaan jamur di lokasi penelitian.
Pengaruh Fermentasi Gracilaria verrucosa dengan Penambahan Starter Lactobacillus plantarum pada Profil Metabolit dan Aktivitas Biologisnya Pola Risda Aswita Silitonga; Wilis Ari Setyati; AB Susanto; Mada Triandala Sibero
Journal of Marine Research Vol 11, No 2 (2022): Journal of Marine Research
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jmr.v11i2.33262

Abstract

Gracilaria verrucosa merupakan salah satu spesies penting Rhodophyta yang telah banyak dimanfaatkan dalam berbagai industri. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa G. verrucosa memiliki aktivitas biologis sebagai antioksidan, namun laporan mengenai potensi sebagai antibakteri dan antikanker masih sedikit dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fermentasi menggunakan L. plantarum terhadap aktivitas antibakteri, toksisitas, dan karakteristik metabolit ekstrak rumput laut G. verrucosa dengan waktu fermentasi yang berbeda. Metode dalam penelitian ini adalah preparasi, fermentasi, ekstraksi, uji antibakteri, uji toksisitas, dan karakterisasi metabolit. Uji aktivitas antibakteri dengan metode agar well diffusion terhadap bakteri foodborne disease sedangkan uji toksisitas dengan metode BSLT. Karakterisasi metabolit dilakukan menggunakan KLT dengan eluent kloroform: etil asetat (9:1), serta visualisasi metabolit dengan reagen Dragendorff, dan Ninhidrin. Hasil analisis KLT menunjukkan ekstrak G. verrucosa yang difermentasi menggunakan L. plantarum menghasilkan senyawa yang diduga senyawa alkaloid dan asam amino bebas. Uji aktivitas antibakteri ekstrak G. verrucosa menunjukkan hasil negatif dan tidak memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri MDR E. coli dan S. typhi. Analisis toksisitas menunjukkan bahwa setiap ekstrak rumput laut dikategorikan toksik terhadap larva A. salina L. dengan nilai LC50 ETA (73,26 μg/mL), EDA (218,09 μg/mL), Fr 24 (316,69 μg/mL), Fr 48 (316,69 μg/mL), dan Fr 72 (316,69 μg/mL). Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa fermentasi menggunakan L. plantarum tidak dapat meningkatkan aktivitas biologis rumput laut G. verrucosa.   Gracilaria verrucosa is one of the most important Rhodophyta species that has been widely used in various industries. The results of previous studies showed that G. verrucosa has a weak antioxidant activity, however, reports on its potential as antibacterial and anticancer are still under explored. This study aimed to determine the effect of fermentation using L. plantarum in G. verrucosa’s metabolites and biological activities  with different fermentation times. This study consisted of preparation, fermentation, extraction, antibacterial test, toxicity test, and metabolite characterization. The antibacterial activity assay was conducted by agar well diffusion method against foodborne disease bacteria while toxicity test using BSLT method. Metabolite characterization was carried out using TLC with chloroform : ethyl acetate (9:1) as the eluent, spot visualization was conducted by the addition of Dragendorff, and Ninhydrin reagents. The result of TLC analysis showed that G. verrucosa produced alkaloids and amino acids derivative compounds after fermentation. G. verrucosa extracts had no antibacterial activity against MDR  E. coli and S. typhi. Toxicity assay showed that each seaweed extract was categorized as toxic to A. salina L. larvae with an LC50value of  ETA (73.26 ug/mL), EDA (218.09 ug/mL), Fr 24 (316.69 ug/mL), Fr 48 (316.69 ug/mL), and Fr 72 (316.69 ug/mL). Based on the results of the study showed that fermentation using L. plantarum could not elevate the antimicrobial and toxicity of G. verrucosa.