Claim Missing Document
Check
Articles

KAJIAN KADAR TOTAL LIPID DAN KEPADATAN NITZSCHIA SP. YANG DIKULTUR DENGAN SALINITAS YANG BERBEDA Widianingsih, Widianingsih; Hartati, Retno; Endrawati, Hadi; M, Hilal
METANA Vol 7, No 01 (2011): Juli 2011
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (125.677 KB) | DOI: 10.14710/metana.v7i01.4030

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kadar total lipid dan kepadatan pada mikroalga Nitzschia sp. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan  perlakuan salinitas 15, 20, 25, 30, dan 35 ppt (3 kali ulangan). . Nitzschia sp. dikultur pada skala laboratorium dengan pupuk F/2 dan dilakukan pemanenan setelah mencapai fase stasioner untuk kemudian diukur kadar total lipid.   Perlakuan salinitas menunjukkan bahwa rata-rata kepadatan Nitzschia sp. tertinggi pada salinitas 20 ppt (37,32 x 106 sel/mL) dan rata-rata kepadatan terendah pada salinitas 30 ppt 1(8,62 x106 sel/mL).  Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh nilai rata-rata persentase kadar total lipid tertinggi terdapat pada salinitas 35 ppt (71,51 ± 5,35 %-dw) dan persentase rata-rata kadar total lipid terendah terdapat pada salinitas 15 ppt (13,26 ± 0.47 %-dw). Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Nitzschia sp. dapat tumbuh pada salinitas 15 – 35 ppt dengan kepadatan tertinggi pada salinitas 20 ppt dan rata- rata persentase kadar total lipid tertinggi pada salinitas 30 ppt. Kata-kata kunci: Nitzschia sp., densitas, salinitas, kadar total lipid.
Analisis Sebaran Horizontal Klorofil-a Di Perairan Tugu Semarang Dewanto, Wisnu; Ismanto, Aris; Widianingsih, Widianingsih
Journal of Oceanography Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Program Studi Oseanografi, Jurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4478.923 KB)

Abstract

Perairan pesisir utara Kecamatan Tugu Semarang merupakan muara tempat mengalirnya berbagai limbah dari kegiatan yang menimbulkan degradasi lingkungan. Klorofil-a yang terkandung dalam fitoplankton merupakan indikator kesuburan perairan yang persebarannya akan dipengaruhi kondisi oseanografi suatu perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan dan sebaran secara horizontal klorofil-a. Penelitian ini dilaksanakan pada musim peralihan 2 bulan September dan Oktober 2014 dengan 3 kali pengulangan saat pengambilan dengan menggunakan metode deskriptif dan pemilihan lokasi dengan purposive sampling dengan jumlah 9 stasiun yang dapat mewakili wilayah dekat area pertambakan yang tergenang dan muara sungai. Data kandungan klorofil-a sebagai data primer dan konsentrasi nutrien (nitrat dan fosfat), kualitas perairan berupa data pH, suhu, DO, salinitas, dan kecerahan sebagai variabel pendukung distribusi klorofil-a. Permodelan arus laut menggunakan SMS 8.1. Pengolahan data menggunakan software ArcGIS 10.0 untuk menganalisis model persebaran. Hasil penelitian ini menunjukan nilai kandungan klorofil-a berada pada kisaran 0,4076-4,1892 mg/m3 dan memiliki rata-rata setiap pengambilan 2,1901, 1,7097, dan 2,2410 mg/m3. Persebaran klorofil-a secara horizontal dipengaruhi oleh pergerakan arus pasang menuju surut, dimana dipengaruhi oleh arah arus, kecepatan arus, dan perbedaan  kedalaman dari letak stasiun. Persebaran klorofil-a secara horizontal dipengaruhi oleh kandungan nutrien (fosfat dan nitrat), yang terkait erat dengan proses fotosintesis
Komposisi dan Kelimpahan Makrozoobenthos Krustasea di Kawasan Vegetasi Mangrove Kel. Tugurejo, Kec. Tugu, Kota Semarang Ulum, Muchammad Miftahul; Widianingsih, Widianingsih; Hartati, Retno
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (113.251 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v1i2.2043

Abstract

Mangrove forests are unique ecosystems, due to a combination of habitat caused by land and sea. Mangrove ecosystem is also the life of various animal species, including crustaceans benthos plays an important role in the ecosystem. The change of land use for a wide range of human interests are expected to affect the abundance krustaseayang conditions contained in the region. The study was conducted in September 2011 - March 2012. This research is descriptive. Sampling was done by two methods, ie. qualitative (in 5x5 meter2) and quantitative (1x1 meter2). The results showed that 22 species were found, ie. 14 species (belong to 5 family) of Infra Order Brachyura, 4 species (belong to 4 family) of Infra Order Macrura, 3 species Isopoda and one species Copepod. Diversity index revealed that all stations had medium category Uniformity index showed that station A and D had high category, station B and C had stations is low category. There were no dominance at Stations A and D, but Station B and C were dominated by Cerapus sp. Most of crustaceans was clumped distributed. High community similarity index values showed by Station A-B, A-C, B-C but low at Stations A-D, B-D, C-D). Generally, among Brachyuran, male greater number than females, and 23.07% gravid females were found.
Struktur Vegetasi Dan Kerapatan Jenis Lamun Di Perairan Kepulauan Karimunjawa Kabupaten Jepara Wicaksono, Saputra Giri; Widianingsih, Widianingsih; Hartati, Sri Turni
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.249 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v1i2.2016

Abstract

Seagrass is the only flowering plants (Angiospermae) that have the rhizome, leaves and true roots that live submerged in the sea. Seagrass also has an important role as a nursery ground and Spawning ground in the life cycle in the sea. Seagrass beds in the Karimunjawa Islands has broad category of closure medium (33.03 %, BTN Karimunjawa 2005). Increasing community activity and climate change can be devastated to the extreme concern of seagrass Karimunjawa that sustainability should be maintained, it is necessary to do some research and re-checking the condition of seagrass Karimunjawa. Data is collected in October of 2010 in 10 locations including Kampung Ragas, Alang Alang, Merican, Telaga, Legon Bajak, Kapuran, Menjangan Besar Island North and South, Bengkoang Island, and Menjangan Kecil Island. The method used is the quadrant-sized transects (1 x 1 m). The results showed that the Karimunjawa waters has 8 (eight) seagrass species. Seagrass species are often found in the Karimunjawa Islands is the kind of Cymodocea rotundata Karimunjawa and Thalassia hemprichii. Highest percent (%) coverage of seagrass found in the location of Telaga reach 75.9% by Enhalus acoroides. Seagrass beds in the waters Karimunjawa quite good with the percentage Seagrass coverage value of 59.94%.
Biologi Krustasea di Tracking Mangrove Kawasan Terusan Pulau Kemujan Kepulauan Karimunjawa Kusumadewi, Irma; Pribadi, Rudhi; Widianingsih, Widianingsih
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.504 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v2i4.3689

Abstract

The mangrove ecosystem of KarimunjawaNastional Park relatively good and natural used as ecotourism area. Karimunjawa National Park Authority provides facilities such as Mangrove Tracking. The existence of tracking mangrovepredicted can influence to the ecologycal condition of crustaceans, so it is necessary to study on crustaceans and its baseline data for monitoring environmental condition purposes due to the ecotourism area establishment. Sampling has be done on June 2012 – Maret 2013 at Mangrove Tracking Canal Zone Kemujan Island Karimunjawa Archipelago. Determination of sampling locations by using the method of purposive sampling method, then sampling used qualitative methods on 5m x 5m transect and quantitative on 1m x 1m transect. The results found crustaceans by 4 families and 6 species and 13 species of shrimp larvae. Infraordo Brachyura is the most dominant where found 3 families consist of 4 species, and then infraordo Anomura 1 families with 2 species and from infraordo Macrura found shrimp larvae. The most dominate type of crustacean from the result of this research is Clibanarius longitarsus. Crustacean abundance was highest at Station 5 (0.2 ind./25m2) and the lowest abundance at Station 7 (0.04 ind./25m2). Value diversity index (H’) and uniformity (e) are included in the low category and all research stations without domination.
PERBANDINGAN KOMPOSISI JENIS FITOPLANKTON ANTARA LAUT JAWA DAN BANDA Yuneni, Ranny Ramadhani; Widianingsih, Widianingsih; Endrawati, Hadi
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.98 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v2i4.3685

Abstract

Pytoplankton in the waters has role as primary. Generally, the existence of phytoplankton in waters is supported by availability of light, nutrients, and other marine environment parameters. Java Sea is a sea that has shallow depth and Banda Sea has depth until more than 2000 meters. Many differences of characteristics, certainly organisms including phytoplankton, which are owned both the sea have different composition of phytoplankton, because of many factors influence it. The purpose of this research is study of comparison of phytoplankton spatial distribution horizontally between Java Sea and Banda Sea based on composition.Research was conducted in off shore of Java and Banda Sea. Data was collected with Research vessel of Baruna Jaya III was managed by BPPT (Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi) on 31th August – 9th September 2012. Methods used descriptive explorative. Phytoplankton was collected by plankton net passively that has mashes was 5 μm, lenght 65 cm, and diameter of meshes was 30 cm. Water was filtered as much as 30 l. result of filtering then stored in the bottle (200 ml). Station was collected as many as 14 stations. This Research was found 3 class of Phytoplankton, there were Bacillariophyceae (15 genera), Dinophyceae (4 genera), and Cyanophyceae (1 genera). The average abundance of Java Sea was 139 x 103 cells/m3 (range 115-189 x 103 cells/m3). Banda Sea had abundance range between 89-209 cells/m3 with average 146 x 103 cells/m3. Genera that had the highest of abundance was Rhizosolenia. The diversity index (H’) with range from 0,88 – 2,15 (very low – moderate). Uniformity index (e) values was with 0,67-0,88 (moderate-high), dominance index (D) was ranged from 0,12-0,51, just on station 17 that indicates dominating genus. Java and Banda Sea had identity community index (S) value was 76,47% (high category). Kruskal Wallis test (H) had values was 0,017 that lower than tabulated value of 6,63 at α = 0,01. It means accept H1 conclude that there is no significant difference of phytoplankton abundance between Java Sea and Banda Sea.
Struktur Komunitas Fitoplankton Di Ekosistem Padang Lamun Alami dan Buatan Di Perairan Teluk Awur Jepara Agus, ELza Lusia; Widianingsih, Widianingsih; Riniatsih, Ita
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (156 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v2i4.3677

Abstract

Phytoplankton is an autotrophic microorganism lived on water as primer producer. Its existence is important for the other marine organisms. This research aims to now the abundance, diversity, uniformity, dominant and community similarity of phytoplankton area at natural and artificial seagrass bed ecosystem, Teluk Awur Jepara Waters. This research was carried aut every 2 weeks started from July 7th till September 2th 2012 at natural and artificial seagrass bed of Teluk Awur Jepara waters. Phytoplankton sample was collected from Teluk Awur Jepara seagrass bed whereas the method used is explorative with case study approach. Data was collected using sample survey method while location is determined by purposive method. The research found 3 classes of phytoplankton, consisted of 31 genera. Bacillariophyceae, Cyanophyceae and Dinophyceae. ). The most abundance of phytoplankton was found in the 4th sampling at station IV (195,17 cell/l) and the lowest abundance was found in 2nd sampling at station IV (63,49 cell/l). Diversity index ranged at 1,74 – 3,25 or medium category. Uniformity index ranged at 0,49 – 0,71 or medium category. Dominant index ranged at 0,07 – 0,51 or low category. Community similarity index ranged at 57,14 -100,00% or high category.
Kelimpahan Echinodermata Pada Zona Intertidal di Pantai Krakal dan Pantai Kukup, Gunungkidul YogYakarta Triatmojo, Aldhian; Ario, Raden; Widianingsih, Widianingsih
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (703.015 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v7i4.25925

Abstract

ABSTRAK : Pantai Krakal dan Pantai Kukup merupakan dua dari sekian banyak Pantai yang berada di kawasan Gunungkidul, Jogjakarta. Echinodermata merupakan biota yang terdapat di Pantai Krakal dan Pantai Kukup. Echinodermata dapat hidup di rataan terumbu, padang lamun, koloni karang hidup dan karang mati. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi kelimpahan, keanekaragaman dan pola sebaran Eechinodermata di Pantai Krakal dan Pantai Kukup, Gunungkidul Jogjakarta.Penelitian ini dilakukan pada tanggal 28-30 Oktober 2015 di Pantai Krakal dan Pantai Kukup, Gunungkidul Jogjakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode exploratif dan penentuan lokasi penelitian dilakukan secara Purpossive Sampling Method. Metode pengamatan yang digunakan yaitu metode Hand Sorting. Analisis data meliputi frekuensi kehadiran, kelimpahan jenis, kelimpahan relative, indeks keanekaragaman, indeks keseragaman, indeks dominansi, sebaran dan pola penyebaran, indeks kesamaan komunitas. Jenis Echinodermata yang ditemukan selama penelitian terdiri dari 7 spesies yaitu Ophiocoma erinaceus, O. scolopendrina, O. affinis, Echinometra mathei, E. oblonga, E. viridis dan Stomopneustes variolaris. Spesies O. scolopendrina  merupakan spesies yang mempunyai nilai kelimpahan tertinggi 5,69 (ind/m2) di Pantai Krakal sedangkan spesies E. oblonga mempunyai nilai kelimpahan tertinggi 14,6 (ind/m2)  di Pantai Kukup. Indeks keanekaragaman Echinodermata di Pantai Krakal menunjukan rata rata dengan kategori sedang (1.41) dan di Pantai Kukup Kategori sedang (1,54). Indeks keseragaman Echinodermata di Pantai Krakal rata rata dengan kategori yang stabil (0,92) dan di Pantai Kukup kategori yang stabil (0,99). Indeks dominansi Echinodermata Pantai Krakal rata rata tidak ada yang mendominansi (0,28) dan Pantai Kukup tidak ada yang mendominansi (0,22). Pola sebaran Echinodermata di Pantai Krakal dan Pantai Kukup paling sering di jumpai adalah pola sebaran Agregat/berkelompok (C). ABSTRACT : Krakal and Kukup Beach are two of many beaches that placed in the area of Gunungkidul, Jogjakarta. Echinodermata is biota, which can be found in Krakal and Kukup Beach. Echinodermata is able to live in reef, sea grass beds, live coral colonies and dead coral. The purpose of this research is to gain information about the abundance of diversity and distribution pattern of Echinodermata in Krakal and Kukup Beach, Gunungkidul Jogjakarta. This research was conducted in October 28th – 30th 2015 at Krakal and Kukup Beach, Gunungkidul Jogjakarta. Methodology that is used in this research is explorative methods and location determination is conducted by Purpossive Sampling Method. An observation method that is used is Hand Sorting Methods. Data analysis involves presence frequency, species abundance, relatively abundance, diversity index, domination index, distribution and distribution pattern, similarity community index. The species of Echinodermata discovered during the research consists of 7 species which are Ophiocoma erinaceus, O. scolopendrina, O. affinis, Echinometra mathei, E. oblonga, E. viridis and Stomopneustes varioaris. O. scolopendrina species is the species that possess the highest abundance value of 5,69 (ind/m2) in Krakal Beach while E. oblonga species possess the highest abundance value of 14,6 (ind/m2) in Kukup Beach. Echinodermata diversity index in Krakal Beach showed the average with moderate category (1.41) and in Krakal Beach the average with constant category (0,92) and in Kukup Beach stable category (0,99). Krakal Beach Echinodermata dominance index the average with no single one dominates (0,28) and Kukup Beach with no dominance (0,22). The most frequently found of Echinodermata distribution pattern in Krakal and Kukup Beach is Agregat/Colony (C) distribution pattern.
Komposisi dan Kelimpahan Makrozoobenthos Polychaeta di Pantai Maron dan Sungai Tapak Kel. Tugurejo Kec. Tugu Kota semarang Mahfud, Mahfud; Widianingsih, Widianingsih; Hartati, Retno
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (105.499 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v2i1.2066

Abstract

Mangrove area in Tugu District had been damaged because of function change as fishpond and agriculture. It because of fisherman shiplane, abaration and waste. Bad management area can change the invorenment and can be influence the ecosystem. As a concequence to the biota in that ecosystem include Polychaeta. The aim of research was finding out Compositions and Abundance of Macrozoobenthos Polychaeta in Maron Beach and Tapak River Tugurejo village Tugu District Semarang City. This research used descriptive exploratory method, determination of research area using purposive sampling method. Samples handling soaked in formalin 10% with rose Bengal. The result showed that it had been found 30 species include on 26 Polychaeta and 4 other worm (Allies). Abundance was ranged 2.126 ind./m2 and species with high abundance is Capitella (1.027 ind./m2), Terebellidae (375 ind./m2), Chaetopterus (300 ind./m2). Diversity index of all station were in low category (1,18-2), Uniformity index include in low category (0,40-0,72) and the Dominance index Station A (0,61).
Kajian Struktur Komunitas Fitoplankton Di Perairan Pantai Desa Tapak Kecamatan Tugu Kota Semarang Mayani, Putri Sakinah; Widianingsih, Widianingsih; Endrawati, Hadi
977-2407769
Publisher : Departemen Ilmu Kelautan, Fakultas PerikanJurusan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (314.561 KB) | DOI: 10.14710/jmr.v3i4.11412

Abstract

Fitoplankton merupakan biota tumbuhan yang bersifat autotrophic dan merupakan produsen primer di perairan. Perairan Pantai Desa Tapak dikelilingi oleh perumahan penduduk, kawasan industri, dan aktivitas nelayan yang akan menyumbang pencemaran organik maupun pencemaran anorganik. Perairan ini mengalami peningkatan ketinggian permukaan sebagai akibat pasang tinggi rob, yang mengakibatkan penggenangan daerah pertambakan dan sebagian dari estuaria. Penggenangan tersebut berakibat kepada peningkatan percampuran unsur hara yang diduga akan mempengaruhi keberadaan dan struktur komunitas fitoplankton pada daerah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas fitoplankton yang meliputi kelimpahan, keanekaragaman, keseragaman, dan dominasi fitoplankton di Perairan Pantai Desa Tapak, Kecamatan Tugu, Semarang. Penelitian ini dilaksanakan pada Oktober - November 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif eksploratif, pengumpulan data dengan Sample Survey Method. Sampel fitoplankton diambil secara horizontal dengan planktonnet 37 µm. Sejumlah 3 stasiun pengambilan sampel telah ditetapkan dengan metode pertimbangan (purposive sampling method). Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur komunitas fitoplankton di Perairan Pantai Desa Tapak tersusun atas 3 kelas fitoplankton yang terdiri dari 24 genus fitoplankton, yaitu kelas Bacillariophyceae (17 genus), kelas Dinophyceae (5 genus), dan Cyanophyceae (2 genus). Genus yang mempunyai kelimpahan tertinggi adalah Skeletonema, Thalassionema, Thalassiothrix, dan Pleurosigma dari kelas Bacillariophyceae. Kelimpahan fitoplankton rata-rata berkisar 25.426 – 34.100 sel/m3. Nilai keanekaragaman berkisar 1,68 – 2,05, dimana tertinggi pada stasiun II dan terendah pada stasiun III. Keseragaman berkisar 0,66 – 0,76, dimana tertinggi pada stasiun II yang diikuti dengan stasiun I dan stasiun III. Nilai dominansi berkisar 0,24 – 0,34, dimana tertinggi pada stasiun III dan diikuti stasiun I dan stasiun II
Co-Authors Abdul Hadi Abdullah Afif Abidin Nur II Achmad Muhajir Adi Santoso Agus Indarjo Agus Subagio Agus Trianto Aini, Salsabila Quratu Aldhian Triatmojo Aldi Rivaldy Maulana Ali Djunaedi Ali Djunaedi Altysia Putriany Ambariyanto Ambariyanto Anak Agung Istri Sri Wiadnyani Annisa Fadillah Antonius Budi Susanto Anuwat Nateewathana Apriliani, Seka Indah Ari B Abdulah Aris Ismanto Arumning T. Fauziah Azhari Nourma Dewi Bagus Enggal Prakoso Broto Wisnu RTD Broto, R. T.D Wisnu Cantika Elistyowati Andanar Chamidy, Ardian Nurrasyid Chrisna Adhi Suryono Christin Manulang Cristiana Manullang Cristiana Manullang Cristiana Manullang Dedi Nugroho Deki Lukman Wicaksono Delianis Pringgenies Denny Nugroho Sugianto Donna Nur'Aurelya Mahardhika Dwi Haryanti Eddy Yusuf, Eddy Edy Supriyo Edy Supriyo Edy Supriyo ELza Lusia Agus Emia Sayniri Sembiring Endah Sari Endang Supriyantini Ervia Yudiati Farmasita B, Rizky Farmasita Budiastuti, Rizky Fathorrahman Fauzan, Rianda Febriana Banun Fitrianti Fitri Kurniawati Fitri Kurniawati Fitriyan, Jodhi Kusumayudha Frijona Fabiola Lokollo Ginzel, Fanny Iriany H. Endrawati Hadi Endrawati Hayati, Amaliya Tsiqotul Hendrik Surya Bahar Hermawan Hermawan Hermawan Hermawan Hermin Pancasakti Kusumaningrum Hilal M Ibnu Pratikto Imam Misbach Imam Mishbach Indras Marhaendrajaya Irma Kusumadewi Irwani Irwani Ita Riniatsih Ita Widowati Jelita Rahma Hidayati Johannes Hutabarat Jusup Suprijanto Ken Suwartimah Kurnia, Andine Rizki La Nina Gunaswara Samudera Mada Triandala Sibero Mahfud Mahfud Meitri Bella Puspa Melinda Sri Asih Mirsa Septiana Mutik Mostafa Imhmed Ighwerb Muchammad Miftahul Ulum Muchammad Miftahul Ulum Muhammad Helmi Muhammad Iskandar Zulkarnain Muhammad Yusuf Muhammad Zainuri Muhammad Zainuri Muhammad Zainuri Muhammad Zainuri Muhammad Zainuri Munana, Nila Munasik Munasik Munnaffaroh, Mufasihatul Mu’alimah Hudatwi Nando Arta Gusti Pamungkas Nila Munana Njurumana, Steven Nggiku Nopratilova Nopratilova Nur Taufiq Nur Taufiq-Spj Nurhabibah, Prabawati Ony Ilham Pradiksa Pradina Purwati Prakoso, Bagus Enggal Pratiwi, Wukir Berliana Primaswatantri Permata Puji Norbawa Putri Sakinah Mayani, Putri Sakinah Putri, Ni Putu Purba Nava Vidyadhari Raden Ario Rafsanjani A. Karim Rafsanjani A. Karim Ranny Ramadhani Yuneni Retno Hartati Retno Kusumastuti Retno Murwani Ria Azizah Ria Azizah Tri Nuraini Rico Adi Setyanto Robertus Triaji Mahendrajaya Robertus Triaji Mahendrajaya Robertus Triaji Mahendrajaya Robertus Triaji Mahendrajaya Robin Robin Rudhi Pribadi Sabila, Ahda Samudera, La Nina Gunaswara Saputra Giri Wicaksono Saputra Giri Wicaksono Saputri, Noviyani Sari Budi Moria Septiyani, Fenny Seto Haryoardyantoro Siagian, Cristiani Sri Redjeki Sri Turni Hartati Sri Turni Hartati Sri Yulina Wulandari Subagiyo Subagiyo Sugiyanto, Nenden Rose Sunaryo Sunaryo Sunaryo Sunaryo Surbakti, Fitriani Suryono Suryono Sutrisno Anggoro Theresia Claudia Lasmarito Theresia Pradiani Triatmojo, Aldhian Ulfah Nurjanah, Ulfah Valentina R Iriani Valentina R. Iriani W.L. Saputra Wahyu Adi Wahyu Dewi Utari Haryanti Wilis Ari Setyati Wisnu Dewanto Wita Kristianty Sirait Wukir Berliana Pratiwi Yulia Ulfah Yulia Ulfah Yuvita Muliastuti