Wisnu Juli Wiono
Universitas Lampung

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGUATAN KEMAMPUAN GURU IPA SMP DI LAMPUNG SELATAN DALAM MENGEMBANGKAN BAHAN AJAR BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL ARGUMENT-DRIVEN INQUIRY Neni Hasnunidah; Arwin Surbakti; Median Agus Priadi; Wisnu Juli Wiono
Ruang Pengabdian : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, No 1 (2022): RUANG PENGABDIAN
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPengembangan profesionalitas guru terutama harus didasarkan pada kebutuhan individu guru itu sendiri, selain kebutuhan institusi dan kelompok guru. Selama ini terindikasi bahwa guru terutama pada jenjang SMP/MTs mengalami kendala dalam menyusun program pembelajaran berbasis pendekatan saintifik, apalagi dalam mengimplementasikannya. Kegiatan Pelaksanaan Iptek bagi Masyarakat (IbM) telah diselenggarakan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan guru-guru IPA SMP di Kabupten Lampung Selatan dalam mengembangkan bahan ajar berbasis pendekatan saintifik dengan model pembelajaran Argument-Driven Inquiry (ADI). Dosen sebagai nara sumber sekaligus pakar pendidikan dalam sistem pembinaan profesional guru mengkoordinir pelaksanaan program dan implementasinya. Hasil kegiatan IbM ini menunjukkan adanya peningkatan pemahaman guru tentang perancangan bahan ajar IPA SMP berbasis pendekatan saintifik dengan model pembelajaran argument-driven inquiry. Keterampilan guru meningkat terutama dalam menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) IPA SMP berbasis pendekatan saintifik dengan model ADI. Dengan demikian, kegiatan pengabdian yang dilakukan telah berjalan secara efektif dan sesuai dengan hasil yang diharapkan. Kata Kunci: argument-driven inquiry; pendekatan saintifik; profesionalitas AbstractThe development of teacher professionalism must primarily be based on the individual needs of the teacher himself, in addition to the needs of the institution and group of teachers. So far, it has been indicated that teachers, especially at the SMP/MTs level, have problems in developing a scientific approach based learning program, especially in implementing it. The implementation of Science and Technology for Society (IbM) has been held to improve the understanding and skills of junior high school science teachers at South Lampung in developing teaching material based on scientific approach with the Argument-Driven Inquiry learning model. Lecturers as resource persons and education experts in the development of teacher professionalism coordinate the implementation of the program and its implementation. The results of the implementation this IbM indicate an increase in teacher understanding of the design of junior high school science teaching materials based on the scientific approach with the Argument-Driven Inquiry learning model. Teacher skills are improved, especially in compiling a Science Worksheet for Students in a Junior High School based on a scientific approach with argumentation. Therefore, the implementation of IbM carried out effectively and in accordance with the expected results. Keywords: argument-driven inquiry; professionalism; scientific approach DOI: https://doi.org/10.23960/rp/v2i1.hal.10-25
PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU-GURU BIOLOGI SMA MELALUI MEDIA VIDEO TUTORIAL DALAM REMEDIAL TEACHING Berti Yolida; Rini Rita T. Marpaung; Wisnu Juli Wiono; Median Agus Priadi
Ruang Pengabdian : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1, No 1 (2021): RUANG PENGABDIAN
Publisher : Universitas Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.766 KB)

Abstract

Guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik dituntut untuk mampu merencanakan, melaksanakan, melakukan evaluasi, dan harus terampil dalam membuat dan memanfaatkan media pembelajaran. Salah satu kegiatan pembelajaran adalah Remedial Teaching. Remedial teaching merupakan kegiatan pembelajaran bagi siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntusan Minimal (KKM). Siswa yang belum tuntas umumnya pada materi yang berbeda-beda antara siswa satu dan yang lainnya. Hal ini menjadi kendala bagi guru dalam pelaksanakan kegiatan remedial teaching. Untuk itu guru harus memanfaatkan media pembelajaran. Guru-guru Biologi SMA di Kabupaten Tulang Bawang Barat baik guru SMA Negeri maupun swasta selama ini belum terampil dalam membuat media pembelajaran serta memanfaatkannya khsusnya dalam remedial teaching. Oleh karena itu perlu adanya pelatihan terhadap guru-guru dengan tujuan meningkatkan keterampilan dan pemahaman guru-guru Biologi SMA di Kabupaten Tulang Bawang Barat dalam membuat media pembelajaran dan memahami strategi memanfaatkan media dalam remedial teaching. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini adalah ceramah, demonstrasi,dan praktik membuat media video tutorial, serta evaluasi. Hasil pelaksanaan kegiatan ini menunjukkan bahwa pelatihan yang dilakukan dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan guru-guru dalam membuat media video tutorial dan implementasinya dalam pembelajaran remedial teaching. Semua guru mampu membuat dan menyelesaikan produk berupa media video tutorial dengan baik. DOI: https://doi.org/10.23960/rp/v1i1.hal.27-33 
Analisis Kualitas Pertanyaan Mahasiswa Calon Guru Rumpun Ilmu Pengetahuan Alam Ditinjau dari Pengalaman Belajar Wisnu Juli Wiono; Pramudiyanti Pramudiyanti; Nadya Meriza
Bioedusiana: Jurnal Pendidikan Biologi Vol 6, No 1 (2021): Bioedusiana
Publisher : Jurusan Pendidikan Biologi - Universitas Siliwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37058/bioed.v6i1.2318

Abstract

The quality of the question can describe the development of a person's thinking level. The questioning activity is also an indication that a student is actively involved in the learning process. The purpose of this study was to describe the quality profile of the students' questions from a natural science family in terms of their learning experience. This study uses a descriptive method because it aims to describe the profile of research subjects. The research instrument was a learning experience questionnaire and a question matrix. Learning experience questionnaires are used to reveal a picture of student learning experiences during lectures. Meanwhile, the question matrix is used to measure the level of thinking on each question made by students. The population of this study were all students in the Mathematics and Natural Sciences Education Department who had attended Basic Biology courses. Data analysis using simple regression shows that student learning experience does not significantly influence the quality of student questions. Each study program has a t score of 0.120 (chemistry education); 1,341 (Physics education); and 0.578 (Biology education). The entire t score is less than the t table. This condition is strongly suspected because the core activity phase of the lecture process did not go well. Based on the data analysis, it was found that the core activity phase had the lowest score of 67.33 which was significant.
PENGUATAN PROFESIONALITAS GURU BIOLOGI DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK DI BANDARLAMPUNG Wisnu Juli Wiono; Median Agus Priadi
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 2 (2022): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (503.833 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v6i2.7286

Abstract

Abstrak: Penerapan pembelajaran berbasis pendekatan saintifik pada mata pelajaran biologi di Bandarlampung mengalami beberapa kendala. Salah satunya adalah pemberdayaan guru sebagai pengendali pembelajaran di kelas belum optimal. Kegiatan pengabdian ini ditujukan untuk memberikan wawasan dan bimbingan kepada para guru biologi dalam menyusun program pembelajaran berbasis pendekatan saintifik. Bentuk workshop dipilih sebagai metode kegiatan karena mempertimbangkan karakteristik kesibukan guru. Peserta yang tergabung sebanyak 37 orang yang berasal dari MGMP Biologi Kota Bandarlampung. Pengukuran keberhasilan kegiatan menggunakan model CIPP (Context, Input, Process, Product) yang dikembangkan oleh Daniel Stufflebeam. Berdasarkan analisis hasil kegiatan ditemukan bahwa peserta (1) sangat membutuhkan materi tentang pendekatan saintifik, penilaian dan model pembelajaran; (2) sebanyak 84% peserta mengalami peningkatan peningkatan pemahaman (n-gain ≥ 1) tentang materi pelatihan; (3) sebanyak 93% peserta pelatihan terlibat aktif dan antusias dalam diskusi dan berbagi gagasan selama mengikuti pelatihan; dan (4) mampu menghasilkan produk rancangan program pembelajaran yang selaras dengan pendekatan saintifik. Berdasarkan hasil analisis, maka bentuk workshop peningkatan profesionalitas guru tersebut mampu menghasilkan luaran yang bermutu. Diharapkan bentuk workshop tersebut dapat menjadi rujukan dalam meningkatkan mutu kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di masa mendatang.Abstract: The application of learning based on a scientific approach to biology subjects in Bandarlampung experienced several obstacles. One of them is the empowerment of teachers as controllers of learning in the classroom has not been optimal. This service activity is intended to provide insight and guidance to biology teachers in preparing learning programs based on a scientific approach. The form of the workshop was chosen as the activity method because it took into account the busy characteristics of the teacher. The participants who joined were 37 people who came from the Biology teacher community Bandarlampung. The measurement of activity success uses the CIPP (Context, Input, Process, Product) model developed by Daniel Stufflebeam. Based on the analysis of the results of the activity, it was found that participants 1) really needed material on scientific approaches, assessments and learning models; 2) as many as 84% of participants experienced an increase in understanding (n-gain ≥1) about the training material; 3) 93% of the training participants were actively and enthusiastically involved in discussions and sharing ideas during the training; and 4) able to produce learning program design products that are in line with the scientific approach. Based on the results of the analysis, the form of the workshop for improving the professionalism of teachers is able to produce quality outcomes. It is hoped that this form of workshop can be a reference in improving the quality of Community Service activities in the future.
Pelatihan Menyusun Modul Ajar IPA Berdasarkan Prinsip Berdiferensiasi Terintegrasi Keterampilan Abad 21 M. Setyarini; Rini Asnawati; Wisnu Juli Wiono; Gamilla Nuri Utami
Nuwo Abdimas Vol. 2 No. 2 (2023): Nuwo Abdimas
Publisher : FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan pembelajaran IPA di SMP/MTs adalah menumbuhkan kesadaran pada peserta didik tentang dirinya dan lingkungan sekitar serta mengetahui bagaimana cara menjaga dan melestarikan. Selain itu, peserta didik juga perlu disiapkan dalam menyongsong abad 21 dengan keterampilan yang relevan. Memastikan capaian peserta didik terhadap tujuan tersebut, perlu dilakukan proses pembelajaran yang representatif. Pembelajaran berdiferensiasi adalah strategi yang tepat agar guru mampu mengidentifikasi capaian belajar setiap siswa. Beberapa guru masih kesulitan menerapkan strategi pembelajaran berdiferensiasi dalam praktik di kelas. Perlu pembekalan secara berkelanjutan kepada guru-guru selaku ujung tombak pelaksana kurikulum merdeka di sekolah. Pelatihan diadakan secara tatap muka dilanjutkan dengan daring untuk sesi pembimbingan tugas. Hasil pelatihan menunjukkan bahwa kegiatan terlaksana sesuai dengan perencanaan. Analisis terhadap hasil pretest dan postes menunjukkan angka 0,61 yang berarti peserta mengalami peningkatan dalam katagori sedang. Secara keseluruhan, sebanyak 73% peserta menyatakan baik sekali terhadap penyelenggaraan kegiatan pelatihan. Perlu dilanjutkan kegiatan serupa agar para guru dapat merancang modul ajar IPA yang representatif berdasarkan prinsip pembelajaran berdiferensiasi dan terintegrasi keterampilan abad 21.