Kegiatan Festival 7 Sungai rutin dilaksanakan setiap tahun oleh pihak pemerintah Desa Cibuluh tidak hanya menjadi ajang promosi wisata, tetapi juga menjadi wadah untuk melestarikan dan mengembangkan kearifan lokal. Kearifan lokal memiliki kaitan yang sangat erat dengan komunikasi pemasaran, terutama dalam konteks pengembangan desa wisata berbasis masyarakat di desa wisata diantaranya dalam Unique Selling Proposition (USP), kearifan lokal menjadi USP yang unik bagi setiap desa wisata. Ini adalah hal yang membedakan satu desa wisata dengan yang lain, dan menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang mencari pengalaman autentik. Selain itu dalam hal positioning, kearifan lokal dapat digunakan untuk memposisikan desa wisata sebagai destinasi yang berbeda dan bernilai. Dalam konteks penelitian sosial, fenomenologi digunakan untuk memahami makna yang dibangun oleh individu terhadap suatu fenomena tertentu. Dengan kata lain, fenomenologi memungkinkan kita untuk "masuk ke dalam kulit" peserta penelitian dan melihat dunia dari perspektif subjek penelitian yaitu kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Pendekatan fenomenologi juga untuk memahami bagaimana komunikasi pemasaran dalam festival mengkonstruksi dan mengkomunikasikan nilai-nilai budaya kepada wisatawan. Melalui analisis mendalam terhadap berbagai elemen komunikasi, seperti narasi festival, simbol-simbol budaya, dan interaksi sosial, penelitian ini menunjukkan bahwa komunikasi pemasaran telah berhasil menciptakan pemahaman yang lebih mendalam tentang kearifan lokal di kalangan wisatawan. Lebih lanjut, penelitian ini juga mengidentifikasi peran penting komunikasi dalam membangun kesadaran akan pentingnya pelestarian lingkungan dan pengembangan berkelanjutan di desa wisata. Temuan penelitian ini memberikan implikasi penting bagi pengembangan strategi komunikasi pemasaran yang lebih holistik dan berkelanjutan dalam konteks desa wisata.