Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Memilih Segmentasi Penonton dalam Perencanaan Program Televisi Azwar Munanjar; Achmad Haikal; Lukman Lukman; Rio Septian; Muhammad Ichsan
Jurnal Abdimas BSI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1, No 3 (2018): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.136 KB) | DOI: 10.31294/jabdimas.v1i3.4165

Abstract

Abstrak Dalam penelitian ini membahas tentang segmentasi penonton televisi pada perencanaan program televisi. Segmentasui penonton merupakan strategi untuk memahami siapa yang akan menjadi penonton dari sebuah program televisi. Menentukan segmentasi berkaitan dengan pemasaran program itu sendiri, penonton televisi pada umumnya memiliki sifat yang sangat heterogen, maka akan sulit bagi sebuah program televisi untuk menargetkan sasaran penontonya. Oleh karenanya harus dipilih segmen-segmen audien tertentu saja dan meninggalkan segmen lainnya. Bagian atau segmen yang dipilih itu adalah bagian yang homogen yang memiliki ciri-ciri yang sama dan cocok dengan kemampuan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan mereka. Penelitian ini berfokus pada siswa magang SMK 4 Bekasi di BSI TV dalam membuat perencanaan program televisi. Dimana siswa-siswa ini dituntut untuk menganalisa program-program televisi dan menilai segmentasi penonton disetiap program tersebut untuk diterapkan pada program yang nanti akan mereka rencanakan. Perencanaan program dalam menentukan segmentasi penonton berada pada tahapan pra produksi, di mana dalam tahap ini menentukan segmentasi penonton didasarkan pada peta kependudukan (usia, jenis kelamin, besarnya anggota keluarga, pendidikan tertinggi yang dicapai, jenis pekerjaan konsumen, tingkat penghasilan, agama, suku  dan sebagainya. Kata kunci:  Program Televisi, Segmentasi Penonton Televisi.
PENGARUH TULISAN ERNEST PRAKASA MENGENAI DR ZAKIR NAIK DI TWITTER TERHADAP CITRA ERNEST PRAKASA DI DESA BOJONGGEDE rio septian
Jurnal Komunikasi Vol 10, No 2 (2019): September 2019
Publisher : Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.349 KB) | DOI: 10.31294/jkom.v10i2.6386

Abstract

The aim of this study was to find out the effect of ernest prakasa’s Posts about Zakir Naik in Twitter toward his negative image in Bojonggede. The approach of this study was quantitative descriptive. To collect the data, the researcher used questionnaire adn in analyzing the data, the researcher used Parametric statistics of regression and correlation test. This research was conducted in Bojonggede and took 100 respondents  as the sample of the study.  After the evaluation has been conducted, it was found that there is a significant relationship between Ernest Prakasa's posts about DR Zakir Naik on twitter with his negative image in Bojonggede. The details is ; 71.7% claim that the negative image of Ernest Prakasa in Bojonggede because of his posts about Zakir Naik, and 28,3% of other factors.
Manajemen Membangun Brand Image (Citra Sekolah) Dalam Upaya Meningkatkan Daya Saing di Smp Muhammadiyah 3 Yogyakarta Rio Septian
Media Manajemen Pendidikan Vol 4 No 3 (2022): Februari 2022
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30738/mmp.v4i3.8926

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan fungsi manajemen, faktor pendukung, serta faktor penghambat dalam membangun brand image SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif ini bertujuan mendeskripsikan strategi membangun citra SMP Muhammadiyah 3 Yogyakarta ditinjau dari fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi secara apa adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi . Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi dan analisis dokumen. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa Perencanaan: penetapan tujuan/target, analisis kebutuhan, perumusan strategi, penentuan sumberdaya, pelaksanaan perencanaan, evaluasi perencanaan yang diuraikan secara jelas dan rinci; Pengorganisasian: alokasi sumber daya, penetapan tugas, penentuan prosedur, struktur organisasi yang diuraikan dengan jelas dan rinci; Pengarahan: kepemimpinan melayani, motivasi lisan dan kalimat pujian positif, penentuan deskripsi kerja humas, kebijakan sesuai perencanaan; Pengawasan dan Evaluasi: evaluasi keberhasilan, tindakan korektif, tindakan solutif; Faktor pendukung: prestasi kepala sekolah, staf atau pegawai, serta prestasi peserta didik; Faktor penghambat yaitu kurangnya staf humas, kurangnya unit komputer personal, serta kurangnya anggaran.
Respon Masyarakat terhadap Fenomena "Childfree" (Studi Kasus influencer Gita Savitri) Intan Leliana; Ita Suryani; Achmad Haikal; Rio Septian
Cakrawala - Jurnal Humaniora Vol 23, No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/jc.v23i1.15716

Abstract

This study aims to describe the public's response to the Childfree phenomenon which has recently become a trend due to influencer Gita Savitri's comments. Childfree itself is used for someone who does not want to have children. This lifestyle is inversely proportional to the pattern that occurs in Indonesia. Where religious and customary factors in Indonesia strongly recommend having children even if only one. This study used a qualitative approach with phenomenological type. The results obtained that the community provides responses in the form of cognitive, affective and behavioral which are divided into two perspectives, namely socio-cultural and religious perspectives. The response of society when viewed from a socio-cultural perspective that the status and existence of women in the past was seen from how many children she could bear children, and the pattern that occurred in Indonesia for married couples to have children even if only one. Then if viewed from a religious perspective that having offspring is a recommendation in Islam is not an obligation. So that childfree is not included in the category of prohibited acts, because every married couple has the right to plan and manage their home life including having children. Keywords: Phenomenon, childfree, Community response
Representasi Makna Pada Karakter “Si Delos” Dalam Maskot Pilkada Depok Tahun 2020 (Analisis Teori Semiotika Roland Barthes): Indonesia Rio Septian; Marlinda Poernomo; Hayu Lusianawati; Achmad Haikal
Jurnal Media Penyiaran Vol. 1 No. 2 (2021): Desember 2021
Publisher : LPPM UBSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (862.163 KB) | DOI: 10.31294/jmp.v1i2.699

Abstract

Bagaimana Representasi Makna Pada Karakter “Si Delos” Dalam Maskot Pilkada Depok Tahun 2020. Peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut lagi tanda-tanda komunikasi yang tersirat didalamnya dan makna tanda mengenai makna yang terdapat pada maskot Si delos. penelitian ini dilakukan adalah untuk menggali makna yang terkadung pada kode-kode yang ada pada karakter “Si delos” dengan Menemukan Makna yang direpresentasikan oleh maskot Si delos dan Mitos apa saja yang terdapat dalam Maskot Si delos. Metode yang digunakan penelitian ini adalah kualitatif Deskriptif dengan landasan Representasi Stuart hall dan Pisau analisis Semiotika kode Rolands Barthes. Peneliti mengumpulkan informasi-informasi yang penting yang terkait dengan masalah penelitian, dan selanjutnya mengelompokkan data tersebut sesuai dengan topik masalahnya. beberapa gambar visual yang digunakan untuk dijadikan bahan sebagai alat informasi adalah Makna kultural yang terdapat pada maskot sidelos, berupa gambar visual yang terlihat yaitu pakaian jawara betawi yaitu pangsi, dan tameng bundar yang merupakan salah satu kebudayaan Depok yaitu gong sibolong. Ini merupakan perpaduan budaya Depok dan budaya Jakarta. Lalu Uraian budaya dari luar Depok akan dibahas karena ada keterkaitan dengan kebudayaan Betawi, tetapi masih ada hubungannya dengan kode kebudayaan Depok. Uraian tentang bahasa kode, simbolik, kode aksi, dan kode budaya khusunya pada bidang desain karakter. Berdasarkan uraian dan hasil penelitian Dapat diambil kesimpulan sebagai berikut Representasi Sidelos sebagai Jawara Betawi dan sentasi Sidelos sebagai Tameng Penangkal lalu Mitos yang terdapat dalam Maskot Si delos, Makna desain karakter “Si delos” yang lebih mengarah pada kode proairetik, kode budaya dan Kode simbolik. Isu menarik dapat dibahas dalam penelitian ini, yakni Makna kultur, Makna kultur yang direpresentasikan adalah dua budaya yang dijadikan satu yang mempunyai arti dan makna tersendiri. Kata kunci: Pilkada, Maskot, Representasi, semiotika.
Gaya Komunikasi Ganjar Pranowo Dalam Tayangan Youtube Atas Kasus Penerimaan Siswa Baru Dengan Sistem Zonasi Achmad Haikal; Marlinda Poernomo; Rahtika Diana; Rio Septian
Jurnal Media Penyiaran Vol. 2 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : LPPM UBSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1249.057 KB) | DOI: 10.31294/jmp.v2i1.1048

Abstract

Gaya komunikasi adalah suatu kekhasan yang dimiliki setiap orang dan gaya komunikasi antara orang yang satu dengan orang lainnya berbeda. Perbedaan antara gaya komunikasi antara satu orang dengan yang lain dapat berupa perbedaan dalam ciri-ciri model dalam berkomunikasi, tata cara berkomunikasi, cara berekspresi dalam berkomunikasi dan tanggapan yang diberikan atau ditunjukkan pada saat berkomunikasi ditambahkan oleh (Widjaja, 2000) Gaya komunikasi merupakan cara penyampaian dan gaya bahasa yang baik. Gaya yang dimaksud sendiri dapat bertipe verbal yang berupa kata-kata atau nonverbal berupa vokalik, bahasa badan, penggunaan waktu, dan penggunaan ruang dan jarak. Ganjar Pranowo mempunyai gaya komunikasi dalam menjalani tugasnya sebagai Gubernur Jawa Tengah. Berbicara mengenai gaya komunikasi akan selalu menjadi topik yang menarik, dikarenakan setiap pemimpin mempunyai gaya komunikasi sendiri. Gaya komunikasi yang baik berfungsi untuk mendesain dan membentuk organisasi sesuai dengan visi dan misi yang ingin dicapai.Ganjar Pranowo mempunyai gaya komunikasi dalam menjalani tugasnya sebagai Gubernur Jawa Tengah. Berbicara mengenai gaya komunikasi akan selalu menjadi topik yang menarik, dikarenakan setiap pemimpin mempunyai gaya komunikasi sendiri. Gaya komunikasi yang baik berfungsi untuk mendesain dan membentuk organisasi sesuai dengan visi dan misi yang ingin dicapai.
BRANDING SATUAN PAUD SEJENIS “GEMBIRA” PAKUNCEN YOGYAKARTA Rio Septian
CILPA Vol 4 No 2 (2020)
Publisher : Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30738/cilpa.v4i2.6776

Abstract

This research was initiated from the concern of Gembira ECD’s management due to the absence of children in the early age that participated in the education program in Singosaren Lor Village and its surrounding area whether in the level of Kindergarten, Playgroup or even in the daily care. This condition occurs due to the local economic condition. In designing the branding of Gembira ECD, the author aims are: 1) designing the branding concept of Gembira ECD in accordance with the image and particular characteristic of this institution, 2) inventing effective and efficient branding design for the community especially the parents of 0-6 years old children, 3) visualizing the design concept that able to expose the institution branding of Gembira ECD.    The art creation concept of this thesis is to invent the institution branding of Gembira ECD by using STP and SWOT analysis which resulted in the target or purpose audience. Based on this analysis, the product's designs were created to promote Gembira ECD through logo creation, nameplate, flyer, id-card, company profile, folding-display desk, sports uniform, presence book, name card, x-banner, table calendar, and web design. Through this branding concept, the branding design was created in accordance with design layout technique, appropriate media concept and the design concept that conceive the branding design applications which are the primary and supporting/secondary media that also conceive creative strategies.   The branding design result for Gembira ECD produces several designs such as logo nameplate, flyer, id-card, company profile, folding-display desk, sports uniform, presence book, name card, x-banner, table calendar, and web design. Based on this branding concept, the author has invented the branding design that based on design layout technique, appropriate media concept and the design concept that conceive the branding design applications with creative strategies. The branding design was visualized in accordance with invention/creation concept through vector technique by using Coreldraw X7 software.   
Konsep Diri Dalam Vidgram @Nunuzoo Dikalangan Remaja” (Studi Di SMA 5 Depok) Lukman Lukman; Ridzki Rinanto Sigit; Hayu Lusianawati; Rio Septian
Jurnal Media Penyiaran Vol. 2 No. 2 (2022): Desember 2022
Publisher : LPPM UBSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.634 KB) | DOI: 10.31294/jmp.v2i2.1569

Abstract

Media sosial merupakan salah satu bentuk dari perkembangan internet, dimana media sosial dikhususkan kepada Instagram. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa kehidupan dewasa yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan secara biologis maupun psikologis. Selain itu masa remaja terbagi menjadi tiga, yaitu masa awal, masa madya, dan masa akhir. Perkembangan remaja pada saat ini disertai dengan perkembangan teknologi yang semakin hari semakin berkembang sehingga memunculkan fasilitas yang sering digunakan oleh remaja yaitu media sosial. Nurul Azka salah satu remaja yang memanfaatkan Instagram sebagai media untuk erdakwah dengan konten video dakwah komedi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konsep diri pelajar dalam menggunakan Instagram dan faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri positif maupun konsep diri negatif pelajar dalam menggunakan Instagram. Penelitian ini menggunakan metode kuaalitatif dengan desain studi deskriptif analisis. Data yang diperoleh dari lapangan diperoleh melalui penelitian kepustakaan dan wawancara mendalam terhadap informan. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa konsep diri remaja dalam media sosial Instagram adalah konsep diri positif. Remaja mampu memanfaatkan Instagram dengan baik sehingga memberikan efek positif bagi dirinya. Faktor yang mempengaruhinya adalah diri sendiri dan orang lain dengan memberikan tanda suka (like), komentar positif dan komentar negatif pada foto di Instagram.
ETIKA DALAM ERA DEEPFAKE: BAGAIMANA MENJAGA INTEGRITAS KOMUNIKASI Leliana, Intan; Irhamdhika, Gema; Haikal, Achmad; Septian, Rio; Kusnadi, Eddy
Jurnal Visi Komunikasi Vol 22, No 02 (2023): November 2023
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/visikom.v22i02.24229

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemecahan masalah etika pada era dimana deepfake merebak, dan memberikan pemahaman mengenai risiko yang bisa ditimbulkan dari pembuatan video deepfake untuk menjaga integritas komunikasi. Deepfake adalah sebuah bentuk Artificial Intelligence (AI) yang menjadi fenomena di era digital saat ini, Dalam beberapa kasus, deepfake digunakan untuk tujuan jahat, seperti pemalsuan video atau audio dengan maksud merusak reputasi seseorang atau menyebarkan informasi palsu. Para pengguna deepfake dapat membuat video palsu dari seseorang yang akhirnya dapat melanggar privasi mereka seperti mengganti identitas seseorang dalam situasi dimana saat identifikasi hal-hal yang krusial seperti akun perbankan atau keamanan nasional. Kemajuan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang canggih mengacu kepada manipulasi gambar atau video untuk menyatukan kemiripan seseorang ke wajah orang lain, jadi seolah olah-olah mereka sedang melakukan atau mengatakan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah terjadi. Metode dalam penelitian ini adalah dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang didapat dari sumber data kemudian dianalisis secara mendalam. Penelitian kualitatif dengan menggunkana metode literatur diambil untuk penelitian ini. Deepfake adalah tantangan serius bagi etika komunikasi dan integritas informasi. Untuk menjaga integritas komunikasi dalam era deepfake, diperlukan upaya kolaboratif dari masyarakat, pemerintah, lembaga, dan individu. Etika dalam berkomunikasi dan literasi media harus ditingkatkan, sementara regulasi dan teknologi pendukung juga perlu berkembang. Hanya dengan pendekatan holistik seperti ini, kita dapat menjaga integritas komunikasi dalam era deepfake yang semakin kompleks.
Pengaruh Kepemimpinan Otokrasi Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Motivasi Intrisik Sebagai Variabel Moderator (Studi Kasus Pada Badan Pendidikan Dan Pelatihan Badiklat Provinsi Bandar Lampung) Sugeng; Jati Imantoro; Rio Septian
Jurnal Manajemen DIVERSIFIKASI Vol. 4 No. 2 (2024): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/diversifikasi.v4i2.3733

Abstract

This study aims to determine the effect of autocratic leadership on employee performance with intrinsic motivation as a moderator variable. This research is quantitative, where quantitative research is research that uses data types that can be measured or calculated directly through measuring research variables using numbers. The data analysis technique used is the analytical method which includes instrument requirements testing, analysis requirements testing and Moderated Regression Analysis (MRA) testing. The results of the study show that autocratic leadership has no effect on the performance of the Badiklat Education and Training Agency in Bandar Lampung Province. Intrinsic motivation has a positive and significant effect on autocratic leadership on employee performance at the Badiklat Education and Training Agency in Bandar Lampung Province. Keywords: Autocratic Leadership, Employee Performance, Intrinsic Motivation