Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

MANAGEMENT HUMAS BKKBN DALAM MEMBENTUK CITRA POSITIF MELALUI KELUARGA KURANG MAMPU Haikal, Achmad
Jurnal Komunikasi Vol 10, No 2 (2019): September 2019
Publisher : Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.392 KB) | DOI: 10.31294/jkom.v10i2.5557

Abstract

Dalam era Globalisasi ini, Peran Humas sangat penting dalam membangun citra positif suatu perusahaan. Dengan mengoptimalisasikan peranan humas kita dapat menjalin hubungan yang baik, harmonis dan pengertian antara public eksternal dan public perusahaan.            Biro Hukum, Organisasi, dan Hubungan Masyarakat yang juga membidangi urusan Kehumasan dalam perannya untuk BKKBN, memberikan solusi yang baik untuk instansinya. Bila dahulu Program-Program KB berhasil lewat sosialisasi penyuluhan dan safari. Namun kini terlihat kurang mengena pada era globalisasi dan tekhnologi yang semakin maju.            Maka sesuai dengan salah satu ruang lingkup tugas dan fungsi Biro Hukum, Organisasi, dan Hubungan Masyarakat yaitu mensosialisasikan program publikasi melalui media cetak. Ini dimaksudkan agar dengung  BKKBN yang termasuk kedalam Program KB Nasional dapat terdengar serta tersampaikan keseluruh penjuru Indonesia dan memberi pencitraan postif untuk BKKBN
Analisis Framing Robert N Entman Pada Pemberitaan Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di Kompas.com Dan Detik.com Tanggal 9-11 Januari 2021 Gogali, Venessa Agusta; Pradipta, Angga; Haikal, Achmad; Ichsan, Muhammad
Jurnal Komunikasi Vol 12, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/jkom.v12i1.10076

Abstract

Studi ini mengkaji tentang pola pemberitaan dengan analisis framing dari dua portal berita online yaitu Kompas.com dan Detik.com terkait soal peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Masing-masing portal berita memiliki bentuk pemberitaan pada headline yang berbeda. Dimana nilai – nilai berita termuat secara rangkum dan utuh melalui headline yang telah di konstruksi terkait peristiwa dan realita yang ada. Kekuatan sebuah berita akan dipenuhi dengan unsur yang baru, luar biasa, menarik, penting dan mengenai kehidupan manusia akan menjadi sebuah berita yang menarik. Salah satu cara untuk mengukur kekuatan berita tersebut ialah dengan terpenuhinya semua unsur-unsur yang ada didalam nilai berita. Kompas.com dalam pemberitaan jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182 lebih mengedepankan metode  sintaksis frame dalam melakukan pemberitaan mengenai peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air, Model ini berasumsi bahwa setiap berita mempunyai frame yang berfungsi untuk membuat sebuah berita penting untuk diketahui khalayak. Dengan menggunakan frame tertentu sebuah penonjolan akan lebih mudah dipahami khalayak. Sementara konstruksi yang dibangun oleh Detik.com hanya berfokus pada kejadian yang terjadi pada waktu tersebut. Sehingga Detik.com menggunakan episodic framing untuk pemberitannya terkait peristiwa Sriwijaya Air SJ 182. Mengingat target pembaca berada pada SES D hingga B1 pada level menengah kebawah  hingga menengah keatas yang membutuhkan surat kabar sebagai sumber informasi dari peristiwa yang tidak dialami sendiri oleh mereka. Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif kualitatif dengan metode analisis framing model Entman.
Memilih Segmentasi Penonton dalam Perencanaan Program Televisi Azwar Munanjar; Achmad Haikal; Lukman Lukman; Rio Septian; Muhammad Ichsan
Jurnal Abdimas BSI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1, No 3 (2018): Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.136 KB) | DOI: 10.31294/jabdimas.v1i3.4165

Abstract

Abstrak Dalam penelitian ini membahas tentang segmentasi penonton televisi pada perencanaan program televisi. Segmentasui penonton merupakan strategi untuk memahami siapa yang akan menjadi penonton dari sebuah program televisi. Menentukan segmentasi berkaitan dengan pemasaran program itu sendiri, penonton televisi pada umumnya memiliki sifat yang sangat heterogen, maka akan sulit bagi sebuah program televisi untuk menargetkan sasaran penontonya. Oleh karenanya harus dipilih segmen-segmen audien tertentu saja dan meninggalkan segmen lainnya. Bagian atau segmen yang dipilih itu adalah bagian yang homogen yang memiliki ciri-ciri yang sama dan cocok dengan kemampuan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan mereka. Penelitian ini berfokus pada siswa magang SMK 4 Bekasi di BSI TV dalam membuat perencanaan program televisi. Dimana siswa-siswa ini dituntut untuk menganalisa program-program televisi dan menilai segmentasi penonton disetiap program tersebut untuk diterapkan pada program yang nanti akan mereka rencanakan. Perencanaan program dalam menentukan segmentasi penonton berada pada tahapan pra produksi, di mana dalam tahap ini menentukan segmentasi penonton didasarkan pada peta kependudukan (usia, jenis kelamin, besarnya anggota keluarga, pendidikan tertinggi yang dicapai, jenis pekerjaan konsumen, tingkat penghasilan, agama, suku  dan sebagainya. Kata kunci:  Program Televisi, Segmentasi Penonton Televisi.
Respon Masyarakat terhadap Fenomena "Childfree" (Studi Kasus influencer Gita Savitri) Intan Leliana; Ita Suryani; Achmad Haikal; Rio Septian
Cakrawala - Jurnal Humaniora Vol 23, No 1 (2023): Maret 2023
Publisher : Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/jc.v23i1.15716

Abstract

This study aims to describe the public's response to the Childfree phenomenon which has recently become a trend due to influencer Gita Savitri's comments. Childfree itself is used for someone who does not want to have children. This lifestyle is inversely proportional to the pattern that occurs in Indonesia. Where religious and customary factors in Indonesia strongly recommend having children even if only one. This study used a qualitative approach with phenomenological type. The results obtained that the community provides responses in the form of cognitive, affective and behavioral which are divided into two perspectives, namely socio-cultural and religious perspectives. The response of society when viewed from a socio-cultural perspective that the status and existence of women in the past was seen from how many children she could bear children, and the pattern that occurred in Indonesia for married couples to have children even if only one. Then if viewed from a religious perspective that having offspring is a recommendation in Islam is not an obligation. So that childfree is not included in the category of prohibited acts, because every married couple has the right to plan and manage their home life including having children. Keywords: Phenomenon, childfree, Community response
Representasi Makna Pada Karakter “Si Delos” Dalam Maskot Pilkada Depok Tahun 2020 (Analisis Teori Semiotika Roland Barthes): Indonesia Rio Septian; Marlinda Poernomo; Hayu Lusianawati; Achmad Haikal
Jurnal Media Penyiaran Vol. 1 No. 2 (2021): Desember 2021
Publisher : LPPM UBSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (862.163 KB) | DOI: 10.31294/jmp.v1i2.699

Abstract

Bagaimana Representasi Makna Pada Karakter “Si Delos” Dalam Maskot Pilkada Depok Tahun 2020. Peneliti tertarik untuk mengetahui lebih lanjut lagi tanda-tanda komunikasi yang tersirat didalamnya dan makna tanda mengenai makna yang terdapat pada maskot Si delos. penelitian ini dilakukan adalah untuk menggali makna yang terkadung pada kode-kode yang ada pada karakter “Si delos” dengan Menemukan Makna yang direpresentasikan oleh maskot Si delos dan Mitos apa saja yang terdapat dalam Maskot Si delos. Metode yang digunakan penelitian ini adalah kualitatif Deskriptif dengan landasan Representasi Stuart hall dan Pisau analisis Semiotika kode Rolands Barthes. Peneliti mengumpulkan informasi-informasi yang penting yang terkait dengan masalah penelitian, dan selanjutnya mengelompokkan data tersebut sesuai dengan topik masalahnya. beberapa gambar visual yang digunakan untuk dijadikan bahan sebagai alat informasi adalah Makna kultural yang terdapat pada maskot sidelos, berupa gambar visual yang terlihat yaitu pakaian jawara betawi yaitu pangsi, dan tameng bundar yang merupakan salah satu kebudayaan Depok yaitu gong sibolong. Ini merupakan perpaduan budaya Depok dan budaya Jakarta. Lalu Uraian budaya dari luar Depok akan dibahas karena ada keterkaitan dengan kebudayaan Betawi, tetapi masih ada hubungannya dengan kode kebudayaan Depok. Uraian tentang bahasa kode, simbolik, kode aksi, dan kode budaya khusunya pada bidang desain karakter. Berdasarkan uraian dan hasil penelitian Dapat diambil kesimpulan sebagai berikut Representasi Sidelos sebagai Jawara Betawi dan sentasi Sidelos sebagai Tameng Penangkal lalu Mitos yang terdapat dalam Maskot Si delos, Makna desain karakter “Si delos” yang lebih mengarah pada kode proairetik, kode budaya dan Kode simbolik. Isu menarik dapat dibahas dalam penelitian ini, yakni Makna kultur, Makna kultur yang direpresentasikan adalah dua budaya yang dijadikan satu yang mempunyai arti dan makna tersendiri. Kata kunci: Pilkada, Maskot, Representasi, semiotika.
Gaya Komunikasi Ganjar Pranowo Dalam Tayangan Youtube Atas Kasus Penerimaan Siswa Baru Dengan Sistem Zonasi Achmad Haikal; Marlinda Poernomo; Rahtika Diana; Rio Septian
Jurnal Media Penyiaran Vol. 2 No. 1 (2022): Juni 2022
Publisher : LPPM UBSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1249.057 KB) | DOI: 10.31294/jmp.v2i1.1048

Abstract

Gaya komunikasi adalah suatu kekhasan yang dimiliki setiap orang dan gaya komunikasi antara orang yang satu dengan orang lainnya berbeda. Perbedaan antara gaya komunikasi antara satu orang dengan yang lain dapat berupa perbedaan dalam ciri-ciri model dalam berkomunikasi, tata cara berkomunikasi, cara berekspresi dalam berkomunikasi dan tanggapan yang diberikan atau ditunjukkan pada saat berkomunikasi ditambahkan oleh (Widjaja, 2000) Gaya komunikasi merupakan cara penyampaian dan gaya bahasa yang baik. Gaya yang dimaksud sendiri dapat bertipe verbal yang berupa kata-kata atau nonverbal berupa vokalik, bahasa badan, penggunaan waktu, dan penggunaan ruang dan jarak. Ganjar Pranowo mempunyai gaya komunikasi dalam menjalani tugasnya sebagai Gubernur Jawa Tengah. Berbicara mengenai gaya komunikasi akan selalu menjadi topik yang menarik, dikarenakan setiap pemimpin mempunyai gaya komunikasi sendiri. Gaya komunikasi yang baik berfungsi untuk mendesain dan membentuk organisasi sesuai dengan visi dan misi yang ingin dicapai.Ganjar Pranowo mempunyai gaya komunikasi dalam menjalani tugasnya sebagai Gubernur Jawa Tengah. Berbicara mengenai gaya komunikasi akan selalu menjadi topik yang menarik, dikarenakan setiap pemimpin mempunyai gaya komunikasi sendiri. Gaya komunikasi yang baik berfungsi untuk mendesain dan membentuk organisasi sesuai dengan visi dan misi yang ingin dicapai.
Peran Penulis Naskah Dalam Produksi Program News Magazine Tiktok Wow Di Net Tv A Munanjar; Achmad Haikal; Eddy Kusnadi
Jurnal Media Penyiaran Vol. 2 No. 2 (2022): Desember 2022
Publisher : LPPM UBSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.034 KB) | DOI: 10.31294/jmp.v2i2.1721

Abstract

Format program magazine di televisi masih mendapatakan tempat di hati penonton, selain karena isi programnya berisi hiburan dan informasi, format ini juga dapat diproduksi dengan menggunakan materi utama dari konten media social, yang salah satunya adalah program Tiktok Wow di NET TV. Dalam program ini berisi tayangan news magazine yang menampilkan konten hiburan dan informasi yang hanya bersumber dari media social Tiktok. Penelitian ini memuat tentang peran penulis naskah dalam produksi program Tiktok Wow yang dimulai dari tahapan pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Adapun temuan yang didapatkan adalah peran penulis naskah dalam tahapan praproduksi memaksimalkan ide kreatifnya dalam mengolah video Tiktok ke dalam format naskah magazine mengikuti konsep program, kreatif dari produser, dan rambu-rambu yang sudah ditetapkan produser untuk diisi voice over dan materi editing bagi editor. Dalam tahapan produksi, peran penulis naskah dengan asisten produksi dan editor jika ditemukan permasalahan terkait video Tiktok yang digunakan sebagai materi atau kendala teknis lainnya yang berhubungan dengan naskah. Sedangkan dalam tahapan pasca produksi, peran penulis naskah memberikan sumbangsi berupa ide kreatif terhadap tema dan materi jika share dan rating penayangan satu episodenya rendah.
Pelatihan Teknik Pengambilan Gambar Melalui Smartphone : Pada Karang Taruna RT 04 Mustikajaya Bekasi Selvy M Widuhung; Achmad Haikal; Rawit Sartika; Haryo Windratno
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Kalam Vol. 1 No. 2 (2022): Menuju Smart Society
Publisher : Prisani Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karang Taruna (a youth organization) activities are a form of participation of the younger generation in empowering their knowledge and skill to help the environment. Even though it is only on a small scale, according to their regions, if managed properly, a youth group like this can be beneficial for the community. Like the Karang Taruna RT 04 Mustikajaya Bekasi which in its activities focuses on helping the surrounding community by contributing positively to the interests of the environment, such as making murals on the walls of the RT post, to social activities that have an impact on residents. Realized the importance role of the younger generation in society, we are collaborating with Karang Taruna RT 04 Mustikajaya Bekasi to become partners in this Semester in our Community Service activity as lecturer in Bina Sarana Informatika University. Unfortunately the Karang Taruna not have social media like Instagram yet to post their activities and sharing some informations. One of the reason is becouse lack of skill of photograpic, that’s why thay felt not confident. We offer a solution by providing training on shooting techniques through smartphones, so that the resulting photos become more aesthetic and attractive. With good photo skills, it can attract other teenagers to join and do things that are beneficial for the environment.
ETIKA DALAM ERA DEEPFAKE: BAGAIMANA MENJAGA INTEGRITAS KOMUNIKASI Leliana, Intan; Irhamdhika, Gema; Haikal, Achmad; Septian, Rio; Kusnadi, Eddy
Jurnal Visi Komunikasi Vol 22, No 02 (2023): November 2023
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/visikom.v22i02.24229

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemecahan masalah etika pada era dimana deepfake merebak, dan memberikan pemahaman mengenai risiko yang bisa ditimbulkan dari pembuatan video deepfake untuk menjaga integritas komunikasi. Deepfake adalah sebuah bentuk Artificial Intelligence (AI) yang menjadi fenomena di era digital saat ini, Dalam beberapa kasus, deepfake digunakan untuk tujuan jahat, seperti pemalsuan video atau audio dengan maksud merusak reputasi seseorang atau menyebarkan informasi palsu. Para pengguna deepfake dapat membuat video palsu dari seseorang yang akhirnya dapat melanggar privasi mereka seperti mengganti identitas seseorang dalam situasi dimana saat identifikasi hal-hal yang krusial seperti akun perbankan atau keamanan nasional. Kemajuan teknologi Artificial Intelligence (AI) yang canggih mengacu kepada manipulasi gambar atau video untuk menyatukan kemiripan seseorang ke wajah orang lain, jadi seolah olah-olah mereka sedang melakukan atau mengatakan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah terjadi. Metode dalam penelitian ini adalah dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang didapat dari sumber data kemudian dianalisis secara mendalam. Penelitian kualitatif dengan menggunkana metode literatur diambil untuk penelitian ini. Deepfake adalah tantangan serius bagi etika komunikasi dan integritas informasi. Untuk menjaga integritas komunikasi dalam era deepfake, diperlukan upaya kolaboratif dari masyarakat, pemerintah, lembaga, dan individu. Etika dalam berkomunikasi dan literasi media harus ditingkatkan, sementara regulasi dan teknologi pendukung juga perlu berkembang. Hanya dengan pendekatan holistik seperti ini, kita dapat menjaga integritas komunikasi dalam era deepfake yang semakin kompleks.
Mitos Raja Jawa dan Transformasi Dinasti Politik, Studi Kasus Keluarga Jokowi Kusnadi, Eddy; Leliana, Intan; Septian, Rio; Haikal, Achmad
Jurnal Komunikasi Vol 15, No 2 (2024): September
Publisher : Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/jkom.v15i2.24498

Abstract

Masyarakat Indonesia yang multikultural, namun didominasi oleh budaya Jawa, yang memiliki nilai tradisional kuat tentang kepemimpinan. Konsep raja Jawa, yang historisnya menggambarkan raja sebagai sosok dengan kekuatan absolut dan kekuatan gaib, telah mengalami transformasi dalam politik modern. Jokowi, yang berasal dari latar belakang sederhana, kerap dilihat sebagai penerus simbolik dari mitos raja Jawa, khususnya dengan keterlibatan anggota keluarganya, seperti Gibran Rakabuming dan Bobby Nasution, dalam politik. Masalah yang diteliti adalah bagaimana mitos raja Jawa memengaruhi persepsi publik terhadap fenomena dinasti politik dalam keluarga Jokowi, serta dampaknya terhadap demokrasi. Fenomena dinasti ini mengundang kekhawatiran terkait potensi praktik nepotisme, pengaruh negatif pada meritokrasi, dan kemunduran nilai-nilai demokrasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun Indonesia telah mengalami modernisasi politik, elemen budaya tradisional tetap memainkan peran penting dalam membentuk persepsi dan struktur kekuasaan. Mitos raja Jawa memberikan landasan kultural yang memungkinkan penerimaan sebagian masyarakat terhadap dinasti politik, namun juga menunjukkan adanya ancaman terhadap demokrasi karena kekuasaan politik cenderung terpusat dalam keluarga tertentu