Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Penerapan prompting untuk meningkatkan frekuensi kontak mata pada anak dengan global developmental delay Cintaka, Rakhi; Djuwita, Efriyani
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.091 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v7i2.7995

Abstract

Abstrak. Kontak mata merupakan prasyarat penting bagi seseorang untuk dapat mencapai kemampuan yang lebih kompleks, seperti halnya bahasa dan sosial. Oleh karena itu, kontak mata menjadi target perilaku pertama untuk diintervensi. H merupakan anak laki-laki berusia 4 tahun 8 bulan dengan diagnosis Global Developmental Delay yang sangat jarang melakukan kontak mata dengan orang lain. Ia belum mampu berkomunikasi dan respon yang ditunjukkan terhadap sekitarnya juga sangat minim. Penelitian ini merupakan penelitian single-subject, yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan prompting dalam meningkatkan frekuensi kontak mata anak dengan Global Developmental Delay (H). Kontak mata anak diperoleh dari data pencatatan melalui observasi langsung dan didukung dengan alat ukur Kuesioner Kontak Mata dan Kuesioner Kemampuan Bahasa dan Personal/Sosial yang diisi oleh orang tua. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan frekuensi kemunculan kontak mata serta peningkatan skor pada kedua kuesioner sebelum (pre-test) dan sesudah (post-test) intervensi diberikan. Meskipun demikian, kontak mata belum muncul secara konsisten setiap kali anak dipanggil namanya dan hasil penelitian ini masih perlu didukung oleh penelitian serupa, khususnya pada kelompok anak dengan Global Developmental Delay.Kata Kunci: Prompting, Kontak Mata, Global Developmental Delay. Abstract. Eye contact is an important prerequisite to achieve more complex abilities, such as language and social. Therefore, it is the first behavior targeted for intervention. H is a 4-year-old boy with a diagnosis of Global Developmental Delay who rarely makes eye contact with other people. He has not been able to communicate and the response shown to his surrounding is also very minimal. This study is a single-subject research, which aims to determine the effectiveness of the application of prompting in increasing the frequency of eye contact in children with Global Developmental Delay (H). Child's eye contact is obtained from the recorded data through direct observation and supported by Children’s Eye Contact Questionnaire and Language and Personal/Social Ability Questionnaire filled by parents. The result showed an increase in the frequency of eye contact occurrence and an increase in scores on both questionnaires before (pre-test) and after (post-test) intervention was given. However, eye contact has not occurred consistently every time the child is called by his name and the result of this study still need to be supported by similar research, especially in children with Global Developmental Delay.Keywords: Prompting, Eye Contact, Global Developmental Delay.
Penerapan backward chaining untuk meningkatkan keterampilan berpakaian pada anak dengan disabilitas intelektual Maria Jessica Alexandra Soebroto; Efriyani Djuwita
Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan Vol. 9 No. 1 (2021): January
Publisher : University of Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.019 KB) | DOI: 10.22219/jipt.v9i1.11542

Abstract

Objektif: Seorang anak berusia 8 tahun berinisial A dengan diagnosis Disabilitas Intelektual taraf sedang selalu membutuhkan bantuan dalam memakai seragam sekolahnya setiap hari yang merupakan kemeja berkancing. Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas modifikasi perilaku dengan teknik backward chaining dalam meningkatkan keterampilan mengenakan kemeja berkancing pada anak dengan Disabilitas Intelektual.Metode: Merupakan penelitian kuantitatif eksperimental dengan desain single-subject menggunakan tipe A-B-A’. Backward chaining dan token economy menjadi teknik modifikasi perilaku yang digunakan dalam penelitian ini.Temuan: Penelitian ini menunjukkan bahwa teknik backward chaining mampu meningkatkan keterampilan memakai kemeja berkancing secara efektif, didukung dengan adanya sesi pra-intervensi yang berupa aktivitas latihan motorik halus.Kesimpulan: Mengetahui efektivitas modifikasi perilaku dengan teknik backward chaining dapat menjadi salah satu wawasan baru bagi para orangtua dengan anak berkebutuhan khusus untuk menstimulasi kemampuan motorik anak dengan cara memecah suatu rangkaian perilaku menjadi tahapan-tahapan kecil.
Penerapan Teknik Cognitive Behaviour Group Therapy dalam Meningkatkan Perilaku Asertif pada Remaja Awal Fachrun Naja Maulidia; Efriyani Djuwita
Jurnal Online Psikogenesis Vol 9, No 1 (2021): Juni
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24854/jps.v9i1.1810

Abstract

Asertif adalah salah satu aspek krusial yang mempengaruhi kemampuan interaksi sosial pada remaja. Kendati demikian, beberapa masalah mengenai perilaku asertif sering kali ditemui terutama di lingkungan sekolah. Guru sering kali mengeluhkan siswa cukup pasif selama pembelajaran. Sementara itu, siswa lainnya ditemukan sering berkomunikasi secara agresif hingga terlibat dalam pertengkaran. Salah satu upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan memberikan pelatihan asertif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas Penerapan Cognitive Behaviour Group Therapy (CBGT) dalam meningkatkan perilaku asertif pada remaja awal. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimental dengan model one group pretest–posttest design. Pada penelitian ini terdapat 7 sesi pertemuan termasuk follow-up yang setiap sesinya menghabiskan waktu sekitar 45-60 menit. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 7 siswa sekolah dasar (SD) dengan kisaran usia 11-13 tahun. Pengukuran efektivitas dalam penelitian ini menggunakan alat ukur assertiveness formative questionnaire dan rating berupa penilaian partisipan dalam melakukan perilaku asertif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan Cognitive Behaviour Group Therapy (CBGT) efektif dalam meningkatkan perilaku asertif pada remaja awal terutama pada aspek kognitif yang berkaitan dengan pengetahuan dan persepsi (penialain) partisipan.
Hubungan Antara Usia, Kepribadian Big Five dan Mitos Hukuman Fisik Pada Remaja Nafisah Siti Lasmi; Efriyani Djuwita
JURNAL PSIKOLOGI Vol 17, No 1 (2021): Jurnal Psikologi
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jp.v17i1.11379

Abstract

Saat ini penelitian mengenai mitos hukuman fisik di Indonesia masih jarang dilakukan, sedangkan hal ini perlu menjadi perhatian untuk mengetahui bagaimana penggunaan hukuman fisik pada anak masih bertahan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara usia, kepribadian Big Five dengan penerimaan mitos hukuman fisik pada remaja. Partisipan penelitian ini sebanyak 115 orang remaja berusia 13-17 tahun, berdomisili di Provinsi Jawa Barat dan termasuk dalam keluarga dengan status ekonomi menengah ke bawah. Kepribadian Big Five diukur menggunakan IPIP-BFM-25 (The International Personality Item Pool – Big Five Markers), dan penerimaan mitos hukuman fisik diukur menggunakan CPMS (Corporal Punishment Myth Scale). Uji korelasi dengan Rank Spearman menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara usia, dimensi kepribadian agreeableness dan dimensi kepribadian conscientiousness dengan penerimaan mitos hukuman fisik. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa penerimaan mitos hukuman fisik berhubungan secara signifikan dengan intensi penggunaan hukuman fisik di masa depan. Hasil temuan ini dapat dijadikan pertimbangan dalam membuat rancangan terkait pencegahan bagi remaja dalam menggunakan hukuman fisik sebagai strategi disiplin di masa depan.
Pelatihan Fathering untuk Meningkatkan Keterlibatan Ayah dalam Pengaushan Anak Usia 3-5 Tahun An Nisaa Nur Citra Dien; Lucia R.M. Royanto; Efriyani Djuwita
Wacana Vol 11, No 1 (2019)
Publisher : UNS Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.944 KB) | DOI: 10.13057/wacana.v11i1.142

Abstract

ABSTRAK Kerjasama ayah dan ibu sebagai orangtua memiliki peran penting dalam memberikan stimulus yang optimal terhadap perkembangan anak.  Namun, dalam kultur patriaki di Indonesia, seringkali terdapat pandangan yang memisahkan peran ayah dan ibu dalam pengasuhan. Ayah cenderung hanya berperan sebagai pencari nafkah, sementara tugas-tugas domestik termasuk pengasuhan anak lebih sering ditempatkan pada perempuan. Padahal, dalam berbagai penelitian keterlibatan ayah memiliki dampak positif tehadap perkembangan anak. Sebaliknya, ketidakhadiran ayah dalam fisik maupun psikologis anak berdampak negatif pada perkembangan anak. Kondisi  ini memicu peneliti untuk membuat intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan keterlibatan ayah pada pengasuhan anak khususnya usia 3-5 tahun.Program intervensi yang dilakukan adalah pelatihan fathering dengan metode participatory training. Pelatihan ini juga mengacu pada teori three-steps change model yang dikemukakan oleh Lewin. yaitu perubahan perilaku melalui tahap unfreezing, moving, dan refreezing.Penelitian ini merupakan penelitian quasi-exeperimental dengan disain penelitian pretest-posttest nonequivalent group design. Pretest akan dilakukan sebelum pelatihan dimulai, sedangkan posttest dilakukan langsung setelah selesai pelatihan dan seminggu setelah pelatihan. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan pelatihan fathering terhadap peningkatan keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak usia 3-5 tahun ditunjukkan dengan nilai uji signifikansi sebesar 0,000 (< 0,05). Hasil intervensi ini dapat digunakan untuk mengembangakan modul pelatihan sejenis selanjutnya.  Kata kunci:  (Keterlibatan Ayah, Fathering, Pelatihan)
Pelatihan Daring untuk Mengurangi Perilaku Prokrastinasi Akademik Selama Pandemi COVID-19 pada Siswa SMP Laki-Laki Mifta Sugesti; Efriyani Djuwita
PSIKODIMENSIA Vol 21, No 2: Desember 2022
Publisher : Universitas Katolik Soegijapranata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24167/psidim.v21i2.4857

Abstract

Salah satu cara untuk menekan laju penularan virus COVID-19 adalah dengan memindahkan kegiatan belajar-mengajar di sekolah menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ). Pemberlakuan PJJ, meski memiliki berbagai keuntungan, namun juga mempengaruhi performa akademik siswa, salah satunya perilaku prokrastinasi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah pelatihan daring kelompok berbasis Cognitive Behavior Therapy dapat secara efektif mengurangi perilaku prokrastinasi pada siswa, khususnya siswa SMP laki-laki. Terdapat 4 partisipan (usia 12–14 tahun) yang mengikuti pelatihan ini. Pemilihan partisipan secara accidental sampling, lalu diseleksi yang memiliki skor Irrational Procrastination Scale (IPS) di kategori ’tinggi’ untuk dapat mengikuti pelatihan. Mereka mengikuti 7 sesi pelatihan daring yang setiap sesinya berdurasi 50–70 menit. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif quasi-eksperimen dengan pengambilan data dilakukan pada saat pre-test, post-test, dan follow up (sebulan setelah pelatihan selesai dilakukan). Data kemudian dianalisis menggunakan Friedman’s Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan kelompok berbasis CBT daring secara signifikan dapat membantu siswa SMP laki-laki mengurangi perilaku prokrastinasi (ꭓ22= 6,53, p 0,05).
Penerapan Group Cognitive Behavior Therapy (CBT) Untuk Menurunkan Prokrastinasi Akademik pada Siswi SMP yang Menjalani Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) Natasya Yustilira Lubis; Efriyani Djuwita
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.778 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i3.6451

Abstract

Pandemi COVID-19 menyebabkan terjadinya penyesuaian sistem pendidikan di Indonesia, yakni sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Metode PJJ sangat berhubungan dengan perilaku menunda tugas akademik (prokrastinasi akademik), karena sangat membutuhkan motivasi intrinsik dan inisiatif belajar pada siswa. Pada umumnya, remaja perempuan cenderung lebih rendah melakukan prokrastinasi akademik. Akan tetapi, hal ini berbeda karena kondisi PJJ ini. Siswa yang melakukan prokrastinasi akademik secara terus menerus akan mengalami kegagalan dalam mata pelajaran, rendahnya self-esteem, menimbulkan putus asa, dan mengembangkan masalah fisik maupun psikologis. Salah satu penanganan yang dapat menurunkan perilaku prokrastinasi akademik adalah intervensi Cognitive Behavior Therapy (CBT). Program intervensi dirancang secara daring dan berkelompok. Partisipan intervensi adalah 5 siswi SMP yang berusia 14-15 tahun. Hasil intervensi adalah terdapat penurunan tingkat prokrastinasi akademik pada partisipan. Partisipan juga merasakan perubahan yang lebih positif.
Efektivitas Intervensi Kelompok Daring Berbasis CBT dalam Meningkatkan Pengelolaan Marah pada Remaja SMP Vanda Pebruarini; Efriyani Djuwita
Jurnal Ilmu Perilaku Vol 7 No 1 (2023): Jurnal Ilmu Perilaku
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jip.7.1.61-79.2023

Abstract

Anger management is known to be challenging for adolescents because they often lack experience or coping skills to cope with complex emotions. Intense anger or unassertive anger expression may inflict severe problems on their social, physical, and mental health. This study aims to assess the effectiveness of Cognitive Behavior Therapy (CBT) based online intervention in improving anger management skills in four junior high school students. This mixed method research with the qualitative and quantitative results. The participants of this study are 12 – 15 years old with a high level of anger. The result showed that all participant level of anger decreased significantly, also their anger expression. Participants' anger management also increased significantly compare to the post-test and follow-up test (1-month interval). The qualitative result showed that all participants expressed that their anger management improved after the session. In conclusion, this online CBT proved to be effective in reducing adolescent anger levels and expression and increasing their anger management ability.
Psychoeducation of Positive Parenting for Mothers with Middle-to-low Socioeconomic Status Mahardhika Annisa Tuzzuhro; Puji Lestari Suharso; Efriyani Djuwita
Jurnal Ilmiah Psikologi MIND SET Vol 12 No 01 (2021): Juni
Publisher : Fakultas Psikologi Universitas Pancasila

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35814/mindset.v12i01.1864

Abstract

Mothers in middle-to-low socioeconomic status tend to treat children with harsh punishment and presume it as an effective way, it indicates lack of comprehension about positive parenting, which may hinder child optimal development, especially in critical age 3 to 5 years old. Psychoeducation is one of interventions which is needed to improve comprehension of positive parenting for 3 to 5 years old children. This study aims to find the effectiveness of psychoeducation in improving comprehension of positive parenting for mothers of 3 to 5 years old children with middle-to-low socioeconomic status. Design of this study is one group pretest-posttest design. The subjects are 14 mothers with middle-to-low socioeconomic status background. The psychoeducation was held for three days continuously through video conference. The data were collected 3 times, before and immediately after the intervention, and 10 days after the intervention. Data analysis using Wilcoxon Signed-Rank Test shows significant score difference between before and after psychoeducation (p<0.05). It shows increasing score of positive parenting comprehension after attending the psychoeducation. However, the score decreased in 10 days after the intervention. The study resulted that psychoeducation required a break. Next research, sessions in psychoeducation can be done interspersed not continuously.
Pendekatan Brief DBT untuk Menurunkan Gejala Kecemasan dan Kesulitan Regulasi Emosi pada Remaja Perempuan Utami, Melati Nur; Djuwita, Efriyani
GUIDENA: Jurnal Ilmu Pendidikan, Psikologi, Bimbingan dan Konseling Vol 13, No 3 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/gdn.v13i3.7716

Abstract

Changes in physical, cognitive, emotional, and social interactions in female adolescents are associated with the onset of anxiety disorder. Furthermore, during middle adolescence, adolescents tend to use maladaptive emotion regulation strategies. Difficulties in emotion regulation are associated with the emergence and the increased intensities of anxiety. Dialectical Behavioral Therapy is an evidence-based intervention to increase emotion regulation skill and to decrease anxiety symptoms. This study is a training with a brief Dialectical Behavioral Therapy approach aimed to reduce anxiety symptoms in 6 female adolescents (grade 10). Results showed that the training significantly reduced the level of anxiety symptoms. Meanwhile, although there were declines in the pre and post-test scores of emotion dysregulation, the scores differences were not significant. Training duration and invalidating environment were identified as factors contributing to the insignificant reduction of the emotion dysregulation level.