Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

KORELASI RASIO CROSS SECTIONAL AREA MUSCULUS MULTIFIDUS LUMBAL MENGGUNAKAN ULTRASOUND DENGAN DERAJAT NYERI BERDASARKAN VISUAL ANALOGUE SCALE (VAS) PADA PASIEN NYERI PUNGGUNG BAWAH Jimmy Tungka; Muhammad Ilyas; Bachtiar Murtala
Mandala Of Health Vol 12 No 1 (2019): Mandala Of Health
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.763 KB) | DOI: 10.20884/1.mandala.2019.12.1.1263

Abstract

Nyeri punggung bawah (NPB) merupakan suatu sindroma klinik yang ditandai dengan gejala utama nyeri di daerah punggung bagian bawah yang dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikular ataupun keduanya. Peran otot-otot paraspinal lumbal sebagai penyebab NPB masih belum jelas. Otot-otot paraspinal lumbal ini berperan saat menerima beban saat tubuh bergerak dan saat menumpu berat badan. Ada indikasi bahwa musculus multifidus lumbal (LMM) merupakan otot paraspinal yang sensitif terhadap parubahan patologis yang berbeda pada tulang belakang lumbal dibandingkan otot paraspinal lainnya. Pengukuran musculus multifidus lumbal menggunakan ultrasound dapat memberikan penilaian yang tepat untuk menilai cross sectional area (CSA) otot. Penelitian ini bertujuan mengetahui korelasi rasio CSA muskulus multifidus lumbal menggunakan USG gray scale terhadap nyeri berdasarkan VAS. Penelitian dilaksanakan di Bagian Radiologi RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar pada Juli-Agustus 2018. Desain penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Sampel sebanyak 38 orang dengan gejala klinis nyeri punggung bawah radikular. USG gray scale dilakukan untuk mengukur CSA muskulus multifidus pada level dan sisi yang nyeri dan pada sebelahnya, kemudian dihitung rasionya. Hal yang sama dilakukan pada level di atas nyeri. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman dan Pearson. Hasil penelitian menunjukkan rerata sampel dengan derajat nyeri mild berdasarkan VAS. Mean rasio CSA yang diperoleh 81% pada level nyeri dan 82% pada level di atas nyeri. Terdapat korelasi antara rasio CSA muskulus multifidus lumbal pada level nyeri dan di atas nyeri terhadap derajat nyeri dengan arah korelasi negatif dengan nilai p=0,001 dan p=0,002. Semakin berat derajat nyeri, semakin kecil rasio CSA-nya
NILAI DIAGNOSTIK USG COLOR DOPPLER DAN ELASTOGRAFI DIBANDINGKAN DENGAN HASIL BIOPSI ASPIRASI JARUM HALUS DALAM MENENTUKAN LIMFADENOPATI LEHER JINAK DAN GANAS Ulfiawaty Ulfiawaty; Bachtiar Murtala; Mirna Muis
Mandala Of Health Vol 12 No 1 (2019): Mandala Of Health
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (325.795 KB) | DOI: 10.20884/1.mandala.2019.12.1.1266

Abstract

Limfadenopati didefinisikan sebagai sebuah abnormalitas ukuran dan konsistensi dari limfonodus yang bisa terjadi akibat proses infeksi dan inflamasi lainnya. Penelitian ini bertujuan menjelaskan nilai diagnostik USG color Doppler dan Elastografi dalam menentukan limfadenopati leher jinak dan ganas dibandingkan dengan hasil Bajah. Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Radiologi RS Universitas Hasanuddin, Makassar yang dimulai pada bulan Februari-Maret 2018. Desain penelitian menggunakan uji diagnostik. Sebanyak 50 sampel dengan klinis limfadenopati leher. Dilakukan pemeriksaan ultrasonografi color Doppler untuk melihat pola, lokasi vascular serta nilai resistive index, kemudian dilakukan elastografi untuk menentukan elastisitas jaringan. Dilanjutkan dengan melakukan pemeriksaan Bajah untuk menentukan limfadenopati leher jinak dan ganas sete. Analisis data menggunakan statistik melalui uji diagnostik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari uji diagnostik, didapatkan pola vaskuler memiliki sensitivitas 72%, spesifitas 92%, akurasi 84%, NPP 88%, NPN 81%. Lokasi vaskuler memiliki sensitivitas 59%, spesifitas 86%, akurasi 80%, NPP 92%, NPN 75%. Nilai resistive indeks didapatkan cut 0ff 0,795 dengan nilai sensitivitas 95,5%, spesifitas 75%, akurasu 84%, NPP 75% dan NPN 95,5%. Apabila dibandingkan dengan USG color Doppler dan elastografi, maka elastografi jauh lebih unggul dalam menentukan limfadenopati leher jinak dan ganas dengan sensitivitas 95,4%, spesifitas 96,4%, akurasi 96%, nilai prediksi positif 95,4% dan nilai prediksi negatif 96,4%. Lymphadenopathy is defined as an abnormality in the size and consistency of the lymph nodes that can occur due to other infections and inflammatory processes. This study aimed to determine the diagnostic value of ultrasound color Doppler and Elastography in determining the benign and malignant cervical lymphadenopathy compared with the results of the elephant Research method. This research was conducted in Radiology Department of Hasanuddin University Hospital, Makassar which started in February-March 2018. The research design used the diagnostic test. A total of 50 samples with clinical cervical lymphadenopathy. The color Doppler ultrasound examination was conducted to find out the pattern, vascular location and resistive index value, then the elastography was performed to determine the elasticity of the tissue. After that, a FNA examination was done to determine benign and malignant cervical lymphadenopathy. The data analysis used the statistic through the diagnostic tests. The research results indicated that the diagnostic test revealed the vascular pattern of 72% sensitivity, 92% specificity, 84% accuracy, NPP 88%, NPN 81%. The vascular site had a sensitivity of 59%, specificity 96%, accuracy of 80%, NPP of 92%, NPN of 75%. The resistive values index obtained 0ff 0.795 with 95.5% sensitivity, 75% specificity, 84% accuracy, 75% NPP, and 95.5% NPN. When compared with Doppler ultrasound and elastography, the elastography was superior in determining benign and malignant cervical lymphadenopathy with 95.4% sensitivity, 96.4% specificity, 96% accuracy, 95.4% NPP and NPN of 96.4 %. Thus, Doppler ultrasound and elastography had high diagnostic values, which could be used to determine both benign and malignant cervical lymphadenopathy.