Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pengaruh Peer Group Education Terhadap Kualitas Hidup Dengan Hipertensi Di Posyandu Lansia Desa Sumberbendo Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Evi Cahayati; Nove Lestari
JURNAL ILKES : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 9 No 1 (2018)
Publisher : STIKES Karya Husada Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.899 KB)

Abstract

The most frecuent health problems experienced by the elderly are hypertension, this can affect the quality of life of the elderly. Efforts to improve the quality of life of the elderly can be through Peer Group Education. Peer Group Education was the process of delivering education and information submitted to groups of people who feel they had some similarities in terms of age, mindset, interests or other things to people who claim or had something similar. The purpose of this research to determine the effect of peer group education on elderly life quality with hypertension. The research method was used Pre-Experimental Design with simple random sampling technique with a population of 24 people and a sample of 8 people in Elderly PosyanduSumberbendo villages. The measuring instrument was used for independent variables used SOP (operational standard of implementation) and for the dependent variable used quality of life questionnaire. The results of research on the effect of peer group education on the quality of life of elderly with hypertension obtained 100% before peer group education had the quality of life was and after done almost 50% had high quality of life. Based on the Wilcoxon Signed Ranks Test to determine the effect of Peer Group Education on Elderly Life Quality With Hypertension obtained p-value of 0.046 α = 0.05 then p-value <α so it was concluded that H1 accepted or it can be said Peer Group Education can affect the Quality of Elderly Life with Hypertension in Elderly Posyandu Sumberbendo Villages Pare District Kediri Regency. It was expected that every elderly Posyandu can activate Peer Group Education activities as a forum for discussion and increase information and to improve the quality of life of the elderly.
Peer Group Discussion Dalam Penerapan Senam Diabetes Di Posyandu Lansia Desa Pelem Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Nove Lestari; Laviana Nita L; Dewi Taurisyiah Rahayu; Dina Zakiyyatul Fuadah
WASATHON Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 04 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Klaten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61902/wasathon.v1i04.840

Abstract

DM exercise is an exercise performed by Diabetes Mellittus (DM) sufferers or non-sufferers to prevent injuries and help improve blood circulation. It is recommended for DM sufferers to do light, fast movements for at least 150 minutes every week to burn calories in the body and increase insulin sensitivity. Nurses as part of the health team, apart from playing a role in providing health education, can also play a role in guiding DM sufferers to do foot exercises until the sufferer can do foot exercises independently. The inability of diabetes mellitus patients to carry out self-care can affect the quality of life in terms of physical health, psychological well-being, social relationships and environmental relationships. Self care carried out for diabetes mellitus sufferers is more focused on preventing complications and controlling blood sugar. One of the self-care measures for DM patients is exercise or physical exercise. Exercising regularly can reduce and maintain normal blood sugar levels. One of the foot exercises for diabetes mellitus patients is diabetic foot exercises. This community service method is observational. This program includes all matters of a technical, managerial and scheduling nature (time schedule). The management module includes mentoring, handling and continuous counseling techniques. Preparation of training facilities and infrastructure. This preparation includes the provision of facilities and infrastructure for training places and counseling. Field coordination. From this activity it can be concluded that all participants (100%) understand diabetes mellitus exercise, the purpose of doing foot exercises, know the benefits of DM exercise, know the indications and contraindications for foot exercise and are enthusiastic, attentive and active during DM exercise training activities.
Peningkatan Health Literasi Tentang Kontrasepsi Melalui Aplikasi QR Code Pada Ibu Di Desa Sambirejo Dina Zakiyyatul Fuadah; Laviana Nita Ludyanti; Dewi Taurisiawati Rahayu; Nove Lestari
Jurnal Pengabdian Masyarakat Mandira Cendikia Vol. 3 No. 11 (2024)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jpkmmc.v3i11.1484

Abstract

Health literasi merupakan kemampuan individu untuk mendapatkan atau mengakses, mengolah, memahami, menilai dan menggunakan informasi Kesehatan dan pelayanan Kesehatan yang dibutuhkan sebagai dasar untuk mengambil keputusan yang tepat terkait kesehatan (Sun dkk, 2013). Kontrasepsi adalah cara untuk menjarangkan kehamilan, menunda kehamilan pada usia muda yang berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan, dan mencegah kehamilan di antara wanita lansia yang juga menghadapi peningkatan risiko dengan menggunakan alat atau obat. Quick Response Code atau yang biasa disebut dengan QR Code merupakan sebuah barcode dua dimensi yang diperkenalkan oleh Perusahaan Jepang Denso Wave pada tahun 1994. Jenis barcode ini awalnya digunakan untuk pendataan inventaris produksi suku cadang kendaraan dan sekarang sudah digunakan dalam berbagai bidang layanan bisnis dan jasa untuk aktivitas marketing dan promosi. Kegiatan ini dilakukan dengan cara pemaparan materi dan metode ceramah dan aplikasi QR code dengan jumlah responden 20 orang. Hasil kegiatan sebelum dilakukan intervensi edukasi didapati nilai rata-rata 5,40 dan setelah diberikan intervensi edukasi didapati nilai rata-rata 8,00 Sehingga dari hasil rata-rata poin sebelum dan sesudah diberikan edukasi peningkatan health literasi tentang kontrasepsi melalui aplikasi QR code pada ibu didapatkan ada peningkatan pengetahuan serta wawasan masyarakat mengenai peningkatan health literasi tentang kontrasepsi melalui aplikasi QR code pada ibu. Metode ini merupakan edukasi yang dilakukan dengan menugaskan masyarakat menjadi tutor untuk menjelaskan materi kepada masyarakat lainnya dengan tujuan menambah pengetahuan dengan landasan peraturan yang telah didiskusikan sebelumnya, sehingga dapat membangun kondisi belajar yang kooperatif.
Optimalisasi PMR Dengan Metode Viderol (Video, Demontrasi, Role Play) Dalam Meningkatkan Pengetahuan Kegawatdaruratan Fraktur Laviana Nita Ludyanti; Dina Zakiyyatul Fuadah; Dewi Taurisiawati; Nove Lestari
Jurnal Pengabdian Masyarakat Mandira Cendikia Vol. 4 No. 6 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jpkmmc.v4i6.1717

Abstract

Fraktur merupakan terputusnya kontuinitas tulang yang dapat menimbulkan gejala yang umum seperti nyeri atau rasa sakit, pembengkakan dan kelainan bentuk tubuh. Tujuan pengabdian masyarakat ini meningkatkan pengetahuan tentang pertolongan pertama patah tulang (fraktur). Desain yang digunakan pre-ekperimen dengan pendekatan pre-test dan post-test dengan total sampling didapatkan 25 sample responden. Dengan menggunakan kuisioner didapatkan hasil pengetahuan dengan nilai skor 60 (63,2%) dan sesudah dilakukan intervensi didapatkan hasil pengetahuan dengan nilai 80 (57,9%). Berdasarkan analisa data pada anggota PMR sebelum dan sesudah diberikan intervensi terdapat peningkatan yang signifikan terhadap pengetahuan anggota PMR dalam pertolongan pertama patah tulang (fraktur). Kegiatan ini memberikan manfaat peningkatan pengetahuan dan pemahaman kader PMR tentang pertolongan pertama patah tulang (fraktur) pada angota PMR. Kader PMR diharapkan dapat mempertahankan hal tersebut dengan terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan tentang pertolongan pertama kegawatdaruratan patah tulang (fraktur)
The Influence of "Si MENS" Booklet Education On Adolescent Women's Readiness For Menarche Dina Zakiyyatul Fuadah; Nove Lestari
Jurnal Ilmiah Kesehatan Mandira Cendikia Vol. 3 No. 11 (2024)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jikmc.v3i11.1483

Abstract

Inaccuracy of information can lead to unpreparedness of young women in facing menarche. The unpreparedness of young women in facing menarche can be influenced by the knowledge of young women about menstruation that is lacking. Objective: The purpose of this study was to determine the effect of the education booklet "Si Mens" on the readiness of young women to face menarche. Methods: This study used a pre-experimental design (One Group Pretest-Posttest Design). Population 60 respondents, with purposive sampling technique obtained a sample of 38 respondents. The intervention in this study with education is to read the booklet "Si Mens" 6 times in 1 week. Data were analyzed using the Wilcoxon test. Results: The results showed that before the intervention was given, most of the respondents (76.3%) were not ready to face menarche and after the intervention, most of the respondents (63.2%) were ready to face menarche. The results of the Wilcoxon test data analysis obtained P value: 0.000 < : 0.05, which means that there is an effect of "Si Mens" booklet education on the readiness of young women to face menarche. Conclusion: Educational booklet "Si Mens" is effective for young women in dealing with menarche, with the information and knowledge so that attitudes and attitudes arise and improve youth readiness. The booklet "Si Mens" can stimulate the five senses so that it is easier for the brain to understand and generate a stimulus in the form of an attitude of readiness to face menarche.
Edukasi Pemenuhan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pada Perubahan Berat Badan Berdasarkan Kartu Menuju Sehat (KMS) Neny Triana; Vela Purnamasari; Nove Lestari; Ratna Sukma Damayanti; Silvina Tri Meike
Jurnal Pengabdian Masyarakat Mandira Cendikia Vol. 3 No. 1 (2024)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Generasi sehat merupakan modal dasar aset pembangunan sumberdaya manusia Bangsa. Semua orang tua mempunyai impian yang sama, mempunyai anak yang tumbuh dan berkembang sesuai usianya. Pertumbuhan merupakan perubahan yang bersifat kuantitatif yang dapat diukur salah satunya dengan pengukuran Berat Badan (BB). Pengukuran BB salah satu untuk mengetahui status gizi anak, yang bisa dipantau ibu lewat Kartu menuju Sehat (KMS). Pemerintah berusaha semaksimal mungkin untuk membantu semua anak Indonesia dalam hal pencegahan kekurangan Gizi dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Permasalahan muncul ketika anak mendapatkan PMT, akan tetapi ibunya merasa anaknya tidak ada gizi, merasa anaknya baik-baik saja, merasa gengsi anaknya di beri PMT, hal ini merupakan pekerjaan besar petugas kesehatan untuk memberikan edukasi pemenuhan Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Tujuan Pengabdian kepada Masyarakat memberikan edukasi pemenuhan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Terhadap Perubahan Berat Badan berdasarkan Kartu Menuju Sehat (KMS). Metode pelaksanaan edukasi kepada ibu yang mempunyai anak Balita dan observasi KMS. Waktu pelaksanaan 2 Oktober 2023 dan 7 November 2023 di Posyandu Gurah dan Kranggan Kabupaten Kediri, peserta 16 ibu, setelah diberikan edukasi hasil perubahan berat badan hampir setengah naik 5 anak (31,25%), sebagian besar berat badannya tidak naik 11 anak (68,75%). Edukasi petugas kesehatan sangat diperlukan di dalam pemenuhan Pemberian PMT. Faktor pengetahuan dan ekonomi ibu mempengaruhi status gizi Balita, sehingga pemberian PMT sangat diperlukan, karena secara langsung akan mempengaruhi Berat Badan anak saat kegiatan Posyandu.
Edukasi Keluarga tentang Program Ayah Siaga dalam Persiapan Persalinan pada Ibu Hamil di Desa Padangan Kecamatan Ngantru KabupatenTulungagung Dewi Taurisiawati Rahayu; Dwi Ertiana; Linda Andri Mustofa; Wuri Widi Astuti; Nove Lestari; Laviana Nita L; Dina Zakiyyatul F
Jurnal Pengabdian Masyarakat Mandira Cendikia Vol. 3 No. 6 (2024)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Orang terdekat ibu dalam keluarga adalah suami. Dalam proses kehamilan dan persalinan, suami yang biasanya membantu ibu menyiapkan semua kebutuhan. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk memberikan sosialisasi tentang pemahaman ayah siaga dalam persiapan persalinan pada ibu hamil. Metode Kegiatan ini dibagi dalam dua tahap melalui media komunikasi yang menampilkan presentasi Power Point tentang materi ayah siaga dalam persiapan persalinan pada ibu hamil dan menggunakan Leaflet tentang program ayah siaga dalam persiapan persalinan. Sasaran dalam kegiatan pengabdian ini adalah ibu hamil dan suaminya di Desa Padangan Kecamatan Ngantru Kabupaten Tulungagung. Hasil Pada kegiatan pengabdian ini didapatkan hasil pre-test responden yang berpengetahuan baik yaitu 16 orang (40%) dan responden berpengetahuan cukup sebanyak yaitu 24 orang (60%) mengenai program ayah siaga. Dengan dilaksanakannya kegiatan pada ibu hamil dan suami diharapkan menjadi motivasi dan perubahan prilaku pada suami ibu hamil.
Efektivitas Community Education System Pelaksanaan Pijat Oksitosin Ibu Postpartum Pada Masa Pandemi Di Desa Pelem Kecamatan Pare Kabupaten Kediri Nove Lestari
Jurnal Keperawatan Mandira Cendikia Vol. 1 No. 1 (2022)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jkmc.v1i1.26

Abstract

Salah satu upaya yang dapat dilakukan ibu dan keluarga, untuk meningkatkan produksi ASI diperlukan hormon oksitosin (Bobak, 2005), pada ibu setelah melahirkan dapat melakukan pijat oksitosin. Pijat oksitosin merupakan pemijatan sepanjang tulang belakang (tulang vertebrae sampai tulang coste kelima-enam). Community Education System (CUBES) merupakan pemberian pendidikan kesehatan dan demostrasi yang diberikan sasaran dengan jumlah yang banyak dengan karakteristik sasaran yang hampir sama, yang dilaksanakan secara kontinue dan dalam periode tertentu yang dalam rentang waktu yang telah direncanakan tersebut ada evaluasi hasil secara berkala.  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitasyaitu sejumlah 8 respondenbulan Cubes terhadap kemampuan ibu postpartum dalam melaksanakan pijat oksitosin. Metode penelitian yang digunakan quasy eksperiment melalui pendekatan Pre dan Post Test Without Control dengan teknik Non Probability Sampling tipe Purposive Sampling dengan populasi 41 orang dan didapatkan sejumlah 8 responden. Dari hasil uji T-Test Berpasangan tersebut didapatkan hasil Significancy  0,000 dimana nilai p-value < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan rerata kemampuan responden dalam melakukan pijat oksitosin yang bermakna sebelum dan sesudah dilakukan intervensi Community Education System (CUBES). Diharapkan masyarakat ibu mampu melakukan pijat oksitosin sesuai dengan SOP di masa pandemi dan lebih berinsiatif serta berperan serta dalam meningkatkan pengetahuan dan skill yang di dapat.