Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

TRANSPORTASI LAUT KONTAINER DALAM PENGEMBANGAN MASTER PLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN EKONOMI INDONESIA DI INDONESIA BAGIAN TIMUR Langas Denny Siahaan; Shirly Wunas; M. Yamin Jinca; Muh. Saleh Pallu
Jurnal Transportasi Vol. 13 No. 3 (2013)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.464 KB) | DOI: 10.26593/jtrans.v13i3.1345.%p

Abstract

Potential demand of sea transport for containers will grow rapidly along with the development of the processing industry in the region development of the integrated economic and regional strategies or Economic Corridor in the Master Plan of the Accelaration and Expansion of Indoneisa Economic Development in Eastern Indonesia. There were changes in the function of the port into a multipurpose port serving conventional and container freight. The problem that arises is the pier and container handling facility requires adjustment unless neither special container port Makassar and Bitung, nor the limited land development for land side facilities. Geometric conditions of the road connecting the port to the hinterland and have not planned for container services. Collector and feeder ports require adjustments to the revitalization of demand load wheels and multi-pack.
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR TRANSPORTASI DI KOTA MAKASSAR Shirly Wunas; Venny Veronica Natalia
Jurnal Transportasi Vol. 15 No. 3 (2015)
Publisher : Forum Studi Transportasi antar Perguruan Tinggi (FSTPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.571 KB) | DOI: 10.26593/jtrans.v15i3.1753.%p

Abstract

Abstract  Thriving city sporadically in suburban areas will form a mega urban. The condition occurs due to the construction of housing clusters spread and done without following land use policy and the development progress across intercity or inter-district administrative area. The purpose of this study is to identify and analyze the development of mega cities of the transport infrastructure network in suburban areas and to analyze the integration of urban development and the concept of transport infrastructure networks development. The location of this study is the development area of the City of Makassar, which is in the east and in the south of the city. Data were obtained through direct observation of various land use and development of road networks and transportation nodes. These studies found that the City of Makassar extends horizontally to the south and east with many low intensity buildings spread sporadically and form a mega urban without following the hierarchy of road network and without public transport services. Also, the development of the City of Makassar has caused high people mobility toward service centers in the city. Keywords: mega urban, land use, transport, road network, mobility  Abstrak Kota yang berkembang secara sporadis di wilayah suburban akan membentuk mega urban. Kondisi tersebut terjadi akibat pembangunan kluster perumahan yang menyebar dan dilakukan tanpa mengikuti kebijakan tata ruang, dan perkembangan pembangunan melintasi wilayah administratif antarkota atau antarkabupaten. Tujuan studi ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis perkembangan kota mega terhadap jaringan prasarana transportasi di wilayah suburban dan menganalisis keterpaduan pengembangan kota terhadap konsep pengembangan jaringan prasarana transportasi. Lokasi penelitian ini adalah wilayah perkembangan Kota Makassar, yaitu di wilayah timur dan di wilayah selatan kota. Data diperoleh melalui pengamatan langsung terhadap berbagai guna lahan dan perkembangan jaringan jalan serta simpul-simpul transportasi. Hasil studi ini menunjukkan bahwa Kota Makassar meluas secara horizontal ke arah selatan dan timur dengan jumlah bangunan berintensitas rendah yang menyebar secara sporadis membentuk mega urban tanpa mengikuti hirarki jaringan jalan dan tanpa pelayanan angkutan umum. Selain itu perkembangan Kota Makassar yang ada menyebabkan terjadinya mobilitas penduduk yang tinggi menuju ke pusat-pusat pelayanan di kota. Kata-kata kunci: mega urban, tata ruang, transportasi, jaringan jalan, mobilitas
Perencanaan Bangunan Perdagangan Makassar Mall Berbasis Mixed-Use di Makassar Shirly Wunas; Pratiwi Mushar
Jurnal Penelitian Enjiniring Vol 20 No 1 (2016)
Publisher : Center of Techonolgy (COT), Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.173 KB)

Abstract

Pasar Sentral (Makassar Mall) sebagai kawasan perdagangan yang terdapat berbagai permasalahan pasca kebakaran 2011, seperti PKL meningkat di sepanjang jalan utama dalam kawasan Makassar Mall dan sekitarnya, kawasan padat bangunan perdagangan dan permukiman membutuhkan penataan kembali.Tujuan penelitian adalah 1) Menganalisis persepsi pemilik kios terhadap kebutuhan jenis fungsi perdagangan, besaran ruang dan akses di Makassar Mall, 2) Merumuskan guideline perencanaan bangunan perdagangan Makassar Mall berbasis Mixed-use. Data berasal dari hasil observasi dan wawancara dengan pemilik kios di Makassar Mall dan konsumen. Sampel dari pemilik kios ditetapkan secara purposive sampling. Analisis secara deskriptif dan overlay peta.Hasil analisis menunjukkan 1) Persepsi pemilik kios membutuhkan ruang fungsi perdagangan dibedakan 3 kelompok komoditas (sandang, pangan dan jasa), besaran ruang dengan modul berdasarkan kelompok komoditas, dan mengutamakan letak kios yang dekat dengan pintu masuk utama yang di lantai satu. 2) Guideline yang ditetapkan adalah bangunan dengan basis mixed-use, dimensi horizontal, terdiri 3 massa bangunan yang masing-masing mempunyai 1 fungsi komoditas.
PENGEMBANGAN SISTEM TRANSPORTASI SUNGAI DALAM MENDUKUNG EKOWISATA SUNGAI TALLO KOTA MAKASSAR Muhajirin Muhajirin; Shirly Wunas; Taufiqur Rachman
Jurnal Transportasi Multimoda Vol 13, No 4 (2015): Desember
Publisher : Puslitbang Transportasi Antarmoda-Kementerian Perhubungan Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.273 KB) | DOI: 10.25104/mtm.v13i4.178

Abstract

Pengembangan sistem transportasi sungai merupakan faktor pendukung potensi dan obyek wisata Sungai Tallo sehingga dapat menarik kunjungan wisatawan. Penelitian ini bertujuan (1) Mengidentifikasi potensi wisata dan kebutuhan pergerakan orang yang akan mengakses ekowisata Sungai Tallo., (2) Mengetahui kondisi jaringan transportasi sungai., dan (3) Merumuskan konsep pengembangan transportasi sungai dalam mendukung ekowisata Sungai Tallo. Metode penelitian yang digunakan, yaitu deskriptif kualitatif. Data primer dikumpulkan melalui observasi lapangan, wawancara, kuesioner. Sementara data sekunder diperoleh melalui kajian pustaka yang terkait. Data dianalisis dengan menggunakan analisis potensi wisata dan kebutuhan pergerakan untuk akses ekowisata, analisis jaringan transportasi sungai dan analisis SWOT untuk strategi pengembangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sungai Tallo dimanfaatkan sebagai sarana transportasi sungai dan wisata.Sungai Tallo sebagai kawasan konservasi mempunyai potensi wisata alam yang menarik khususnya Desa Lakkang sebagai destinasi ekowisata. Namun belum dikembangkan secara optimal dan permintaan pergerakan orang untuk wisata di Sungai Tallo belum dapat dilayani oleh aksesibilitas dan konektivitas jaringan transportasi sungai yang baik. Dari aspek potensi bangkitan dan kemudahan akses pergerakan maka dapat direncanakan 3 titik simpul baru yakni Jembatan Tello Jln. Perintis Kemerdekaan, Kawasan Perumahan BTN Antara (Kelurahan Tamalanrea Indah), dan Pemukiman Rappokalling. Strategi pengembangan dari hasil analisis SWOT terletak pada strategi WO dengan strategi turn-around yaitu meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang.
Konsep Penanganan Bencana Banjir pada Perumahan Perumnas Manggala Kota Makassar Mimi Arifin; Abdul Rachman Rasyid; Ananto Yudono; Shirly Wunas; Slamet Trisutomo; M. Yamin Jinca; Mukti Ali; Ihsan -; Arifuddin Akil; Wiwik Wahidah Osman; Yashita Kumala Dewi Sutopo; Sri Aliah Ekawati; Muhammad Fathien Azmy; Gafar Lakatupa; Sri Wahyuni; Laode Muhammad Asfan Mujahid; Jayanti Mandasari; Suci Anugrah Yanti; Andi Nada Zahirah; Isratilla Natasya; Ninik Dwi Resky; Ana Dian Ayu
JURNAL TEPAT : Teknologi Terapan untuk Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 2 (2021): Community Empowerment through Health Awareness in the New Normal
Publisher : Faculty of Engineering UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jurnal_tepat.v4i2.196

Abstract

Perumnas Manggala or known as Perumnas Antang Block 10 is one of the housing and settlement areas that are prone to flooding. The purpose of this community service activity is to socialize flood disaster management by first identifying the characteristics of the causes of flooding and developing a concept with the community regarding flood management in residential areas. Methods of implementing community service. The data collection techniques are observation, documentation, and interviews, while the data analysis techniques are descriptive qualitative, and spatial analysis. The data collected is used in drafting the concept of flood management in the form of socialization and discussions with the community, community leaders, and the academic community. The results of service activities are in the form of the concept of flood management through preventive efforts to minimize flood disasters at Perumnas Antang Block 10, namely making infiltration wells, planting vegetation, managing drainage and waste systems. Adaptive and curative efforts are in the form of developing disaster response groups as preparation management in dealing with disasters that routinely occur every year. The results of the socialization show a significant level of change by the community where the level of interest in community participation and understanding of the concept of flood management increases. The community actively participates in discussions and expresses its willingness to participate in disaster mitigation activities. The discussion also showed that the community had high hopes for government assistance, both morally and materially, as well as disaster response training.
Sosialisasi Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL) Tangguh Pandemi di Pantai Losari Kota Makassar Arifuddin Akil; Ananto Yudono; Shirly Wunas; Slamet Trisutomo; M. Yamin Jinca; Mukti Ali; Mimi Arifin; Abdul Rachman Rasyid; Ihsan Latief; Wiwik Wahidah Osman; Yashinta Kumala Dewi Sutopo; Sri Aliah Ekawati; M. Fathien Azmy; Marly Valenti Patandianan; Isfa Sastrawati; Gafar Lakatupa; Sri Wahyuni; Laode Muh. Asfan Mujahid; Jayanti A. Munawwara Abdu Mandasari; Suci Anugrah Yanti; Fitha Rachmah Sari; Andi Nur Jayadi
JURNAL TEPAT : Teknologi Terapan untuk Pengabdian Masyarakat Vol 4 No 2 (2021): Community Empowerment through Health Awareness in the New Normal
Publisher : Faculty of Engineering UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jurnal_tepat.v4i2.208

Abstract

Street vendors are one type of informal sector work that is very vulnerable to being affected by the Covid-19 pandemic. It also felt by street vendors in the Makassar Losari Beach Pavilion area. The condition of street vendors on the one hand is in contact with the lower middle class and has a relatively small business scale. Besides, organized and planned PKL activities will be able to adapt to pandemic conditions and have a positive impact on the city's local economy and support the government in providing employment. This service activity aims to present ideas for the concept of structuring street vendors that are resilient to pandemics and educating traders about the application of health protocols in the work environment of street vendors. Data collection techniques are observation, documentation, interviews, through a stakeholder approach. The data analysis technique is descriptive qualitative analysis. The data collected is used in arrange the concept of structuring street vendors that are resilient to pandemics, sharing, and transferring knowledge to street vendors in the form of Focus Group Discussions (FGD) accompanied by video playback of planning concept arrangements and education on the application of health protocols. The results of service activities in the form of the concept of structuring street vendors include the arrangement of stalls, tables and chairs, repair of clean water networks, provision of hand washing facilities, trash cans, garbage containers, and waste disposal schemes, as well as socializing the importance of implementing health protocols for traders and visitors.
Perubahan Arsitektur Tradisional Makassar terhadap Pengembangan Hunian Pengolah Batu Bata (Studi Kasus: Permukiman Pengolah Batu Bata di Desa Bontolangkasa Kec. Bontonompo Kab. Gowa Sulawesi Selatan) Imriyanti; Shirly Wunas; Mimik Arifin; Idawarni J. Asmal
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 7 No. 3 (2018): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.7.3.168

Abstract

Pembangunan yang berkembang di berbagai bidang dapat mempengaruhi proses pembaharuan rumah tradisional, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan penghuninya. Masyarakat pengolah batu bata merupakan masyarakat suku Makassar yang memiliki hunian tradisional yang berbentuk panggung. Saat ini hunian pengolah batu bata mengalami perubahan, sehingga menimbulkan pertanyaan bagaimana perubahan arsitektur tradisional Makassar dalam pengembangan huniannya. Pengembangan hunian disesuaikan kebutuhan penghuni untuk menunjang kehidupannya dalam berusaha di bidang pengolahan batu bata yang memberikan wujud hunian produktif. Jenis penelitian ini adalah penelitian kasus. Analisis data digunakan yaitu metode kuantitatif dihitung secara prosentase ditabulasikan untuk mempermudah pengelompokkan data dan metode kualitatif untuk menganalisis data kuantitatif dalam bentuk pemaparan. Pengembangan yang terjadi pada hunian pengolah batu bata nampak pada pola pembagian ruang hunian. Ruang hunian yang bertambah adalah area kerja yang dijadikan sebagai ruang produktif, tetapi bentuk hunian tetap mempertahankan unsur budaya suku Makassar. Sehingga hunian pengolah batu bata dapat dikategorikan sebagai rumah produktif.