Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search
Journal : JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri)

PENDAMPINGAN UPAYA MENURUNKAN INKONTINENSIA URIN BAGI MASYARAKAT DI TALANG BETUTU PALEMBANG Koerniawan, Dheni; Srimiyati, Srimiyati; Fari, Aniska Indah; Frisca, Sanny; Pratama, Wendi Putra
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 4, No 1 (2020): Maret
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (218.047 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v4i1.1753

Abstract

Abstrak:Inkontinensia urine menjadi salah satu masalah yang meluas dan merugikan terutama bagi lansia. Salah satu bentuknya seperti lansia akan merasa rendah diri karena selalu basah akibat urine yang keluar, mungkin pada saat batuk, bersin, mengangkat barang berat dan ketidakmampuan menahan buang air kecil. Senam Kegel yang merupakan terapi non farmakologi untuk mengatasi inkontinensia urin. Kegiatan pengabdian yang dilakukan bertujuan untuk melatih lansia untuk melakukan senam Kegel sehingga dapat mengurangi gejala inkontinensia urin. Kegiatan dilakukan dengan pemberian edukasi, latihan senam Kegel, dan pendampingan selama tiga pertemuan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa mitra mengalami penurunan ketidakmampuan menahan kemih dari rerata 8,56 menjadi 6,3 dan penurunan frekuensi berkemih dari rerata 2,07 menjadi 1,44 serta rerata skor total inkontinensia urine menurun dari 10,63 menjadi 7,74. Abstract:Urinary incontinence is a widespread and detrimental problem especially for the elderly. One form such as the elderly will feel inferior because it is always wet due to urine coming out, maybe when coughing, sneezing, lifting heavy objects and the inability to resist urination. Kegel exercises which is a non-pharmacological therapy for overcoming urinary incontinence. Community service activities was aimed to train elderly for doing Kegel exercise thus can reduce symptoms of urinary incontinence. Service were carried out by providing education, Kegel exercises, and mentoring for three meetings. The results of the activity showed that the partners experienced a decrease in the inability to hold urine from an average of 8.56 to 6.3 and a decrease in the frequency of urination from a mean of 2.07 to 1.44 and the mean total urinary incontinence score decreased from 10.63 to 7.74Abstrak:Inkontinensia urine menjadi salah satu masalah yang meluas dan merugikan terutama bagi lansia. Salah satu bentuknya seperti lansia akan merasa rendah diri karena selalu basah akibat urine yang keluar, mungkin pada saat batuk, bersin, mengangkat barang berat dan ketidakmampuan menahan buang air kecil. Senam Kegel yang merupakan terapi non farmakologi untuk mengatasi inkontinensia urin. Kegiatan pengabdian yang dilakukan bertujuan untuk melatih lansia untuk melakukan senam Kegel sehingga dapat mengurangi gejala inkontinensia urin. Kegiatan dilakukan dengan pemberian edukasi, latihan senam Kegel, dan pendampingan selama tiga pertemuan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa mitra mengalami penurunan ketidakmampuan menahan kemih dari rerata 8,56 menjadi 6,3 dan penurunan frekuensi berkemih dari rerata 2,07 menjadi 1,44 serta rerata skor total inkontinensia urine menurun dari 10,63 menjadi 7,74. Kata kunci: Lansia; Inkontinensia urin; Senam Kegel Abstract:Urinary incontinence is a widespread and detrimental problem especially for the elderly. One form such as the elderly will feel inferior because it is always wet due to urine coming out, maybe when coughing, sneezing, lifting heavy objects and the inability to resist urination. Kegel exercises which is a non-pharmacological therapy for overcoming urinary incontinence. Community service activities was aimed to train elderly for doing Kegel exercise thus can reduce symptoms of urinary incontinence. Service were carried out by providing education, Kegel exercises, and mentoring for three meetings. The results of the activity showed that the partners experienced a decrease in the inability to hold urine from an average of 8.56 to 6.3 and a decrease in the frequency of urination from a mean of 2.07 to 1.44 and the mean total urinary incontinence score decreased from 10.63 to 7.74
PENDAMPINGAN MENGHINDARI SEXUAL ABUSE PADA SISWA SMA CURUP BENGKULU Dheni Koerniawan; Ketut Suryani; Maria Tarisia Rini; Sagita Bahari
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol. 2, No. 1: Juni 2018
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.516 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v2i1.1386

Abstract

Abstrak: Perubahan hormon selama perkembangan remaja dapat menjadikan remaja mengalami kemelut (turmoil) dalam dirinya secara psikoseksual. Hal tersebut dapat memicu terjadinya perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja atau dialami oleh remaja sehingga menempatkan remaja dapat menjadi pelaku atau korban dalam penyimpangan seksual seperti kekerasan seksual (sexual abuse). Oleh karena itu, edukasi dan pendampingan sejak dini perlu dilakukan untuk meningkatkan self-care remaja mengidentifikasi adanya risiko terjadinya sexual abuse baik yang dapat terjadi pada dirinya atau pun lingkungannya. Hal inilah yang menjadi tujuan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat sehingga luaran yang diharapkan adalah remaja mampu mengenali kondisi atau orang yang berpotensi mengakibatkan terjadinya sexual abuse, mengamankan diri dengan mencegah munculnya kesempatan terjadinya sexual abuse, dan melaporkan kondisi atau orang yang berpotensi serta kejadian sexual abuse. Kegiatan dilakukan dengan metode edukasi dan konseling. Hasil abdimas menunjukkan bahwa sebagian besar peserta berusia 17 tahun dan berjenis kelamin perempuan, area pribadinya pernah disentuh orang lain dan korban sexual abuse verbal, pertama kali mengalami sexual abuse saat berusia 16 tahun, mengenal pornografi dan pornoaksi ketika berusia 15 tahun, serta menjadikan orang tua dan sahabat sebagai pihak yang dipercaya dalam melaporkan peristiwa sexual abuse baik yang dialami atau disaksikan peserta. Abstract: Hormonal changes is going along with adolescence growing so he/she has turmoil especially in psychosocial aspect. This could precipitate the deviant behavior that adolescence done or suffered. It can make adolescence be a doer or victims of sexual abuse. Thus, early education and accompaniment needed to be done to enhanced adolescence self-care to identify the risk of sexual abuse that can be happened with him/herself or in their environment. This was the aims of our public services so it has outcome that adolescence able to know condition or someone which has potential to be a sexual abuse, protecting self with preventing that potential to become sexual abuse, and reporting it. This activity done as an education and counseling. The result showed mainly of participants are 17 year old and girls, personal body parts had been touched by other people and as victims, first time being victim at 16 years old, knowing pornography and pornoaction at 15 years old, and made parents and best friends as trusted people to to report even being a victim or witness.
PENDIDIKAN KESEHATAN DAN RAPID TEST COVID-19 BAGI GURU UNTUK MENCEGAH KEJADIAN TERPAPAR SARS-COV2 Hotman Sinaga; Pra Dian Mariadi; Bangun Dwi Hardika; Srimiyati Srimiyati; Dheni Koerniawan; Vausta Nurjanah
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 5, No 5 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.953 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v5i5.5245

Abstract

Abstrak: Sekolah dan guru sebagai penyelenggara dan pengelola pendidikan memiliki peranan penting dalam proses belajar, terutama ketika terjadi peralihan dari metode pembelajaran daring menjadi tatap muka. Oleh karena itu, screening menjadi prioritas dalam upaya mencegah penularan dan terbentuknya kluster Covid-19 baru. Masalah yang dihadapi mitra adalah belum dilaksanakannya screening tersebut serta terminologi baru dalam kasus Covid-19. Sehingga, kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk melakukan rapid test antigen dan pendidikan kesehatan bagi guru serta memberikan media informasi terkait Covid-19. Metode pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan proses pemeriksaan rapid test antigen, penyuluhan, dan pemasangan media informasi. Hasil pengabdian didapatkan bahwa seluruh guru memiliki hasil rapid test antigen nonreaktif dan tingkat pengetahuan yang baik. Data evaluasi pengetahuan guru menunjukkan semua guru telah mengetahui virus penyebab Covid-19, meskipun yang menyebutkan secara spesifik sebanyak 20%. Seluruh guru mengetahui bahwa memegang benda yang telah disentuh orang lain juga termasuk cara penularan Covid-19 (100%). Demam (40%) dan anosmia (40%) menjadi gejala yang paling banyak dijawab oleh guru. Serta, cara pencegahannya dengan deteksi dini dengan Rapid test antigen (80%) dan Swab PCR test (20%), juga mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun (100%). Abstract: School and teacher as education organizer and manager has important role in learning process, especially when there is transition from online to offline learning. Thus, screening would be priority in order to prevent transmission and new cluster of Covid-19. Partner’s problem was there has not been any screening and also new term for latest Covid-19. So, this services aimed to screening with antigen rapid test, health education, and information media for latest Covid-19 condition. The test showed that all teachers has non-reactive result and they knowledge about Covid-19 was overall good. Evaluastion data from teachers showed all teachers knew the virus caused Covid-19 with specifi answers as 20%. All teachers knew touching things which had been touched by others be ways to spread the virus (100%). Fever (40%) and anosmia (40%) as symptoms are the most answered. Then, ways to prevent with initial detection with antigen rapid test (80%) and PCR test swab (20%), and also washing hands with flowing water and soap (100%). 
PELATIHAN RANCANGAN PENELITIAN BAGI PERAWAT KLINIS Dheni Koerniawan; Pra Dian Mariadi; Ketut Suryani; Maria Tarisia Rini; Vausta Nurjanah
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 5, No 2 (2021): April
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.913 KB) | DOI: 10.31764/jmm.v5i2.3908

Abstract

Abstrak: Penelitian merupakan “jembatan” antara teori dan Praktik khususnya dalam keperawatan. Penelitian mengungkapkan hal-hal praktis dalam asuhan yang sehari-hari diberikan kepada pasien sebagai bentuk praktik yang berbasis bukti. Kebutuhan perawat klinis dalam tuntutan jenjang karir, pendidikan keperawatan berkelanjutan, dan standar nasional akreditasi rumah sakit mendorong perawat untuk membudayakan suasana ilmiah yang salah satunya dalam bentuk penelitian. Hal ini pun juga dialami oleh mitra, sehingga dibutuhkan pendampingan dalam bentuk pelatihan untuk merancang rencana penelitian keperawatan. Pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan mitra dalam merancang penelitian. Metode dilaksanakan dalam bentuk kegiatan paparan materi, praktikum, dan presentasi proposal penelitian yang dilakukan selama tiga hari. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa hasil pretest terdapat 20 orang (71,4%) yang memiliki kategori pengetahuan kurang, 8 orang (28,6%) dengan kategori sedang. Sedangkan, hasil posttest terdapat 5 orang (17,9%) dengan kategori pengetahuan sedang dan 23 orang (82,1%) dengan kategori baik. Sehingga, terjadi peningkatan tingkat pengetahuan sebanyak 26 orang (96,43%) dan satu orang (3,57%) berada pada tingkat pengetahuan yang tetap. Abstract:  Research is a "bridge" between theory and practice, especially in nursing. Research reveals practical things in care that are provided daily to patients as a form of evidence-based practice. The need for clinical nurses in the demands of career level, ongoing nursing education, and national standards of hospital accreditation encourages nurses to cultivate a scientific atmosphere culture, which one of it is research. This is also experienced by partners, so it requires assistance in the form of training to design a nursing research plan. The solutions offered are carried out in the form of material exposure activities, practicum, and presentation of research proposals conducted for three days. The results showed that the pre-test results were 20 persons (71.4%) who have less knowledge category, 8 persons (28.6%) with medium category. Meanwhile, post-test result there are 5 persons (17.9%) with medium knowledge category and 23 persons (82.1%), with medium category. Thus, there are increasing knowledge as 26 persons (96.43%) and one of them not change (3.57%).
STRATEGI PENCARIAN TOPIC PENELITIAN LUKA: LANGKAH AWAL APLIKASI EVIDENCE BASED PRACTICE Sanny Frisca; Dheni Koerniawan; Veroneka Yosefpa Windahandayani; Aniska Indah Fari; Ketut Suryani
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 7, No 1 (2023): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v7i1.12429

Abstract

Abstrak: Perawat klinis saat ini diharapkan untuk menerapakan Evidence Based Practice Nursing (EBPN), saat melakukan implementasi keperawatan. EBPN ini berasal dari penelitian yang dilakukan oleh perawat, namun sulitnya menemukan ide atau topik penelitian menyebabkan minat melakukan penelitaian masih sedikit. Untuk itu perawat memerlukan kemampuan proses pencarian literasi yang cepat dan tepat. Kegiatan pengabdian ini bertujuan meningkatkan kemampuan mitra dalam memahami kata kunci, dan mencari literasi dalam mesin pencarian. Metode yang digunakan dengan pemaparan materi, dan praktikum langsung di mesin pencarian serta mereview artikel penelitian. Mitra pada kegiatan adalah organisasi InWOCNA DPW Sumatera Selatan, terdiri dari perawat klinis yang berkerja di instansi rumah sakit dan perawat yang membuka praktik mandiri, dengan jumlah 12 orang. Kegiatan pengabdian di evaluasi dengan pre-test dan post-test, didapatkan hasil adanya peningkatan pemahaman dengan rentang skor 2-3, dan peserta juga menyampaikan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat terutama dalam menentukan topik penelitian. Abstract: Clinical nurses are currently expected to apply Evidence Based Practice Nursing (EBPN). This EBPN comes from research conducted by nurses, but the difficulty in finding ideas or research topics, causes little interest in conducting research. Nurses need the ability to searching some article quickly and precisely. This activity aims to improve nurse ability to understand keywords, and search for literacy in search engines. Team giving explanation to use search engine and reviewing research articles both qualitative and quantitative. Partners in this activity is InWOCNA South Sumatera, which consist of clinical nurses who work in hospital and nurses who open independent practices, with a total of 12 people. Community service activities were evaluated by pre-test and post-test, the result was an increase in understanding with a score range of 2-3, and participants also said that this activity was very useful, especially in determining research topics. 
PENINGKATAN KUALITAS HIDUP LANSIA: MELALUI DETEKSI DINI DAN MONITORING STATUS KESEHATAN Koerniawan, Dheni; Srimiyati, Srimiyati; Windahandayani, Veroneka Yosepfa; Fari, Aniska Indah; Pranata, Lilik
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 8, No 5 (2024): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v8i5.23605

Abstract

Abstrak: Penurunan fungsi tubuh lansia yang disebabkan oleh berkurangnya jumlah sel secara anatomi diantraranya fungsi kognitif, jantung, pembuluh darah, ginjal dan persyarafan. Hal ini mengakibatkan beberapa masalah kesehatan yang sering kali kemunculannya tidak dapat diprediksi dan baru diketahui setelah berkomplikasi. Mitra yang memiliki riwayat dan keluhan gejala penyakit hipertensi, diabetes mellitus, paska stroke, dan kelemahan fisik perlu mengelola proses perawatan dan pemeliharaan kesehatannya. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mendeteksi secara dini dan monitoring status kesehatan melalui pemeriksaan kesehatan pada mitra….. yang merupakan salah satu lembaga keagamaan di wilayah Palembang. Hasil pemeriksaan menunjukkan sebagian besar memiliki tekanan darah pada kategori pre-hipertensi dan hipertensi derajat 2, namun masih memiliki tekanan arteri rata-rata dan tekanan nadi yang normal, serta gula darah sewaktu yang normal dan meningkat (hiperglikemia).Abstract: Decreased body function in the elderly can then result in several health problems that often appear unpredictable and only known after complications. Partners who have a history and complaints of symptoms of hypertension, diabetes mellitus, post-stroke, and physical weakness need to manage the process of care and health maintenance. Therefore, this service activity aims to detect early and monitor health status through health checks at partners who are one of the religious institutions in the Palembang area and education based on the results of the examination. The results showed that most had blood pressure in the category of pre-hypertension and grade 2 hypertension, but still had normal average arterial pressure and pulse pressure, as well as normal and elevated blood sugar (hyperglycemia).