Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

The immunomodulatory activity of ethanol extract of attarasa bark and fruit (Litsea cubeba (lour.) pers.) toward carbon clearance of mice (Mus musculus) Vivi Asfianti; Alfi Sapitri; Eva Diansari Marbun
Jurnal Ilmiah Farmasi 2022: Special Issue
Publisher : Universitas Islam Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20885/jif.specialissue2022.art20

Abstract

Abstract Background: Attarasa (L.a cubeba (Lour.) Pers.) is a potential Indonesian medicinal plant that is used as a cold remedy, head ulcers, antimicrobials, antioxidants, and anticancer drugs. Objective: This research was conducted to analyze the immunomodulatory effect of bark (EEKBA) and fruit of attarasa ethanolic extract (EEBA) by detecting its phagocytosis activity in male mice using carbon clearance method.Method: Total of 24 male mice were divided into 6 groups. Extract was orally administered to mices for 7 days at the dose of 100 mg/kg BW, 200 mg/kg BW, and 400 mg/kg BW. Imboost® suspension at the dose of 32.5 mg/kg BW and CMC-Na 1 % suspension was orally administered in positive control, negative control and normal groups. On the 8th day, 0.1 ml carbon suspension was given through intravenous tail injection. The blood samples were withdrawn at 5, 10, 15, and 20 minutes after injection of carbon suspension to find out the carbon absorbance contained in the blood that was measured using spectrophotometer then the carbon elimination speed, phagocytic index, and the stimulation index has been calculatedResult: EEKBA and EEBA at the dose of 400 mg/kg BW induced the higher carbon elimination rate in mice compared to EEKBA and EEBA dose of 100 and 200 mg/kg BW. Phagocytic index of macrophage in mice given with EEKBA and EEBA at dose of 100, 200, dan 400 mg/kg BW were 3.429, 3.501, and 3.925 for EEKBA consecutively; 4.289, 4.375 and 4.732 for EEBA respectively. Stimulation index of macrophage in mice given with EEKBA and EEBA at dose of 100, 200, and 400 mg/kg BW were 1.00; 1.20, 1,02; 1,23, and 1,13; 1,33. Based on the results of statistical test, EEKBA and EEBA administration at the dose of 100, 200, and 400 mg/kg BW stimulate the phagocytosis activity of the macrophage of male mice and significantly has different result compared to normal control group (p < 0.05). Phagocytosis activity was best shown at the mice group that administered EEKBA and EEBA at dose of 400 mg/kg BW and was shown not significantly different compared to positive control group (p > 0.05).  Conclusion: EEKBA and EEBA have immunomodulatory effect by increasing the phagocytosis activity of mice.Keywords: immunomodulatory, Litsea cubeba, carbon clearance, phagocytosis activity Intisari Latar belakang: Attarasa (Litsea cubeba (Lour.) Pers.) merupakan tumbuhan obat potensial Indonesia yang digunakan sebagai obat flu, borok dikepala, antimikroba, antioksidan dan antikanker.Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk dapat mengamati efek imunomodulator Ekstrak Etanol Kulit Batang (EEKBA) dan Ekstrak Etanol Buah Attarasa (EEBA) terhadap aktivitas fagositosis pada mencit jantan dengan menggunakan metode carbon clearance.Metode: Sebanyak 24 ekor mencit jantan dibagi menjadi 6 kelompok. Ekstrak diberikan secara per oral selama 7 hari pada mencit jantan dengan dosis 100, 200, dan 400 mg/kg BB. Suspensi imboost® dengan dosis 32,5 mg/kg BB, suspensi CMC-Na 1% diberikan pada kelompok kontrol positif, negatif, dan normal. Pada hari ke-8 disuntikkan suspensi karbon 0,1 ml secara intravena di ekor mencit. Sampel darah dikumpulkan pada menit ke-5, 10, 15, dan 20 setelah diinjeksi dengan suspensi karbon untuk mengetahui absorbansi karbon dalam darah yang diukur menggunakan spektrofotometer kemudian dihitung kecepatan eliminasi karbon, indeks fagositosis, dan indeks stimulasinya.Hasil: EEKBA and EEBA dosis 400 mg/kg BB menghasilkan kecepatan eliminasi karbon yang paling tinggi dibandingkan dengan EEAB dan EEAF 100 dan 200 mg/kg BB. Indeks fagositosis yang dihasilkan dari pemejanan EEKBA and EEBA dosis 100, 200, dan 400 mg/kg BB terhadap hewan uji yaitu 3,429; 4,289; 3,501; 4,375 dan 3,925; 4,732. Indeks stimulasi makrofag yang diperoleh setelah hewan uji dipejani dengan EEKBA and EEBA dosis 100, 200, dan 400 mg/kg BB yaitu 1,00; 1,20, 1,02; 1,23, dan 1,13; 1,33. Berdasarkan hasil uji statistik, pemberian EEKBA and EEBA pada dosis 100, 200, dan 400 mg/kg BB dapat meningkatkan aktivitas fagositosis pada mencit jantan dan terdapat perbedaan yang signifikan dengan CMC-Na 1% dan kelompok normal (p<0,05). Aktivitas fagositosis yang paling baik ditemukan pada pemberian EEKBA and EEBA dengan dosis 400 mg/kg BB dengan perbedaan yang tidak signifikan terhadap kelompok hewan uji yang diberi Imboost® (p>0,05).Kesimpulan: EEKBA and EEBA mempunyai efek imunomodulator dengan meningkatkan aktivitas fagositosis pada mencit jantanKata kunci: imunomodulator, Litsea cubeba, carbon clearance, aktivitas  fagositosis.
FORMULASI DAN EVALUASI SEDIAAN PERONA PIPI (Blush on) DARI EKSTRAK ETANOL BUNGA KECOMBRANG (Etlingera elatior (Jack) R. M. Sm.)DALAM BENTUK CREAM Modesta Harmoni Tarigan; vivi Asfianti; Grace Anastasia Ginting
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 7, No 2 (2021): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v7i2.26604

Abstract

Bunga kecombrang terdapat senyawa yang berperan penting dalam memberikan warna yaitu antosianin. Senyawa ini termasuk dalam golongan flavonoid. Oleh karena itu, ekstrak etanol bunga kecombrang ini digunakan sebagai pewarna alami dalam sediaan perona pipi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pewarna alami dari ekstrak etanol bunga kecombrang (Etlingera elatior (Jack) R. M. Sm.)pada sediaan kosmetik dan untuk mengetahui ekstrak etanol bunga kecombrang (Etlingera elatior (Jack) R. M. Sm.) dapat digunakan sebagai pewarna alami pada formulasi sediaan perona pipi dalam bentuk cream. Metode Penelitian yang dilakukan secara eksperimental yang meliputi pembuatan ekstrak, formulasi sediaan menggunakan ekstrak bunga kecombrang dengan konsentrasi 5%, 7,5% dan 10%. Pemeriksaan mutu fisik sediaan seperti uji organoleptis, uji homogenitas, uji stabilitas, uji daya lekat, uji oles, uji pH, uji iritasi, dan uji kesukaan terhadap sediaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari uji kesukaan sediaan yang paling disukai adalah pewarna dengan konsentrasi zat warna ekstrak bunga kecombrang dengan konsentrasi 7,5% dan 10%. Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa zat warna ekstrak etanol bunga kecombrang dapat digunakan sebagai pewarna dalam formulasi sediaan perona pipi. Semakin bertambah konsentrasi ekstrak bunga kecombrang yang digunakan dalam formula maka semakin bertambah pekat warna sediaan perona pipi yang dihasilkan. Perona pipi dengan konsentrasi 5% berwarna peach, perona pipi dengan konsentrasi 7,5% berwarna merah jambu, dan perona pipi dengan konsentrasi 10% berwarna merah jambu terang. 
ACTIVITY ETHANOL EXTRACT, ETHYLE ACETATE FRACTION, N-HEXAN FRACTION OF SOFO-SOFO LEAVES (Acmella cf) Against Propionibacterium acnes AND Staphylococcus epidermidis AS ANTIBACTERIES Eva Diansari Marbun; Alfi Sapitri; Vivi Asfianti
JBIO: jurnal biosains (the journal of biosciences) Vol 7, No 1 (2021): Jurnal Biosains
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jbio.v7i1.23492

Abstract

Sofo-sofo leaves are traditional medicinal plants that have been known by the Nias people to cure fever, coughs, diarrhea and antimicrobial infections on the skin surface. The  purpose  of  this  study  was  to determine the antibacterial activity of ethanol extract, n-hexane fraction and ethylacetate fraction Sofo-sofo leaf (Acmella cf) against Propionibacterium acnes and Staphylococcus epidermidis. Simplicia powder was characterized and phytochemical screening was performed. Furthermore, it was isolated using 96% ethanol solvent and fractionated with  n-hexane and ethylacetate to obtain extracts. Then test the antibacterial activity of each extract against Propionibacterium acne and Staphylococcus epidermidis by using a diffusion method disc paper. The research results obtained water content 5.66%, water soluble extract content 27.33%, ethanol soluble extract content 13.61%, total ash  content 14.39%, and  acid insoluble ash content 6.25%. The highest antibacterial activity was given by ethylacetate extract at a concentration of 2% (23.4 ± 0.2) compared to ethanol extract with a concentration of 2% (21.06 ± 0.85) and 2% concentrated n-hexane extract (19.36 ± 0.16) against the Propionibacterium acne bacteria. The highest antibacterial activity was ethyl acetate extract at a concentration of 2% (23.24 ± 0.23), ethanol extract with a concentration of 2% (16.36 ± 1.76) and n-hexane extract at a concentration of 2% (15.36 ± 0 , 11) against Staphylococcus epidermidis bacteria. The  antibacterial activity results were analyzed by the one way ANOVA test method. Based on these results it can be concluded that there are differences between treatment groups, which is indicated by a significant value <0.05.
UJI PENYEMBUHAN LUKA SAYAT EKSTRAK ETANOL BUAH KECOMBRANG (Etlingera Elatior Jack.) TERHADAP TIKUS PUTIH: UJI PENYEMBUHAN LUKA SAYAT EKSTRAK ETANOL BUAH KECOMBRANG (Etlingera elatior Jack.) TERHADAP TIKUS PUTIH Grace Anastasia Br. Ginting; Vivi Asfianti; Modesta Harmoni Br. Tarigan
FORTE JOURNAL Vol 2 No 1 (2022): Vol. 2 No. 1 (2022) : Edisi Januari
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v2i1.201

Abstract

Kecombrang (Etlingera elatior Jack.) merupakan tumbuhan dari famili Zingiberaceae secara tradisional biasa digunakan oleh masyarakat Sumatera Utara sebagai bahan masakan, peningkat kuantitas Air Susu Ibu (ASI) serta sebagai obat luka. Kecombrang memiliki kandungan flavonoid, saponin, tanin, dan asam fenolat yang mampu memberikan efek antibakteri. Tujuan penelitian ini yaitu uji penyembuhan luka sayat ekstrak etanol buah kecombrang (Etlingera elatior Jack.) terhadap tikus putih. Penelitian  ini  merupakan  eksperimental dan dilakukan di laboratorium Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan, Universitas Sari Mutiara Indonesia, Serbuk simplisia buah kecombrang dikarakterisasi dan diskrining fitokimia kemudian diekstraksi secara maserasi dengan etanol 96%. Ekstrak diberikan secara topikal dalam 3 konsentrasi yaitu 8%, 10%, dan 12% dalam bentuk sediaan salep. Ekstrak diujikan terhadap luka sayat sepanjang 2 cm pada punggung tikus putih. Kontrol positif yang digunakan adalah Betadine salep 10%, sedangkan kontrol negatif hanya dilukai saja dan diberikan basis salep. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kecombrang dapat menyembuhkan luka sayat terhadap tikus putih dan dengan konsentrasi 12% sama efektifnya dengan kontrol positif terhadap penyembuhan luka sayat yakni pada hari ke-10.
Efektivitas Anti-Ulcer Fukoidan Dari Rumput Laut Coklat Sargassum Polycystum Vivi Asfianti; Artha Yuliana Sianipar
Jurnal Health Sains Vol. 2 No. 2 (2021): Jurnal Health Sains
Publisher : Syntax Corporation Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/jhs.v2i2.111

Abstract

Tujuan penelitian untuk mengetahui efek antiulkus isolat fukoidan dan Sargassum polycystum terhadap tikus putih jantan. Sampel terdiri dari 45 ekor tikus jantan dibagi 9 kelompok yaitu normal, CMC-Na, sukralfat, fukoidan dan   25mg/kgbb, 50mg/kgbb dan 100mg/kgbb. Perlakuan diberi per oral selama 10 hari.  Pada hari ke-10, tikus dipuasakan selama 24 jam dan diberikan induksi etanol P.A. Kemudian tikus dikorbankan dan diambil lambung untuk dilakukan pemeriksaan makroskopik dan mikroskop. Hasil pemeriksaan karakteristik simplisia Sargassum polycystum diperoleh kadar air 9,05%, susut pengeringan 8,74% dan rendemen hasil isolasi fukoidan dan adalah 4,01% dan 6,4%. Hasil identifikasi fukoidan secara spektrofotometri FTIR menunjukkan bentuk spektrum dan kurva serapan identik dengan baku pembanding fukoidan. Persentase jumlah tukak masing-masing dosis fukoidan dan yaitu, dosis 25mg/kgbb (1.04 dan 0,85), dosis 50mg/kgbb (0,84 dan 0,67), dosis 100mg/kgbb (0,21 dan 0,40). Kesimpulan hasil penelitian adalah isolat fukoidan dan memiliki efek gastroprotektif terhadap lambung tikus putih dengan dosis optimum 100mg/kgbb.
GAMBARAN KEJADIAN EKSTRAPIRAMIDAL SINDROM PADA PASIEN TERAPI ANTIPSIKOTIK TIPIKAL DI RUMAH SAKIT JIWA ACEH Vivi Asfianti; Alfi Syahfitri; Zuhairiah NST
FORTE JOURNAL Vol 2 No 2 (2022): Edisi Juli 2022
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v2i2.367

Abstract

The use of antipsychotics in schizophrenic patients often causes side effects in the form of Extra Pyramidal Syndrome (EPS), namely the presence of uncontrolled muscle movement disorders such as seizures, shaking and so on. The incidence of EPS is more common with the use of typical antipsychotics than atypicals. This study aims to see the incidence of EPS in inpatients with schizophrenia at the Aceh Mental Hospital located in Banda Aceh in 2020. The population in this study were all inpatients who were given typical antipsychotics. While the research sample was 399 samples collected from medical record data of inpatients in 2020, so the study was retrospective with a cross sectional approach. Data collected in the form of patient identity (gender, age), drug therapy (typical antipsychotics) and the incidence of EPS. The results showed that schizophrenic patients who received typical antipsychotic therapy who were hospitalized at the Aceh mental hospital in 2020, were 324 men (81.2%) and 75 women (18.8%), with the highest age range being at 36-45 years amounting to 202 people (50.6%). Typical antipsychotic therapy used in the form of combination of typical-typical and typical-atypical drugs, namely clozapine-trifluperazine (40.6%), chlorpromazine-risperidone (20.3%), haloperidol-chlorpromazine-trifluperazine (16%), haloperidolchlorpromazine (7%), and haloperidol-trifluperazine (5%). The incidence of EPS that occurred was 113 people (28.3%), with the highest number of EPS occurring from the administration of haloperidol-chlorpromazine-trifluperazine combination antipsychotic therapy, which was 61 people (15.3%).
Porang Cultivation Techniques for Improving the Welfare of the Sipahutar Village Community 1 Owen De Pinto Simanjuntak; Alfi Sapitri; Vivi Asfianti
GANDRUNG: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 3 No. 2 (2022): GANDRUNG: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/gandrung.v3i2.2112

Abstract

Basically, there are many plants that are efficacious and have economic value, one of which is porang.Amorphophallus muelleri Blume is a type of porang that grows in Indonesia and has high economic value because the tubers contain glucomannan. Glucomannan is useful in food, health, cosmetics, and other industries. The benefits of glucomannan in health are lowering cholesterol levels, normalizing triglyceride levels in the blood, controlling blood sugar levels, and improving intestinal performance. The purpose of this activity is the use of porang as a companion plant that is cultivated to increase economic income in Sipahutar I Village, Sipahutar District, North Tapanuli Regency. The stages of the research method are 1) tissue culture techniques to obtain porang seedlings en masse, including making subcultures, maintaining culture results, and observing culture results; 2) Focus Group Discussion (FGD) method in the form of outreach and training on porang cultivation, production, maintenance, and marketing (digital marketing).
Utilization of Lemongrass Essential Oil (Cymbogon winterianus Jowitt ex Bor) as a Hand Sanitizer Alfi Sapitri; Vivi Asfianti; Eva Diansari Marbun
GANDRUNG: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2023): GANDRUNG: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas PGRI Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36526/gandrung.v4i1.2369

Abstract

Hand sanitizer during the Covid-19 pandemic is very necessary to overcome community problems. Citronella (Cymbogon winterianus Jowitt ex Bor) is the species that produces the best essential oil compared to other species of citronella. The essential oil contained in citronella has properties, one of which is as an antiseptic. The purpose of this activity is for self-medication and optimizing the potential of citronella leaf herbal plants to become hand sanitizers as well as improving health and economy at the Medan Muslimah Foundation. This activity was carried out using the Focus Group Discussion (FGD) method. The solutions offered to overcome the existing problems are: 1. Observing partners regarding the condition of the partner group, 2. Formulating problems, 3. Providing solutions, 4. Conducting socialization and training, 5. Monitoring and Evaluation. The results of the evaluation of activities that were attended by 20 participants were based on the level of knowledge, 90% of participants had good knowledge and 10% had sufficient knowledge. As many as 80% of participants benefit from this activity and 100% feel usefulness, interest and satisfaction in the activity. The positive response given by the participants to the FGD and Training activities.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERSEPSI WANITA DI DESA LANCOK-LANCOK KECAMATAN KUALA KABUPATEN BIREUEN TERHADAP BAHAYA KRIM PEMUTIH WAJAH Eva Diansari Marbun; Alfi Safitri; Vivi Asfianti
FORTE JOURNAL Vol 3 No 1 (2023): Edisi Januari 2023
Publisher : Universitas Haji Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51771/fj.v3i1.492

Abstract

Mengingat banyaknya iklan produk krim pemutih di televisi, belum lagi di media cetak memang sangat menggiurkan. Apapun rela mereka lakukan untuk tampil lebih cantik dengan kulit wajah yang putih bersih. Bahkan harga bukan masalah bagi mereka. Tetapi, tanpa mereka sadari banyak efek yang ditimbulkan oleh produk krim pemutih yang mengandung zat-zat kimia berbahaya. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Persepsi Wanita di Desa Lancok-Lancok Kecamatan Kuala Kabupaten Bireuen Terhadap Bahaya Krim Pemutih Wajah dan untuk mengetahui Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Persepsi Wanita di Desa Lancok-Lancok Kecamatan Kuala Kabupaten Bireuen Terhadap Bahaya Krim Pemutih Wajah.  Metode penelitian ini merupakan penelitian deskriptif untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan persepsi wanita di Desa Lancok-Lancok Kecamatan Kuala Kabupaten Bireuen Terhadap Bahaya Krim Pemutih Wajah. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner, Sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu sebanyak 36 orang. Analisa data menggunakan uji Chi-square. Hasil dari penelitian hubungan tingkat pengetahuan dan persepsi Wanita di Desa Lancok-Lancok Kecamatan Kuala Kabupaten Bireuen terhadap bahaya krim pemutih wajah meunjukkan pengetahuan diperoleh hasil baik (2.8%) cukup (27.8%) dan kurang (69.4%). Persepsi diperoleh hasil sangat baik (11.1%) baik (75.0%) dan cukup (13.9%). Adanya hubungan tingkat pengetahuan dan persepsi wanita di Desa Lancok-Lancok Kecamatan Kuala Kabupaten Bireuen diperoleh hasil dengan nilai p value sebesar 0,018< 0,05.
Formulasi Krim Anti-Aging Dari Ekstrak Etanol Bawang Merah (Allium cepa L.) Maya Amelia Sinaga; Vivi Asfianti; Kasta Gurning
Herbal Medicine Journal Vol 3 No 1 (2020): Herbal Medicine Journal
Publisher : Program Studi S1 Farmasi, STIKES Senior, Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (642.662 KB)

Abstract

Bawang merah yang merupakan spesies Allium cepa L adalah nama tanaman dari familia Amaryllidaceae. Bawang merah menyediakan sekitar 29% dari flavonoid yang diperlukan tubuh sekaligus membuktikan bahwa bawang merah merupakan sumber polifenol antioksidan yang baik. Dalam survey terhadap 29 sayuran dan buah-buahan, bawang merah menduduki peringkat tertinggi kandungan kuersetin. Kuersetin merupakan senyawa flavonoid dari kelompok flavonol dan diindikasikan sebagai fitokimia flavonoid yang mempunyai kemampuan antioksidan paling kuat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ekstrak etanol bawang merah dapat diformulasikan dalam sediaan krim anti-aging dan untuk mengetahui kemampuan ekstrak etanol bawang merah sebagai anti-aging. Bawang merah diekstraksi dengan maserasi menggunakan pelarut etanol 96% ekstrak kemudian dipekatkan menggunakan rotary evaporator. Konsentrasi ekstrak bawang merah yang digunakan dalam sediaan adalah 1,3, dan 5% lalu dibandingkan dengan sediaan Pond’s dan blanko (tanpa ekstrak bawang merah). Evaluasi sediaan yang dilakukan adalah pemeriksaan homogenitas, penetuan tipe emulsi, pH, uji iritasi, dan tidak mengalami perubahan selama 12 minggu. Dan diproleh hasil pemeriksaan menggunakan skin analyzer yang paling efektif adalah konsentrasi 5%. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa ekstrak bawang merah dapat diformulasikan kedalam sediaan krim dan memiliki kempuan sebagai anti-aging.