Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : TERANG : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Menerangi Negeri

Sosialisasi Pemanfaatan Air Hujan dengan Pembuatan Sumur Resapan untuk Menanggulangi Banjir dan Konservasi Air Tanah Endah Lestari; Desi Putri; Irma Wirantina Kustanrika; Rr. Mekar Ageng Kinasti; Muhammad Sofyan; Ranti Hidayawanti; Iriansyah BM Sangadji
Terang Vol 4 No 1 (2021): TERANG : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Menerangi Negeri
Publisher : Sekolah Tinggi Teknik - PLN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33322/terang.v4i1.451

Abstract

Dalam beberapa tahun terakhir ini banjir dan kekeringan terjadi diberbagai tempat di Indonesia. Pulau Jawa termasuk salah satu wilayah kepulauan yang sering mengalami banjir. Pada musim hujan bencana banjir menyebabkan beberapa kota besar terendam. Jakarta sempat beberapa kali terkena bencana banjir yang cukup parah. Kejadian banjir yang terjadi di tahun 2007 menyebabkan kurang lebih 60% wilayah DKI terendam air dengan kedalaman mencapai lebih dari 5 meter. Mitra PKM merupakan bangunan sekolah menengah pertama negeri yang terletak di daerah Menteng, Jakarta Pusat. Wilayah Mitra beberapa tahun terakhir mengalami bencana banjir, hal tersebut cukup mengganggu proses belajar mengajar di wilayah Mitra. Krisis air bersih juga terjadi di wilayah Mitra, hal ini diakibatkan lokasi Mitra yang cukup berdekatan dengan bangunan-bangunan perkantoran yang memiliki kebutuhan air bersih yang cukup besar. Curah hujan rata-rata di Indonesia adalah 2779 mm per tahun, di Jakarta sekitar 2500 mm per tahun, dengan jumlah air hari hujan 180 hari/tahun. Dengan rata-rata curah hujan yang cukup besar merupakan potensi sumber daya air yang dapat dimanfaatkan secara maksimal. Dengan potensi sumber daya air yang ada maka diperlukan adanya usaha-usaha untuk memanfaatkan sumber daya air khususnya air hujan, salah satunya adalah dengan cara membuat teknik peresapan air ke dalam tanah berupa sumur resapan. Melalui kegiatan sosialisasi ini, diharapkan dapat mengembangkan kesadaran masyarakat mengenai bagaimana cara menanggulangi banjir pada skala kecil yaitu pada tingkat rumah tangga sampai ke tingkat yang lebih luas lagi, sekolah, bangunan-bangunan perkantoran, dan lain-lain dengan menggunakanteknologi sumur resapan dalam menangani banjir dan konservasi air tanah.
Pemasangan APO Sederhana dan Penanaman Mangrove Di Wilayah Pesisir Pantai Muara Beting RR. Mekar Ageng Kinasti; Endah Lestari; Muhammad Sofyan; Irma Wirantina Kustanrika
Terang Vol 4 No 1 (2021): TERANG : Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Menerangi Negeri
Publisher : Sekolah Tinggi Teknik - PLN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33322/terang.v4i1.1122

Abstract

Pantai Beting memiliki posisi yang sangat strategis dari aspek lingkungan. Sumber daya laut yang melimpah dan satwa langka seperti Lutung Jawa serta Burung Rawa merupakan potensi yang harus dilestarikan. Habitat hutan Mangrove telah dirubah menjadi tambak oleh penduduk Pantai Beting. Deforestasi ini menyebabkan kondisi Pantai Beting sangat rentan dan tidak memiliki green belt dari abrasi dan ROB yang sedang terjadi. Kampung Beting saat ini banyak ditinggalkan oleh penduduknya karena lahannya tidak lagi berdaya guna. Jika demikian maka, hilangnya kawasan ini dapat menjadi ancaman dikemudian hari. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membantu konservasi habitat hutan mangrove yang berfungsi sebagai plasma nutfah dan kunci pengembalian ekosistem laut serta meningkatkan perekonomian warga. Upaya penyelamatan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan penanaman kembali dan memastikan bibit dapat tumbuh dalam kondisi pasang surut akibat ROB. Sebanyak 1000 bibit mangrove telah ditanam pada 24 dan 25 Februari 2020. Sebagai penunjang keberhasilan penanaman mangrove, sepanjang 100m Alat Pemecah Ombak sederhana telah dipasang. Perpaduan dari bambu dan jaring yang terbuat dari plastic yang disebut APO Semi Hybrid. Efektivitas ekosistem Mangrove tidak dirasakan secara instan, akan tetapi pada 5 sampai 10 tahun mendatang. Dengan demikian, perbaikan Pantai Beting tidak hanya aspek fisiknya saja, akan tetapi peningkatan keamanan, daya guna lahan, dan kesejahteraan penduduknya dimasa yang akan datang.