Claim Missing Document
Check
Articles

Rebusan Jahe Merah (Zingiber officinale Rosc. var Rubrum) – Kunyit Putih (Curcuma zedoaria Rosc.) sebagai Jamu Peluruh Urin Mohammad Sholehuddin; Hari Santoso; Ahmad Syauqi
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v1i1.1421

Abstract

 A diuretic is a compound that can stimulate urine releasing. The content of gingerol, curcumin and flavonoids in red ginger - white turmeric is thought to be efficacious as urine laxative. This study aims to determine efficacy of red ginger stew - white turmeric as urine laxative and to determine the level of differences in NaCl before and after drinking red ginger stew - white turmeric. The test was carried out by giving one1 cup (250 ml) of red ginger - white turmeric stew every day for 5 days. Using a quasi-experimental method with posttest pretest design was done. Data analysis uses percentage calculation. The results showed that administration of red ginger stew - white turmeric efficacious as a urine laxative which is characterized by increased intensity of urinary discharge, pH and NaCl of urine levels, as well as urine color that is getting transparent and clearer. Keywords: red ginger stew - white turmeric, urine laxative ABSTRAKDiuretikum adalah suatu senyawa yang dapat merangsang pengeluaran urin. kandungan senyawa gingerol, kurkumin dan flavonoid pada  jahe merah – kunyit putih diduga berkhasiat sebagai peluruh urin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui khasiat rebusan jahe merah - kunyit putih sebagai peluruh urin dan untuk mengetahui kadar perbedaan NaCl sebelum dan sesudah minum rebusan jahe merah – kunyit putih. Pengujian dilakukan dengan pemberian rebusan jahe merah – kunyit putih sebanyak 1 gelas (250 ml) perhari selama 5 hari. Menggunakan metode quasi eksperimen dengan rancangan pre-tes post-test. Analisis data menggunakan perhitungan persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian rebusan jahe merah – kunyit putih berkhasiat sebagi peluruh urin, yang ditandai dengan meningkatnya intensitas pengeluaran urin, pH urin dan Kadar NaCl urin, serta warna urin yang semakin muda dan jernih.Kata kunci: rebusan jahe merah – kunyit putih, peluruh urin
Pengukuran Rasio C/N pada Campuran Daun Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dan Feses Sapi (Bos taurus L.) dalam Fermentasi Biogas Immega Adelia Nurdin; Ahmad Syauqi; Saimul Laili
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v3i1.6918

Abstract

The palm Leaf (Elaeis guineensis Jacq)and cow manure (Bos taurus L.) are waste that can be synergized as a basic ingredient in biogas production. Agricultural waste is generally rich in component C, but less N. Instead of livestock waste is generally rich in N but lack of C. This study aims to determine the content of C / N ratio feces of cow and palm leaves from each treatment has a value ≤ 30 as well as to determine the ratio between the feces of cow and palm leaves that produce the biggest difference of value between C/N ratio before and after fermentation in the process of biogas fermentation. The research method are used completely randomized design with 6 treatments based variation ratio from the number of cow feces and  palm  leaves were calculated  based on the ratio of  C/N range between 25-30, control (10: 0), PI (10: 9.03), PII (10: 12.19), PIII ( 10: 17.5), PIV (10: 23.8) and PV (10: 28.6). The main parameters measured were C/N ratio with a Spectrophotometer Technique. Supporting parameters are the measurement of pH and dry weight. The result of this study found the optimal C/N ratio at PIII is equal to 28.65. PIII has the largest difference between C/N ratio beginning and at the end of the fermentation process of biogas that is equal to 240.89.The result of T-Test show the significant difference between C/N ratio before fermentation and after fermentation. From these results it is known that a process of decomposition of organic matter carried by anaerobic bacteria and potential as a biogas formation.Keywords: biogas, anaerobic fermentation and C / N ratioABSTRAKDaun pelepah sawit dan feses sapi merupakan limbah yang dapat disinergiskan sebagai bahan dasar pembuatan biogas. Limbah pertanian  kaya akan komponen C, tetapi kekurangan N sebaliknya, limbah peternakan  kaya komponen N dan kekurangan C. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil pengukuran rasio C/N pada feses sapi dan daun kelapa sawit dari setiap perlakuan yang memiliki nilai ≤ 30 serta untuk mengetahui perbandingan antara feses sapi dan daun kelapa sawit yang menghasilkan selisih terbesar antara rasio C/N awal dan akhir setelah fermentasi anaerob. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan berdasarkan variasi perbandingan jumlah feses sapi dan  daun kelapa sawit  yaitu kontrol (10:0), PI (10: 9,03), PII (10: 12,19), PIII (10: 17,5), PIV (10:23,8) dan PV (10:28,6). Parameter utama dalam penelitian ini adalah  rasio C/N dengan teknik Spektrofotometer. Parameter pendukung adalah pengukuran pH dan berat kering. Hasil dari penelitian ini didapatkan rasio C/N optimal pada  PIII yaitu sebesar 28,65. Selain itu, PIII memiliki jumlah selisih  terbesar antara rasio C/N awal dan akhir proses fermentasi biogas yaitu sebesar 240,89. Perbedaan yang signifikan ditunjukkan dari hasil uji T-Test antara rasio C/N sebelum dan sesudah fermentasi. Dari hasil tersebut diketahui bahwa terjadi proses dekomposisi bahan organik yang dilakukan oleh bakteri anaerob dan adanya potensi pembentukan biogas. Kata kunci: Biogas, fermentasi anaerob dan rasio C/N
Uji Aktivitas Salep Luka dari Albumin Ikan Sidat (Anguilla bicolor) pada Mencit (Mus musculus) Muhammad Chaniful Fuadi; Hari Santoso; Ahmad Syauqi
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v1i1.1329

Abstract

Sidat fish (Anguilla bicolor) is one of fish that contain albumin. Benefit of albumin for new body cell formation and increasing speed of cell curing. The aim of this research to know effect of ointment from Sidat fish (Anguilla bicolor) against speed of wound curing. Method of this research used experimental Randomized Block Design and. Material of this research use ointment with concentration 5,10 and 20%, and positive control that do on 24 white Wister strains male mice. Every mices sliced two Cm on its back and smeared ointment twice per day with time interval from day 1 to day 15. Data analysis use One Way ANOVA test that helped with SPSS 17.1 computer program. Analysis result of this research there is no real differences because   P<0.05 P bigger than 0,005 (0,716). This proved from wound healing from 5% during seven days, 10% during six days, and 20% during five days and positive control during four days. ABSTRAKIkan sidat (Anguilla bicolor) merupakan salah satu ikan yang mengandung albumin.Manfaat dari albumin dalam pembentukan jaringan tubuh yang baru serta dapat mempercepat penyembuhan jaringan. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui pengaruh salep dari albumin ikan sidat (Anguilla bicolor) terhadap percepatan kesembuhan luka sayat. Metode penelitian ini menggunakan eksperimen rancangan acak kelompok. Bahan sediaan menggunakan sediaan salep dengan konsentrasi zat 5,10,dan 20%, dan kontrol positif, yang dilakukan  pada  24  ekor  mencit  putih  jantan  galur  wistar.  Mencit  disayat  sepanjang  2cm  pada  bagian punggung dengan pemberian salep sehari 2x dengan jangka waktu dari hari ke-1 selama 15 hari. Analisis data menggunakan uji One Way ANOVA yang dibantu dengan program SPSS 17.1. Hasil analisa tidak didapatkan perbedaan nyata karena P<0,05 P lebih besar dari 0,05 (0,716). Hal ini dibuktikan dari penyembuhan luka sayat pada 5% selama tujuh hari, 10% selama enam hari, 20% selama lima hari dan kontrol positif selama empat hari.Kata kunci: ikan sidat (Anguilla bicolor),albumin,salep,luka sayat 
Uji Kandungan Vitamin A Tanaman Sawi (Brassica juncea L) Dan Wortel (Daucus corata L) Desa Bumiaji Dan Poncokusumo Siti Fatonah; Ahmad Syauqi; Saimul Laili
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 2, No 2 (2020)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v2i2.4439

Abstract

Vitamins are a complex compound that is needed by the body that serves to aid in the arrangement or metabolic processes in the body. Carrots are a multi-efficacy vegetable for public health. Carrot is a potential foodstuff to alleviate the disease problem of vitamin A because the content of carotene (Pro Vitamin A) in carrots can prevent the disease twilight (Blind chicken) and the problem of malnutrition. Mustard is a horticultural crop that can improve and facilitate digestion. Contains vitamin A, vitamin B and vitamin C. Research aim is to  test the content of vitamin A in mustard and carrots from Bumiaji and Poncokusumo . The method in this research used  a survey method to determine the content of vitamin A in mustard greens and carrots derived from Bumiaji and Poncokusumo villages. The number of repeats used in this study was 12 times. The result of Vitamin A in carrots from Bumiaji is an average of 0.3457% of the highest value of 722.3mg and the carrot from Poncokusumo with the highest value of 672mg. The mustard has percentage value from Bumiaji village is 0.069% i.e 69mg and from Poncokusumo with a percentage value of vitamin A amounted to 66 mg with an average of 51 mg. Both are not diffrent significantly.Kata kunci: vitamin A, carrot, mustard, Bumiaji, PoncokusumoABSTRAKVitamin adalah suatu senyawa kompleks yang sangat dibutuhkan oleh tubuh yang berfungsi untuk membantu pengaturan atau proses metabolisme di dalam tubuh. Wortel merupakan sayuran yang multi khasiat bagi kesehatan masyarakat.Wortel merupakan bahan biologi potensial untuk menjawab masalah penyakit kurang vitamin A yaitu kandungan karoten atau pro vitamin A, dapat mencegah penyakit rabun senja (buta ayam) dan masalah kurang nutrisi. Sawi sebagai tanaman hortikultura dapat memperbaiki dan memperlancar pencernaan.bagi yang mengkonsumsi dan mengandung vitamin A, B dan C. Telah di lakukan penelitian yang bertujuan untuk menguji kandungan vitamin A  pada Sawi dan wortel dari Bumiaji dan Poncokusumo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodesurvey untuk mengetahui kandungan vitamin A pada sayuran Sawi dan wortel yang berasal dari desa Bumiaji dan Poncokucumo.Ulangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dua belas kali. Hasil yang didapat Vitamin A pada worteldari Bumiaji adalah rata-rata 0,3457% yaitu nilai tertinggi 722,3mg tiap 100 g dan wortel dari Poncokusumo dengan nilai persentasi tertinggi 0,672%, tertinggi 672 mg. Sedangkan untuk nilai persentase Sawi dari desa Bumiaji adalah 0,069% yaitu 69 mg tertinggi dan dari Poncokusumo dengan nilai 66 mg dengan rata-rata 51 mg. Keduanya tidak berbeda secara signifikan.Kata kunci: vitamin A, wortel, Sawi, Bumiaji, Poncokusumo
Analisa Organoleptik Proporsi Pati Bengkuang (Pachyrizuz erosus) Dan Bubuk Daun Katuk (Sauropus androgynus) Sebagai Lulur Kulit Pada Wanita Kusuma Lestari Wijaya; Hari Santoso; Ahmad Syauqi
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v1i1.1386

Abstract

Masker is a traditional material natural cosmetic such as fruit and herbs that are useful as smooth skin and beauty. Masker has the benefit of skin tightening and body odors. Therefore, this study aimed to determine the proportion of jicama starch and powdered leaves katuk the results of mask of the skin in women. The research method was used survey to the panelists and descriptive statistical methods. The independent variable in this study was the number of jicama starch and powdered leaves of katuk used by comparison 7.5 g: 7.5 g, 9 g: 6 g, and 12 g: 3 g. The dependent variable in this study was the result of masks that include color, texture, aroma, adhesiveness, and after the use of data analysis used is descriptive analysis using correlation and continued with the test sign test. The results of descriptive analysis and correlation are the best proportion of which 12 g jicama starch: 3 g of powdered katuk leaves. While the analysis results Sign Test for Two Sample Paired Data for 9 g jicama starch: 6 g of powdered katuk leaves show there is a change after application. Both, there are changes that occur in the skin after application.ABSTRAKLulur merupakan kosmetik tradisional berbahan dasar alami seperti buah-buhan dan rempah-rempah yang berguna sebagai kehalusan kulit dan kecantikan. Lulur memiliki manfaat mengencangkan kulit dan mengatasi bau badan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi pati bengkuang dan bubuk daun katuk terhadap hasil jadi lulur kulit pada wanita. Metode penelitian yang di gunakan adalah survei pada panelis dengan desain statistik deskriptif. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah jumlah pati bengkuang dan bubuk daun katuk yang digunakan  dengan perbandingan 7,5 g : 7,5 g, 9 g : 6 g, dan 12 g : 3 g. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil jadi masker yang meliputi warna, tekstur, aroma, daya lekat, dan setelah penggunaan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif menggunakan uji korelasi dan dilanjutkan dengan dengan uji sign test atau disebut uji tanda. Hasil analisis deskriptif dengan uji korelasi  proporsi terbaik yaitu 12 g pati bengkuang : 3 g bubuk daun katuk. Sedangkan hasil analisa Sign Test For Two Sampel Paired Data untuk 9 g pati bengkuang : 6 g bubuk daun katuk menunjukkan  terdapat perubahan setelah pemakaian. Keduanya terdapat perubahan yang terjadi pada kulit setelah pemakaian.                                                                                           Kata kunci: Lulur kulit, pati bengkuang, bubuk daun katuk.
Analisis Lemak Susu Edamame dari Olahan Biji Edamame Nufan Muwafiq Sukiran; Hari Santoso; Ahmad Syauqi
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v2i1.3368

Abstract

Edamame milk (Glycin max. L var. edamame) is one product with the advantages; easily produced and highly nutritious. This study aims was to determine the fat content of edamame milk prepared by edamame bean. The method used in this study is the experiment using a completely randomized design with 4 treatments and 5 replications. Fat analysis was done using the Gerber method. The fat levels of edamame milk at the first treatment, the average value of Edamame milk was 5.74% , the second 5.28%, the third 4.56% and the last treatment or the the fourth is fat at 2.0%. The results are compared with the other fat content of the other varieties, then it can be compared the fat content of Edamame varietes lower than the variants of Malika and Grobogan which are variants of Edamame fat content which is 5.74%, Malika fat content was 13.2%, and the Grobogan variance averaged 12.83%. The results of the analysis show that there are significant differences between treatments. For the average edamame fat content that is good is equal to 2.02% and the results close to the standard of soy milk that is equal to 2.0%.Keywords: fat content, edamame milk, Gerber method.ABSTRAKSusu edamame (Glycin max. L var. edamame) merupakan salah satu produk dengan kelebihan; mudah diproduksi dan bergizi tinggi. Penelitian ini bertujuan adalah menentukan kadar lemak susu edamame olahan biji Edamame. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 5 kali ulangan. Analisis lemak dilakukan menggunakan metode Gerber. Hasil penelitian kadar lemak susu edamame pada perlakuan pertama, nilai rata-rata ulangan lemak susu edamame yaitu sebesar 5,74%, kedua 5,28% ketiga 4,56% dan keempat 2,02% Jika hasilnya dibandingkan dengan kadar lemak varietes lainnya maka bisa di bandingkan kadar lemak varietes edamame lebih rendah dari varietes malika dan grobogan yang mana varietes edamame kadar lemaknya yaitu sebesar 5,74%. Malika kadar lemaknya sebesar 13,2%, dan varietes Grobogan rata-ratanya sebesar 12,83%. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan diantara perlakuan. Rata-rata kadar lemak edamame yang baik yaitu sebesar 2,02%  dan hasilnya mendekati standar susu kedelai sebesar 2,0%Kata kunci: kadar lemak, susu edamame, metode Gerber.
Uji Daging Ikan Mujair (Oreochromis mossambicus) Menggunakan Rendaman Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Eka Kusmawati; Hari Santoso; Ahmad Syauqi
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 3, No 1 (2020)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v3i1.3555

Abstract

Meat elasticity is a characteristic of meat that has the power to resist pressure from the outside and return to its original shape. Tilapia fish (Oreochromis mossambicus) has perishable properties if it hasn’t been through processing. One alternative to maintain the suppleness of the meat by using a soaking mangosteen (Garcinia mangostana L.) peel. Based on the description above this study aims to knowing the effectiveness of soaking using mangosteen peel and analyzes the concentration for the best meat suppleness. The research method used was completely randomized design using 4 concentration of treatments 0%, 5%, 10%, 15% and  each with 5 replications. The results of study obtained Fcou = 72,55 ; F(0,01) = 5,29 shows that Fcou > F(0,01) so H0 is rejected, which means there is a very real difference between treatments with value concentration of 0% 5,069 N/mm2; concentration of 5% 7,574 N/mm2; concentration of 10% 10,401 N/mm2 and  concentration of 15% 13,924 N/mm2. The secondary metabolites in the mangosteen peel are effective so as to give effect to increase the tenderness of tilapia fish and the test results of the effective concentration value for the suppleness of the best fish meat according to SNI is the concentration of 15%. In this elascity test it was found thet the higher of concentration of mangosteen peel given the higher the level of elasticity of tilapia fish meat.Key Word: Elasticity, Immersion, Powder ConcentrationABSTRAKKekenyalan daging merupakan sifat daging yang mempunyai kekuatan untuk menahan tekanan dari luar dan kembali ke bentuk semula. Daging ikan mujair (Oreochromis mossambicus) memiliki sifat mudah rusak jika belum melalui suatu pengolahan. Salah satu alternatif untuk menjaga kualitas kekenyalan dagingnya dengan menggunakan rendaman kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas perendaman menggunakan kulit buah manggis dan menganalisa konsentrasi yang tepat untuk kekenyalan daging ikan mujair. Metode penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap menggunakan 4 konsentrasi perlakuan 0%, 5%, 10%, 15% dan masing-masing 5 kali ulangan. Hasil penelitian didapat Fhit = 72,55 ; F(0,01) = 5,29 menunjukkan bahwa Fhit > F(0,01) sehingga H0 ditolak yang berarti terdapat beda sangat nyata antar perlakuan, dengan nilai konsentrasi 0% 5,069 N/mm2; konsentrasi 5% 7,574 N/mm2; konsentrasi 10% 10,401 N/mm2 dan konsentrasi 15% 13,924 N/mm2. Senyawa metabolit sekunder pada kulit manggis yang efektif sehingga memberikan pengaruh untuk meningkatkan kekenyalan daging ikan mujair dan hasil uji nilai konsentrasi yang efektif untuk kekenyalan daging ikan terbaik sesuai dengan SNI adalah konsentrasi 15%. Pada uji kekenyalan ini didapatkan bahwa semakin tinggi konsentrasi kulit manggis yang diberikan maka semakin tinggi tingkat kekenyalan daging ikan mujair.Kata Kunci: Kekenyalan, Perendaman, Konsentrasi Serbuk
Uji Ekstrak Buah Maja (Aegle marmelos) Sebagai Antibakteri Pada Bakteri Escherichia coli Susi Apriliani; Ahmad Syauqi; Ratna Djuniwati Lisminingsih
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v4i1.9907

Abstract

Maja fruit (Aegle marmelos) is a fruit that contains substances such as balm oil, 2-furocoumarins-psoralen and marmelosin (C13H12O). Maja fruit, roots and leaves have antibiotic properties. Plants that contain chemicals in the maja fruit can potentially act as antibacterials that inhibit bacterial growth. The bacteria that cause diarrhea are Coliform, Escherichia coli, Salmonella enterica and Shigella which are bacteria that cause food poisoning or gastrointestinal disorders. Chemical content of maja fruit (Aegle marmelos), namely alkaloids, terpenoids, coumarin, phenylpropanoids, tannins, polysaccharides and flavonoids. This study aims to determine the maja fruit extract has an anti-bacterial effect on minimum bacterial inhibitory growth and to determine the concentration of maja fruit extract on the minimum inhibitory growth of Escherechia coli bacteria. In this study, using the experimental method completely randomized design (CRD). Using 4 treatments and 6 repetitions. By using EMB and BGLB media. The mean of observations on the inhibitory growth test of Escherichia coli bacteria at a concentration of 19.2 was 0.43, a concentration of 35.7 was 0.48, at a concentration of 37.5 was 1.703 and a control was 0.33. Anova test results showed that there was a significant difference, after being treated with a concentration of 0%, 19.2%, 35.7% and 37.5%, the most effective results were with a solution concentration of 37.5% with an average of 1.703 mm.Keywords: Antibacterial, Maja Frutt, Escherechia coli ABSTRAK Buah maja (Aegle marmelos) adalah buah yang mengandung substansi seperti minyak balsem, 2-furocoumarins-psoralen dan marmelosin (C13H12O). Buah, akar dan daun maja mempunyai sifat antibiotik. Tumbuhan yang memiliki kandungan kimia pada buah maja dapat berpotensi sebagai antibakteri yang menghambat pertumbuhan bakteri. Bakteri yang menimbulkan diare adalah Coliform, Escherichia coli, Salmonella enterica, Shigella yang merupakan bakteri penyebab keracunan makanan atau gangguan saluran cerna. Kandungan kimia dari ekstrak buah maja yaitu alkaloid, terpenoid, kumarin, pherilpropanoid, tannin, polisakarida dan flavonoid. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui ekstrak buah maja memiliki pengsruh antibakteri terhadap pertumbuhan hambat minimal bakteri Escherichia coli dan menentukan konsentrasi ekstrak buah maja terhadap pertumbuhan hambat minimal bakteri Escherichia coli. Dalam penelitian ini menggunakan metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL). Menggunakan 4 perlakuan dan 6 kali ulangan. Dengan menggunakan media EMB dan BGLB. Rerata pengamatan pada pertumbuhan uji daya hambat bakteri pada konsentrasi 19,2 % yaitu 0,43 mm, konsentrasi 35,7% yaitu 0,48 mm, konsentrasi 37,5% yaitu I,70 mm dan pada kontrol 0,33 mm. Hasil uji ANOVA menunjukkan terdapat perbedaan signifikan, setelah diberi perlakuan konsentrasi 0%,19,2%,35,7% dan 37,5% hasil yang paling efektif yaitu dengan konsentrasi larutan 37,5% dengan rata-rata 1,703 mm. Kata kunci : Antibakteri, Buah Maja, Escherechia coli
Koloni Mikroorganisme pada Kuantitas Nitrogen dan Belerang Hasil Mineralisasi pada Residu Proses Fermentasi Biogas: Analisis Keanekaragaman Sitti Norul Hotimah; Ahmad Syauqi; Hasan Zayadi
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v1i1.1381

Abstract

Biogas is gas that produced by anaerobic activities or fermentation result from organic matter including dirt human and animal, domestic waste (households), biodegradable garbage or any biodegradable organic waste in anaerobic condition.  Bio-slurry or biogas waste is a product of biogas processing that made from a mixture of livestock manure and water through anaerobic fermentation processes in biogas installations. This research was carried out to get the dominance value of microorganism colonies at the quantity of nitrogen and sulphur which the result of mineralization in the biogas fermentation residue, to determine the concentration of NH4+ ( % ) and sulphate ( % ) as the quantity of nitrogen and sulfur by mineralization result at the residue of the biogas fermentation process. This research was usesd method of descriptive – quantitave and SPC analysis. A value of diversity index ( H’ ) of 0.98352 and domination value (D ) of 0.10476. Microbial dominaton was  obtained 31 white microbial colonies, 9 yellowish, and 17 pink. The NH4+ in the sample test was seen from nine replication days, the results of UCL value was 38.57%, LCL was 32.58%, and mean was 35.58%. The results of sulphate concentration in nine replication days was obtained the UCL 3.84%, LCL 2.72%, and the mean 3.28% of sulphate concentration.Keywords: Microorganism, nitrogen, sulphurABSTRAKBiogas adalah gas yang dihasilkan oleh aktivitas anaerobik atau hasil fermentasi dari bahan-bahan organik termasuk kotoran manusia dan hewan, limbah domestik (rumah tangga), sampah yang dapat didegradasi atau setiap limbah organik yang biodegradable. Bioslury atau residu biogas adalah produk proses biogas dibuat dari bahan campuran kotoran ternak dan air melalui proses fermentasi anaerob pada instalasi biogas. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan nilai dominasi koloni mikroorganisme pada kuantitas nitrogen dan belerang hasil mineralisasi pada residu proses fermentasi biogas, menentukan kadar NH4+ (%) dan Sulfat (%) sebagai kuantitas nitrogen dan belerang hasil mineralisasi pada residu proses fermentasi biogas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif – kuantitatif serta analisis SPC. Nilai Indeks Keanekaragaman (H’) 0,98352 dan nilai dominasi (D) 0,10476. Dominasi mikroorganisme didapatkan hasil koloni mikroorganisme bewarna putih sebanyak 31, 9 kekuningan,  dan 17 merah muda. Dari pengamatan NH4+ pada sampel uji diketahui dari sembilan hari ulangan, hasil nilai UCL 38,57%, LCL 32,58%, dan mean 35,58%. Hasil kadar sulfat dalam sembilan hari ulangan tersebut didapatkan hasil UCL 3,84%, LCL 2,72%, dan mean 3,28% kadar sulfat.Kata kunci: mikroorganisme, nitrogen, belerang
Uji Efektivitas Sediaan Gel Antiseptik Dari Ekstrak Buah Maja (Aegle marmelos Linn.) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus Adjeng Amelia Lucky Darizal; Ahmad Syauqi; Ratna Djuniwati Lisminingsih
Jurnal SAINS ALAMI (Known Nature) Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : FMIPA UNISMA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33474/j.sa.v4i1.10334

Abstract

Antiseptic gel has been widely used as a way to maintain health and hand hygiene which is practical and easy to carry in order to kill bacteria in a relatively short period of time. Hands are one of the transmission routes for various infectious diseases. Plants that contain antibacterial properties that exist in nature, such as the maja plant (Aegle marmelos Linn.) are extracted to reduce the use of chemicals contained in antiseptics in general so that an antiseptic innovation is carried out in maja fruit which is formulated into an antiseptic gel preparation with several types of formulations. This study aims to study an antiseptic gel preparation to effectively inhibit the growth of Staphylococcus aureus bacteria. The results of this study indicated that the most effective formulation was found in the third treatment, namely the gel with 0.50 g of maja fruit extract. The results of the data tested statistically showed the correlation value of treatment F count was 9.08 greater than the results of F table of 3.29. In the test, it is found that F count is 3.32 greater than F table (2.90) so it is stated as effective in inhibiting the growth of Staphylococcus aureus bacteria.Keywords: Antiseptic Gel, Maja Fruit (Aegle marmelos Linn), Staphylococcus aureus Bacteria ABSTRAKGel antiseptik telah banyak digunakan sebagai salah satu cara untuk menjaga kesehatan dan kebersihan tangan yang praktis dan mudah dibawa guna membunuh bakteri dalam kurun waktu yang relatif lebih cepat. Tangan merupakan salah satu jalur penularan berbagai penyakit menular. Tanaman yang mengandung sifat antibakteri yang berada di alam, seperti tanaman maja (Aegle marmelos Linn.) diekstrak guna mengurangi pemakaian bahan kimia yang terkandung dalam antiseptik pada umumnya sehingga dilakukan inovasi antiseptik buah maja yang diformulasi menjadi sediaan gel antiseptik dengan beberapa jenis formulasi. Penelitian ini mempunyai tujuan mempelajari suatu sediaan gel antiseptik dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus secara efektif. Penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimental dengan desain penelitian rancangan acak kelompok (RAK) menggunakan 4 perlakuan dan 6 kali pengulangan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa formulasi yang paling efektif terdapat pada perlakuan ke 3 yaitu gel dengan 0,50 g ekstrak buah maja. Hasil data diuji secara statistik menunjukkan korelasi nilai perlakuan F hitung yaitu 9.08 lebih besar daripada hasil F tabel sebanyak 3.29. Pada ulangan didapatkan bahwa F hitung yaitu 3.32 lebih besar daripada F tabel (2.90) maka dinyatakan sebagai efektif menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.Kata kunci : Gel Antiseptik, Buah Maja (Aegle marmelos Linn), bakteri Staphylococcus aureus