Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search
Journal : Kajian Linguistik dan Sastra

Kode-Kode Narasi Semiotika Roland Barthes dalam Novel dari Jendela SMP Karya Mira Widjaja Ayu Diah Lestary; Warni Warni; Sovia Wulandari
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 1 No. 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (227.389 KB) | DOI: 10.22437/kalistra.v1i1.18421

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan jenis dan makna kode-kode narasi semiotika Roland Barthes dalam novel Dari Jendela SMP(DJS) karya Mira Widjaja. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian studi pustaka. Data penenelitian berupa leksia yang terdapat dalam novel DJS karya Mira Widjaja. Sumber data yang digunakan novel DJS karya Mira Widjaja yang diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama, cetakan ketiga belas yang terbit pada tahun 2009. Hasil penelitian menunjukan bahwa novel DJS ditemukan kelima kode narasi semiotika Roland Barthes yang juga mengandung beberapa unsur-unsur intrinsik, yaitu: (1) kode hermeneutik berupa teka-teki yang berbentuk pertanyaan dan jawaban teka-teki, (2) kode semik berupa metafora dan konotasi dari latar, tokoh dan penokohan, (3) kode simbolik berupa penyimbolan pada narasi dan tema cerita, kode proaretik berupa runtutan alur dengan rangkaian aksian dan akibat aksian, kode gnomik berupa wujud kebudayaan yang berbentuk gagasan, mitos, etika, tradisi, dan bahasa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah novel DJS karya Mira Widjaja memiliki jenis kode narasi semiotika Roland Barthes yaitu: (1) kode hermeneutik berupa pertanyaan dan jawaban teka-teki, (2) kode semik berupa metafora dan konotasi latar, tokoh dan penokohan, (3) kode simbolik berupa penyimbolan narasi dan tema cerita, (4) kode proaretik berupa runtutan alur dengan rangkaian aksian dan akibat aksian, (5) kode gnomik berupa gagasan, mitos, etika, tradisi, dan bahasa
Tanggapan Pembaca Terhadap Novel ‘00.00’ Karya Ameylia Falensia Eka Nusa Agustin; Yundi Fitrah; Sovia Wulandari
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 1 No. 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.355 KB) | DOI: 10.22437/kalistra.v1i1.18754

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tanggapan para pembaca terhadap novel 00.00 karya Ameylia Falensia. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, adapun pengumpulan data menggunakan metode studi pustaka dan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan yaitu resepsi sastra berupa tanggapan pembaca pembaca dari versi cetak dan digital. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan dari hasil komentar di wattpad para pembaca lebih banyak memberikan tanggapan mengenai tokoh dan penokohan cerita wattpad para pembaca seperti mengomentari bagaimana tokoh Lengkara yang selalu mendapatkan hukuman dari Sang Papa, Nilam yang dibenci para pembaca karena sikapnya yang selalu berusaha agar Lengkara di benci semua orang karena iri dengan apa yang dimiliki Lengkara, tokoh Erik (Papa Lengkara) yang bersikap kasar terhadap anak kandungnya sendiri dan mama tiri yang selalu mendukung dan membela anaknya Nilam, para pembaca juga berkomentar tentang bagaimana bagaimana tokoh lain seperti para sahabat Lengkara Risma, Deo, Geo dan Sekala yang memiliki sifat yang berbeda-beda tetapi selalu baik kepada lengkara walaupun ada beberapa terjadi kesalahpahaman yang terjadi dalam novel 00.00. Pembaca wattpad 00.00 berdasarkan kuesioner rata-rata pembaca berasal dari kalangan remaja (usia belasan) hingga dewasa.
Aspek Bahasa Perempuan dalam Prosa Men Coblong Karya Oka Rusmini: Kajian Ginokritik Dewi Fadilla Ramadhayani; Warni Warni; Sovia Wulandari
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 1 No. 2 (2022): September 2022
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.715 KB) | DOI: 10.22437/kalistra.v1i2.20297

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aspek bahasa perempuan pada prosa Men Coblong karya Oka Rusmini dalam perspektif ginokritik. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Data pada penelitian ini adalah teks yang terdapat dalam prosa Men Coblong, berupa kata-kata, kalimat maupun dialog antar tokoh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek bahasa perempuan yang terdapat dalam prosa Men Coblong terbagi menjadi tiga yaitu: (1) bahasa tersurat, merupakan sebuah ungkapan yang terdapat dalam kata, frasa dan kalimat, serta diungkapkan secara satiristik, tajam, dan lugas. (2) bahasa tersirat, merupakan sebuah ungkapan yang terdapat dalam kata, frasa, dan kalimat dengan makna tidak langsung, melalui pengungkapan yang melantunkan ironi, dan sindirian tajam Oka Rusmini menggunakan diksi-diksi yang indah dengan membalut getir itu ke dalam satire. (3) unsur multifokal, merupakan cara pengungkapan yang digunakan Oka Rusmini untuk menampilkan beberapa sudut pandang dalam satu waktu.
Ungkapan Pantang Larang dalam Masyarakat Bugis Desa Simbur Naik Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Kajian Semiotika) Eka Syamsiah; Irma Suryani; Sovia Wulandari
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 1 No. 2 (2022): September 2022
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.744 KB) | DOI: 10.22437/kalistra.v1i2.20302

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui makna ungkapan pantang larang masyarakat Bugis Desa Simbur Naik Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Metode dalam penelitian bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Kemudian data yang digunakan berupa ungkapan pantang larang yang diujarkan/dituturkan oleh informan dan menjadi objek penelitian. Data diperoleh dari dua informan. Adapun teknik yang digunakan untuk memperoleh data melalui dua cara yaitu: wawancara dan teknik rekam. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan teori semiotika Roland Barthes mengenai makna rasional dan irasional. Hasil dari penelitian ini merupakan Makna rasional dan irasiona dalam ungkapan Pantang Larang yang diperoleh dari informan sebanyak 42 buah ungkapan pantang larang dalam masyarakat Bugis Desa Simbur Naik yang dikategorikan sebagai tiga kategori yaitu: (1) Tiga belas data ungkapan pantang larang sebagai penebal emosi keagamaan atau kepercayaan, (2) Tiga belas data ungkapan pantang larang sebagai sebagai alat pendidikan anak dan remaja, dan (3) Enam belas data ungkapan pantang larang sebagai alat pemaksa dan pengawas agar norma-norma masyarakat akan selalu dipatuhi oleh anggota kolektifnya.
Struktur Cerita Rakyat Kunun Puti Bensu Model Vladimir Propp Pebwike Sari; Irma Suryani; Sovia Wulandari
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 1 No. 3 (2023): Januari 2023
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v1i3.23274

Abstract

Abstract This study aims to describe the functions of actors in 3 versions of the Kunun Puti Bensu folklore. The approach used in analyzing the functions of actors is based on the structure theory of Vladimir Propp's folklore which contains 31 functions of actors. The research results obtained in analyzing the functions of the perpetrators of the 3 versions of the Kunun Puti Bensu folklore based on the folklore structure theory of Vladimir Propp's model were the discovery of 20 of the 31 functions of the actors, including (β) a family member leaving the house, (γ) a prohibition uttered to the main character, (δ)Prohibition is broken, (ε)The robber tries to spy, (ζ)The robber receives a report about his enemy, (ŋ)The robber tries to deceive his prey in order to own it or possess his possessions, (θ)The prey is deceived and unknowingly helps his enemies, (А)The robber causes trouble for a family, (а) A family feels deprived and wants to have something, (Β)An accident or shortage is announced, the main character is asked or ordered, he is allowed to go or sent, (C )The seeker agrees or decides to take revenge, (↑)The main character leaves the house, (F)The main character gets a powerful agent, (G)U character first delivered, given directions to the destination or object sought, (J)The main character is injured, (I)The robber is defeated, (K)The initial accident or shortage is resolved, (↓)The main character goes home, (Rs)The main character is saved, (W) The main character gets married and ascends the throne.  Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fungsi pelaku yang terdapat pada 3 versi cerita rakyat Kunun Puti Bensu. Adapun pendekan yang digunakan dalam menganalisis fungsi pelaku adalah berdasarkan teori struktur cerita rakyat Vladimir Propp yang memuat 31 fungsi pelaku. Hasil penelitian yang diperoleh dalam menganalisis fungsi pelaku terhadap 3 versi cerita rakyat Kunun Puti Bensu berdasarkan teori struktur cerita rakyat model Vladimir Propp adalah ditemukannya sebanyak 20 fungsi pelaku dari 31 fungsi pelaku antara lain (β)Seorang anggota keluarga meninggalkan rumah, (γ)Suatu larangan diucapkan kepada tokoh utama, (δ)Larangan dilanggar, (ε)Perampok mencoba untuk memata-matai, (ζ)Perampok menerima laporan tentang musuhnya, (ŋ)Perampok mencoba memperdaya mangsanya dengan tujuan untuk memilikinya atau memiliki kepunyaannya, (θ)Mangsanya terpedaya dan tanpa disadari membantu musuhnya, (А)Perampok menyebabkan kesusahan seorang keluarga, (а) Seorang keluarga merasa kekurangan dan ingin memiliki sesuatu, (Β)Kecelakaan atau kekurangan diumumkan, tokoh utama diminta atau diperintahkan, ia dibenarkan pergi atau di utuskan, (C)Pencari setuju atau memutuskan untuk membalas dendam, (↑)Tokoh utama meninggalkan rumah, (F)Tokoh utama memperoleh agen sakti, (G)Tokoh utama diantar, diberi petunjuk menuju ke tempat tujuan atau objek yang dicari, (J)Tokoh utama terluka, (I)Perampok dikalahkan, (K)Kecelakaan atau kekurangan awal diatasi, (↓)Tokoh utama pulang, (Rs)Tokoh utama diselamatkan, (W)Tokoh utama menikah dan menaiki tahta.
Kode Hermeneutik, Kode Proaretik, dan Kode Budaya dalam Transliterasi Manuskrip Kisah Raja-Raja Jambi Asmi Ayu Ning Alim; Maizar Karim; Sovia Wulandari
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 1 No. 3 (2023): Januari 2023
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v1i3.23276

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tiga kode yaitu kode hermeneutik, kode proaretik, dan kode budaya dalam transliterasi manuskrip Kisah Raja-Raja Jambi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teori semiotika perspektif Roland Barthes. Data dalam penelitian ini berupa, kata, kalima, dan paragraf dalam transliterasi manuskrip Kisah Raja-Raja Jambi. Sumber data yang digunakan adalah manuskrip Kisah Raja-Raja Jambi yang telah disalin oleh Ngebi Sutho Dilagi Priyayi Rajo Sari, dan ditransliterasikah oleh Maizar Karim Program Pascasarjana, Universitas Padjadjaran, Bandung 2002. Hasil penelitian ini diperoleh sebanyak 40 data dalam transliterasi manuskrip KRRJ yang terdiri dari 10 data kode hermeneutik, 17 data kode proaretik, dan 13 data kode budaya. ini menunjukkan bahwa dalam transliterasi manuskrip KRRJ terdapat kode (1) hermenenutik berupa teka-teki bentuk penundaan jawaban, bentuk jawaban sepenuhnya, dan bentuk pengacauan, (2) kode proaretik dengan serangkaian aksi dan akibat dari aksi, dan (3) kode budaya berupa aktivitas atau kegiatan tradisi, wujud budaya tata kelakuan atau norma sosial, dan wujud budaya bebrbentuk artefak atau peninggalan berupa benda hasil karya manusia. Kesimpulan Kode hermeneutik dalam transliterasi KRRJ terdiri dari bentuk teka-teki penundaan jawaban, jawaban seutuhnya, dan pengacauan. Kode proaretik terdiri dari serangkaian aksi para Raja yang pernah memimpin Jambi dan akibat dari aksinya. Sedangkan kode budaya terdiri dari wujud budaya yang sudah tidak diimplementasikan lagi dan budaya yang masih ada dan digunakan hingga saat ini. Abstract This study aims to describe three codes, namely the hermeneutic code, proaretic code, and cultural code in the transliteration of the Jambi Raja-Raja manuscript. The method used in this research is descriptive qualitative with the semiotic theory of Roland Barthes perspective. The data in this study are in the form of words, sentences, and paragraphs in the transliteration of the Jambi Kings Story manuscript. The data source used is the manuscript of the Story of the Kings of Jambi which has been copied by Ngebi Sutho Dilagi Priyayi Rajo Sari, and transliterated by Maizar Karim Postgraduate Program, Padjadjaran University, Bandung 2002. The results of this study obtained 40 data in the transliteration of the KRRJ manuscript consisting of 10 hermeneutic code data, 17 proaretic code data, and 13 cultural code data. This shows that in the transliteration of the KRRJ manuscript there are (1) hermeneutic codes in the form of puzzles in the form of delayed answers, complete answers, and confusion forms, (2) proaretic codes with a series of actions and consequences of actions, and (3) cultural codes in the form of activities. or traditional activities, cultural forms of behavior or social norms, and cultural forms in the form of artifacts or relics in the form of objects made by humans. Conclusion The hermeneutic code in the transliteration of the KRRJ consists of puzzles of delayed answers, complete answers, and confusion. The proaretic code consists of a series of actions of the Kings who once led Jambi and the consequences of their actions. While the cultural code consists of cultural forms that are no longer implemented and cultures that still exist and are used today.
Karakter Tokoh dalam Kumpulan Cerpen Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi Karya Seno Gumira Ajidarma Wahyu Cristopan; Maizar Karim; Sovia Wulandari
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 2 No. 1 (2023): Januari 2023
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v2i1.23291

Abstract

Abstract This study aims to describe the characters and their depictions in the collection of short stories Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi by Seno Gumira Ajidarma by using the characterizaation method of Albertine Minderop. This research is a qualitative descriptive research with the type of library research. Sources of data used are short stories in the collection of short stories Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi by Seno Gumira Aji Darma. Data collection was carried out using the characterization method of Albertine Minderop. The conclusion of this research is to show the character which is describe by direct method (telling) and indirect method (showing)  Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakter serta penggambarannya dalam kumpulan cerpen Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi Karya Seno Gumira Ajidarma dengan menggunakan metode karakterisasi Albertine Minderop. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan jenis penelitian kepustakaan. Sumber data yang digunakan adalah cerpen-cerpen dalam kumpulan cerpen Dilarang Menyanyi di Kamar Mandi karya Seno Gumira Ajidarma. Pengumpulan data dilakukan dengan pembacaan cermat dan pencatatan. Analisis data dilakukan dengan metode karakterisasi Albertine Minderop. Simpulan dari penelitian ini yaitu menunjukkan karakter tiap tokoh yang digambarkan dengan metode langsung (telling) dan metode tidak langsung (showing).
Struktur Struktur dan fungsi Mantra Pengobatan Di Kenagarian, Simpang Tonang, Kecamatan Dua Koto, Kabupaten Pasaman. Reka Saputri; Warni Warni; Sovia Wulandari
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 2 No. 2 (2023): Mei 2023
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v2i2.23185

Abstract

Abstrak This study aims to describe the structure and function of healing spells in Kenagarian Simpang Tonang, Dua Koto District, Pasaman Regency. The method used in this research is descriptive qualitative. Based on the results of the analysis, it can be concluded from this study that there are 10 spells consisting of the barah talingo mantra, bagokon mantra, dicakok ulok spell, mancit boltok mantra, baroon spell, tumbur bibison spell, tarpangan mantra, mancit ngingi mantra, pondialon spell and mosok spell. has (1) structure: rhyme (alliteration, assonance, perfect rhyme, imperfect rhyme, initial rhyme, final rhyme, horizontal rhyme and vertical rhyme), soft and flat rhythm, diction used in the form of reading the Koran, stanzas and arrays consisting of 1 stanza with a total of 5 to 10 lines. (2) the function of the mantra as a means of treating disease, a means to pray and bring good. Abstract Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur dan fungsi mantra pengobatan di Kenagarian Simpang Tonang Kecamatan Dua Koto Kabupaten Pasaman. Metode yang digunakan dalam penelitian ialah deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan dari penelitian ini adalah bahwa 10 mantra yang terdiri dari mantra barah talingo, mantra bagokon, mantra dicakok ulok, mantra mancit boltok, mantra baroon, mantra tumbur bibison, mantra tarpangan, mantra mancit ngingi, mantra pondialon dan mantra mosok memiliki (1) struktur : rima (aliterasi, asonansi,rima sempurna,rima tak sempurna, rima awal, rima akhir, rima horizontal dan rima vertikal),irama lembut dan datar,diksi yang digunakan berupa bacaan al quran,bait dan larik terdiri dari 1 bait dengan jumlah 5 sampai 10 larik. (2) fungsi mantra sebagai alat pengobatan penyakit, sarana untuk berdoa dan mendatangkan kebaikan.
Perbandingan dalam Naskah 100 Monolog Karya Putu Wijaya Ridwan Wahid Affani; Irma Suryani; Sovia Wulandari
Kajian Linguistik dan Sastra Vol. 2 No. 3 (2023): September 2023
Publisher : Prodi Sastra Indonesia, FKIP Universitas Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22437/kalistra.v2i3.24313

Abstract

The purpose of this research is to describe the style of comparative language contained in Putu Wijaya's 100 Monologues. This research is to reveal how the style of comparison is in the text. Manuscripts analyzed are only those with the theme of cruelty. The method used in this research is descriptive qualitative method. The approach used is an analytical approach. The data of this research is a comparative style of language and the data source is a text of 100 monologues. The research was conducted using data collection techniques, data analysis, and data verification. The results of the study show that there are (1) personification styles that summarize the subject being compared as if it is human in terms of actions, feelings, and other human traits. (2) the style of metaphor encapsulates the aspects put forward, namely the first point is directly connected to the second point. (3) the figurative language of parables has an aspect expressed by an explicit comparison, namely that direct similarity expresses a comparison of something like something else, namely like, like. So it can be concluded that the style of language found in Putu Wijaya's 100 Monologues tends to be personification which describes inanimate objects as if they were alive, then metaphor, namely the style of language that expresses analogical comparisons, and the style of language of equality, namely comparing something that is explicit. Based on the results of this study, it is suggested for other researchers to be able to conduct studies other than comparative language style for 100 Monologue manuscripts, because comparative language style is only one element of all parts of the story contained in the manuscript as the object of research. Therefore, it is possible to carry out several other studies to reveal the style of language conveyed in Putu Wijaya's 100 Monologues.   Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan gaya bahasa perbandingan yang terdapat dalam naskah 100 Monolog karya Putu Wijaya. Penelian ini untuk mengungkap bagaimana gaya bahasa perbandingan di dalam naskah tersebut. Naskah yang dianalisis hanya yang bertemakan kekejaman. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan analitis. Data penelitian ini adalah gaya bahasa perbandingan dan sumber datanya adalah naskah 100 monolog.  Penelitian dilakukan dengan teknik pengumpulan data, analisis data, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat (1) gaya bahasa personifikasi merangkum pokok yang dibandingkan itu seolah-olah berwujud manusia baik dalam tindakan, perasaan, dan perwatakan manusia lainnya. (2) gaya bahasa metafora merangkum aspek yang dikemukakan ialah pokok pertama langsung dihubungkan dengan pokok kedua. (3) gaya bahasa perumpamaan memiliki aspek yang dikemukakan oleh perbandingan yang bersifat eksplisit ialah bahwa kesamaan langsung menyatakan perbandingan sesuatu yang sama dengan hal yang lain yaitu seperti, bagai. Jadi dapat disimpulkan gaya bahasa yang ditemukan dalam naskah 100 Monolog karya Putu Wijaya cenderung ke personifikasi yang menggambarkan benda mati seolah-olah hidup, kemudian metafora yaitu gaya bahasa yang mengungkapkan perbandiangan analogis, dan gaya bahasa persamaan yaitu membandingkan sesuatu yang bersifat eksplisit. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan bagi peneliti lain agar dapat melakukan kajian selain gaya bahasa perbandingan untuk naskah 100 Monolog, karena gaya bahasa perbandingan hanya salah satu unsur dari seluruh bagian cerita yang terdapat pada naskah sebagai objek dari penelitian. Oleh sebab itu, beberapa penelitian lain sangat memungkinkan diadakannya untuk mengungkapkan gaya bahasa yang disampaikan dalam naskah 100 Monolog karya Putu Wijaya. Â