Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PEMBUATAN BIOPLASTIK RAMAH LINGKUNGAN BERBASIS PLA-PCL DENGAN COMPOSITE CATECHIN DAN KITOSAN SEBAGAI BAHAN BARU PENGGANTI PLASTIK BERBASIS PETROLEUM Suryani Suryani; Teuku Rihayat; Fitria Fitria; Aida Safitri
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 20, No 01 (2022): JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI REAKSI
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v20i01.3391

Abstract

ABSTRAK Kemasan aktif, juga dikenal sebagai Kemasan Cerdas dan Kemasan Cerdas, dimaksudkan untuk mendeteksi dan memperingatkan pembusukan atau kemungkinan masalah dalam makanan kemasan. Sistem ini berfungsi sebagai indikator kualitas untuk menjamin keamanan pangan dan dibagi menjadi dua jenis: langsung (kelembaban, waktu-suhu, kesegaran, kerusakan, dan biosensor) dan pasif (ketertelusuran dan pelacakan). Karena perbedaan kimia, informasi kualitatif yang diberikan oleh penanda ini berbeda. Reaksi atau perkembangan mikrobiologi sebagai akibat dari waktu dan proses. Interaksi antara metabolit yang dihasilkan oleh pertumbuhan mikroba dan bahan kimia indikator memberikan sinyal visual serta informasi tentang degradasi. Bahan polimer telah menjadi bagian dari peradaban kontemporer selama beberapa dekade, memungkinkan pengembangan bidang kegiatan baru dan penerapan bidang kerja baru. Komposisi 0,9 g Kitosan: 0,1 g Katekin dengan gugus C - H, O - H, C = O, dan C - O memberikan hasil terbaik. Tes SEM menunjukkan permukaan yang halus dengan ikatan antarmuka yang baik terbentuk antara matriks dan pengisi; namun masih terdapat residu kitosan yang tidak larut karena proses pencampuran yang tidak homogen dan penggunaan pelarut yang tidak kompatibel. Kata kunci : PLA; PCL; Kitosan; katekin; FT-IR
APPLICATION OF DRYING BLOWER OVEN TECHNOLOGY TO SPICES FOR THE PRODUCTION OF INSTANT SEASONING POWDER Syafruddin Syafruddin; Teuku Rihayat; Awanis Ilmi; Rika Annisa; Nelly Safitri; Muhammad Nasir
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 20, No 02 (2022): Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v20i02.3402

Abstract

ABSTRAKDi Aceh, banyak bumbu instan masakan Aceh yang dijual dalam bentuk bumbu basah. Bumbu instan basah ini menjadi pilihan masyarakat Aceh untuk mempersingkat waktu memasak. Bumbu instan basah ini tidak dapat dipasarkan ke luar daerah karena umur simpannya yang tidak tahan lama dan tidak praktis untuk dibawa-bawa. Dengan inovasi masakan Aceh bumbu instan berupa bubuk kering dapat mendorong industri makanan lokal Aceh. Teknologi yang digunakan adalah Oven Drying Blower yang akan digunakan sebagai teknologi pengeringan bahan baku bumbu menjadi bumbu masak yang praktis Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik pengeringan rempah-rempah dengan mengukur perubahan suhu, kelembaban relatif, penurunan berat bahan, laju aliran udara, laju aliran volume udara, kadar air bahan terhadap waktu, laju pengeringan terhadap waktu, dan laju pengeringan terhadap kadar air. Bumbu instan Aceh Spices juga akan dilakukan persyaratan yang sesuai dengan pengujian kadar abu, pengujian kadar air, dan pengujian organoleptik. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif proses pengeringan dipakai suhu di bawah 55˚C diulang sebanyak 3 (tiga)  kali sampai mencapai kadar air 8 – 10 %bk. Hasil pengamatan menunjukan bahwa selama proses pengeringan tercatat Rh luar alat pengering antara 83,28%-89,50%. Juga Rh di dalam alat pengering diamati dan dicatat berkisar antara 86,58%-97,91%. Kadar cabai merah selama proses pengeringan mengalami penurunan dari 38,75% turun hingga rata – rata 18,05% dengan perincian pada ruang satu dan dua mencapai 17,4%, ruang tiga dan empat 16,95% dan ruang lima dan enam 16,6%. Dengan waktu pengamatan selama 4 jam. Kata Kunci : Rempah Aceh, Drying blower oven, Rempah-rempah kering, Instant seasoning powder.
PENYISIHAN ION LOGAM FE MENGGUNAKAN ADSORBEN KAOLIN YANG DIMODIFIKASI SURFAKTAN Alfian Putra; Teuku Rihayat; Rima Dhinta Dewi Astuti
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 20, No 02 (2022): Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v20i02.3388

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mempersiapkan adsorben berbahan baku kaolin alam yang dimodifikasi CTAB untuk menyisihkan ion logam Fe2+ dari permukaan air. Kaolin alam dicuci dengan air suling dan selanjutnya dikeringkan dalam oven dryer, Kaolin selanjutnya di aktivasi dengan HCL 1 N, dan di modifikasi dengan surfaktan CTAB dengan perbandungan 45% dari berat kaolin. Proses penyerapan dilakukan dengan mencampurkan 2 gram adsorben yang telah dimodifikasi pada 100 ml sampel air yang mengandung 3 ppm ion logam Fe2+ diikuti dengan pengadukan 100 rpm, pH 5, dan suhu 300C. Konsentrasi Fe2+ pada permukaan air dianalisa dengan menggunakan AAS setiap selang waktu tertentu dalam periode 20 – 100 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan adsorben kaolin tanpa modifikasi mampu menurunkan konsentrasi Fe2+ sebesar 62,23% selama 40 menit, sedangkan adsorben dari kaolin modifikasi surfaktan pada awal proses mampu menurunkan konsentrasi Fe2+ mencapai 73,8% pada waktu 10 menit. Hasil karakterisasi SEM menunjukkan bahwa adsorben kaolin modifikasi mampu menyerap ion logam Fe2+ lebih banyak dalam waktu singkat karena mempunyai permukaan kontak yang luas dan juga mempunyai struktur permukaan acak, dibandingkan dengan adsorben kaolin yang tidak modifikasi surfaktan mempunyai struktur morfologinya yang beraturan. Kata kunci : Adsorpsi, Fe, Adsorben, Kaolin, CTAB
Characterization and Physical Propertiesof Terpene Compound in Citronella Essential oil as Sources of Antibacterial Perfume Teuku Rihayat; Rizal Syahyadi; Hismendi Hismendi; Nelly Safitri; Aida Safitri
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 20, No 02 (2022): Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v20i02.3403

Abstract

ABSTRACT Along with the development of modern industries such as the perfume, cosmetic, food, aromatherapy and pharmaceutical industries, the world's need for essential oils is increasing every year. Several parameters developed in this article include the effect of pressure (1, 2, 4, 6, 8) mmHg and time (20, 40, 60) minutes until final boiling point on the volume of oil produced and geraniol concentration. The analysis carried out was GCMS analysis and bacterial activity in the application of perfume products. From the research results it was found that at 1 atm pressure the geraniol concentration increased by 50% to 80.11%. Apart from these compounds, other compounds were also obtained such as citronellol, rhodinol and cheprol. at this pressure also produced the highest product volume of 21.2 ml. The application of the product resulting from the vacuum distillation process in the form of an anti-bacterial perfume at an incubation time of 48 hours has the strongest anti-bacterial activity with a diameter of 10.13 mm against Staphylococcus aureus bacteria.Keywords: Characterization, Citronella Oil, Vacuum Distillation, Perfume, Terpene
DISTILASI MINYAK GAHARU UNTUK BAHAN BAKU MINYAK WANGI DENGAN MEMANFAATKAN SUMBER ENERGI MATAHARI (PHOTOVOLTAIC) Nelly Safitri; Suprihardi Suprihardi; Ridwan Ridwan; Teuku Rihayat; Nurhanifa Aidy; Een Setiawati
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 20, No 02 (2022): Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v20i02.3389

Abstract

ABSTRAKPemanfaatan sistem photovoltaic untuk mendapatkan enegi listrik dengan menggunakan sistem photovoltaic. Sistem Photovoltaic merupakan suatu modul yang digunakan untuk menyerap panas yang terpapar oleh sinar matahari yang diubah menjadi energi listrik. Tujuan dari peneilitian ini adalah penggunaan modul (panel surya) dengan kapasitas 100 wp dapat menyerap panas yang dikonversikan menjadi energi listrik sebanyak 100 watt/jam yang nantinya diharapkan dapat menjadi penganti listrik konvensional yang akan dimanfaatkan untuk proses penyulingan. Perlakuan yang dilakukan dengan memvariasi waktu penyulingan minyak gaharu divariasikan dalam 3 jam, 4,5 jam dan 6 jam dan waktu perendaman bahan baku juga divariasikan dalam 14 hari, 16 hari, 18 hari dan 20 hari. Pengujian minyak nilam hasil penyulingan menggunakan solarcell dengan memanfaatkan metode photovoltaic untuk analisa senyawa menggunakan kromatografi Gas-Spektrometri Massa (GC-MS) senyawa kimia yang terindentifikasi memiliki % luas terbesar adalah gualiol yaitu sebesar 52,75%, selinene sebesar 17,80% dan panasinsen yaitu sebesar 5,90%. Pelakuan perendaman selama 18 hari dengan waktu operasi selama 6 jam. Sedangkan pada pengujian kerapatan dari minyak gaharu diperoleh nilai tertinggi pada waktu destilat selama 3 jam dengan lama perendaman 16 hari yaitu sebesar 0,8894 kg/cm3. Waktu penyulingan berpengaruh terhadap berat jenis minyak, semakin lama proses penyulingan maka, semakin meningkat berat jenis yang diperoleh. Kata kunci : Penyulingan; Essensial oil; Photovoltaic;
Perancangan dan Realisasi Sistem Pengering dengan Penambahan Blower Abdul Haris Salam; Teuku Rihayat; Awanis Ilmi; Rika Annisa
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 21, No 01 (2023): JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI REAKSI
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v21i01.4057

Abstract

Teknologi Drying Blower Oven dengan menguji syarat layak guna dilihat dengan pengujian yaitu seperti uji kandungan zat gizi, uji kadar abu, uji kadar air, uji organoleptik hingga uji untuk pemasaran. Pengujian alat Drying Blower Oven dilakukan dengan menguji bahan baku produk seperti cabai merah. Pengeringan menggunakan Drying Blower Oven pada suhu 32,2˚C sampai 54,2˚C dengan kecepatan angin 12 m/detik sampai kadar air di bawah 8% - 10%.  Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakteristik pengeringan cabai merah dengan Type Multioven Cabinet perubahan suhu, kelembaban relatif, penurunan berat bahan, laju aliran udara, laju aliran volume udara, kadar air bahan terhadap waktu, laju pengeringan terhadap waktu, dan laju pengeringan terhadap kadar air. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif proses pengeringan dipakai suhu di bawah 65˚C diulang sebanyak 3 (tiga)  kali sampai mencapai kadar air 8 – 10 %bk. Hasil pengamatan menunjukan selama proses pengeringan tercatat Rh luar alat pengering antara 83,28%-89,50%. Juga Rh di dalam alat pengering diamati dan dicatat berkisar antara 86,58%-97,91%. Kadar cabai merah selama proses pengeringan mengalami penurunan dari 38,75% turun hingga rata – rata 18,05% dengan perincian pada ruang satu dan dua mencapai 17,4%, ruang tiga dan empat 16,95% dan ruang lima dan enam 16,6%. Dengan waktu pengamatan selama 4 jam.Keywords: Drying Blower Oven, Teknologi, Bumbu Instan
DESIGN AND REALIZATION OF A DRYER SYSTEM WITH THE ADDITION OF A BLOWER Abdul Haris Salam; Teuku Rihayat; S Sariadi; Awanis Ilmi; Rika Annisa; L Lianti; R Rusydi
Jurnal Sains dan Teknologi Reaksi Vol 21, No 01 (2023): JURNAL SAINS DAN TEKNOLOGI REAKSI
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jstr.v21i01.4265

Abstract

Drying Blower Oven technology by testing the feasibility to be seen with tests such as nutrient content test, ash content test, water content test, organoleptic test to marketing test. Testing of the Drying Blower Oven is carried out by testing the raw material of the product, such as red chili. Drying using Drying Blower Oven at a temperature of 32.2ËšC to 54.2ËšC with a wind speed of 12 m/s until the water content is below 8% - 10%. This study aims to determine the drying characteristics of red chili with Multioven Cabinet Type changes in temperature, relative humidity, material weight loss, air flow rate, air volume rate, material moisture content against time, drying rate against time, and drying rate against moisture content. This study uses a descriptive method of drying temperature used below 65ËšC repeated 3 (three) times until it reaches a moisture content of 8-10 %wk. The results of the observations showed that the drying process recorded Rh outside the drying apparatus between 83.28%-89.50%. Also the Rh in the Drying apparatus was observed and was observed to be between 86.58%-97.91%. The red chili content during the drying process decreased from 38.75% down to an average of 18.05% with details in rooms one and two reaching 17.4%, rooms three and four 16.95% and spaces five and six 16, 6%. With an observation time of 4 hours.Keywords: Drying Blower Oven, Technology, Instant Seasoning
Addition of aceh bentonite in an effort to improve the heat resistance properties of polyurethane-based paint coatings Ilyas Yusuf; M. Yunus; Teuku Rihayat; Sabila Yasara SA; Nurhanifa Aidy
Jurnal POLIMESIN Vol 21, No 3 (2023): June
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jpl.v21i3.3871

Abstract

Polyurethane is a polymer compound whose main chain constituent is urethane group (-NHCOO-). Polyurethanes can be mixed with other polymers or other fillers in an effort to enhance and improve the properties of the single polymer. Metal coating materials are needed for metal materials that have properties resistant to heat thermal condition and corrosion that can damage the structure,. The priority and novelty of this research is to utilize the natural bentonite which is very potential in the local area to fill polyurethane-based coating paint in order to improve its properties. This research looked at the effect of mixing Polyurethane with Bentonite filler obtained from Nisam, North Aceh which has been modified with CTAB and AgNO3 surfactants. The sample formulation used is polyurethane and polyurethane with North Aceh Bentonite variations of 1.5, 2.5, and 3.5%. Characterization with the addition of Bentonite produces polymers that have good thermal stability capabilities. The addition of Bentonite filler into polyurethane polymer can affect the mechanical properties of the material. The Polyurethane/Bentonite composite sample has better thermal resistance, where in pure Polyurethane, the initial weight reduction of the pure Polyurethane sample is 50-150 ℃, the decomposition of pure Polyurethane is at 385 ℃. For Polyurethane/Bentonite 98.5:1.5% w/w nanocomposite, the initial weight reduction is 150-300 ℃, decomposition at 416 ℃. For Polyurethane/Bentonite 97.5:2.5 w/w, the initial weight reduction is 150-250 ℃ and decomposition at 430 ℃. Polyurethane/Bentonite 96.5:3.5 w/w initial weight reduction is also at 200-300 ℃ and decomposition at 458 ℃.
Study of Thermal Behavior of Phase Change Material Based Fatty Acid Encapsulated PLA for Gypsum Board Application Aidy, Nurhanifa; Teuku Rihayat; Lindawati; Iqbal; Mahyuddin
Jurnal Inotera Vol. 10 No. 1 (2025): January-June 2025
Publisher : LPPM Politeknik Aceh Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31572/inotera.Vol10.Iss1.2025.ID450

Abstract

Phase Change Material is one form of renewable energy utilization that can be applied to the walls of a house to support the work of the AC to be more efficient. This material works by absorbing solar heat energy, storing it, then releasing it out so that the wall does not conduct heat into the room which will affect the workload of the AC. Lauric and stearic fatty acids are one of the superior PCM forming materials. In this study, PCM was made using a mixture of eutectic fatty acids modified with lactic acid. The method used is the direct mix method (direct mixing). PCM fatty acid materials (Laurate-Stearate) are combined into a binary mixture of eutectic fatty acids at a composition of 86%: 14% w/w. Furthermore, modifications are carried out with poly lactic acid (P) in three composition variations (L-S):P, namely (0.5: 1), (0.7: 1.0), (0.9: 1.0). Samples will be prepared in a laboratory scale model and their energy analysis will be carried out. Based on DSC testing, it was concluded that the highest latent heat was achieved by sample LSPb with a value of 101.53 J/g. The second place was taken by sample LSPc, followed by LSPa and the lowest latent heat was sample GLSP0. In line with this, the lowest melting point as an indication that PCM can withstand hot air temperatures is also found in sample LSPb . Among the four test samples, TGA data showed that sample LSPb was the sample that had the best thermal stability among the other samples with the furthest onset and endset values and the smallest % weight loss with values of 154.60 oC, 191.11 oC and 3.87% weight loss, respectively. The use of 0.7 times the amount of poly lactic acid to the eutectic mixture can absorb heat best. However, the excessive amount of poly lactic acid added actually causes a decrease in the absorption capacity and the ability to maintain heat in the PCM sample. The eutectic mixture of lauric and stearic fatty acids and the addition of poly lactic acid in the gypsum matrix successfully formed PCM which can be a candidate for room temperature control material in energy-efficient building wall applications.