Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

HUBUNGAN SCREEN TIME PENGGUNAAN SMARTPHONE DENGAN PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA PRASEKOLAH Hanifah Nofadina; Nur Oktavia Hidayati; Fanny Adistie
Jurnal Ilmiah Keperawatan Vol 4 No 2 (2021): JURNAL MUTIARA NERS
Publisher : Program Studi Ners UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jmn.v4i2.1654

Abstract

Aspek Spiritual terhadap Resiko Bunuh Diri Narapidana Nur Oktavia Hidayati; Fauziah Fallah Hanafiah; Ivana Sundari; Sri Purnama Alam; Venna Noer Fadillah
Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ): Persatuan Perawat Nasional Indonesia Vol 9, No 3 (2021): Agustus 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26714/jkj.9.3.2021.703-710

Abstract

Penahanan dapat menimbulkan masalah bagi narapidana. Stres dan depresi yang mengarah pada perilaku bunuh diri merupakan salah satu masalah kesehatan jiwa di Lapas. Kesehatan jiwa narapidana merupakan hal penting yang perlu diperhatikan, baik oleh petugas lapas, diri sendiri maupun lingkungan lapas. Pencegahan perilaku bunuh diri seringkali dihubungkan dengan aspek spiritual. Beberapa penelitan terkait telah menjelaskan dukungan spiritual dapat menurunkan tingkat depresi dan mencegah perilaku bunuh diri. Metode penelitian ini adalah studi literatur dengan melakukan pencarian di beberapa database yaitu Google Scholar, Pubmed, Sciencedirect, EBSCOHost (CINAHL). Penelitian ini menggunakan kata kunci bahasa Inggris dan bahasa Indonesia yaitu spirituality religion, faith, belief system, suicide, self-immolation, prisoner, inmate, offender. Didapatkan 2.634 artikel berdasarkan kata kunci. Hasil studi literatur didapatkan 9 artikel ditemukan adanya keterkaitan antara aspek spiritual dan resiko bunuh diri terhadap narapidana. Kesimpulan yang didapatkan semakin tinggi kepercayaan  seseorang  kepada Tuhan maka semakin rendah tingkat depresi, kecemasan dan stress yang dirasakan serta dapat menurunkan angka bunuh diri. Hal ini menunjukan bahwa aspek spiritual merupakan aspek yang saangat perlu diperhatikan terkait dalam mengatasi depresi yang berakibat resiko terjadinya bunuh diri pada individu.
Kecemasan Remaja selama Pandemi Covid-19 Nur Oktavia Hidayati; Hamidah Nurhalimah; Ismailah Alam; Puji Adi Kharisma; Yulpiana Arunita
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Vol. 5 No. 2 (2022): Mei 2022
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keadaan pandemi Covid-9 berdampak pada kondisi emosional remaja, masalah utama di Indonesia yang dihadapi masyarakat pada umumnya dan khususnya remaja pada masa pandemi yaitu kecemasan. Selama pandemi, orang mengalami stres akut karena pembatasan sosial, kurangnya kebutuhan dasar, ancaman infeksi dan penyesuaian perilaku. Tinjauan pustaka ini dilakukan untuk melihat kecemasan remaja selama masa pandemi Covid-19. Metode yang digunakan adalah studi literatur. Cari artikel dari Proquest, PubMed, Google Scholar, dengan kata kunci dewasa, remaja, remaja, remaja, kecemasan, pandemi, covid 19, coronavirus. Lima artikel yang dianalisis menunjukkan tingkat kecemasan pada remaja saat pandemi Covid 19 adalah ringan, sedang, dan berat. Tiga artikel menunjukkan hasil kecemasan pada tingkat ringan dan dua artikel menunjukkan hasil kecemasan pada tingkat tinggi. Data tersebut dapat dijadikan sebagai data dasar dalam mengatasi masalah psikososial yaitu kecemasan pada remaja.
Tingkat stres pengasuhan pada orang tua selama masa pandemi coronavirus disease (Covid-19) Ikeu Nurhidayah; Annisa Nurbaiti Rahmah; Adelse Prima Mulya; Nur Oktavia Hidayati
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 16, No 2 (2022)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v16i2.6437

Abstract

Background: The coronavirus disease (COVID-19) pandemic has had an impact on various fields, including families, which caused children experiencing changes in their activities, as well as being at risk of developing developmental disorders, so the role of parenting is very important. Changes that occur during the pandemic can cause parenting stress on parents and affect the parenting given to children.Purpose: To identify the level of parenting stress in parents during the Coronavirus Disease (COVID-19) pandemic.Method: A quantitative with a descriptive design and consecutive sampling technique and uses the Parental Stress Scale research instrument. This research was conducted in one of the housing estates located in Cileunyi District, east of Bandung Regency. The population in this study were parents with children aged 0-18 years who lived in the Villa Padjajaran Permai Complex, totaling 84 families with a sample of 129 parents (65 fathers and 64 mothers). The data analysis used was descriptive univariate with low, medium, and high parenting stress categories.Results: Showing that parenting stress in the low category was 89.9% and the parenting stress was in the moderate category at 10.1%. The aspects that affect parents the most are their reduced time and flexibility, and the difficulty of balancing various responsibilities.Keywords: Covid-19; Pandemic; Parenting; StressPendahuluan: Pandemi coronavirus disease (COVID-19) memberikan dampak di berbagai bidang, termasuk keluarga yang mengakibatkan anak mengalami perubahan aktivitas, serta berisiko mengalami gangguan perkembangan, sehingga peran pengasuhan orang tua menjadi sangat penting. Perubahan yang terjadi selama pandemi dapat menimbulkan stress pengasuhan pada orang tua serta memengaruhi pola asuh yang diberikan kepada anak.Tujuan: Untuk mengidentifikasi tingkat stres pengasuhan pada orang tua selama masa pandemi Coronavirus Disease (COVID-19).Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif dan teknik sampling consecutive sampling serta menggunakan instrumen penelitian Parental Stress Scale. Penelitian ini dilakukan di salah satu perumahan yang berada pada Kecamatan Cileunyi wilayah timur dari Kabupaten Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua dengan anak usia 0-18 tahun yang bertempat tinggal di Komplek Villa Padjajaran Permai yang berjumlah 84 KK dengan sampel berjumlah 129 orang tua (65 ayah dan 64 ibu).  Analisis data yang digunakan adalah deskriptif univariat dengan kategori hasil stres pengasuhan rendah, sedang, dan tinggi.Hasil: Menunjukkan stres pengasuhan berkategori rendah sebesar 89.9% dan stres pengasuhan berkategori sedang sebesar 10,1%.  Aspek yang paling mempengaruhi orang tua adalah waktu dan fleksibilitas mereka berkurang, serta kesulitan menyeimbangkan berbagai tanggung jawab.
Literature Review: Gambaran Strategi Koping Remaja dalam Menghadapi Perceraian Orang Tua Salma Nadia Hanifa; Mamat Lukman; Nur Oktavia Hidayati
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 12 No 1 (2022): Januari 2022
Publisher : LPPM STIKES KENDAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/pskm.v12i1.1714

Abstract

Perceraian orang tua memberikan dampak positif dan negatif kepada anak berapapun usianya, terkhusus usia remaja. Salah satu diantara dampak negatif terbesarnya yaitu menimbulkan stres. Hal ini dapat teratasi apabila strategi koping yang digunakan adaptif. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi gambaran strategi koping remaja dalam menghadapi perceraian orang tua. Penelitian ini menggunakan metode literature review. Pencarian literatur berasal dari PubMed, EBSCOhost, SAGE Journals, dan Google Scholar tahun 2010-2020 dengan menggunakan kata kunci yang telah ditentukan. Hasil analisis didapatkan bahwa 5 dari 7 artikel menunjukkan penggunaan strategi koping adaptif (positif) dan 4 dari 7 artikel menunjukkan penggunaan koping secara bervariasi, yaitu problem-focused coping dan emotion-focused coping pada remaja dalam menghadapi perceraian orang tua. Terdapat perbedaan strategi koping remaja dalam menghadapi perceraian orang tua berdasarkan area penelitiannya. Strategi koping remaja di Indonesia cenderung bervariasi yakni menggunakan emotion-focused coping dan problem-focused coping yang termasuk ke dalam kategori koping adaptif (positif) dan maladaptif (negatif). Sedangkan, strategi koping yang digunakan oleh remaja di negara lain yaitu problem-focused coping dan emotion-focused coping yang termasuk ke dalam kategori koping adaptif (positif).
Pengembangan Intervensi Berbasis Cognitive Behavioral Therapy pada Pasien dengan Halusinasi Pendengaran: Sebuah Studi Literatur Nur Oktavia Hidayati; Firla Rizky Rahmani Nur; Riska Andara Fauzi; Ajeng Andini Sutisnu; Anggita Dyah Kirana; Puput Nur Azizah; Anisa Dwi Putri; Kinar Serenity
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 12 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: April 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.524 KB)

Abstract

Halusinasi pendengaran menjadi manifestasi gejala masalah kesehatan jiwa. Beberapa intervensi dapat dilakukan untuk mengurangi halusinasi pendengaran pada pasien. Salah satumya adalah penggunaan intervensi non farmakologis seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT). Tujuan dari studi literatur ini adalah untuk mengidentifikasi berbagai pengembangan intervensi berbasis Cognitive Behavioral Therapy (CBT) pada pasien dengan halusinasi pendengaran. Metode yang digunakan adalah tinjauan literatur dengan pencarian melalui database PubMed dan EBSCOhost juga manual search engine Mendeley dan cambdridge library dengan kata kunci auditory hallucination, Hearing Voices dan Cognitive Behavioral Therapy. Kriteria inklusi yaitu full text, artikel berbahasa Inggris, dengan rentang tahun publikasi 2015-2021, menggunakan jenis penelitian Randomized control trial dan Clinical trial. Hasil pencarian diperoleh 5 artikel yang sesuai kriteria inklusi yang berisikan pembahasan mengenai beberapa pengembangan intervensi berbasis Cognitive Behavior Therapy untuk pasien halusinasi pendengaran. Kesimpulan yang didapat berdasarkan studi literatur, pengembangan intervensi berbasis Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dinilai cukup efektif untuk menurunkan keparahan dari halusinasi pendengaran pada pasien yang mengalami psikosis.
KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA Nur Oktavia Hidayati; Fitri Aprianti; Efri Widianti
Jurnal Cakrawala Ilmiah Vol. 2 No. 6: Februari 2023
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Skizofrenia merupakan penyakit yang sulit disembuhkan namun dapat dikontrol dengan terapi farmakologi dan psikoterapi. Untuk mengontrol klien skizofrenia agar tidak terjadi kekambuhan yaitu dengan kepatuhan dalam terapi pengobatan merupakan kunci utama. Tujuan penelitian untuk mengetahui gambaran kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia. Metode penelitian menggunakan desain deskriptif kuantitatif. Populasi yaitu klien dengan skizofrenia yang menjalani terapi pengobatan. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan 33 responden. Penelitian ini menggunakan kuesioner MMAS-8 (Medication Morisky Adherence Scale). Analisa data menggunakan analisis univariat dengan menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh klien skizofrenia di Desa Kersamanah memiliki kepatuhan yang rendah sebanyak 30 orang (90,9 %), sehingga disarankan agar pihak puskesmas dapat memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang kepatuhan minum obat pada pasien skizofrenia pada keluarga pasien dan kader di Desa Kersamanah.
Penerimaan Diri pada Anak Didik Lapas (Andikpas) di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Rizkiani Tri Ramdani; Nur Oktavia Hidayati; Taty Hernawaty
Jurnal Keperawatan Vol 14 No S1 (2022): Jurnal Keperawatan: Supp Maret 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.17 KB) | DOI: 10.32583/keperawatan.v14iS1.17

Abstract

Anak didik lapas (Andikpas) mendapatkan banyak stressor dalam menjalani pembinaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA), untuk mengurangi kemungkinan adanya masalah psikologis yang akan dialami, andikpas memerlukan penerimaan diri dalam menerima kondisinya secara utuh tanpa syarat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran penerimaan diri pada andikpas di LPKA Bandung. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian ini melibatkan 58 andikpas dengan teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Unconditionally Self-Acceptance Questionnaire (USAQ) dengan skor validitas – 0,718 dan nilai reabilitas 0,766. Analisa data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan analisis univariat yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi dan prosentase. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar yakni 32 andikpas (55,2%) memiliki penerimaan diri yang tinggi dan hampir setengahnya yakni 26 andikpas (44,8%) memiliki penerimaan diri yang rendah.Simpulan hasil penelitian ini adalah sebagian besar andikpas memiliki tingkat penerimaan diri yang tinggi sehingga hal ini dapat dipertahankan dan ditingkatkan pada komponen tentang perasaan mampu, perasaan dihargai serta perasaan diterima.
GAMBARAN TINGKAT STRES KERJA TENAGA PENDIDIK DI FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS PADJADJARAN Ismanto Manik; Hendrawati Hendrawati; Theresia Eriyani; Nur Oktavia Hidayati; Iwan Shalahuddin
Jurnal Kesehatan Vol 16, No 1 (2023): Jurnal Kesehatan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jk.v16i1.20781

Abstract

Stres kerja merupakan suatu keadaan dimana seseorang tidak menyelesaikan tugasnya dengan baik sehingga berdampak pada tuntutan psikologis dan fisik, dan disertai ketidaknyamanan. Stres kerja tenaga pendidik merupakan beban kerja yang dialami ketika sedang melaksanakan tugas sebagai pendidik universitas. Tenaga pendidik merupakan aset suatu pendidikan yang sangat beharga, sehingga potensi yang dimiliki pendidik harus dikembangkan agar berdaya guna serta prestasinya meningkat sesuai dengan yang diinginkan suatu lembaga. Tujuan pada penelitian untuk mengidentifikasi gambaran tingkat stres kerja tenaga pendidik serta berdasarkan gejala-gejala yang terlihat dari perubahan fisik, emosi dan perilaku di Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan teknik Accidental sampling (n=60). Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian  adalah instrumen Life Event Scale yang dibuat dalam bentuk kuesioner dan disebarkan kepada responden. Analisa data pada penelitian ini menggunakan teknik analisa data univariat untuk melihat distribusi frekuensi tingkat stres kerja apakah termasuk ringan, sedang dan berat. Kemudian akan ditampilkan dalam bentuk persentase. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar Tenaga Pendidik Di Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran memiliki tingak stres rendah 25 orang (41.7%), 24 orang (40%) mengalami stres berat dan 11 orang (18.3%) mengalami stres sedang. Gejala yang tertinggi adalah emosi, perilaku dan fisik pada stres kerja. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi institusi Pendidikan untuk mengurangi beban kerja pada tenaga pendidik terutama pada dosen Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran
Kecemasan pada warga binaan pemasyarakatan menjelang bebas: Literatur review Neli Hartini; Nur Oktavia Hidayati; Iceu Amira
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 17, No 3 (2023)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v17i3.9401

Abstract

Background: Anxiety is a feeling where a person feels uncomfortable and afraid of a situation in the future. Anxiety can also be felt by inmates of the penitentiary before being released due to the bad stigma from society so they are afraid to return to society.Purpose: To find out the anxiety of prisoners in prison (WBP) before being released.Method: The research method uses literature studies, article searches through PubMed and Google Scholar, with the keywords anxiety, prison inmates and before being released. The inclusion criteria were articles published between 2010-2022.Results: Found seven articles that match the inclusion criteria. The anxiety felt by prisoners before being released is caused by their status as former prisoners, so that individuals feel ashamed and worried. Inmates will lose their role in the family as well as in the social environment so that inmates think it will be difficult to return to their role and to get a job after they are released from their sentence.Conclusion: Most of the articles stated that the anxiety of prisoners still greatly affects the live of prisoners in facing their freedom, so that guidance and nursing interventions are needed to reduce the anxiety of prisoners before being released as well as guidance and motivation to prepare themselves back to society.Keywords: Anxiety; Discharge; Prisoners.Pendahuluan: Kecemasan adalah suatu perasaan dimana seseorang merasa tidak nyaman dan ketakutan pada suatu keadaan di masa mendatang. Kecemasan bisa dirasakan juga oleh para warga binaan pemasyarakatan menjelang bebas dikarenakan oleh stigma yang buruk dari masyarakat sehingga mereka takut untuk kembali ke lingkungan masyarakat.Tujuan: Untuk mengetahui kecemasan pada warga binaan pemasyarakatan (WBP) menjelang bebas.Metode: Menggunakan studi literatur, pencarian artikel melalui PubMed dan Google Scholar, dengan kata kunci kecemasan, warga binaan pemasyarakatan dan menjelang bebas. Kriteria inklusi adalah artikel yang dipublikasikan antara tahun 2010-2022.Hasil: Ditemukan tujuh artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi. Kecemasan yang dirasakan warga binaan pemasyarakatan menjelang bebas diakibatkan oleh status sebagai mantan warga binaan pemasyarakatan, sehingga individu merasa malu dan khawatir. Warga binaan akan kehilangan perannya di dalam keluarga juga di lingkungan sosial sehingga warga binaan beranggapan akan sulit untuk mengembalikan perannya dan untuk mendapatkan pekerjaan setelah mereka terbebas dari masa hukumannya.Simpulan: Sebagian besar artikel menyatakan kecemasan pada warga binaan pemasyarakatan masih sangat mempengaruhi kehidupan warga binaan pemasyarakatan dalam menghadapi kebebasannya, sehingga sangat diperlukan bimbingan dan intervensi keperawatan untuk menurunkan kecemasan warga binaan pemasyarakatan menjelang bebas serta bimbingan dan motivasi untuk mempersiapkan diri kembali ke masyarakat.