Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search
Journal : Chemical Engineering Journal Storage (CEJS)

Pemanfaatan Limbah Kulit Pisang Raja Sebagai Bahan Pembuatan Glukosa Menggunakan Katalis Asam Sulfat Zulfida Najla Azni; Jalaluddin Jalaluddin; Eddy Kurniawan; Zainuddin Ginting; Masrullita Masrullita
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 3, No 1 (2023): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - April 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v3i1.8648

Abstract

Pisang adalah salah satu bahan makanan yang sangat potensial dijadikan produksi berbagai makanan. Hasil panennya melimpah di Indonesia, begitu pula dengan limbah kulit pisang yang dihasilkan. Limbah kulit pisang merupakan salah satu bahan yang tinggi karbohidrat sehingga berpotensi tinggi untuk diolah menjadi berbagai produk, salah satunya glukosa melalui proses hidrolisis. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan glukosa dari limbah kulit pisang raja dan mempelajari pengaruh konsentrasi katalis asam sulfat pada reaksi hidrolisis kulit pisang terhadap hasil glukosa yang diperoleh. Selanjutnya kulit pisang raja di hidrolisis menggunakan larutan H2SO4 dengan konsentrasi 0.5 M dan 1 M. Waktu yang digunakan yaitu 45 menit,60 menit, 75 menit dan 90 menit dalam berbagai suhu operasi yaitu 80oC, 90oC dan 100oC. Setelah dianalisis kandungan glukosanya menggunakan refraktrometer didapatkan glukosa tertinggi yaitu sebesar 30.4% pada suhu 100oC, waktu 90 menit dengan konsentrasi asam sulfat sebesar 1 M. Dengan yield tertinggi sebesar 78% dan konversi sebesar 76% pada suhu, waktu dan konsentrasi yang tebesar dari penelitian ini. Sehingga diketahui bahwa semakin tinggi suhu, semakin lama waktu hidrolisis dan semakin besar konsentrasi katalis yang digunakan maka semakin besar kadar glukosa, persentase yield dan konversi yang dihasilkan.
Pembuatan Saus Cabai Menggunakan Bahan Pengawet Alami Kitosan Rauzatun Jannah; Suryati Suryati; Masrullita Masrullita; Sulhatun Sulhatun; Ishak Ishak; Raudhatul Ulfa
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 3, No 1 (2023): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - April 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v3i1.9129

Abstract

Saus merupakan salah satu bahan penyedap dan penambah cita rasa pada makanan yang diolah dari bahan utama maupun bahan pendukung lainnya. Kualitas produk saus dapat dilihat dari pengolahan cabai yang matang berkualitas baik sehingga didapatkan suatu produk yang berbentuk cairang kental seperti pasta, bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan saus sambal ini ialah cabai merah yang segar, tomat,bawang putih, gula, air, asam cuka dan bahan pengental seperti tepung maizena. Adapun bahan tambahan yang digunakan sebagai bahan pendukung dalam pengolahan saus sambal yaitu kitosan dari kulit udang sebagai bahan pengawet alami, buah pepaya sebagai bahan pengental dan wortel yang digunakan sebagai pewarna alami, penelitian ini dilakukan selama 1 bulan, dalam pembuatan saus sambal ini menggunakan empat variabel yaitu dengan membedakan masing-masing kosentrasi kitosan ; 0,5 %, 1%, 1,5%, dan 2 %. Untuk mengetahui pengaruh penambahan bahan pengawet  kitosan dalam saus sambal dan ketahan daya simpan suatu produk, maka diperlukan analisa kadar air, analisa derajat keasaman (pH), analisa viskositas, analisa jamur ( angka kapang dan khamir)dan analisa bakteri(angka lempemg total). Kandungan kadar air terendah pada saus cabai menggunakan kosentrasi kitosan 2% yaitu pada minggu ketiga yaitu 20,53%. Nilai pH terbaik yang diperoleh terdapat pada kosentrasi kitosan 2% yaitu 3,11. Kitosan mampu menekan pertumbuhan bakteri serta dapat memperpanjang umur simpan saus sampai dengan 21 hari pada kosentrasi 1,5 % dan 2% yang disimpan pada suhu ruangan.
Sintesis Plastik Biodegradable Dari Pati Ubi Jalar Dengan Variasi Penambahan Plasticizer Gliserol Rafika Rafika; Masrullita Masrullita; Rozanna Dewi; Zulnazri Zulnazri; Nasrul ZA; Raudhatul Ulfa
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 3, No 1 (2023): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - April 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v3i1.8102

Abstract

Bioplastik merupakan plastik yang dibuat dari bahan-bahan alami yang akan hancur terurai oleh aktivitas mikroorganisme setelah habis terpakai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh variasi konsentrasi pati dan volume gliserol terhadap sifat fisik dan mekanik bioplastik. Metode penelitian ini menggunakan proses ekstraksi pati dan pembuatan larutan bioplastik dengan mencampurkan pati, gliserol dan kitosan sampai homogen yang dipanaskan sampai 70°C dengan waktu pengadukan 15 menit. Film yang dihasilkan dicetak dan diperoleh bioplastik dengan berbagai variabel. Kondisi optimum pada bioplastik diperoleh dengan formulasi pati 20%, dan gliserol 3 mL dengan nilai daya serap air 39,063%, terdegradasi dalam tanah sebanyak 82,232% dalam waktu 20 hari, nilai kuat tarik sebesar 2,864 MPa, nilai elongasi sebesar 120,47% dan nilai modulus elastisitas sebesar 2,377 MPa.
PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI LIMBAH PADAT HASIL PENYULINGAN MINYAK NILAM TERHADAP BERAT BAHAN BAKU DAN TEMPERATUR PIROLISIS DENGAN METODE PIROLISIS Sri Santika; Zainuddin Ginting; Sulhatun sulhatun; Rizka Nurlaila; Masrullita Masrullita
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 3, No 5 (2023): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Oktober 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v3i5.9909

Abstract

Limbah dari hasil penyulingan minyak nilam jumlahnya berkisar 98-98,5%  dari bahan baku. Limbah padat hasil penyulingan  minyak nilam memiliki potensi untuk dijadikan sebagai bahan baku untuk memperoleh bahan bakar alternatif melalui proses pirolisis dan proses pengempaan seperti briket. Briket merupakan material mudah terbakar yang terbentuk dari proses pengempaan atau pemampatan material menjadi bentuk padatan dan digunakan sebagai bahan bakar, dimana briket yang dihasilkan harus memiliki sifat kuat dan saling merekat satu sama lain sehingga briket tidak mudah hancur. Penelitian ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, yang belum pernah dilakukan yaitu pembuatan briket bioarang dengan menggunakan  limbah padat hasil penyulingan minyak nilam terhadap berat bahan baku dan temperatur pirolisis menggunakan metode pirolisis. Pada penelitian ini, diamati pengaruh berat bahan baku dan suhu pirolisis pada pembuatan briket bioarang dari limbah padat hasil penyulingan minyak nilam. Proses pirolisis dilakukan pada berat bahan baku 600 gr, 1200 gr dan 1800 gr serta pada  suhu pirolisis  300 ºC, 350 ºC dan 400 ºC dengan waktu pirolisis 90 menit. Analisa yang dilakukan adalah analisis proksimat dan nilai kalor. Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan kadar air briket bioarang yang terbaik terletak pada berat bahan baku 1800 dan suhu 400oC yaitu  5,0%, kadar abu briket bioarang yaitu  3,5%, kadar zat terbang yaitu  8,3% dan kadar karbon terikat yaitu  83,19%, dan nilai kalor sebesar 5.291 kal/g. 
PEMBUATAN YOGHURT DARI KULIT BUAH NAGA DENGAN VARIASI JENIS STARTER Muhammad Farhan; Eddy Kurniawan; Masrullita Masrullita; Rozanna Dewi; Syamsul Bahri
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 3, No 3 (2023): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Juni 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v3i3.11145

Abstract

Yoghurt ialah satu dari banyaknya kreasi olahan pangan yang terbentuk dari susu melewati metode fermentasi dengan memakai campuran biakan inokulum Lactobacillus  bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Kulit buah naga masih belum dimaslahatkan menjadi kreasi olahan yang memiliki nilai ekonomi, disaat kulit buah naga mempunyai berat antara 30- 35%  dari  berat  keseluruhan buah naga. Pemanfaatan limbah kulit buah naga diperlukan agar menjadi produk yang bernilai ekonomis. Tujuan dari penelitian ini yakni guna untuk mengetahui proses pembuatan yoghurt kulit buah naga serta pengaruh jenis starter dan waktu fermentasi terhadap kadar asam laktat, kadar abu dan pH yoghurt yang dihasilkan. Penelitian ini sudah dilakukan sebelumnya, yang belum adalah dengan menggunakan dua jenis starter dalam proses fermentasi kulit buah naga menjadi yoghurt yaitu menggunakan starter yoghurt bubuk dan starter yoghurt plain yang akan dilihat dari pengaruh variasi jenis starter terhadap karakteristik yoghurt yang didapat. Metode penelitian menggunakan  proses fermentasi dengan ragam waktu penyimpanan atau fermentasi dengan kurun waktu 0 jam, 12 jam, 24 jam, 36 jam dan 48 jam. Dari penelitian diketahui karakteristik yoghurt semakin melonjak seiring dengan rentang waktu fermentasi. Kadar asam laktat tertinggi diperoleh sebesar 2,434%. Kadar abu tertingi diperoleh sebesar 1,013%. pH yoghurt terbaik diperoleh dari yoghurt dengan waktu fermentasi 24 jam sebesar 4,06.
PEMANFAATAN CANGKANG SAWIT SEBAGAI BAHAN BAKU BRIKET DENGAN MENGGUNAKAN PEREKAT TEPUNG KANJI Vebry Ade Vrans; Syamsul Bahri; Masrullita Masrullita; Novi Sylvia; Rizka Nurlaila
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 3, No 3 (2023): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Juni 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v3i3.8920

Abstract

AbstrakBriket merupakan energi alternatif pengganti bahan bakar yang dihasilkan dari bahan-bahan organik atau biomasa yang kurang termanfaatkan. Beberapa jenis limbah biomasa memiliki potensi yang cukup besar seperti limbah cangkang sawit, sekam padi, jerami, ampas tebu. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah cangkang sawit agar menjadi barang yang bernilai ekonomis dengan parameter pengujian meliputi analisis kadar air, kadar abu dan nilai kalor. Pembuatan briket ini berbahan baku dari cangkang sawit yang dimulai dari proses pengarangan kemudian ditumbuk dan disaring dengan ukuran ayakan 50 mesh, kemudian dicampur dengan perekat dan dicetak lalu dioven selama 3 jam. Adapun perekat yang digunakan adalah tepung kanji dengan variasi perekat masing-masing 10%, 15%, dan 20%. Hasil penelitian menunjukan bahwa beberapa briket sudah memenuhi SNI No.1/6235/2000 briket arang. Hasil terbaik diperoleh pada variasi perekat 10%, menunjukan kadar air 6,4%, kadar abu 6,9% dan nilai kalor 6.802,56 cal/gr. Melihat dari hasil penelitian ini bahwa cangkang sawit dapat dijadikan salah satu bahan baku alternatif dalam pembuatan briket.
PEMBUATAN ASAP CAIR (Liquid Smoked) DARI LIMBAH PADAT NILAM (Pogostemon Cablin Benth) DENGAN METODE PIROLISIS Jasmani Jasmani; Zainuddin Ginting; Masrullita Masrullita; Eddy Kurniawan; Rozanna Dewi; Faisal Faisal
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 3, No 2 (2023): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v3i2.9770

Abstract

Limbah padat hasil penyulingan minyak nilam banyak dijumpai diindustri penyulingan minyak nilam terutama dikota Lhokseumawe. Besarnya volume limbah padat penyulingan nilam belum termanfaatkan secara optimal. Dengan memanfaatkan limbah tersebut menjadi produk yang berguna dan mempunyai nilai tambah yang nyata. Keberadaan limbah padat nilam sangat berpotensial untuk diolah menjadi asap cair karena memiliki komponen senyawa organik yaitu selulosa, hemiselulosa dan lignin. Penelitian ini sudah dilakukan sebelumnya, yang belum adalah penggunaan limbah padat nilam sebagai bahan baku pembuatan asap cair dengan menggunakan metode pirolisis yang menghasilkan lebih banyak yield asap cair. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pembuatan asap cair serta pengaruh suhu dan waktu pirolisi terhadap yield, densitas dan pH asap cair yang dihasilkan. Metode penelitian menggunakan proses pirolisi yang dilakukan pada suhu 250oC, 300oC dan 350oC dengan variasi waktu pirolisis 60 menit, 90 menit, 120 menit dan 150 menit. Asap cair diperoleh dari kondensasi asap hasil dekomposisi senyawa organik pada proses pirolisis. Dari penelitian diketahui bahwa yield asap cair cenderung meningkat seiring naiknya suhu dan waktu pirolisis. Yield asap cair tertinggi diperoleh sebesar 16,16%. Densitas terbaik diperoleh dari asap cair hasil pirolisis sebesar 0,9916 gr/ml. pH asap cair terbaik diperoleh dari asap cair hasil pirolisis sebesar 3,32. Kandungan asap cair pada uji menggunakan GC-MS adalah fenol sebesar 46,14% dan benzene sebesar 15,55%.
PENGOLAHAN LIMBAH KERTAS SEBAGAI BAHAN BAKU PEMBUATAN OBAT NYAMUK BAKAR DENGAN PENAMBAHAN BATANG SERAI WANGI (Cymbopogon Nardus L.) Muhammad Fathur Adli; Novy Sylvia; Masrullita Masrullita; Rizka Nurlaila; Zulnazri Zulnazri
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 4, No 2 (2024): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v4i2.14898

Abstract

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk memanfaatkan kembali sisa kertas yang tidak terpakai lagi menjadi sebuah produk yaitu obat nyamuk bakar dan untuk mengkaji pengaruh perbandingan volume bubur limbah kertas HVS dengan volume batang serai terhadap pembuatan obat nyamuk bakar. Penelitian ini menggunakan metode sederhana dengan variabel bebas  limbah bubur kertas HVS 65 gr, 70 gr, 75 gr, 80 gr dan batang serai wangi 20 gr, 25 gr, 30gr, 35 gr dengan jumlah perekat tepung tapioka 20 gr. Penelitian pembuatan obat nyamuk bakar ini sudah pernah dilakukan sebelumnya, yang membedakan dengan sebelumnya adalah kandungan bahan baku yang digunakan yaitu bahan baku limbah HVS dan batang serai wangi dengan penambahan perekat tepung tapioka sebagai bahan baku dalam pembuatan dalam penelitian obat nyamuk bakar. Hasil yang didapatkan yaitu dari uji Resistance Index (SRI) menghasilkan produk obat nyamuk bakar yang memiliki ketahanan atau tidak mudah patah saat dijatuhkan dari ketinggian 1 meter. Berat satuan produk obat nyamuk bakar yang dihasilkan memiliki berat persatuan berkisar 12,2-14,7 gr. Sedangkan perlakuan 60 gr (20 gr, 25 gr, 30 gr, 35 gr) belum memenuhi standar industri indonesia (SII) dengan produk obat nyamuk bakar yang dihasilkan masing-masing sebesar 10-11,3 gr. Kadar air produk telah memenuhi standar industri indonesia (SII) dengan produk obat nyamuk bakar yang dihasilkan memiliki kadar air sebesar 1 % sampai 3,5 %. Lama bakar produk telah memenuhi standar industri indonesia (SII) dengan produk obat nyamuk bakar yang dihasilkan memiliki waktu terbakar selama 7 jam 5 menit – 7 jam 41 menit. Keutuhan produk dengan telah memenuhi standar industri indonesia (SII) dengan produk obat nyamuk bakar yang utuh atau tidak mudah patah. Kesimpulan yang di dapat pengaruh perbandingan antara volume bubur limbah kertas, serai wangi dan perekat sangat mempengaruhi terhadap produk yang dihasilkan yang memenuhi standar industri indonesia (SII). 
PENGARUH PENAMBAHAN PEKTIN DALAM PEMBUATAN SELAI DARI TEMPURUNG KELAPA MUDA Azril Fahmi; Masrullita Masrullita; Suryati Suryati; Muhammad Muhammad; Sulhatun Sulhatun; Wiza Ulfa Fibarzi
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 3, No 5 (2023): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Oktober 2023
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v3i5.12019

Abstract

Selai yaitu hasil olahan makanan yang terbuat dari buah-buahan melalui cara pemasakan dengan memakai pektin. Tempurung kelapa muda belum dipakai menjadi produk olahan yang mempunyai nilai ekonomis. Penelitian ini mempunyai tujuan agar bisa menggunakan limbah tempurung kelapa muda menjadi produk yang bernilai ekonomis dengan  menguji analisis kadar air, analisa angka lepeng total dan analisa arganoleptik. Penelitian ini sudah dilakukan sebelumnya, yang belum adalah penambahan massa pektin tempurung kelapa yaitu  4,6,8 dan 10 gram dalam pembuatan selai dari tempurung kelapa muda.   Pembuatan selai  bahan baku tempurung kelapa muda melalui proses penghalusan, selanjutnya dipanaskan, dilakukan pengadukan dan penambahan pektin dengan variasi berat pektin 4, 6, 8 dan 10 gram. Adapun pektin yang digunakan adalah pektin bubuk. Hasil uji menunjukan selai sudah memenuhi SNI No.1/2981/1992 selai. Hasil terbaik diperoleh pada variasi berat pektin 6 gram dengan waktu pengadukan 25 menit dengan kadar air 51,25%. Kadar air pada selai 50,59% - 55,64%, dan jumlah angka lepeng total 2,0 x 6 koloni. Dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa tempurung kelapa muda dapat dipakai menjadi alternatif pembuatan selai
ADSORPSI RHODAMIN B MENGGUNAKAN ADSORBEN KARBON AKTIF DARI DAUN KETAPANG (TERMINALIA CATAPPA Dandy Frandica; Masrullita Masrullita; Raudhatul Ulfa; Suryati Suryati; Sulhatun Sulhatun; Nurmalita Nurmalita
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 4, No 3 (2024): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Juni 2024
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v4i3.15141

Abstract

Adsorpsi ialah proses penyerapan molekul terlarut pada permukaan pori-pori. Daun ketapang mempunyai kandungan senyawa tanin, gugus hidroksil, dan gugus karboksil. Rhodamine B yang digunakan secara berlebihan dapat mempengaruhi fotosintesis dan pH air.Tujuan penelitian ini ialah untuk menganalisa pengaruh ukuran partikel dan massa adsorben terhadap persen penyerapan dan kapasitas penyerapan serta uji gugus fungsi. Penelitian ini mengkaji kemampuan adsorben daun ketapang untuk menyerap zat pewarna sintetik rhodamin B dengan memvariasikan massa dan ukuran partikel adsorben daun ketapang yang teraktivasi asam fosfat (H3PO4).Proses pembuatan adsorben daun ketapang dikarbonisasi dengan suhu 300oC selama 1 jam, diayak dengan ukuran 40, 60, 80 dan 100 mesh, diaktivasi dengan asam fosfat 10% selama  24 jam. Daun ketapang yang telah diaktivasi dengan variasi massa adsorben 0,3; 0,5; 0,7 dan 0,9 gram. Adsorpsi berlangsung 90 menit dan adsorbansi diukur dengan alat spektofotometer UV-Vis. Karakterisasi karbon aktif diuji dengan alat FTIR untuk mengetahui gugus fungsi. Hasil penelitian menunjukan kapasitas adsorpsi maksimum pada adsorpsi menggunakan adsorben daun ketapang adalah 3321,62 mg/g,. Efisiensi adsorpsi maksimum pada adsorpsi menggunakan adsorben daun ketapang adalah 99,87%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah massa adsorben berbanding terbalik terhadap kapasitas penyerapan sedangkan ukuran partikel berbanding lurus dengan kapasitas penyerapan dan massa serta ukuran partikel adsorben berbanding lurus dengan efesiensi penyerapan.