Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

EKSTRAKSI OLEORESIN DARI AMPAS JAHE (ZINGIBER OFFICINALE ROSC) LIMBAH PENGOLAHAN JAHE DENGAN METODE EKSTRAKSI PADAT-CAIR (LEACHING) Khoirunnisa Al Fadhilah Ritonga; Muhammad Muhammad; Masrullita Masrullita; Syamsul Bahri; Azhari Azhari
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 1 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i1.6391

Abstract

Oleoresin merupakan salah satu produk hasil ekstraksi rempah-rempah yang digunakan untuk bahan perasa karena lebih mudah penggunaannya. Oleoresin jahe yang dikenal dengan gingerol diperoleh dari hasil ekstraksi jahe menggunakan pelarut yang memiliki sifat-sifat tertentu dan tidak beracun bagi makanan. Pemanfaatan ampas pengolahan jahe sebagai bahan baku penelitian pembuatan oleoresin jahe menggunakan pelarut etanol dan aseton dengan variasi volume pelarut, suhu dan ukuran ampas jahe dengan metode ekstraksi pada-cair (Leaching). Ampas jahe dilakukan pengeringan dan pengecilan ukuran menjadi mesh 50 dan mesh 80, lalu diekstraksi persampel dengan variabel bebas variasi suhu 35⁰C, 45⁰C dan 55⁰C, dan volume pelarut 300 ml, 400ml, dan 500 ml menggunakan pelarut etanol dan aseton. Adapun variabel tetapnya berupa massa tiap sampel yaitu 100gr, waktu ekstraksi selama 3 jam dengan kecepatan pengadukan 150 rpm. Dari penelitian didapatkan kondisi terbaik untuk menghasilkan rendemen, densitas oleoresin dari ekstraksi ampas jahe yaitu pada kondisi suhu ekstraksi 55⁰C, volume 500ml dan mesh 50 menggunakan pelarut etanol dengan rendemen 21%, densitas 0,838 gr/cm³ dan indeks bias 1,496535. Sedangkan, esktrasi menggunakan pelarut aseton dengan perlakuan yang sama didapatkan rendemen 5,3%, densitas 0,826 gr/cm³ dan indeks bias 1,407505.
PENGARUH SUHU DAN WAKTU HIDROLISIS TERHADAP KADAR GLUKOSA DALAM PEMBUATAN SIRUP GLUKOSA DARI BIJI ALPUKAT DENGAN METODE HIDROLISIS ASAM Mahaziva Putri Maghfirah Tambunan; Zainuddin Ginting; Rizka Nurlaila; Muhammad Muhammad; Ishak Ishak
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 1, No 3 (2021): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Desember 2021
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v1i3.4798

Abstract

Sirup glukosa dapat digunakan sebagai bahan baku industri makanan, minuman dan farmasi. Sirup glukosa dapat diperoleh dari bahan-bahan berpati seperti biji nangka, rebung, jagung, tapioka dan jenis umbi-umbian. Pemanfaatan limbah biji alpukat di Indonesia saat ini masih sangat minim, sehingga perlu dikembangkan lebih lanjut. Salah satunya dengan melakukan penelitian pembuatan sirup glukosa dari biji alpukat. Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu hidrolisi terhadap kadar glukosa dari biji alpukat dengan metode hidrolisis. Adapun proses yang digunakan dalam penelitian ini yaitu proses hidrolisis dengan katalisator HCl (asam klorida). Tahapan proses diawali dengan pembutaan tepung biji alpukat yang dilanjutkan dengan proses hidrolisis. Hidrolisis dilakukan di dalam labu leher tiga dengan penambahan asam klorida 3% sebanyak 150 ml, dipanaskan dengan variasi suhu 75, 85 dan 95oC dan dengan variasi waktu 120, 135, 150, 165 dan 180 menit. Produk yang dihasilkan kemudian dianalisa kadar glukosa, kadar air, kadar abu dan analisa keadaan yang meliputi kadar kemanisan, warna dan bau. Hasil penelitian yang didapat dari penelitian ini yaitu suhu dan waktu sangat mempengaruhi kadar glukosa. Kadar glukosa paling tinggi yang didapatkan sebesar 50% pada suhu 95oC dan waktu 180 menit. Kadar air paling baik yang diperoleh sebesar 17,4105% pada suhu 95oC dan waktu 180 menit. Kadar abu paling baik yang didapatkan yaitu sebesar 0,864% pada suhu 95oC dan waktu 180 menit.
BIOFOAM BERBAHAN PATI SAGU (Metroxylon rumphii m) DENGAN BAHAN PENGISI (FILLER) SERAT BATANG PISANG DAN KULIT PISANG MENGGUNAKAN METODE THERMOPRESSING Feni Lestari Berutu; Rozanna Dewi; Muhammad Muhammad; Zainuddin Ginting; Nasrul ZA
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 2, No 1 (2022): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v2i1.6420

Abstract

Pemakaian styrofoam sebagai pembungkus makanan sudah tidak asing lagi bagi masyarakat. Penggunaan styrofoam secara terus-menerus berdampak buruk bagi kesehatan manusia dan lingkungan sekitar, maka untuk mengatasinya diperlukan kemasan alternatif yang ramah lingkungan. Biofoam merupakan kemasan pengganti styrofoam yang dibuat dari bahan baku  alami yaitu pati dan serat. Serat batang pisang dan serat kulit pisang memiliki kandungan selulosa yang cukup tinggi untuk dijadikan sebagai alternatif dalam pembuatan biofoam, yaitu sebanyak 60-65 % dan 17,04 %. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi NaOH serta rasio serat batang pisang dan kulit pisang terhadap kualitas biofoam yang dihasilkan, menganalisa pengaruh persentase penambahan serat batang pisang dan kulit pisang terhadap kualitas biofoam yang dihasilkan. Biofoam dibuat dengan metode thermopressing, waktu pencetakan selama 30 menit, suhu 170 oC, konsentrasi NaOH sebesar 3%, 45, 5%, 6% serta perbandingan serat batang pisang dan kulit pisang adalah 100:0, 75:25, 50:50, 25:75, dan 0:100. Adapun uji karakteristik biofoam yaitu uji daya serap air, uji densitas, biodegradibilitas, kuat tarik, dan kuat tekan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi NaOH dan penambahan serat berpengaruh terhadap kualitas biofoam yang dihasilkan. Hasil uji karakteristik biofoam terbaik adalah pada konsentrasi NaOH 5 % dengan perbandingan serat batang pisang dan kulit pisang 75 : 25 % memiliki persentase daya serap air sebesar 11,8682 %, densitas 0,7068%, kuat tarik 2,14 Mpa, kuat tekan 1,80 Mpa, dan nilai biodegradibilitas 22,9884 %.
PEMBUATAN AIR MINUM ALKALI MENGGUNAKAN METODE ELEKTROLISIS Lamkaruna Rizki; Lukman Hakim; Zulnazri Zulnazri; Muhammad Muhammad; Jalaluddin Jalaluddin
Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) Vol 1, No 3 (2021): Chemical Engineering Journal Storage (CEJS) - Desember 2021
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/cejs.v1i3.4805

Abstract

Air alkali adalah air yang bersifat basa atau mempunyai pH di atas 7. Tujuan penelitian ini adalah Mengidentifikasi variable-variabel yang mempengaruhi proses pembuatan air minum alkali, merancang alat proses pembuatan air minum alkali dan mengetahui perbandingan kualitas air minum alkali dan air biasa. Air yang telah diuji kadar TDS dan pH dimasukkan kedalam wadah elektrolisis, kemudian dielektrolisis dengan variasi tegangan 5 volt, 10 volt, 15 volt, 20 volt, dan 25 volt menggunakan variasi waktu 1 jam, 2 jam, 3 jam, 4 jam, dan 5 jam. Kemudian air hasil elektrolisis dilakukan uji organoleptic (bau, warna, dan rasa) dan uji kekeruhan. Dari hasil penelitian diperoleh kenaikan pH tertinggi yaitu pada tegangan 25 volt selama 5 jam dengan pH sebesar 8,3. Kemudian berdasarkan uji organoleptic yang dilakukan pada 8 orang orang responden diperoleh hasil bahwa air alkali hasil elektrolisis memenuhi syarat kelayakan air minum yaitu tidak memiliki bau, warna, dan rasa. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa kenaikan pH pada proses elektrolisis dipengaruhi oleh besar tegangan dan lama waktu elektrolisis, kenaikan pH tertinggi terdapat pada sampel hasil elektrolisis dengan tegangan 25 volt selama 5 jam yaitu pH sebesar 8,3. Kata kunci : air alkali, elektrolisis, uji organoleptik, kenaikan pH, tegangan, dan waktu
Pemberdayaan Masyarakat Desa Melalui Pemanfaatan Tanaman Obat Keluarga (Toga) Sebagai Upaya Pencegahan Covid-19 Secara Praktis dan Ekonomis Fajriana Fajriana; Sri Setyawati; Muhammad Muhammad; Azhari Azhari; Riska Imanda
JURNAL PRODIKMAS Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.509 KB) | DOI: 10.30596/jp.v6i2.8631

Abstract

Pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya desa Sebagian besar dilakukan oleh laki laki, mulai dari kegiatan dibidang pertanian, perternakan, industry kecil dan menengah, sebagai anggota masyarakat juga mempunyai hak utnutk ikut serta dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumbar daya pedesaan, meskipun kemungkinan peran perempuan tidak sebesar peranan laki laki. Oleh karena itu, diperlukan adanya berbagai program yang dapat dilakukan perempuan dalam rangka peningkatan kesejahteraan keluarga dengan memanfaatkan dan megelola lingkungan sekitar. Salah Satunya program yang dapat dilaksanakan oleh perempuan dalam upaya peningkatan kesejahteraan industry rumah tangga, khususnya di bidang pangan adalah program penanaman dan pemanfaatan tanaman Obat keluarga (TOGA). Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dimasa pandemic Covid-19 sekaligus menyediakan obat yang lebih murah dan efek samping yang lebih ringan. Metode yang digunakan adalah ceramah dan praktik atau demostrasi, sehingga masyarakat dapat mempraktekkan secara langsung dan menerapkan dalam rumah tangga. Dalam pelaksanaannya disampaikan metode pengolahan tanaman TOGA sehingga menjadi minuman immunostimulant yang menyehatkan, membuat hand sanitizer alami maupun bagaimana cara menanamnya.
Optimasi Aplikasi Kontrol PI pada Tekanan di Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) menggunakan Response Surface Methodology (RSM) Irma Yulia Damanik; Nasrul ZA; Muhammad Muhammad
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 8, No 2 (2019): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Nopember 2019
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v8i2.2679

Abstract

AbstrakReaktor kimia adalah tempat terjadinya reaksi kimia, baik dalam ukuran kecil seperti tabung reaksi sampai ukuran yang besar seperti reaktor skala industri. Reaktor tangki pengaduk kontinyu (CSTR) adalah bejana dimana reaktan ditambahkan dan produk dikeluarkan sementara isi didalam bejana diaduk dengan kuat dengan agitasi internal atau secara internal (atau eksternal) merecycle isinya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menentukan nilai parameter Kc dan Ti, kontrol yang tepat agar diperoleh respon controller terbaik. Sistem kontrol Proportional Integral and Derivatif (PID) merupakan kontroler mekanisme umpan balik (Feed Back) yang biasanya dipakai pada sistem kontrol industri. Response Surface Methodology (RSM) atau biasa disebut metode permukaan respon adalah sekumpulan metode-metode matematika dan statistika yang digunakan dalam pemodelan dan analisis, yang bertujuan untuk melihat pengaruh beberapa variabel kuantitatif terhadap suatu variabel respon dan untuk mengoptimalkan variabel respon tersebut. Adapun metodologi dari penelitian ini adalah membuat model steady state reactor CSTR menjadi model dynamic, kemudian membuat model kontrol dengan menentukan parameter PI controller menggunakan RSM, setelah itu melakukan tuning parameter kc dan ti terhadap kontrol PI dengan melakukan gangguan pada setpoint. Hasil dari aplikasi sistem kontrol PI maka didapat waktu respon tercepat dengan nilai kc= 1,85, ti=1,15 dengan waktu 0,5 menit.Kata kunci: continuous stirred tank reactor (CSTR), controller PI, set point
PEMANFAATAN GETAH RUMBIA SEBAGAI PEREKAT PADA PROSES PEMBUATAN BRIKET ARANG TEMPURUNG KELAPA Muhammad Muhammad; Ishak Ishak; Nani Lidia
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 6, No 1 (2017): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2017
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v6i1.466

Abstract

Penelitian pembuatan briket dari tempurung kelapa yang menggunakan getah rumbia sebagai perekat telah selesai dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kelayakan getah rumbia sebagai bahan perekat dan memanfaatkan limbah tempurung kelapa sebagai bahan baku pembuatan briket, yang selanjutnya dapat meningkatkan perekonomian masyarakat pendesaan. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan proses yaitu pengumpulan bahan baku, pengeringan bahan baku, karbonisasi tempurung kelapa, pengecilan ukuran bahan dan pemisahan berdasarkan ukuran (pengayakan). Setelah penyiapan karbon tempurung dilakukan, maka getah rumbia digunakan sebagai perekat dalam pembuatan adonan briket arang tempurung. Proses selanjutnya adalah pencetakan, pengempaan dan pengeringan briket. Penentuan mutu briket yang telah dikeringkan meliputi kadar air, laju pembakaran dan nilai kalor dengan perbandingan arang-perekat adalah  2:1, 4:1 dan 6:1. Kadar air yang diperoleh berkisar antara 6,4-8,4%, laju pembakaran berkisar antara 0,052- 0,07 gr/min, sedangkan nilai kalor yang didapat bervariasi terhadap mesh karbon yang digunakan, yaitu untuk 50 mesh adalah 26651 kal/gram, sedangkan untuk 80 mesh  adalah 29327 kal/.
SINTESIS BIOPLASTIK DARI PATI BIJI ALPUKAT DENGAN BAHAN PENGISI KITOSAN Muhammad Muhammad; Rina Ridara; Masrullita Masrullita
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 9, No 2 (2020): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Nopember 2020
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v9i2.3340

Abstract

Penelitian bioplastik dari pati biji alpukat telah berhasil dilaksanakan, hal ini dilakukan tidak lain adalah untuk berkontribusi dalam usaha meminimasi masalah tumpukan limbah plastik sintetik. Biji alpukat dapat dijadikan sebagai prekursor bioplastik karena kandungan patinya yang cukup tinggi. Bioplastik berbahan dasar pati alpukat memberikan karakteristik mekanik yang rendah sehingga perlu ditambah kitosan dan gliserol sebagai penguat. Penelitian ini dilakukan untuk mempelajari komposisi optimal terhadap kualitas bioplastik dari pati biji alpukat. Pelarut yang digunakan pada pembuatan bioplastik kitosan yaitu asam asetat 1% serta plasticizer gliserol sebanyak 7 ml dan 10 ml. Penelitian ini terdiri dari ekstraksi pati biji alpukat beserta karakterisasinya, pembuatan bioplastik, uji mekanik, uji daya serap air, dan uji biodegradasi. Nilai kuat tarik bioplastik paling tinggi adalah 4,00 Mpa, didapat pada sampel BPS 10 dengan komposisi kitosan 2,5 gr dan volume gliserol 10 ml.  Untuk nilai persen pemanjangan (elongasi) terbaik didapat pada sampel BPS 6 yaitu sebesar 54,5% juga dengan komposisi kitosan 0,5 gr dan volume gliserol 10 ml. Kuat tarik berbanding terbalik dengan persen pemanjangan. Hasil yang didapat dari indeks swelling yang terbaik terdapat pada sampel BPS 6 yaitu sebesar 10,32% dengan komposisi kitosan 0,5 gr dan volume gliserol 10 ml. Proses penguraian bioplastik sampai dengan 100% membutuhkan waktu degradasi selama 16 hari.Kata kunci:Bioplastik, biji alpukat, biodegradabel, Kitosan.
Aplikasi Kontrol PID Heat Exchanger Pabrik Etilen Glikol dengan Kapasitas 100.000 Ton/Tahun Leni Maulinda; Chairun Nisa; Muhammad Muhammad
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 7, No 2 (2018): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Nopember 2018
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v7i2.1254

Abstract

 Heat exchangers are tools used to transfer heat energy between a solid surface and fluid or inside different particles and in thermal contact. The objective of the study was to determine the optimum values of Kc, Ti and Td which were applied to the control equipment of the ethylene glycol preparation exchanger. This research also uses design expert software to help get optimum vlue of Kc, Ti and Td before applied to PID system. Proportional-Integral-Derivative (PID) is a controller to determine the precision of an instrumentation system with the characteristics of feedback on the system. As the methodology of this research is to create a steady state Heat Exchanger model, then change the steady state model into a dynamic model, so create a PID model control, then tuning the PID control and testing PID controls, by disturbing the set point. The result of applying PID control system then got the fastest average time with value Kc = 3, Ti = 0,01 Td = 0,04 that is 0,77 minutes. At a temperature of 147.6 air vapor rate of 290.8 Kg / hr; at a temperature of 148.6 found velocity speed of 297.7 Kg / hr; At temperature 149.6 air vapor rate 305.0 Kg / hour; At a temperature of 149.7 air vapor rate of 305.8 Kg / hour and at a temperature of 150 air vapor rate of 308.1 Kg / Hour. Keywords:heat exchanger, PID, set point
PENGARUH ASAM NITRAT (HNO3) SEBAGAI PELARUT PADA EKSTRAKSI PEKTIN DARI OKRA (ABELMOSCHUS ESCULENTUS) Rika Santi S. Tumangger; Muhammad Muhammad; Nasrul ZA; Jalaluddin Jalaluddin; Rizka Nurlaila; Zainuddin Ginting
Jurnal Teknologi Kimia Unimal Vol 11, No 1 (2022): Jurnal Teknologi Kimia Unimal - Mei 2022
Publisher : LPPM Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/jtku.v11i1.7252

Abstract

Pektin merupakan kelompok polisakarida yang larut dalam air (PLA) dan juga merupakan asam-asam pektinat yang mengandung gugus-gugus metoksil. Pektin dimanfaatkan sebagai bahan pengental dan pembentuk gel pada industri pangan fungsional. Pektin telah digunakan selama bertahun-tahun dalam industri farmasi, makanan dan minuman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh asam nitrat sebagai pelarut pada ekstraksi pektin dari okra (abelmoschus esculentus). Okra adalah sayuran yang lunak dan berlendir, salah satu jenis sayuran yang memiliki banyak serat dan glutation. Okra memiliki kandungan serat yang larut air dalam bentuk gum 31,53% dan pektin 3,40%. Penelitian dilakukan dengan metode ekstraksi menggunakan pelarut HNO3, lalu dilakukan pengendapan pektin dengan menambahkan alkohol 96% kedalam filtrat hasil ekstraksi, kemudian endapan dicuci dengan menggunakan etanol dan dikeringkan dalam oven pada suhu 50  selama 9 jam untuk mendapatkan pektin kering. Variabel tetap dalam penilitian ini adalah berat okra 100 gram, volume pelarut 500 ml, suhu ekstraksi 75 , dan ukuran sampel 50 mesh. Sedangkan variabel berubahnya adalah perlakuan konsentrasi pelarut (0,1 N, 0,15 N, 0,2 N) dan waktu ekstraksi (60 menit, 90 menit dan 120 menit). Karakteristik yang dianalisa adalah rendemen pektin, kadar air, kadar metoksil, dan kadar galakturonat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi pelarut dan waktu ekstraksi sangat berpengaruh terhadap hasil ekstraksi pektin yang didapatkan. Semakin tinggi konsentrasi pelarut dan waktu ekstraksi maka hasil rendemen pektin, kadar metoksil dan kadar galakturonat juga meningkat. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil pektin dengan hasil rendemen tertinggi 67,45% pada konsentrasi asam nitrat 0,2 N dan waktu 120 menit, kadar air terendah 2,75% pada konsentrasi asam nitrat 0,2 N dan waktu 120 menit, kadar metoksil tertinggi 6,55% pada konsentrasi asam nitrat 0,2 N dan waktu 120 menit dan kadar galakturonat tertinggi 36,16% pada konsentrasi asam nitrat 0,2 N dan waktu 120 menit.