Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

KINETIKA PENGERINGAN TEMU HITAM (Curcuma aeruginosa Roxb.) MENGGUNAKAN CABINET DRYER DENGAN PERLAKUAN PENDAHULUAN BLANCHING Baskoro Aji Sujarwo; Bambang Sigit Amanto; Siswanti Siswanti
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 8, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (453.734 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.12788

Abstract

Temu Hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.) merupakan salah satu tanaman herbal yang memiliki banyak khasiat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui proses pendahuluan berupa blanching dan juga penggunaan variasi suhu pengering dapat berpengaruh terhadap kinetika pengeringan, kualitas mutu produk simplisia temuhitam dan juga efisiensi alat pengering cabinet dryer. Dari penelitian ini diketahui bahwa perlakuan suhu dan perlakuan pendahuluan blanching terhadap simplisia Temu hitam berpengaruh terhadap kinetika pengeringan. Hasil menunjukkan bahwa semakin tinggi suhu pengeringan maka semakin cepat juga pengeringan berlangsungsampai dengan batas kadar air aman produk simplisia yaitu ≤ 10%. Kualitas mutu produk simplisia temu hitam menunjukkan bahwa penggunaan masing – masing suhu telah memenuhi standar kadar air maksimum simplisia. Untuk kadar kurkumin terbaik sebesar 8,48 % pada penggunaan suhu pengering 50C hal ini menunjukkanpenggunaan suhu tinggi pada proses pengeringan dapat mempengaruhi kandungan kurkumin dalam temu hitam. Kata kunci : Temu Hitam, Blanching, Kurkumin, Kinetika Pengeringan, cabinet dryer
KAJIAN SIFAT SENSORIS, FISIK DAN KIMIA POUND CAKE SUBSTITUSI TEPUNG LABU KUNING (Cucurbita moschata) TERMODIFIKASI ASAM ASETAT Anastasia Mayasari; Dwi Ishartani; Siswanti Siswanti
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 10, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (578.201 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v10i1.19158

Abstract

This research aimed to find out sensory, physical and chemical characteristics of pound cake substituted by acetic acid modified pumpkin flour. In this research, sensory characteristics of pumpkin studied included color, taste, texture and overall parameters. Physical characteristics included water level, β-carotene level, and coarse fiber level.  The result of research showed that pound cake substituted by acetic acid modified pumpkin flour affected the sensory (color, taste, texture and overall) characteristics. Pound cake with acetic acid modified pumpkin flour substitution of 20% was preferred to the one with other substitution. The use of acetic acid modified pumpkin flour improved yellow color intensity, hardness (Fmax) but lowered expandability of pound cake, increased water level, β-carotene level and coarse fiber level of pound cake.
PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM PIROFOSFAT (Na2H2P2O7) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG KECAMBAH KEDELAI Aldila Cinantya Kasita; R. Baskara Katri Anandito; Siswanti Siswanti
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 9, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (635.688 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v9i2.12854

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kombinasi perlakuan konsentrasi natrium pirofosfat (Na2H2P2O7) (3.000, 6.000, dan 9.000 ppm) dan lama perendaman (15, 20, dan 25 menit) terhadap karakteristik kimia dan fisik tepung kecambah kedelai. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan tiga kali ulangan analisis. Selanjutnya dianalisis dengan metode Two-Way Analysis of Variance (ANOVA). Bila terdapat perbedaan antar perlakuan maka dilanjutkan dengan Duncans Multiple Range Test (DMRT) pada taraf α 0,05.Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perlakuan konsentrasi natrium pirofosfat dan lama perendaman menunjukkan beda nyata pada kadar air, lemak, dan karbohidrat. Perlakuan terbaik pada kadar air, protein dan karbohidrat adalah penambahan natrium pirofosfat 9.000 ppm dengan lama perendaman 25 menit. Namun kadar protein dan lemak terbaik pada sampel tanpa perlakuan. Perlakuan konsentrasi natrium pirofosfat dan lama perendaman menunjukkan beda nyata pada Total Colour Difference, densitas kamba, densitas padat, dan wettability. Perlakuan terbaik pada Total Colour Difference adalah penambahan 9.000 ppm dengan lama perendaman 20 menit. Sedangkan perlakuan terbaik pada wettability dan solubility adalah penambahan 9.000 ppm dengan lama perendaman 25 menit. Namun densitas kamba dan densitas padat terbaik pada sampel tanpa perlakuan.Kata Kunci : Tepung, Kecambah Kedelai, Natrium Pirofosfat, Karakteristik Kimia, Karakteristik Fisik
KARAKTERISASI EDIBLE FILM KOMPOSIT DARI GLUKOMANAN UMBI ILESILES (Amorphopallus muelleri Blume) DAN MAIZENA siswanti siswanti; R. Baskara Katri Anandito; Godras Jati Manuhara
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 6, No 2 (2013)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.626 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v0i0.13526

Abstract

Penggunaan kombinasi glukomanan dan tepung maizena diduga mampu menghasilkan edible film yangkuat namun tetap elastis serta memiliki permeabilitas terhadap H2O yang rendah. Tahap pertama penelitian iniadalah isolasi dan karakterisasi glukomanan dari umbi iles-iles. Randemen glukomanan yang dihasilkan sebesar9,88%, sedangkan kadar air, abu, protein serta lemak kasar berturut-turut sebesar 10,84%, 3,77%, 1,70% serta0,42%. Tahap kedua penelitian ini adalah karakterisasi sifat penghambatan dan sifat mekanik edible filmkomposit glukomanan-maizena. Peningkatan konsentrasi glukomanan cenderung meningkatkan ketebalan,kelarutan, kekuatan regang putus, maupun pemanjangan edible film, namun menurunkan laju transmisi uapairnya. Laju transmisi uap air terendah yaitu edible film dengan penambahan glukomanan sebesar 15%. Tahapketiga yaitu mengetahui kemampuan edible film dalam menghambat susut berat serta pencoklatan buah apeldengan cara coating. Hasil terbaik diperoleh pada film komposit glukomanan-maizena 15%, karena memilikisusut berat terkecil yaitu 0,0597 g/jam dan kecerahan warna buah apel yang masih tidak beda nyata sampai harike- 3 pengamatan.
PEMANFAATAN DAGING DAN TULANG IKAN KEMBUNG (Rastrelliger kanagurta) DALAM PEMBUATAN CAMILAN STIK Siswanti Siswanti; Priscilla Yolanda Agnesia; R. Baskara Katri A
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 10, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.453 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v10i1.17492

Abstract

Snack stick is food in the form of thin slices and long flat-shaped that made of wheat flour, tapioca, fat, eggs, and water and then fried with oil and have a savory flavor and crunchy texture. The addition of fish in snack sticks product intended to increase the nutritional value of the snacks. Mackerel (Rastrelliger kanagurta) was chosen because it has a good nutrient for the body, one of them protein and calcium, it taste good and tasty, and the price are cheap. This study aim to determine the acceptance of panelist on sensory characteristics (color, aroma, flavor, texture and overall) snack stick with materials variation of mackerel and determine the influence of material variation mackerel to the chemical characteristic (moisture, ash, fat, protein, carbohydrate and calcium). The experimental design used was Completely Randomized Design (CDR) consisting of one factor material variation of mackerel. Stick used material variation of meat, bones, and whole mackerel. The results showed that the used of whole mackerel stick sensory (color, taste, and overall) aspect preffered by most panelist. Fish meat stick favored in texture and bones stick frowned upon in the aspects of the aroma. For the chemical characteristic of the fish meat stick has a value of moisture, ash, fat, protein, carbohydrates and calcium are 2.80%; 2.48%; 28.16%; 12.30%; 54.30%; and 0.03%. A fishbone stick in a row of 2.60%; 5.52%; 36.11%; 8.52%; 47.23%; and 0.68%. A whole  fish stick are 2.72%; 3.07%; 31.24%; 9.88%; 53.09%; and 0.15%.
PENGGUNAAN DAGING DAN TULANG IKAN BANDENG (Chanos chanos) PADA STIK IKAN SEBAGAI MAKANAN RINGAN BERKALSIUM DAN BERPROTEIN TINGGI Amiza Fitri; R. Baskara Katri Anandito; Siswanti Siswanti
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 9, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.681 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v9i2.17468

Abstract

Milkfish (Chanos Chanos) was favored by many people and become one of the featured Fisheriescommodity. Processed fish product is very limited, especially, in the food industry as snack. Utilization of fishless than optimal because most only use meat and the bones is a waste. Bones milkfish is rich of mineral,especially calcium. Utilization of meat and bone fish is to optimize the utilization of fish on snack to improve thenutritional value. The experimental design use a complete randomized design (CRD) with one factors, namelythe use of three types of raw material milkfish include: meat milkfish, waste bones and whole milkfish. Step ofthis study were divided into two stages, the first stage is the stage of making a snack of fish sticks with differentbase materials, while the second step was to determine the chemical characteristics and the parameters werethe content of calcium, protein, fat, water, ash, carbohydrate and hedonic test. The whole part of milkfish, fishmeat, bones and head of milkfish was used as raw material on making sticks which was given effect onsuccessively increasing the content of protein and calcium. The chemical characteristic of the fish meat stickwas 23.89% of moisture content; 1.15% of ash content; 20.86% of fat content; 13.08% of protein content;61.030% of carbohydrates content; and 0.02% of calcium content. A fish bone stick in a row of 3.90%; 3.60%;24.18%; 8.99%; 59.16%; and 0.038%. A whole fish stick by 2.81%; 2.12%; 24.81%; 9.43%; 61.11%; and0.1923%. Due to the result of sensory evaluation on sticks hedonic scale of the whole fish sticks product werethe most preferred by panelist.
Koefisien Perpindahan Massa pada Ekstraksi Protein dari Biji Kecipir dengan Pelarut NaOH Harso Pawignyo; Siswanti Siswanti
Eksergi Vol 9, No 1 (2009): Versi Cetak
Publisher : Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/e.v9i1.7577

Abstract

Koefisien Perpindahan Massa pada Ekstraksi Protein dari Biji Kecipir dengan Pelarut NaOH.
Adsorpsi Zat Warna Remazol Brilliant Blue R Pada Limbah Industri Batik Menggunakan Adsorben dari Mahkota Buah Nanas Siswanti Siswanti; Afifah Hasna Oktafiana; Yobellya Putri
Eksergi Vol 21 No 1 (2024)
Publisher : Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknik Industri, UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/e.v21i1.10669

Abstract

Industri batik banyak yang menggunakan zat warna reaktif Remazol Brilliant Blue R (RBBR) pada proses pewarnaan. RBBR merupakan zat warna yang memberikan warna cerah namun sulit terdegradasi dan bersifat karsinogenik. Proses pewarnaan ini menghasilkan limbah cair yang berbahaya sehingga perlu dilakukan pengolahan. Adsorpsi menggunakan karbon aktif sebagai adsorben menjadi salah satu cara untuk menurunkan konsentrasi RBBR dalam limbah cair industri batik. Dalam penelitian ini adsorben yang digunakan berasal dari mahkota buah nanas, dengan pertimbangan kandungan selulosanya tinggi serta mahkota buah nanas masih jarang dimanfaatkan dan hanya menjadi sumber limbah di lingkungan. Variabel dalam penelitian ini adalah massa adsorben 1, 2, 3, 4, dan 5 gram serta waktu kontak proses adsorpsi 10, 20, 30, hingga 110 menit. Penelitian dimulai dari pembuatan adsorben mahkota buah nanas, penentuan panjang gelombang maksimum, pembuatan kurva standar, serta pengukuran kadar RBBR sebelum dan setelah adsorpsi dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Adsorben mahkota buah nanas berukuran -80 + 100 mesh, dengan kadar air 13,33 ± 0,0245%, luas permukaan 297,9 m2/g, volume pori 29,91 cm3/g dan berdiameter pori 2079,47 Å. Dengan penggunaan adsorben 4 gram dan waktu kontak 100 menit, menghasilkan kemampuan adsorpsi maksimum 74,55% dengan kadar RBBR akhir pada limbah 47,0209 ppm.