Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pengaruh Variasi Konsentrasi CMC Terhadap Sifat Fisikokimia Gel Pembersih Tangan dari Ekstrak Etanol Daun Mimba Dhur Rohma; Asri Widyasanti; Fitry Filianty
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 15, No 2 (2021): TEKNOTAN, Desember 2021
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jt.vol15n2.2

Abstract

Sediaan gel pembersih tangan merupakan salah satu produk alternatif pengganti sabun yang mudah dibawa kemana-mana. Ekstrak daun mimba mengandung senyawa antimikroba seperti tanin, saponin, flavonoid, dan terpenoid sehingga berpotensi sebagai bahan aktif gel pembersih tangan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh variasi konsentrasi CMC terhadap karakteristik fisikokimia gel pembersih tangan ekstrak etanol daun mimba. Penelitian ini menggunakan empat perlakuan variasi konsentrasi CMC yaitu kontrol (0%), A (1%  b/v), B (2% b/v), dan C (3% b/v) dengan masing-masing perlakuan dilakukan tiga kali ulangan. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen laboratorium dengan analisis deskriptif. Evaluasi yang dilakukan meliputi organoleptik, homogenitas, daya sebar, dan nilai pH. Gel pembersih tangan formula A, B, dan C tidak menyebabkan iritasi pada kulit. Gel pembersih tangan yang paling disukai yaitu formula B. Uji homogenitas menunjukkan bahwa semua formulasi sediaan pembersih tangan telah homogen. Daya sebar gel pembersih tangan ekstrak etanol daun mimba yang memenuhi persyaratan SNI No. 06-2588-1992 yaitu formula C sebesar 69,5 mm. Nilai pH gel pembersih tangan ekstrak etanol daun mimba formula A, B, dan C dengan nilai 6,2 hingga 6,5 telah memenuhi persyaratan SNI No. 06-2588-1992. Nilai pH gel pembersih tangan ekstrak etanol daun mimba formula kontrol ( pH sebesar 7) tidak memenuhi persyaratan SNI No. 06-2588-1992. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu formulasi gel pembersih tangan ekstrak etanol daun mimba yang memenuhi seluruh persyaratan SNI No. 06-2588-1992 adalah formula C.
KAJIAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L ) DALAM RANGKA PEMANFAATAN LIMBAH KULIT MANGGIS DI KECAMATAN PUSPAHIANG KABUPATEN TASIKMALAYA Efri Mardawati; Fitry Filianty; Herlina Marta
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 2, No 3 (2008)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kulit manggis merupakan cangkang yang dibuang oleh konsumen atau dapat disebut sebagai limbah hasil pertanian. Kulit buah Manggis diketahui mengandung senyawa xanthone sebagai antioksidan, antiproliferativ, dan antimikrobial yang tidak ditemui pada buah-buahan lainnya Untuk itu perlu dilakukan penelitian untuk mengkaji kandungan dan aktivitas antioksidan yang terdapat dalam kulit buah manggis yang ada di Kabupeten Tasikmalaya yang merupakan salah satu sentra produksi manggis di Indonesia, sehingga dapat menambah sumber antioksidan alami yang sangat dibutuhkan untuk kesehatan manusia.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh ekstrak kasar kulit mangggis yang mengandung antioksidan dengan rendemen ekstraksi serta aktivitas antioksidan yang tertinggi dari tiga pelarut yang digunakan yaitu pelarut methanol, etanol dan etil asetat. Pengujian aktivitas antioksidan menggunakan metode dpph Metode penelitian yang digunakan adalah deskritif atau explanatory research. Percobaan terdiri dari 3 perlakuan pelarut yang diulang sebanyak tiga kali.Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrak kulit manggis memiliki antioksidan sangat kuat  hal ini dibuktikan pada semua fraksi pelarut baik fraksi methanol, etanol dan etil asetat yang memiliki EC50 kurang dari 50. dan aktivitasnya lebih besar jika dibandingkan dengan antioksidan yang menjadi balangko. Fraksi Metanol mempunyai nilai EC50 yang lebih kecil  yatiu 8,00 mg/L, berarti mempunyai aktivitas antioksidan yang lebih besar dibanding dengan fraksi etanol dengan nilai EC50 sebesar 9,26 mg/L dan etit asetat yang memberikan nilai EC50 sebesar 29,48 mg/L. Berdasarkan hasil penghitungan nilai rendemen ekstrak kasar antioksidan yang dihasilkan terlihat bahwa pada fraksi methanol memiliki nilai rendemen yang terbesar yaitu 22,27% kemudian diikuti oleh fraksi etanol (18,99%) dan etil asetat (11,54) Kata kunci : Kulit Manggis, Anti oksidan, Xanthone, Metode DPPH
STRATEGI IMITASI DAN MANAJEMEN PENGETAHUAN DALAM PENGEMBANGAN INOVASI PLA (POLY LACTIC ACID) PADA AGROINDUSTRIKEMASAN BIODEGRADABEL DI INDONESIA Fitry Filianty
JURNAL TEKNIK INDUSTRI Vol. 3 No. 2 (2013): Volume 3 No 2 Juli 2013
Publisher : Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Indusri Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.924 KB) | DOI: 10.25105/jti.v3i2.1574

Abstract

Indonesia has the potential for development of PLA (Poly Lactic Acid) as biodegradablepackaging agroindustry due to the availability of raw material, such as tubers as a source ofstarch and lignocellulose as a source of cellulose, but Indonesia has limitations in terms of itstechnology. This was due to the intensity and quality of the research that has not beenadequate. For that condition, imitation strategies can be developed for PLA (Poly Lactic Acid)agroindustry in Indonesia and the level of product imitation strategies is knockoff or cloning.At that level, PLA agroindustry to be developed completely replicate existing products but haveother brands. With this strategy, the PLA agroindustry is expected to produce a cheaper priceproduct because of the availability of raw materials in Indonesia that easy to fine. Rawmaterial for PLA that can be selected from cassava tubers beacause its easy in cultivation andcheaper among other types of bulbs. To improve competitiveness, the company who built theimitation strategy needs to be managed with the application of knowledge management inorder to be able to last long existence.
Optimization of Pectin Extraction Process from Albedo of Citrus Lemon (Citrus limon) Using Ultrasonic Method Filianty, Fitry; Alifia, Rachma Nur; Yuliana, Tri; Yusuf, Asep; Putri, Selly Harnesa
Industria: Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri Vol 13, No 1 (2024)
Publisher : Department of Agro-industrial Technology, University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.industria.2024.013.01.6

Abstract

Abstract Pectin is an industrial raw material that can form gels, thickeners, and emulsifiers widely applied in the food and non-food industries. Extracting pectin with citric acid solvent using ultrasonic waves is considered more effective and efficient. This study aimed to obtain an optimization model for the pectin production process to produce maximum pectin yield and obtain the optimized pectin characteristics. This study used the Response Surface Methodology (RSM) as the optimization method with the Central Composite Design (CCD) experimental design with Design Expert 13 software to determine the treatment combination based on time factors and solvent concentration. The treatment combination obtained was 11. The results showed that the maximum pectin yield value was 34.63% at a 7-minute extraction time using the citric acid solvent concentration of 20% and a validation value accuracy of 99.08%. The optimized pectin characteristics were a water content of 7.66%, ash content of 0.33%, equivalent weight of 183.28 mg, methoxyl content of 7.52%, galacturonic acid content of 67.13%, and degree of esterification of 63.56%. The pectin produced followed the pectin quality standards according to the International Pectin Producers Association (IPPA), except for the equivalent weight.Keywords: extraction, lemon albedo, pectin, ultrasonic AbstrakPektin merupakan bahan baku industri yang memiliki kemampuan dalam pembentukan gel, zat pengental, dan sebagai zat pengemulsi yang banyak diaplikasikan pada industri pangan dan non-pangan. Proses ekstraksi pektin dengan pelarut asam sitrat menggunakan bantuan gelombang ultrasonik dianggap lebih efektif dan efisien. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan model optimasi proses produksi pektin hingga menghasilkan rendemen pektin yang maksimum dan mendapatkan karakteristik pektin hasil optimasi. Metode optimasi dalam penelitian ini menggunakan Response Surface Methodology (RSM) dengan dengan rancangan eksperimen Central Composite Design (CCD) menggunakan software Design Expert 13 untuk menentukan kombinasi perlakuan berdasarkan faktor waktu dan konsentrasi pelarut. Kombinasi perlakuan yang diperoleh adalah 11. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rendemen pektin maksimum adalah 34,63% pada waktu ekstraksi 7 menit dengan konsentrasi pelarut asam sitrat 20% dengan keakuratan nilai validasi adalah 99,08%. Karakteristik pektin hasil optimasi diperoleh nilai kadar air 7,66%, kadar abu 0,33%, berat ekuivalen 183,28 mg, kadar metoksil 7,52%, kadar asam galakturonat 67,13%, dan derajat esterifikasi 63,56%. Pektin yang dihasilkan sudah sesuai dengan standar mutu pektin menurut International Pectin Producers Association (IPPA) kecuali pada berat ekuivalen.Kata kunci: albedo lemon, ekstraksi, pektin, ultrasonik
Karakterisasi Kimia Tepung Kulit Albedo dan Flavedo Buah Jeruk Limon (Citrus limon) Filianty, Fitry; Ramadhaningsih, Novita; Mahani, Mahani
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 19, No 2 (2025): TEKNOTAN, Agustus 2025
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jt.vol19n2.4

Abstract

Buah lemon (Citrus limon) merupakan salah satu buah yang banyak dimanfaatkan dalam industri pangan yang menghasilkan hasil samping berupa kulit. Kulit lemon mengandung berbagai senyawa seperti fenolik, flavonoid, tanin, alkaloid, resin, dan steroid. Kulit lemon terbagi menjadi dua bagian yaitu luar (flavedo) dan dalam (albedo). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakterisasi tepung kulit albedo dan flavedo berdasarkan rendemen dan analisis proksimat yang terdiri atas kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein, dan kadar karbohidrat. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan dua kali pegulangan (duplo). Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa rendemen albedo yaitu sebesar 16,25% dan flavedo sebesar 15,05%. Albedo diketahui memiliki ketebalan lebih besar dibandingkan bagian flavedo, sehingga menghasilkan rendemen yang lebih tinggi. Sementara karakteristik kimia kulit albedo lemon memiliki kadar air 14,05%, kadar abu 2,52%, kadar lemak 0,44%, kadar protein 4,76% dan kadar karbohidrat 74,69%. Sedangkan kulit flavedo lemon memiliki kadar air 14,04%, kadar abu 6,23%, kadar lemak 1,72%, kadar protein 9,43% dan kadar karbohidrat 71,14%. Secara umum kandungan senyawa kimia utama dalam kulit jeruk lemon adalah karbohidrat, baik pada albedo maupun flavedo.
Sediaan Kayu Manis (Cinnamomum Sp.) Sebagai Minuman Fungsional Antidiabetes: Kajian Literatur Ilmi, Inta Nur; Filianty, Fitry; Yarlina, Vira Putri
Kimia Padjadjaran Vol 1, No 1 (2022)
Publisher : Kimia Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kayu manis merupakan jenis rempah yang kaya akan senyawa bioaktif dan telah diketahui mampu menurunkan kadar glukosa darah. Aplikasi kayu manis sebagai minuman fungsional dapat dijadikan sebagai pengobatan alternatif diabetes melitus dengan berbagai sediaan kayu manis dalam formulasinya, namun proses produksi sediaan dalam memberikan efek antidiabetes perlu dikaji. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji proses produksi sediaan kayu manis bubuk, ekstrak, dan mikroenkapsulasi serta membandingkan pengaruhnya terhadap organoleptik, stabilitas, dan bioaktivitas antidiabetes dalam minuman fungsional dari hasil penelitian yang telah dipublikasi. Metode yang digunakan yaitu kajian literatur dari jurnal dan artikel ilmiah yang diakses dalam berbagai situs jurnal yang kredibel, terpercaya, dan valid serta memuat materi yang sesuai dengan topik yang dibahas. Hasil kajian literatur menunjukkan bahwa sinamaldehid (71,50%-82,85%) dan senyawa fenolik (682,17 mg GAE/g) dalam kayu manis menjadi senyawa bioaktif utama yang memiliki peran sebagai inhibitor enzim α- glukosidase dan amilase, meningkatkan sensitivitas insulin, dan aktivitas hipoglikemik. Minuman fungsional dengan sediaan bubuk terbukti memiliki aktivitas antidiabetes, menghasilkan sifat organoleptik warna dan aroma yang baik, namun rasa pedas lebih terasa. Sediaan ekstrak dapat diproduksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol, warna dan aroma minuman lebih pekat serta memiliki aktivitas inhibitor α- glukosidase. Sediaan mikroenkapsulasi dengan metode koaservasi kompleks direkomendasikan sebagai bahan dalam minuman fungsional, meski warna dan aroma dalam produk menurun namun rasa pedas dari kayu manis berkurang dan memiliki stabilitas serta bioaktivitas yang lebih baik dalam mencapai target dan berpotensi untuk dijadikan sebagai pencegahan serta pengobatan alternatif penyakit diabetes melitus.
Exploration of Antifungal Tests Based on Δ-Guaiene From Subang Patchouli Oil Rahmawati, Rahmi; Nurjanah, Sarifah; Rialita, Tita; Mardawati, Efri; Filianty, Fitry
International Journal of Science and Environment (IJSE) Vol. 5 No. 3 (2025): August 2025
Publisher : CV. Inara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51601/ijse.v5i3.194

Abstract

Guaiene is a derivative compound produced as a byproduct in the production of patchouli alcohol from patchouli oil (Pogostemon cablin Benth.). This study aims to evaluate the antifungal activity of δ-guaiene extracted from patchouli oil originating from Subang against four types of skin pathogenic fungi: Aspergillus niger, Candida albicans, Microsporum gypseum, and Trichophyton mentagrophytes. The method used was a laboratory experiment, with the main parameters observed including Inhibition Zone Diameter (IZD), Minimum Inhibitory Concentration (MIC), and Minimum Fungicidal Concentration (MFC). The results showed that δ-guaiene inhibited the growth of C. albicans at a concentration of 40%, with an IZD of 0.15 mm. Against A. niger, the compound demonstrated an inhibition zone of 1.4 mm at a 20% concentration and had an MFC of 20%. For T. mentagrophytes, an IZD of 0.4 mm was observed, with both MIC and MFC at 20%. Activity against gypseum showed an IZD of 0.25 mm, with MIC and MFC also at 20%. These findings suggest that δ-guaiene from patchouli oil has potential as a candidate antifungal agent derived from local resources, supporting the development of natural bioactive compounds and sustainability.