Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

DIMENSI MANFAAT DAN PENGALAMAN PRODUK ENTING-ENTING GEPUK KLENTENG DAN DUA HOLLO Anton Hermawan
Neo-Bis Vol 10, No 1 (2016): JUNI
Publisher : Trunojoyo University of Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/nbs.v10i1.1580

Abstract

Sebuah strategi pemasaran yang tepat diperlukan untuk bertahan dalam persaingan industri yang sengit. Banyak perusahaan sering menggunakan strategi bauran pemasaran. Bauran pemasaran ini meliputi produk, harga, tempat, dan strategi promosi. Melalui strategi ini, mereka mencoba untuk mendapatkan pelanggan dengan berfokus pada motif rasional. Sedangkan di sisi lain, pelanggan juga akan membutuhkan motif emosional dalam memilih produk yang mereka inginkan untuk dikonsumsi. Berdasar alasan tersebut, adalah lebih baik bagi perusahaan untuk berpikir juga mengenai pendekatan pemasaran yang berfokus pada motif emosional. Pendekatan semacam ini, disebut dengan experiential marketing, dimana hal ini melibatkan emosi dan perasaan konsumen dengan memberikan pengalaman yang tak terlupakan dan pengalaman positif. Faktor pengalaman meliputi rasa, perasaan, kognitif, gaya atau gaya hidup (tindakan) dan hubungan budaya tertentu yang digunakan untuk memberikan daya imajinasi terhadap produk yang mereka ingin menjual.
Pola pencarian informasi mahasiswa Program Studi Perpustakaan dan Sains Informasi UKSW menggunakan teori Ellis David Septian; Albertus Pramukti Narendra; Anton Hermawan
Jurnal Kajian Informasi dan Perpustakaan Vol 9, No 2 (2021): Accredited by Ministry of Research, Technology and Higher Education of the Repub
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jkip.v9i2.33526

Abstract

Satya Wacana Christian University (SWCU) Library and Information Science Study Program students have studied information science at an early study stage, so they consistently seek information. This study aimed to investigate the information-seeking patterns of the SWCU Library and Information Science Study Program students using Ellis' theory. This study used descriptive quantitative research methods. Determination of respondents used quota sampling for active students from class 2015 to 2019 using Google forms. Based on the study results, respondents searched for information according to information-seeking behavior: starting, chaining, browsing, differentiating, monitoring, and extracting activities. Respondents in starting activities can already determine the topic of information before seeking the information needed, with a value of 82.6%. Respondents in chaining activities could relate the information obtained through the initial search, with a value of 83.4%. Respondents in browsing activities could search for information in a structured manner, with a value of 78.4%. Respondents in differentiating activities could categorize the information needed, with a value of 83%. Respondents in monitoring activities always made notes after obtaining the required information development, with a value of 79.1%. Respondents in extracting activities could ensure the accuracy of the information obtained through scanning techniques, with a value of 77.9%. However, there was a shift in the Ellis model of information-seeking patterns because some respondents had several stages of information-seeking. The conclusion is that the development of information technology has influenced the student's information-seeking pattern.
HARAPAN DIGITAL NATIVE TERHADAP PERPUSTAKAAN MASA DEPAN PADA PERGURUAN TINGGI ANTON HERMAWAN
Jurnal Ilmiah Widya Sosiopolitika Vol 2 No 1 (2020): ISU PARIWISATA DAN KESEHATAN DALAM PERSPEKTIF SOSIAL DAN POLITIK
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JIWSP.2020.v02.i01.p04

Abstract

In the last ten years the development of information technology is so fast, this is marked by the increasingly sophisticated communication devices and the increasing use of applications. The generation that was born at the start of the transition of technology is certainly a generation that is "lucky" because of the convenience obtained from the impact of technological developments that occur. This generation is known as digital native, where they tend to multitask, network, like interactive connections, etc. At present the native digital generation is also part of the college library. From observations and data obtained, digital nativehas a unique learning behavior. Some studies suggest that native digital generations tend to prefer getting information quickly and completely online by relying on internet access. Therefore, this is thought to be the reason why the library is no longer interesting to be visited by students who are mostly digital nativegeneration. To understand their interest in the library of the future, this research seeks to find out digital nativeexpectations of the future library in terms of building and spatial planning, services, and library products. This study uses descriptive statistical methods, the population is Satya Wacana Christian University's Faculty of Information Technology. The sample determined was 100 respondents. The results of this study are expected to be able to develop a university library strategy that focuses on digital native. Keyword: native digital, the expectation of native digital, university library, the future library
Pengembangan instrumen evaluasi kinerja pada Perpustakaan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Anton Hermawan; Anggita Kristiasari; Fransiska N. Bhiju; Dona Manik
Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi Vol 16 No 1 (2020): June
Publisher : Perpustakaan Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/bip.v16i1.61

Abstract

Introduction. Performance evaluation is the process of evaluating the implementation of the tasks of organizational members, including libraries, in accordance with the performance standards using particular way including instruments. Instruments are needed to document the evaluation carried out by the organization. Therefore, libraries need to pay attention to developa performance evaluation instrument to plan their human resources. This research explains an overview of stages in developing performance evaluation instruments in an organization, particularly libraries. Research methods. The research used a descriptive qualitative approach by involving the existing performance evaluation dimensions. After that, the performance evaluation indicators were developed. Data analysis. The measurement of validity and reliability was valid when the correlation between items was >0.3 and when Cronbach alpha was > 0.6. The measurement of validity and reliability help to support the development of performance evaluation instruments. Results and Discussion. Of the 36 statements, only 27 items were valid and used in performance appraisal instruments. The items are arranged in a model of development of the performance evaluation instruments. Conclusion and recommendations. A good organization needs to pay attention to the right indicators in an assessment instrument. In its application, it is effective to use the 360 ​​degree method, where employees are evaluated by other staff to ensure the balance professional perspective.
Sebuah Upaya Mempertahankan Identitas Nasional: Pelestarian Indegenous Knowledge melalui Pengembangan Teknologi pada Perpustakaan Nasional Anton Hermawan
Pustabiblia: Journal of Library and Information Science Vol 2, No 2 (2018): December 2018
Publisher : Institut Agama Islam Negeri Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (853.361 KB) | DOI: 10.18326/pustabiblia.v2i2.277-295

Abstract

Jika melihat dari jenisnya, ada beberapa jenis perpustakaan, antara lain perpustakaan sekolah, perpustakaan universitas, perpustakaan pribadi, perpustakaan nasional, dsb. Perpustakaan sekolah menyajikan produk terkait dengan pendidikan sekolah dasar sampai SMA, perpustakaan universitas menyajikan produk yang terkait dengan pendidikan di bangku kuliah, perpustakaan pribadi menyajikan bahan bacaan yang disukai yang mencerminkan kepribadiannya, sedangkan perpustakaan nasional seharusnya menyajikan produk-produk yang mencerminkan negara tersebut. Sejarah sebuah bangsa yang besar akan bisa dilestarikan dari generasi ke generasi melalui perpustakaan nasional. Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki indegenous knowledge (kearifan lokal) serta kekayaan budaya yang besar dan tersebar dari sabang sampai merauke. Selayaknya kearifan lokal serta kekayaan budaya yang dimiliki tersebut dapat dikoleksi di- dalam sebuah perpustakaan. Melalui perkembangan teknologi informasi, pengembangan perpustakaan menjadi sebuah jawaban agar koleksi kearifan lokal dan kekayaan budaya tersebut dapat diakses oleh bangsa Indonesia dari sabang sampai merauke dengan harapan mampu memperkuat serta mempertahankan identitas nasional Indonesia. Namun sejalan dengan pengaruh globalisasi dan kemajuan teknologi,semakin terindikasi adanya ancaman terhadap lunturnya kearifan lokal dikalangan generasi penerus. Oleh karena itu,dibutuhkan manifestasi baru agar perpustakaan nasional menjadi hal yang menarik untuk diakses dan ditelusuri oleh generasi muda penerus bangsa, agar identitas nasional tetap dapat dipertahankan. Salah satunya adalah dengan mengembangkan perpustakaan melalui teknologi yang akan memberikan pengalaman yang lebih menarik terhadap “petualangan pemustaka” ketika menelusur sebuah perpustakaan.If you look at the type, there are several types of libraries, including school libraries, university libraries, private libraries, national libraries, etc. School libraries present products related to elementary to senior high school education, university libraries provide products related to college education, private libraries provide the preferred reading material that reflects their personality, while the national library should present products that reflect the country. The history of a great nation will be preserved from generation to generation through the national library. Indonesia is known as a country that has indegenous knowledge and great cultural wealth and spread from Sabang to Merauke. Just as well as indegenous knowledge and cultural wealth owned can be collected in a library. Through the development of information technology, library development becomes an answer so that the collection of indegenous knowledge and cultural wealth can be accessed by the Indonesian nation from Sabang to Merauke in the hope of strengthening and maintaining Indonesia’s national identity. But in line with the influence of globalization and technological progress, the more indication of threats to the dissolution of indegenous knowledge among the next generation. Therefore, a new manifestation is needed to make the national library interesting to be accessed and traced by the younger generation of the nation, so that the national identity can be maintained. One way is to develop libraries through technology that will provide a more interesting experience with “ readers adventures” when searching for a library
Penerapan Konsep Coworking Space Pada Digital Library Universitas Atmajaya Yogyakarta Anton Hermawan
Tibanndaru : Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi Vol 6, No 1 (2022): Tibanndaru: Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi
Publisher : Universitas Wijaya Kusuma Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (627.597 KB) | DOI: 10.30742/tb.v6i1.2064

Abstract

Tidak hanya layanan, fasilitas sebuah perpustakaan mendukung produktifitas yang dilakukan oleh pengunjung dalam belajar maupun bekerja. Mengingat hal tersebut, Perpustakaan Universitas Atmajaya Yogyakarta (UAJY) memfasilitasi pemustakanya melalui digital library dengan menerapkan konsep coworking space. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif melalui wawancara, studi pustaka atau melalui observasi. Penelitian ini bertujuan mengetahui alasan penerapan konsep coworking space dalam lingkup perpustakaan, memahami gaya interior dan jenis nya ketika menerapkan konsep coworking space, serta mengetahui dampak yang dirasakan oleh pengunjung maupun pengelola digital library Universitas Atmajaya Yogyakarta dengan diterapkannya konsep tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tujuan diterapkannya konsep coworking space pada digital library UAJY antara lain: mendukung menciptakan suasana belajar mengajar yang nyaman, usaha untuk meningkatkan produktifitas, menyediakan layanan satu pintu serta sebagai daya tarik guna menarik pengunjung agar memanfaatkan perpustakaan dengan lebih maksimal. Digital library UAJY menggunakan gaya modern minimalis dalam desain interiornya. Jika dilihat dari tujuan pendirian coworking space, digital library UAJY termasuk dalam coworking space untuk menciptakan sebuah ekosistem yang saling mendukung, menciptakan komunitas dan fasilitas sebagai penghubung antara teori dan praktek/ university related coworking space. Berdasarkan kapasitas termasuk dalam midsize coworking space. Adapun dampak yang dirasakan dari penerapan konsep coworking space ini bagi pengunjung adalah terciptanya suasana nyaman dalam proses belajar mengajar, dan timbulnya perasaan senang/ puas. Sementara itu, dampak yang diperoleh oleh pengelola adalah menjadi tolok ukur (benchmarking) sebagai perpustakaan berkonsep coworking space, timbulnya perasaan bangga karena menjadi benchmarking bagi perpustakaan lain, serta meningkatnya minat berkunjung ke perpustakaan. Keyword: Coworking space; Productivity; Interior style; Interior design; Digital library; Benchmarking; Interest visiting 
Pengaruh Literasi Digital Terhadap Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa Fakultas Teknologi Informasi Bernadedta Bernadedta; Anton Hermawan; Tintien Koerniawati
JIPI (Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi) Vol 8, No 1 (2023)
Publisher : Progam Studi Ilmu Perpustakaan UIN Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30829/jipi.v8i1.15232

Abstract

This research was aimed to examine the effect of digital literacy on the information seeking behavior of Information Technology faculty students class of 2019, Satya Wacana Christian University. Data collection was carried out by distributing 100 questionnaires directly to 2019 batch of information technology faculty students as respondents. The research method used is quantitative. The method used is simple linear regression analysis, by testing the statistical hypothesis t-test. The results of the study show that digital literacy influences the information seeking behavior of students of the Faculty of Information Technology class of 2019 at Satya Wacana Christian University. The magnitude of the influence of digital literacy on information seeking behavior is 65.9 percent of information seeking behavior (Y) is influenced by digital literacy while the remaining 34.1% is influenced by other factors such as libraries, reading gardens, and others.
Etika pustakawan dalam meningkatkan minat kunjung pemustaka Yosefa Andena; Albertoes Pramoekti Narendra; Anton Hermawan
Nautical : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia Vol. 2 No. 4 (2023): Nautical: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia
Publisher : ARKA INSTITUTE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui etika pustakawan dalam meningkatkan minat kunjung pemustaka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah dengan mengabungkan tiga elemen pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini yaitu etika pustakawan di Perpustakaan Tunas Muda SMP Stella Matutina Salatiga sudah mampu menaikkan kujungan pemustaka serta dengan melakasanakan persiapan yang matang untuk menyambut kujungan pemustaka di setiap harinya, pemikiran yang baik kepada pustakawan terhadap kode etik pustakawan, juga melayanai pemustaka dengan ramah serta tanggap dalam mengahadap kesulitan yang dihadapai pemustaka. Perpustakaan Tunas Muda SMP Stella Matutina Salatiga mendorong etika pustakawan untuk menaikkan minat kujung terhadap pemustaka yaitu tingkat kepekaan sesorang dalam menjalakan kewajiban sebagai seorang pustakawan, sarana serta prasarana juga mendukung kelancaran pelayanan kepada pemustaka, keterampilan dan pengetahuan menjadi dasar seorang pustakawan yang bisa dilihat dari cara seorang pustakawan mencepai kebutuhan atas informasi kepada pemustaka serta kondisi lingkungan dimana beliau beraktiftias.
Peran kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja pustakawan Linda Linda; Anton Hermawan Hermawan; Elizabeth Sri Lestari
Nautical : Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia Vol. 2 No. 5 (2023): Nautical: Jurnal Ilmiah Multidisiplin Indonesia
Publisher : ARKA INSTITUTE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam suatu organisasi membutuhkan seorang pemimpin yang efektif dan mampu mempengaruhi perilaku anggota atau bawahannya. Dengan kata lain, seorang pemimpin suatu organisasi akan diakui sebagai seorang pemimpin jika dapat mempengaruhi dan mengarahkan bawahannya menuju tujuan organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja pustakawan di perpustakaan dan arsip daerah Kota Salatiga. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Teknik pengambilan sampel menggunakan nonprobability sampling. Sedangkan untuk teknik penentuan sampelnya menggunakan sampling jenuh. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan teori yusuf (2014) meliputi reduksi data, data display, penarikan kesimpulan sedangkan pengolahan data pada penilitian ini menggunakan excel dengan mencari nilai rata-rata (mean) dari setiap pernyataan, kemudian dari nilai rata-rata disesuaikan dengan kategori peran kepemimpinan dan ketegori kinerja pustakawan. Hasil Penelitian variabel peran kepemimpinan, diperoleh presentase 70% artinya pemimpin masuk kategori pemimpin berperan. Sedangkan 30% masih perlu ditingkatkan perhatian dalam memberikan bimbingan. Sementara itu variabel kinerja pustakwan diperoleh 100% artinya pustakawan masuk dalam kategori berkinerja. Pemimpin memiliki peran mempengaruhi kinerja pustakawan serta perlu ditingkatkan bimbingan yang tepat dan simpatik kepada pustakawan.
Pengembangan Produk dengan Menerapkan Bahan Ramah Lingkungan (Produk Hijau) Anton Hermawan; Cucun Alep Riyanto; Agustinus Fritz Wijaya
Jurnal Ilmu Manajemen Terapan Vol. 5 No. 1 (2023): Jurnal Ilmu Manajemen Terapan (September - Oktober 2023)
Publisher : Dinasti Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31933/jimt.v5i1.1662

Abstract

Meningkatnya kesadaran konsumen terhadap produk ramah lingkungan hal ini mengubah strategi beberapa perusahaan di Indonesia untuk mengarahkan inovasi produk yang dihasilkan pada strategi ramah lingkungan (green product). Dari sisi peluang pemasaran khususnya green marketing, produk ramah lingkungan (produk hijau) atau green product memiliki peluang yang besar ditengah meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap isu lingkungan. Oleh karena itu, peneliti mencoba mengembangkan inovasi yang terkait dengan produk perlengkapan makanan dan minuman yaitu produk sedotan ramah lingkungan. Sedotan ramah lingkungan sebagai temuan inovasi merupakan sedotan yang bahan bakunya berasal dari tanaman hias. Dalam hal ini, digunakan tanaman hias bambu air sebagai bahan utama sedotan Tanaman hias yang dipilih merupakan tanaman dari kelas bambu yaitu bambu air hijau atau dalam bahasa latin disebut scouring rush. Tanaman hias jenis ini merupakan tanaman hias berongga yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk sedotan ramah lingkungan. Adapun tujuan dari pengembangan produk ini adalah 1.) meningkatkan kepedulian bagi masyarakat terhadap produk ramah lingkungan 2.) mengurangi sampah plastik dalam usaha membantu dunia dalam kampaye ecofriendly & go green 4.) membuka peluang pekerjaan 3.) selain itu, disisi lain juga membantu meningkatkan penjualan petani tanaman hias.