Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penurunan laba yang dialami oleh Lembaga Perkreditan Rakyat (LPD) Bebandem Karangasem pasca Covid-19. Data diperoleh melalui pengumpulan data primer dan data sekunder dengan menggunakan observasi non-partisipatif dan studi dokumentasi. Teknik analisis kualitatif dan kuantitatif digunakan untuk menyelidiki masalah kinerja keuangan LPD Bebandem Karangasem, dengan mempertimbangkan kearifan lokal sebagai landasan utama. Hasil analisis menunjukkan fluktuasi kinerja LPD Bebandem Karangasem pasca pandemi, terkait dengan fluktuasi dalam pemberian kredit kepada nasabah. Kontribusi nilai-nilai kearifan lokal, seperti Tri Hita Karana, Pang Pade Payu, dan Menyame Braya, diyakini dapat meningkatkan kinerja lembaga. Keberhasilan LPD Bebandem Karangasem pasca Covid-19 tidak hanya ditentukan oleh faktor ekonomi, tetapi juga oleh modal sosial, termasuk nilai-nilai kearifan lokal. Sinergi antara rasionalitas dan religiusitas dalam pemahaman karmaphala juga berperan dalam membangun ketaatan nasabah dalam membayar hutang. Oleh karena itu, penelitian lebih lanjut tentang kinerja keuangan dengan menggunakan kearifan lokal sebagai dasar, termasuk nilai-nilai seperti gotong royong, sing nawang lek, ruwe bineda, karmaphala, dan nilai-nilai kearifan lokal lainnya, memiliki potensi untuk dieksplorasi.   Abstract: This research aims to analyze the decrease in profits generated by Lembaga Perkreditan Rakyat (LPR) Bebandem Karangasem post-COVID-19. The data sources consist of primary and secondary data. Data collection methods include non-participatory observation and documentary studies. The data analysis technique involves qualitative and quantitative analyses to collectively address the financial performance of LPR Bebandem Karangasem with local wisdom as its basis. Based on the analysis and discussion, it can be concluded that post-COVID-19, the performance of LPR Bebandem Karangasem fluctuates. The implementation of local wisdom values such as tri hita karana, pang pade payu, and menyame braya is believed to contribute to performance enhancement. The success of LPR Bebandem Karangasem post-COVID-19 is not only influenced by economic capital but also by social capital, namely tri hita karana, pang pade payu, and menyame braya. The synergy between rationality and religiosity in karmaphala manifests in customer compliance in repaying debts. Therefore, further research on financial performance using local wisdom as a basis, including values like gotong royong, sing nawang lek, ruwe bineda, karmaphala, and other local wisdom values, holds potential for exploration.