Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

Sifat Tarik dan Struktur Mikro Sambungan Las Gesek Tak Sejenis Baja-Tembaga Ady Ryan Romadhan; Aris Widyo Nugroho; Totok Suwanda; Romi Wilza
JMPM (Jurnal Material dan Proses Manufaktur) Vol 3, No 1 (2019): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jmpm.3133

Abstract

AbstrakTembaga dikenal memilki keunggulan sifat fisis sehingga sering diaplikasikan bersamaan dengan baja menggunakan teknik brazing yang membutuhkan filler. Friction welding memberikan alternatif penyambungan tak sejenis tanpa filler dan asap. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek tekanan gesek terhadap sifat mekanis sambungan las gesek pada sambungan dissimilar baja-tembaga. Silinder tembaga dan baja dibubut menjadi bentuk setengah bagian dari benda uji standar JIS Z 2201. Proses pengelasan dilakukan pada putaran 1000 rpm dengan variasi tekanan gesek sebesar 30, 35, dan 40 MPa dengan tekanan tempa 80 MPa. Waktu gesek dan waktu tempa masing-masing 5 detik. Hasil penyambungan masing-masing diamati struktur mikro, kekerasan dan sifat tariknya.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan meningkatnya tekanan gesek maka daerah TMAZ melebar. Struktur mikro berbutir halus teramati di bagian baja, sedangkan di daerah tembaga, orientasi butir berubah memanjang searah dengan permukaan sambungan. Pada daerah termomechanically affected zone (TMAZ) dan welding center zone (WCZ) kekerasan masing-masing logam turun seiring dengan kenaikan tekanan gesek. Lebar daerah TMAZ yang cukup membuat kekuatan tarik tertinggi diperoleh dari spesimen dengan variasi 35 MPa sebesar 89 MPa. Metode las ini dapat digunakan untuk penyambungan logam tak sejenis baja-tembaga dengan memperhitungkan luasan daerah TMAZ. AbstractCopper is often used along with steel due to it excellence properties by using brazing technique. Friction welding technique offers an alternative technique for joining dissimilar metal without fillers and smoke. This research purpose is to study the effect of the friction pressure on the mechanical properties of steel-cooper friction welded joints. Copper and steel bars were turned into half the shape of the specimen according to JIS Z 2201. The welding process was carried out at a speed of 1000 rpm with the friction pressures of 30, 35, and 40 MPa under an upset stress of 80 MPa for 5 seconds of friction time and upset time. The results showed that with increasing friction pressure the TMAZ area was widened in fine grained microstructure for the steel region. Whereas in the copper region, the orientation of elongated grains inline with the direction of the joining surface. In the TMAZ and WCZ areas the hardness of each metal decreases with increasing friction pressure. The sufficient width of the TMAZ results in the highest tensile strength of 89 MPa. It was obtained from the specimens with friction pressure of 35 MPa. This welding method is potentially used for dissimilar steel-copper joint by considering the area of the TMAZ region.Keywords: Friction welding, dissimilar metals joint, pressure friction, TMAZ
Simulasi Penerapan End Plate Wing Tip Devices pada Pesawat Model UAV Jenis Glider Azhim Asyratul Azmi; Wahyudi Wahyudi; Aris Widyo Nugroho
JMPM (Jurnal Material dan Proses Manufaktur) Vol 3, No 2 (2019): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jmpm.3239

Abstract

Aliran udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah menimbulkan pusaran udara pada ujung sayap atau biasa dikenal sebagai wing tip vortices. Wing tip vortices menyebabkan downwash yang mengurangi nilai gaya angkat pada sayap. Berbagai tipe wing tip devices kemudian dirancang untuk mengurangi wing tip vortices, salah satunya adalah wing tip devices jenis end plate. Penelitian pengaruh penerapan wing tip devices dengan variasi sudut kemiringan dapat menggunakan metode pendekatan simulasi. Wing tip devices jenis end plate dirancang dengan desain mengacu pada Withcomb winglet bagian atas. Objek simulasi meliputi pesawat model glider tanpa end plate, menggunakan end plate dengan sudut kemiringan 0o dan end plate dengan sudut kemiringan 15°. Simulasi dilakukan dengan tiga variasi kecepatan jelajah 50, 60, dan 70 km/jam. Hasil simulasi menunjukkan bahwa penerapan end plate dapat meningkatkan nilai gaya angkat. Persentase peningkatan terbesar yaitu 4,1% menggunakan end plate dengan sudut kemiringan 15° pada kecepatan 70 km/jam. Persentase penurunan nilai gaya hambat terbesar terjadi pada konfigurasi end plate dengan sudut kemiringan 15° pada kecepatan 50 km/jam yaitu sebesar 1,04%. Hasil kontur dan iso surface menunjukkan bahwa penerapan end plate pada ujung sayap menjadikan distribusi tekanan lebih merata di permukaan sayap sehingga terjadi peningkatan nilai gaya angkat. Air flow moving from high pressure to low pressure produces vortex at wing tip known as wing tip vortices. Wing tip vortices generate downwash flow and reduce distribution of pressure on the wing. Many types of wing tip devices had been designed to reduce wing tip vortices effect, one of the design is known as end plate wing tip devices. Research of wing tip devices with cant angle variation can be conducted by simulation approach. The end plate wing tip devices has been designed according to the upper section of with comb winglet. The object of simulation was a glider plane model without end plate, end plate with cant angel 0° and 15°. Simulation had been observed with three variations of cruising speed: 50, 60, and 70 km/h. Simulation result shows the 15° end plate can increase 4.1% lift at 70 km/h, and reduce 1.04% drag at 50 km/h compared to wing tip without end plate. Contour and iso surface result the end plate make pressure distribution on wing pressure more uniform and generated more lift. 
Karakterisasi Permukaan Pada Aluminium Anodized-Dyed dengan Pewarna Alami Kunyit Ahmad Muslim; Aris Widyo Nugroho
JMPM (Jurnal Material dan Proses Manufaktur) Vol 2, No 1 (2018): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jmpm.2117

Abstract

Dyeing on anodizing process can be done with chemical or natural dyes. Indonesia has a variety of useful plants as a natural dye, one of which is turmeric. The purpose of this research is to know the effect of turmeric dye concentration variation on color brightness, macro structure, surface roughness, oxide layer thickness and wear rate on aluminum anodizing result. Aluminum plate with 1.5 mm thick was cut with size of 50 x 30 mm. The plate was performed anodizing process with 2 amperes of current, 12 volt of voltage for 30 minutes. Dyeing was carried out using commercially available turmeric powder. The dyeing process used variations in concentration of 10, 20 and 30 gram per liter of water at temperature of 90-97 ° C for 30 minutes. The coloring results were tested for color brightness by image analysis software, macro structure test and oxide layer thickness using optical microscope and surface roughness test using roughness tester and wear test with Ogoshi method. Test results showed the effect of turmeric concentration variation concentration on color brightness, macro structure, surface roughness and wear rate. The highest color brightness (RGB) is obtained on a variation of turmeric concentration of 10 gram / liter. The surface macro structure showed the existence of homogeneous pores. The most uniform colored staining is obtained on the variation of turmeric concentration of 30 grams / liter. Whilst the highest surface roughness was found on aluminum which had been anodized with variation of turmeric concentration of 30 gram / liter with the value of 1,344 μm, its wear value presents the lowest of 2.07 x 10-10 mm2 / kg. The concentration variation of the dye solution did not affect the thickness of the resulting oxide layer.
UPAYA PENINGKATAN PENGUNJUNG WEBSITE YANG DIKELOLA KELOMPOK PEMUDA POGUNG KIDUL Krisdiyanto Krisdiyanto; Chusnul Azhar; Aris Widyo Nugroho; Rahmad Kuncoro Adi; Ahmad Restian Adi Nugroho
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2020: 11. Teknologi Informasi dalam Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (549.537 KB) | DOI: 10.18196/ppm.311.255

Abstract

Program kemitraan masyarakat mempunyai sasaran masyarakat yang berada di RW 049 Pogung Kidul Sinduadi Mlati Sleman Yogyakarta. Mitra yang terlibat merupakan kelompok pemuda dan pemudi RW 049 Pogung Kidul. Lokasi mitra pada program pengabdian masyarakat ini berdampingan langsung dengan sebuah kampus sehingga lokasi tersebut terdapat rumah atau kamar yang dikontrakan untuk dihuni oleh mahasiswa yang berasal dari luar daerah tersebut. Mitra mempunyai website yang digunakan sebagai sistem infomasi antara penduduk dengan mahasiswa yang tinggal di daerah tersebut. Website yang sudah dibuat oleh kelompok kelompok pemuda dan pemudi Pogung Kidul RW 049 dirasa masih belum bisa mengatasi masalah yang terjadi di daerah tersebut. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya mahasiswa baru yang masih mencari tempat singgah dengan cara bertanya dari rumah ke rumah. Website yang sudah ada di padukuhan tersebut masih perlu ditambah beberapa fasilitas sistem informasi yang lain. Peningkatan kualitas dengan cara cross-platform akan menambah pilihan pengguna dalam memilih aplikasi yang akan dipakai. Pelaksanaan pembauatan aplikasi croos-platform tersebut dimulai dengan tahap observasi masalah kemudian pembuatan aplikasi tersebut sehingga masalah yang ada di daerah mitra dapat teratasi. Peningkatan keberdayaan mitra sesuai permasalahan yang dihadapi berupa kemampuan mitra membuat dan mengelola aplikasi smartphone sehingga transfer informasi di daerah mitra antara penduduk dan mahasiswa yang singgah di daerah tersebut dapat berjalan lancar.
Pembuatan Produk Olahan Pasca Panen Cabai Merah Di Dusun Balong Donoharjo Ngaglik Aris Widyo Nugroho
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2019: 3. Pengembangan Usaha Mikro, kecildan Menengah (UMKM), Serta Ekonomi Kreatif
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.444 KB) | DOI: 10.18196/ppm.23.401

Abstract

Dusun Balong, sebagian persawahannya ditanami cabai merah diman hasil panen biasanya dijual dalambentuk segar tanpa ada pengelolaan terlebih dahulu. Keterbatasan pengetahuan dan keterampilanpengolahan pasca panen cabai membuat mereka terpaksa menjualnya dalam bentuk segar sehinggatergantung pada musimnya. Tujuan dilaksanakannya pelatihan kepada ibu-ibu PKK dusun Balong iniadalah (1) Agar ibu-ibu PKK memunyai pengetahuan dan keterampilan untuk memperpanjang masasimpan cabai merah (2) mampu memanfaatkan teknologi pengolahan cabai merah menjadi tepung cabaidan cabai kering serta mampu menjadikannya sebagai usaha dalam meningkatkan nilai tambah cabaimerah keriting, terutama disaat harga turun di pasaran. Metode yang digunakan dalam pelatihan initerdiri dari tiga metode (1) pemberian materi tentang pentingnya memperpanjang masa simpan tanamancabai dan pengetahuan tentang pembuatan bubuk dan cabai kering; (2) Pelatihan proses pembuatanbubuk dan cabai kering; (3) mengevaluasi produk bubuk dan cabai kering. Hasil pelatihan ini adalahpembuatan cabai merah dengan menggunakan metode sederhana yang mampu memproduksi bubuk dancabai yang bercitarasa kusus dan mampu memperpanjang masa simpan cabai sehinggga dapat menjadipeluang usaha yang menguntungkan saat harga cabai melambung tinggi.
PENINGKATAN KUALITAS TEMPE YANG DIPRODUKSI OLEH PONDOK PESANTREN ASY SYIFA’ Krisdiyanto Krisdiyanto; Aris Widyo Nugroho
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2021: 5. Produktivitas dan Daya Saing Industri Pangan
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (337.944 KB) | DOI: 10.18196/ppm.45.570

Abstract

Pondok Pesantren Asy-Syifa’ Muhammadiyah Bambanglipuro Bantul berada di bawah tanggung jawab Pengurus Daerah Muhammadiyah Kabupaten Bantul. Pondok tersebut merupakan mitra dari kegiatan pengabdian masyarakat yang fokus pada bidang peningkatan kualitas tempe yang diproduksi oleh mitra. Masalah masalah berupa proses fermentasi yang tidak sesuai dengan yang diharapkan sehingga tempe yang didistribusikan ke pelanggan tidak dalam kondisi terbaik. Masalah tersebut dapat diatasi dengan penyuluhan tentang proses fermentasi dan pelatihan pengemasan tempe karena proses fermentasi pada tempe sangat dipengaruhi oleh proses pengemasan. Penyuluhan tersebut mempunyai manfaat bagi mitra karena mitra dapat mempertimbangkan semua aspek yang berhubungan dengan proses fermentasi sehingga dapat memperkirakan setiap Langkah dalam produksi untuk mendapatkan kualitas fermentasi pada tempe yang bagus dan pelatihan pengemasan dapat membantu proses pengemasan pada tempe dapat lebih efisien. Hasil dari peroses pengabdian kepada masyarakat dengan mitra Pondok Pesantren Asy-Syifa yaitu kualitas tempe meningkat karena mitra paham teori yang terjadi pada proses fermentasi, proses produksi lebih cepat, dan produk lebih mudah dikenal masyarakat karena kemasan yang menarik dan informatif.
PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DAN SISWA SMK MUHAMMADIYAH MELALUI PEMBUATAN DAN PELATIHAN TRAINER ELEKTROPNEUMATIK Aris Widyo Nugroho; Bambang Riyanta; Fitroh Anugrah Kusuma Yudha; Tri Wahyono
Prosiding Seminar Nasional Program Pengabdian Masyarakat 2021: 2. Kreatifitas Pendidikan dan Pembelajaran di Sekolah dan Perguruan Tinggi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (736.359 KB) | DOI: 10.18196/ppm.42.737

Abstract

Pelatihan sistem elektropneumatik dilaksanakan untuk upaya peningkatan salah satu kompetensi guru dan siswa sekolah menengah kejuruan (SMK) di bidang kontrol elektropneumatik yang belum tersedia di sekolah tersebut. Program pelatihan dirancang dalam dua bentuk proses pembelajaran yaitu pembelajaran teori dan praktik. Teori disampaikan secara klasikal dengan materi yang telah disusun dan dapat diakses melalui aplikasi di Android. Sedangkan praktik dilakukan menggunakan modul trainer Elektropneumatik yang didisain dan difabrikasi oleh Tim. Pretest dan post test dilakukan untuk mengevaluasi hasil pelatihan. Peserta pelatihan terdiri dari beberapa siswa kelas 10 dan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah pelaksanaan pelatihan pengetahuan peserta baik guru dan siswa di bidang otomasi industri khususnya sistem elektropneumatik mengalami peningkatan, dimana perolehan nilai Guru (di kisaran 43,75-62,49 menjadi 62,5-81,24), lebih tingi dibanding siswa (dikisaran 25.00-43,74 menjadi 43,75-62,49). Di akhir pelatihan modul trainer diserahkan ke SMK Muhammadiyah 2 Borobudur untuk dimanfaatkan. Harapan kedepan melalui pelatihan ini, guru dan siswa dapat berlatih membuat dan merancang sistem elektropneumatik dalam teknik otomasi industri dengan menggunakan PLC sebagai pengganti Rellay yang digunakan saat ini.
Analisis pengaruh parameter proses terhadap kuat tarik produk 3D Printing dari bahan Polyvinyl Alcohol (PVA) Aris Widyo Nugroho; Dede Tohidin; Cahyo Budiyantoro
TURBO [Tulisan Riset Berbasis Online] Vol 9, No 2 (2020): Jurnal Turbo Desember 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/trb.v9i2.1172

Abstract

Polyvinylalcohol (PVA) is a polymer that is often used in 3D printing technology in the  health sector. However, most research addresses the behavior of products interacting with the body, and very rare information discus about the mechanical properties of 3DP products from PVA. This study aims to determine the effect of 3D printing process parameters on PVA materials using the Taguchi method. PVA filament with diameter of 1.75 mm was obtained from ESun Co. Specimen was designed with CAD according to ASTM D-638 Type IV and fabricated using Pursa-I3 3D Printer Machine. The orthogonal arrays L4 (22) experimental  design with two process parameters namely nozzle temperature and extrusion width and two levels for each parameter with tensile strength in response was carried out. The specimen was then measured by weight, dimensions, and time of production. After that the specimens were tested using the Zwick Roell Z020 engine. The data were then analyzed using S/N Ratio and ANOVA. The results showed that all the products meet the dimensions that have been set with the product weight that is not much different (0.03-0.1 gr). S/N Ratio and ANOVA analysis showed the same results that the extrusion width parameter had a greater effect than the temperature of the nozzle on the tensile strength response of the PVA product. The combination of optimal process parameter levels obtained, nozzle temperature of 180 ° C and extrusion width of 0.4 mm produces the highest tensile strength of PVA products (7,611 MPa).Keywords : 3D Printing, PVA, Taguchi, tensile strength.
PENGARUH DIAMETER STEEL BALL SHOT PEENING TERHADAP KEKASARAN PERMUKAAN, WETTABILITY DAN LAJU KOROSI PADA STAINLESS STEEL AISI 304 Sunardi Sunardi; Aris Widyo Nugroho; Achmad Zamhari Julianto
JMPM (Jurnal Material dan Proses Manufaktur) Vol 1, No 2 (2017): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jmpm.v1i2.4178

Abstract

Stainless steel (SS) 304 is material commonly used in biomedical applications, because this material is corrosion resistant, easyly obtained, relatively light, easyly formed and low price. However, its corrosion rate tend to be higher compared to the biomedical materials. Thus, it needs surface treatment to overcome its weakness. The purpose of this research is to determine the effect of shot peening on surface roughness, wettability and corrosion rate in Synthetic Body Fluid (SBF) of SS-304 material. The samples are circular shapes of 14 mm diameter and 4 mm thickness of SS-304 materials. The shot peening was conducted with nozzle distance of 100 mm, spraying pressure of 6 bar, spraying time of 10 minutes, and and shooting angle of 90º. Steel ball diameter being used are 0.4 mm, 0.6 mm, 0.7 mm, and the properties being characterized are surface rougness, wettability and corrosion resistance. The results shows that the shot peening can increase the surface roughness from 0.868 μm ± 0.056 μm for the raw material up to 2.248 μm ± 0.481 μm for shoot-peenned material using steel ball diameter of 0.7 mm. The corrosion resistance decreases from 55.83 ± 2.44 mpy for the raw material to 113.15 ± 7.51 mpy for the shoot-peenned material using steel ball diameter of 0.4 mm, and the increase surface hardness was found being 276 %, . In addition, wettability test indicates that sample surface after being shot peenned treatment to be hydrophilic.
Disain dan Pembuatan Alat Preheat Induksi pada Pengelasan Gesek Logam Dissimilar Reza Taufikur Rahman; Aris Widyo Nugroho; Totok Suwanda
JMPM (Jurnal Material dan Proses Manufaktur) Vol 3, No 2 (2019): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jmpm.3240

Abstract

Pengelasan gesek diketahui memiliki keunggulan mampu menyambung dua logam yang berbeda (dissimilar). Meskipun demikian, pengelasan ini masih mengalami kesulitan dalam proses penyambungan karena perbedaan titik lebur dari kedua logam yang disambung. Agar perbedaan suhu pada daerah yang bergesekan tidak terlalu besar, perlu dilakukan pemanasan awal /preheat pada logam dengan titik lebur yang lebih tinggi. Tulisan ini membahas disain dan pembuatan mesin preheat induksi pada las gesek logam dissimilar. Pemanas induksi yang digunakan adalah prinsip-prinsip arus eddy dengan frekuensi tinggi. Mesin preheat induksi ini terdiri atas komponen utama yaitu transformator, diode, transistor mosfet, kapasitor, kumparan kerja, induktor, dan resistor. Kumparan kerja terbuat dari pipa pejal tembaga berdiameter 5 mm, jumlah lilitan, n = 6 lilit dengan tinggi kumparan 35 mm dan diameter lilitan 40 mm. Setelah terangkai, dilakukan pengujian pada silinder pejal stainless steel berdiameter 14 mm dan panjang daerah pemanasan 30 mm. Pemanasan dilakukan sehingga silinder mencapai temperatur 600 °C. Termokopel tipe K digunakan untuk mengukur temperatur silinder. Hasil pengujian menunjukkan bahwa mesin memiliki spesifikasi berupa tegangan kerja rangkaian 20 Volt dan arus maksimal 44 ampere. Temperatur naik dengan cepat hingga 600 °C setelah 70 detik pertama kemudian naik sedikit dan stabil sampai dengan maksimum temperatur 683 °C dengan waktu pengujian sampai dengan 300 detik. Daya listrik berkisar antara 320-674 watt. Hasil ini menunjukkan bahwa mesin preheater telah berhasil dibuat dan berpotensi dapat digunakan sebagai preheater pada proses las gesek dissimilar. Friction welding is known to have the advantage of being able to connect two different metals (dissimilar). However, this welding is still experiencing difficulties in the joining process because of the different melting points of the two metals being joined. In order the temperatur difference in the rubbing area is not too large, it is necessary to do preheat the metal with a higher melting point. This paper discusses the design and manufacture of induction preheat machines in dissimilar metal friction welding. Induction heaters are applied using the principle of eddy current with high frequency. This induction preheat machine consists of main components namely transformer, diode, mosfet transistor, capacitor, working coil, inductor and resistor. The working coil was made of solid copper pipe with a diameter of 5 mm, number of turns, n = 6 turns with coil height of 35 mm and diameter of coil of 40 mm. After being assembled, testing was carried out on a solid stainless steel cylinder with a diameter of 14 mm and a length of 30 mm heating area. The heating process was conducted to achieve temperatur of the higher than 600 °C. A K type thermocouple was used to measure the temperatur. The test results showed that the machine had specifications as follows: a 20 Volt circuit working voltage, with a maximum current of 44 amperes. Temperatur rose rapidly up to 600 °C after the first 70 seconds then increased slightly and was stable up to a maximum temperatur of 683 °C during 300 seconds. Electrical power ranged from 320-674 watts. These results indicated that the preheater machine was successfully fabricated and was potentially be used as a preheater equipment in the dissimilar friction welding process.