Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search

Menyatukan Perbedaan Melalui Seni Budaya Sunda Santi Susanti; Iwan Koswara
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 10, No 2 (2017): (Accredited Sinta 3)
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v10i2.2739

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengungkapkan pengalaman individu-individu Tionghoa menerapkan budaya Sunda dalam kehidupan sehari-hari. Meski terlahir sebagai keturunan Tionghoa, individu-individu tersebut merasa menjadi bagian dari masyarakat Sunda dengan menerapkan budaya Sunda dalam beragam bentuknya, salah satunya melalui kesenian. Metode penelitian kualitatif digunakan dalam proses pengumpulan, pengolahan, dan penyampaian data yang diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan penelaahan dokumentasi dari berita di media cetak maupun online. Hasil penelitian menunjukkan, seni budaya Sunda tidak hanya sebagai media pembauran pribadi informan dengan seniman Sunda, juga sebagai media pembauran antara etnis Tionghoa dengan suku Sunda melalui perantaraan individu informan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa keberakaran dan lokalitas merupakan landasan seseorang dikatakan sebagai pemilik budaya. Pengakuan dan penerapan nilai-nilai kasundaan dalam kehidupan sehari-hari merupakan bentuk nyata kontribusi individu Tionghoa informan penelitian bagi keberlangsungan budaya Sunda.
Fenomena Pemasaran Politik Suwandi Sumartias; Santi Susanti
Jurnal Agregasi : Aksi Reformasi Government dalam Demokrasi Vol 5 No 2 (2017)
Publisher : Prodi Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Komputer Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.132 KB) | DOI: 10.34010/agregasi.v5i2.446

Abstract

Era reformasi dan globalisasi telah mendorong perubahan massif dalam pemahaman dan praktik politik masyarakat Indonesia. Praktik politik berada dalam ranah komersialisasi luar biasa, kegiatan pemasaran, kampanye dan iklan politik dalam berbagai media (massa, nirmassa dan media online). Situasi ini diperkuat oleh para opinion leader, organisasi politik, ekonomi, sosial budaya dan keagamaan yang turut menjadi agen dan aktor politik yang sangat berpengaruh dan menempatkan politik menjadi panglima. Media massa dan media sosial memiliki kekuatan besar sebagai pembentuk opini, fungsi pendidikan politik dan perubahan, selain menghibur dan informasi secara netral, fair, profesional dan bertanggung jawab, alih-alih terjebak kepentingan bisnis politik para kandidat dan parsial. Sementara kualitas SDM politisi dan pengetahuan serta kesadaran warga tentang politik masih jauh dari profesional, bahkan menjadi antiklimaks, di mana maraknya pelanggaran etika, hukum dan moral (KKN, konflik sosial, money politics, dan lainnya) dalam relasi politik politisi/birokrat dengan warga semakin transparan keberadaannya sehingga politik tak lagi dipahami sebagai ilmu yang mampu memberi solusi yang nyaman, damai dan menyejahterakan, namun hanyalah retorika (lip service) yang semakin meneguhkan reputasi dan citra buruk politisi dan birokrat. Akibatnya, pemilu hanyalah rangkaian seremonial/pesta demokrasi dengan berbagai tindak politik penuh rekayasa, intrik yang penuh dengan pelanggaran hukum, sosial dan moral.
Pelatihan Daring Aplikasi Media Sosial dalam Pemasaran Produk Kerajinan Bambu di Selaawi, Garut, Jawa Barat Santi Susanti; Rachmaniar Rachmaniar; Iwan Koswara
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 5 No 4 (2020)
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/002.202054.666

Abstract

ONLINE TRAINING OF SOCIAL MEDIA APPLICATION FOR MARKETING BAMBOO CRAFT PRODUCT IN SELAAWI, GARUT, WEST JAVA. The distribution of goods and services needs marketing to reach the potential customers. The development of internet technology expand the marketing of goods and services from traditional to online market. The bamboo artisans of Selaawi Subdistrict, Garut Regency, realized that it was necessary to market their products online to increase the market share of their craft products, which are currently distributed offline. The Community Service (PPM) Team of Fikom Unpad conducted "Online Training on Social Media Applications for Marketing Bamboo Craft Products in Selaawi, Garut Regency" for creative bamboo economic people in Selaawi Subdistrict, who have not used social media or not optimally used social media as a marketing and promotion channels for bamboo handicraft products. This PPM aims to elevate bamboo artisan’s knowledge in using social media to support the marketing and distribution of bamboo handicraft products directly to customers and sales agents. The social media skills is expected to invite buyers, and increase bamboo artisan’s income. PPM activity presented speakers who owned Amygdala Bamboo, the Head of Selaawi subdistrict, the coordinator of bamboo craft artisans in Selaawi, and PPM Team of Fikom Unpad. This PPM activity was conducted online through Zoom Cloud Meetings, which was attended by bamboo crafts artisans and other participants.
Peluang dan Tantangan Bisnis Kriya saat Pandemi Covid-19 Santi Susanti
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 6 No 2 (2021)
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/002.202162.778

Abstract

OPPORTUNITIES AND CHALLENGES OF CRAFT BUSINESS DURING THE COVID-19 PANDEMIC. The creative economy is one sector affected by the Covid-19 pandemic. Production and distribution of products remained disrupted, because of cancellations or delays in delivery of orders. The purchasing power of the people has also decreased so that sales of MSME products have decreased, and producers have lowered the selling price of the products. To survive during a pandemic, creative economy players apply strategies in the production and marketing of their products. On this basis, this Community Service activity held under the title “Opportunities and Challenges of Craft Business During the Covid-19 Pandemic”. This activity aims to increase the understanding and awareness of PPM participants regarding the challenges and opportunities in doing craft business during the Covid-19 pandemic. The PPM held on Friday, 29 January 2021, at 1 PM-finished, through the Zoom Meetings application and presenting speakers Anthony Sutrisno (jewelry designer and owner of Bumi Putih Spiritual Jewelry), Ani Wari’ah, and Iwan Ramdani, owners of Rineka Karya Art, and Rachmaniar, Lecturer in Communication Studies Program, Faculty of Communication Sciences, University of Padjadjaran. The PPM results show that to survive the Covid-19 pandemic, a creative economy artist must innovate the products they produce, and strengthen product quality so that buyers will remember them. Also, they can take advantage of social media in marketing their products so that they are widely recognized by the public. The conclusion of this PPM creativity to produce works that have a strong and innovative character is a strong asset for artists and artisans to maintain their business during the Covid-19 pandemic.
Strategi Promosi Film Love for Sale 2 Santi Susanti; Jalu Wisesa
Communication Vol 11, No 2 (2020): Communication
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi - Universitas Budi Luhur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36080/comm.v11i2.1175

Abstract

Kesuksesan film Love for Sale yang meraih prestasi di berbagai ajang penghargaan film di Indonesia, mendorong Visinema Pictures untuk menggarap sekuelnya, Love for Sale 2, yang dirilis 2019 dan masih disutradarai oleh Andibachtiar Yusuf. Menjadikan Love for Sale 2 sukses seperti film pertamanya, bukan hal yang mudah. Oleh karena itu, untuk mendorong kesuksesan film Love for Sale 2, maka Visinema menerapkan strategi promosi tertentu dalam distribusi film yang pemeran utamanya adalah Della Dartyan dan Adipati Dolken Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses strategi promosi film Love for Sale 2. Penelitian dilakukan di Visinema Jakarta, dengan metode penelitian kualitatif deskriptif. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara mendalam kepada narasumber yang dipilih, studi dokumentasi dan observasi. Hasil penelitian mengungkapkan strategi promosi film Love for Sale 2 dilakukan berdasarkan konsep AIDA (Awareness, Interest, Desire, dan Action), menggunakan konten klip film, dokumentasi, ajakan dan testimoni. Adapun medium yang digunakan adalah media sosial dan pihak kerjasama. Kesimpulan dari penelitian ini, konsep AIDA digunakan dalam promosi film Love for Sale 2, untuk memastikan bahwa pasar dapat mengerti dan paham mengenai film Love for Sale 2. Proses segmentasi merupakan salah satu tahapan paling krusial dalam proses promosi film Love for Sale 2.
MEMBANGUN CITRA SELAAWI GARUT SEBAGAI KOTA BAMBU Santi Susanti; Rachmaniar Rachmaniar
MITZAL (Demokrasi, Komunikasi dan Budaya) : Jurnal Ilmu Pemerintahan dan Ilmu Komunikasi Vol 7, No 1 (2022): MITZAL, Volume 7, Nomor 1, Mei 2022
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Al Asyariah Mandar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35329/mitzal.v7i1.2827

Abstract

This study aims to reveals the efforts of the Government of Garut Regency and Selaawi District in building the image of Selaawi as a Bamboo City. Many bamboo natural resources and skilled human resources in processing bamboo into various crafts with various functions are a great support for achieving Selaawi's dream of becoming a Bamboo City. This study uses a qualitative method with a case study approach. Data  were collected through interviews, observations, and document studies related to efforts to form the image of Selaawi as the City of Bamboo or Dayeuh Awi. The study indicates that building the image of Selaawi as a Bamboo City is a collective effort that requires a long process and the role of many parties to make it happen. Conducting the concept Pentahelix, the government of Garut Regency, especially Selaawi District, works closely with academia, business community, government and media. As a reinforcing force, the Selaawi sub-district government strengthens emotional and community bonds with its citizens to unite to improve their welfare. The Selaawi bamboo craft center building or Selaawi Bamboo Creative Center was built, and the Selaawi Bamboo Festival was held as a medium for promoting bamboo tourism and its own tourist attraction. The image as a Bamboo City is expected to develop the creative economy and tourism of the Selaawi community and become a role model in sustainable bamboo processing and management.
Diskursus Video Masker Ganda untuk Pencegahan COVID-19 di Channel Youtube CNN Indonesia Rachmaniar Rachmaniar; Santi Susanti
PARAHITA : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 1 (2021): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Indonesian Scientific Journal (Jurnal Ilmiah Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (308.301 KB) | DOI: 10.25008/parahita.v2i1.56

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis budaya virtual dari Video Masker Ganda untuk mencegah COVID-19 di Channel  YouTube CNN Indonesia dilihat dari komentar netizen terkait dengan video tersebut. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif melalui pendekatan etnografi virtual untuk menganalisis keberadaan Video Masker Ganda untuk Cegah COVID-19 di Channel YouTube CNN Indonesia. Objek penelitian ini adalah Video Masker Ganda untuk Cegah COVID-19 di Channel YouTube CNN Indonesia. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipatif dan studi literatur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya virtual yang terbentuk atas komentar netizen terkait Video Masker Ganda untuk mencegah COVID-19 di Channel YouTube CNN Indonesia adalah: (1) netizen memprotes isi video; (2) netizen mengkritik tata cara penggunaan masker rangkap yang ada dalam video; (3) netizen menyetujui isi video; (4) netizen memberikan komentar lucu atas isi video; dan (5) tidak ada netizen yang memberi komentar apresiasi terkait video yang di-upload tersebut.
Strategi Komunikasi Pemasaran Pelaku Usaha Bordir di Tasikmalaya saat Pandemi COVID-19 Santi Susanti; Rachmaniar Rachmaniar
PARAHITA : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol 2, No 1 (2021): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Indonesian Scientific Journal (Jurnal Ilmiah Indonesia)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (305.943 KB) | DOI: 10.25008/parahita.v2i1.55

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan upaya pelaku usaha bordir Tasikmalaya dalam beradaptasi dengan situasi pandemi COVID-19 saat ini, baik dalam menghasilkan produk maupun komunikasi pemasaran yang dilakukan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam, observasi, studi pustaka, serta studi dokumen yang relevan dengan topik penelitian. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data interaktif dari Miles dan Huberman. Informan penelitian ini adalah para pelaku usaha bordir manual di Kota Tasikmalaya yang berinovasi dalam menghadapi situasi pandemi. Hasil penelitian menunjukkan, para pelaku usaha bordir Tasikmalaya berinovasi untuk memertahankan usahanya dengan membuat masker bordir. Setiap pelaku usaha membuat masker bordir yang disesuaikan dengan pangsa pasar sehingga bentuk masker bordir yang dihasilkan beragam, baik bentuk, bahan, maupun harganya. Masker bordir yang dibuat, selain menghasilkan income bagi pelaku usaha bordir, juga menjadi salah satu sumber penghasilan bagi para reseller. Para pelaku usaha bordir memanfaatkan media sosial dalam memasarkan produknya. Instagram dan Facebook digunakan sebagai media komunikasi dalam memasarkan produk masker bordir, sementara Whatsapp menjadi media yang menjembatan komunikasi pelaku usaha dan pembeli.
PENGALAMAN BERLITERASI PENULIS DI KOTA BANDUNG DALAM PEMERTAHANAN BUDAYA LOKAL SUNDA Santi Susanti; Kokom Komariah
JURNAL SIGNAL Vol 8, No 1 (2020): JURNAL SIGNAL
Publisher : Universitas Swadaya Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.315 KB) | DOI: 10.33603/signal.v8i1.3029

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pengalaman berliterasi penulis di Kota Bandung dalam menjalani perannya sebagai penulis Sunda.Pokok bahasan yang digali meliputi aspek pendorong menjadi penulis Sunda, pilihan jenis dan tema tulisan untuk menyampaikan perasaan dan pikiran penulis, serta aspek harapan dalam menjalani peran sebagai penulis Sunda.Metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi digunakan untuk menguraikan pengalaman pada penulis Sunda dalam berliterasi. Wawancara mendalam dan penelusuran literatur digunakan untuk memperoleh data dari 8 penulis yang menjadi informan penelitian ini. Hasil studi menunjukkan, lingkungan dan kebiasaan membaca menjadi faktor utama yang mendorong penulis untuk menulis dalam bahasa Sunda. Tulisan fiksi dan nonfiksi menjadi pilihan penulis untuk menyampaikan pikiran dan perasannya melalui tulisan. Masalah sosial, sejarah klasik Sunda, kearifan lokal, humor, dan peristiwa aktual menjadi pilihan tema dalam tulisan para informan. Adapun yang menjadi aspek harapan sebagai penulis Sunda adalah memelihara keberlangsungan bahasa Sunda, serta berharap dapat membawa budaya Sunda ke peradaban global. Kata kunci: Literasi, Budaya Sunda, Penulis Sunda, Pelestarian Budaya ABSTRACTThis research aims to describe the author's experience in doing literacy as a Sundanese writer in Bandung City. The subject explored includes the driving aspects of being a Sundanese writer, choice of types and themes of writing, as well as aspects of hope in carrying out the role as a Sundanese writer. The qualitative method with a phenomenological approach is used to describe the experience of Sundanese writers in literacy. In-depth interviews and literature were used to obtain data from 8 writers who became informants of this study. The result shows that environment and reading habits are the main factors that encourage writers to write in the Sundanese language. Fiction and nonfiction literature contents are used to convey a writer’s thoughts and feelings through writing. Social problems, Sundanese classical history, local wisdom, humor, and actual events are the themes in the informants' writings. The aspect of hope as a Sundanese writer is to maintain the continuity of Sundanese language, and hope to bring Sundanese culture to global civilization.Keywords: Literacy, Sundanese Culture, Sundanese Writers, Cultural Preservation
LITERASI BUDAYA SUNDA PADA INDIVIDU TIONGHOA DI SUMEDANG Santi Susanti; Suwandi Sumartias
JURNAL SIGNAL Vol 7, No 2 (2019): JURNAL SIGNAL
Publisher : Universitas Swadaya Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (184.489 KB) | DOI: 10.33603/signal.v7i2.2413

Abstract

 Abstract This study aims to describe a dance artist, Memey Maria, in preserving and inherit Sumedang classical dance to the younger generation and explore cultural literacy process she went through in loving the Sumedang classical dance. Occupied descriptive qualitative methods with a phenomenological approach, the process of collecting data is done through interviews, direct observation, and document review. The results showed that Memey's efforts to maintain the classical dance of Sumedang were based on her love for Sundanese culture since she was a kid. Memey interacts and communicates with Sundanese around her every day. She learned Sumedang classical dance from the maestro, Raden Ono Lesmana Kartadikusumah. The regeneration process is done by teaching the dance to students at Universitas Sebelas April (Unsap), Sumedang. Although there were fewer participants, Memey still exited in teaching the dance to female students. The conclusion of this study shows that communication plays an important role in the process of culture learning. Internalization will be formed inside the individual if the cultural learning process continuously takes place. Keywords: Sumedang classical dance, learning culture, regeneration, Chinese. Abstrak Penelitian ini bertujuan mengungkapkan upaya Memey dalam memertahankan dan mewariskan tarian klasik Sumedang kepada generasi muda serta menggali proses literasi budaya yang Memey jalani sehingga mencintai tarian klasik Sumedang. Melalui metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi, proses pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, pengamatan langsung serta penelaahan dokumen. Hasil penelitian menunjukkan, upaya Memey memertahankan tarian klasik Sumedang agar tetap hidup didasari oleh rasa cintanya akan budaya Sunda yang melingkupinya sejak ia kecil. Dalam kehidupan sehari-hari, Memey berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang Sunda di sekelilingnya. Ia pun belajar langsung tarian klasik Sumedang dan maestronya, yakni Raden Ono Lesmana Kartadikusumah. Proses regenerasi dilakukan dengan mengajarkan tarian tersebut kepada mahasiswi di Universitas Sebelas April (Unsap), Sumedang. Meski yang ikut tidak banyak, tapi Memey tetap semangat untuk mengajarkan tarian tersebut kepada pada mahasiswi. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan, komunikasi berperan penting dalam proses belajar budaya. Internalisasi baru akan terbentuk dalam pribadi individu, jika proses pembelajaran budaya berlangsung secara berkesinambungan. Kata kunci: Tarian klasik Sumedang, belajar budaya, regenerasi, Tionghoa.