Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Strategi komunikasi Aliansi Perempuan Disabilitas dan Lansia (APDL) Jawa Barat Agus Setiaman; Agung Setiawan; Iwan Koswara
Manajemen Komunikasi Vol 5, No 1 (2020): Accredited by Republic Indonesia Ministry of Research, Technology, and Higher Ed
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jmk.v5i1.29774

Abstract

Perempuan adalah salah satu komponen pembangunan yang selama ini masih dianggap belum memberikan kontribusi optimal dalam proses pembangunan yang selama ini dilaksanakan terutama dalam konteks pembangunan secara fisik. Padahal di sisi lain, komposisi kaum perempuan berdasarkan jumlah di Indonesia menunjukkan jumlah yang besar bahkan lebih banyak daripada kaum laki-laki. Pembangunan menuntut peran serta masyarakat dari semua kalangan dan tidak terkecuali kaum perempuan dan para penyandang disabilitas. Peran serta mensyarakatkan tumbuh kembangnya pemberdayaan karena kata kunci dalam peran serta adalah masyarakat dapat berdaya, berupaya dan berperan serta dalam seluruh aktivitas pembangunan yang dilaksanakan utamanya pembangunan sumberdaya manusia. Sehubungan dengan hal tersebut maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi komunikasi yang diterapkan dalam proses pemberdayaan perempuan penyandang disabilitas di Lembaga Aliansi Perempuan Disabilitas dan Lansia (APDL) Jawa Barat. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi komunikasi yang dilakukan di APDL Jabar melalui kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Strategi komunikasi dilakukan untuk memudahkan advokasi dan memudahkan komunikasi saat melakukan koordinasi. Saran penelitian ini antara lain, APDL Jabar dapat menerapkan strategi komunikasi pemberdayaan kelompok serta evaluasi yang dilakukan secara tatap muka, tidak hanya melalui aplikasi WhatssApp untuk menghindari salah persepsi komunikasi.
KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA DALAM PERSPEKTIF ANTROPOLOGI Khoiruddin Muchtar; Iwan Koswara; Agus Setiaman
Manajemen Komunikasi Vol 1, No 1 (2016): Jurnal Manajemen Komunikasi Vol. 1 No.1 Otober 2016
Publisher : Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.375 KB) | DOI: 10.24198/jmk.v1i1.10064

Abstract

  Kunci komunikasi yang efektif antar budaya adalah pengetahuan. Hal utama yaitu penting bahwa orang-orang memahami permasalahan yang potensial dari komunikasi antar budaya, dan membuat suatu usaha yang sungguh-sungguh untuk mengatasi permasalahan ini. Dan yang kedua adalah penting untuk berasumsi bahwa sebuah usaha tidak akan selalu sukses, dan melakukan penyesuaian terhadap usaha tersebut dengan perilaku yang sewajarnya.Sebagai contoh, seseorang perlu selalu berasumsi bahwa ada kemungkinan penting mengenai perbedaan budaya akan menyebabkan permasalahan komunikasi, akan wajar dan layak dimaklumi, dan bukannya menjadi agresif dan bermusuhan, jika permasalahan berkembang. Sering kesalahan menafsir adalah sumber masalah. Maka dalam mengatasi konflik yang sedang memanas adalah untuk berhenti, mendengarkan, dan berpikir. Ini juga membantu dalam komunikasi lintas budaya.Mendengarkan secara aktif kadang dapat digunakan untuk memeriksa out–by berulang yang didengar, seseorang dapat mengkonfirmasikan bahwa seseorang memahami komunikasi tersebut dengan teliti. Jika kata-kata digunakan berbeda antar bahasa atau kelompok budaya mendengarkan aktif dapat mengabaikan kesalahpahaman Para perantara yang terbiasa dengan kultur keduanya dapat menolong situasi komunikasi antar budaya. Mereka dapat menterjemahkan kedua unsur dan cara dari apa yang dikatakan.Sebagai contoh, mereka dapat berbicara lebih pelan pada statemen kuat yang akan dipertimbangkan sesuai kultur yang satu tetapi tidak pada kultur yang lain, sebelum mereka diberikan kepada orang-orang dari kultur yang tidak berbicara bersama-sama dalam suatu cara yang kuat. Mereka dapat juga melakukan penyesuaian pemilihan waktu mengenai apa yang dikatakan dan yang dilaksanakan.Namun kadang-kadang para perantara dapat membuat komunikasi menjadi lebih sulit lagi. Jika perantara memiliki kultur atau kebangsaan yang sama dengan salah satu dari pembantah, tetapi yang lain tidak, ini akan memberikan penampilan yang menyimpang, bahkan ketika tidak ada yang ada. Bahkan ketika penyimpangan tidak diharapkan, adalah umum bagi perantara untuk lebih yang mendukung atau lebih memahamkan orang yang dari kulturnya, karena dia memahami orang tersebut dengan lebih baik. Namun ketika penengah dari sepertiga kelompok budaya, potensi untuk kesalah pahaman antar budaya meningkat lebih lanjut. Dalam hal ini sangat sesuai jika mulai bekerja ekstra tentang proses dan cara menyelesaikan diskusi, seperti waktu ekstra untuk menetapkan dan mengkonfirmasi ulang pemahaman pada tiap-tiap langkah dalam dialog atau proses negosiasi.
PENGEMBANGAN SEKTOR EKONOMI KREATIF MELALUI STRATEGI BRANDING BANDUNG CREATIVE CITY FORUM (BCCF) DALAM MENGHADAPI TANTANGAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Iwan Koswara; Firman Alamsyah Taufik Robbi
Dialektika Vol 4 No 1 (2017): Vol.4 No.1 (2017) Maret
Publisher : Prodi Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Langlangbuana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bandung included in the creative world city network UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) or the UNESCO Creative Cities Network (UCCN) along with 47 other cities from 33 countries. This achievement is inseparable from the role of Bandung Creative City Forum (BCCF) as a cross-community forums and creative organization declared and established by a variety of creative community in the city. Bandung Creative City Forum (BCCF) or the Society for Creative Communities Bandung is a cross-community forums and creative organization declared and established by a variety of creative community in the city on December 21, 2008. In support of the development of the creative sector, BCCF form a networking media named CEN (creative entrepreneur Network) which is one of the branding strategy in marketing creative products produced by creative entrepreneurs Bandung. The CEN existence was to accommodate the various types of creative entrepreneurial community located in the city of Bandung. CEN where the latter can become a center of creative networking among economic operators, to provide events to network, build skills and knowledge for local entrepreneurs through workshops, seminars, business clinics, and so on. Branding strategy run by BCCF is Brand Recognition, Brand Preference, Brand insistence, and Lovely Brand / Brand Satisfy able to stimulate the stakeholders both inside and outside the country to participate and make Bandung as a creative city, where it can really help entrepreneurs Bandung to continue to hone their creativity in creating a variety of products that can compete in the global market. Therefore, BCCF role in developing the community spirit of Bandung to continue participating in the scope of the creative economy becomes necessary to remember that the map of global economic competition, especially in ASEAN more competitive thanks to the program of the ASEAN Economic Community (AEC).
KOMUNIKASI PEMASARAN KERAJINAN BAMBU DI SELAAWI, KABUPATEN GARUT, JAWA BARAT Santi Susanti; Iwan Koswara; Rachmaniar Rachmaniar
JURNAL LENSA MUTIARA KOMUNIKASI Vol 4 No 2 (2020): Jurnal Lensa Mutiara Komunikasi
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap perilaku komunikasi pengrajin dalam memasarkan produk kerajinan bambu Selaawi Kabupaten Garut. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan studi kasus, bertujuan untuk menggali dan mendeskripsikan perilaku komunikasi pengrajin dalam pemasaran kerajinan bambu. Data primer diperoleh melalui wawancara dengan lima pengrajin bambu di Selaawi. Data sekunder yang digunakan adalah observasi, studi dokumen komoditas bambu, foto, dan dokumen lain yang terkait dengan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengrajin menerapkan komunikasi pemasaran ke dalam teknik online dan offline. Ini berjalan secara online melalui ponsel, WhatsApp, dan Facebook, sedangkan upaya offline dilakukan melalui pameran atau tatap muka dengan calon pembeli yang datang ke Selaawi. WhatsApp menjadi pilihan utama dalam komunikasi karena relatif lebih mudah dan efisien untuk dilakukan. Dari para pemangku kepentingan, pemerintah daerah mendukung komunikasi pemasaran Selaawi sebagai sentra kerajinan bambu dengan mengadakan berbagai acara, mengenalkannya melalui media sosial, dan berencana membuat sentra kerajinan yang nantinya akan dikaitkan dengan dunia pariwisata. Kesimpulannya, sinergi antara pengrajin dan pembuat kebijakan lokal diperlukan untuk mendukung komunikasi pemasaran kerajinan bambu di Selaawi, Kabupaten Garut agar lebih dikenal.
Komunikasi Pemasaran Pengrajin Bambu Kreatif di Tasikmalaya Santi Susanti; Rachmaniar Rachmaniar; Iwan Koswara
JURNAL LENSA MUTIARA KOMUNIKASI Vol 5 No 2 (2021): Jurnal Lensa Mutiara Komunikasi
Publisher : UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51544/jlmk.v5i2.2284

Abstract

Tasikmalaya known as the centers of bamboo handicraft industry in West Java. It produces various products, from daily household equipment in the form of rough woven with low prices to creative bamboo products with high prices for the upper middle market. Products are distributed for domestic needs and demand of foreign buyers. This study reveals the marketing communication behavior of creative bamboo entrepreneurs in Tasikmalaya in developing a creative bamboo craft business. A qualitative method with a case study approach was used to obtain information about the behavior of bamboo handicraft entrepreneurs in Tasikmalaya in marketing their products. Data were collected through in-depth interviews with creative bamboo entrepreneurs who still actively running their businesses and willing to provide information about the businesses they are running. Data were also collected through non-participatory observations at the location and conducted a literature review and documents related to the research. Data analysis, data checking and validity of the data were conducted through Miles and Huberman's interactive data analysis concept. The results showed that the communication behavior conducted by creative bamboo entrepreneurs consisted of internal communication behavior and external communication behavior. Internal communication behavior is conducted on workers with the principle of kinship. Humanist approach is used to maintain production stability.The form of external communication behavior is tailored to whom they're being faced. Face-to-face communication and mediated communication are used in marketing bamboo handicraft products.
RURAL TOURISM DEVELOPMENT AS A ONE VILLAGE ONE PRODUCT (OVOP) APPROACH IN WEST BANDUNG REGENCY Iwan Koswara; Ilham Gemiharto; Dedi Rumawan Erlandia
Sosiohumaniora Vol 22, No 3 (2020): SOSIOHUMANIORA, NOVEMBER 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v22i3.29343

Abstract

West Bandung Regency is a part of West Java Province, which has many rural areas that can be developed as tourism places. One that can and starts to run is through One Village One Product (OVOP). This study aims to see how rural tourism develops with the One Village One Product (OVOP) Approach in West Bandung Regency. The research approach uses a qualitative approach to explain phenomena, data collection with a library research approach, and a field consisting of in-depth interviews, observation, and Focus Group Discussion (FGD). The data analysis technique used in this study is an interactive model that classifies data analysis in three steps, namely data reduction, data presentation, and concluding. The results of this study indicate that the KBB government began the development of tourism marketing through the OVOP program approach in Kampung Pasirangsana, Tourism Village, Renda, District of Cikalongkulon. The development of Tourism Villages in KBB through the OVOP program approach is a pioneering effort that still requires a timeless process to be able to produce the expected results. Several factors hinder the development of tourism village marketing through the OVOP approach, namely limited human resources and budget. Collaboration and consistency are needed for all parties to be able to realize the goal of developing tourist villages in the West Bandung Regency.
Da'wah Organization Development Strategy Through Organizational Culture Iwan Koswara
Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies Vol 14, No 1 (2020): Ilmu Dakwah: Academic Journal for Homiletic Studies
Publisher : Faculty of Da'wah and Communication, UIN Sunan Gunung Djati, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/idajhs.v14i1.8830

Abstract

This study seeks to examine and analyze how the development of the Muhamadiyah Islamic organization, through the Organizational Culture that takes place in it. The study was conducted using a qualitative approach that took the locus of Muhammadiyah organization. The data was obtained through observation and study of literature from books, journals and sites that are relevant to the research topic.. The results showed that organizational Culture for members of the Muhammadiyah organization was an important matter of how they adapted themselves to the organization's environment engaged in the religious field and built their integrity and commitment to the organization. Organizational Culture is a reflection of the existence of the organization itself. What is reflected in organizational Culture is the beliefs, values, norms, to the behavior of the members of the organization that is concerned. Research has an impact on the development of theory and the development of Islamic da'wah organizations in a practical way in the life of public and nationality.Penelitian ini mengkaji dan menganalisis tentang strategi pengembangan organisasi Islam Muhamadiyah melalui Budaya Organisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus, teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara,  dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Budaya organisasi  bagi anggota organisasi Muhammadiyah merupakan hal penting dalam mengadaptasikan diri terhadap lingkungan organisasi yang bergerak dalam bidang keagamaan serta membangun integritas dan komitmen diri terhadap organisasi. Budaya organisasi merupakan refleksi dari keberadaan organisasi yang berkaitan dengan keyakinan, nilai, norma, hingga perilaku para anggota organisasi yang bersangkutan. Penelitian berdampak pada pengembangan teori dan pembangunan organisasi dakwah Islam secar praktis dalam kehidupan keummatan dan kebangsaan.
Menyatukan Perbedaan Melalui Seni Budaya Sunda Santi Susanti; Iwan Koswara
MediaTor (Jurnal Komunikasi) Vol 10, No 2 (2017): (Accredited Sinta 3)
Publisher : Pusat Penerbitan Universitas (P2U) LPPM Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/mediator.v10i2.2739

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengungkapkan pengalaman individu-individu Tionghoa menerapkan budaya Sunda dalam kehidupan sehari-hari. Meski terlahir sebagai keturunan Tionghoa, individu-individu tersebut merasa menjadi bagian dari masyarakat Sunda dengan menerapkan budaya Sunda dalam beragam bentuknya, salah satunya melalui kesenian. Metode penelitian kualitatif digunakan dalam proses pengumpulan, pengolahan, dan penyampaian data yang diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan penelaahan dokumentasi dari berita di media cetak maupun online. Hasil penelitian menunjukkan, seni budaya Sunda tidak hanya sebagai media pembauran pribadi informan dengan seniman Sunda, juga sebagai media pembauran antara etnis Tionghoa dengan suku Sunda melalui perantaraan individu informan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa keberakaran dan lokalitas merupakan landasan seseorang dikatakan sebagai pemilik budaya. Pengakuan dan penerapan nilai-nilai kasundaan dalam kehidupan sehari-hari merupakan bentuk nyata kontribusi individu Tionghoa informan penelitian bagi keberlangsungan budaya Sunda.
Revitalisasi Industri Pariwisata Melalui Komunikasi Pemasaran Terpadu Berbasis Online Di Kota Bandung Iwan Koswara
J-IKA : Jurnal Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas BSI Bandung Vol 4, No 2 (2017): JURNAL J-IKA
Publisher : Lembaga Penelitian & Pengabdian Masyarakat Universitas Bina Sarana Informatika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31294/kom.v4i2.2482

Abstract

ABSTRAKIndonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam dan budaya yang besar yang memberikan modal besar bagi  sektor pariwisata. Pariwisata sendiri merupakan salah satu sektor yang menjadi motor penggerak dalam pertumbuhan ekonomi negara. Dengan potensi wisata alam dan budaya yang begitu besar, pariwisata Indonesia menjadi salah satu penyumbang devisa yang besar bagi perekonomian Indonesia. Pariwisata merupakan sektor yang prospektif dengan kenaikan realisasi investasi relatif cukup besar. Kenaikan ini didukung dengan rencana pemerintah merevisi Perpres 39 tahun 2014 mengenai bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka untuk penanaman modal (Bkpm. 2017). Bandung sebagai salah satu kota kreatif menyimpan banyak destinasi wisata yang dapat memikat ribuan bahkan jutaan wisatawan untuk mengunjunginya. Akan tetapi, keunikan atau unique selling point (USP) pariwisata Bandung dinilai belum dapat terekspose atau dikenal dengan baik. Oleh karenanya, revitalisasi industri pariwisata  melalui pendekatan komunikasi pemasaran terpadu (integrated marketing communication) berbasis online penting untuk dilakukan, hal ini dikarenakan  IMC dapat membentuk identitas merk yang kuat di pasar dengan mengikat bersama dan memperkuat semua citra dan pesan komunikasi yang disampaikan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif; yaitu proses penyelidikan untuk memahami masalah sosial/manusia, berdasarkan penggambaran holistik atas permasalahan yang dihadapi. Hasil kajian menunjukkan bahwa peran komunikasi pemasaran terpadu (integrated marketing communication) berbasis online amat besar dalam upaya promosi  pariwisata Kota Bandung. Kata Kunci :  Industri Pariwisata, Komunikasi Pemasaran, Bandung.  ABSTRACTIndonesia is a country that has a wealth of natural resources and a great culture that provides large capital for the tourism sector. Tourism itself is one sector that becomes the driving force in the country's economic growth. With the potential of nature and culture so great, Indonesia tourism became one of the major foreign exchange contributors to the Indonesian economy. Tourism is a prospective sector with relatively large increase of investment realization. This increase is supported by the government's plan to revise Presidential Decree 39 of 2014 on closed business fields and open business fields for investment (Bkpm 2017). Bandung as one of the creative cities keep many tourist destinations that can lure thousands and even millions of tourists to visit it. However, the uniqueness or unique selling point (USP) of Bandung tourism is considered not to be exposed or well known. Therefore, the revitalization of the tourism industry through an integrated online marketing communications approach is important to do, this is because IMC can establish a strong brand identity in the market by binding together and strengthening all the images and communication messages delivered. This research uses qualitative descriptive research method; Namely the process of inquiry to understand the social / human problem, based on the holistic description of the problems encountered. The result of the study shows that the role of integrated marketing communication (integrated marketing communication) based online is very big in the effort of Bandung tourism promotion. Keywords: Tourism Industry, Marketing Communications, Bandung.
Pelatihan Daring Aplikasi Media Sosial dalam Pemasaran Produk Kerajinan Bambu di Selaawi, Garut, Jawa Barat Santi Susanti; Rachmaniar Rachmaniar; Iwan Koswara
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 5 No 4 (2020)
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/002.202054.666

Abstract

ONLINE TRAINING OF SOCIAL MEDIA APPLICATION FOR MARKETING BAMBOO CRAFT PRODUCT IN SELAAWI, GARUT, WEST JAVA. The distribution of goods and services needs marketing to reach the potential customers. The development of internet technology expand the marketing of goods and services from traditional to online market. The bamboo artisans of Selaawi Subdistrict, Garut Regency, realized that it was necessary to market their products online to increase the market share of their craft products, which are currently distributed offline. The Community Service (PPM) Team of Fikom Unpad conducted "Online Training on Social Media Applications for Marketing Bamboo Craft Products in Selaawi, Garut Regency" for creative bamboo economic people in Selaawi Subdistrict, who have not used social media or not optimally used social media as a marketing and promotion channels for bamboo handicraft products. This PPM aims to elevate bamboo artisan’s knowledge in using social media to support the marketing and distribution of bamboo handicraft products directly to customers and sales agents. The social media skills is expected to invite buyers, and increase bamboo artisan’s income. PPM activity presented speakers who owned Amygdala Bamboo, the Head of Selaawi subdistrict, the coordinator of bamboo craft artisans in Selaawi, and PPM Team of Fikom Unpad. This PPM activity was conducted online through Zoom Cloud Meetings, which was attended by bamboo crafts artisans and other participants.