Claim Missing Document
Check
Articles

Found 33 Documents
Search

ANALISIS FASIES RESERVOIR A FORMASI MENGGALA DI LAPANGAN BARUMUN TENGAH, CEKUNGAN SUMATRA TENGAH Natasia, Nanda; Syafri, Ildrem; Alfadli, Muhammad Kurniawan; Arfiansyah, Kurnia
Bulletin of Scientific Contribution Vol 15, No 2 (2017): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (774.137 KB) | DOI: 10.24198/bsc.v15i2.13387

Abstract

ABSTRAKLapangan Barumun Tengah adalah lapangan yang baru dikembangkan semenjak ditemukannya potensi hidrokarbon pada sumur eksplorasi BT-1 pada lapisan batupasir A dan B tahun 1984. Pengambilan data baru berupa sumur pengembangan dan seismik 3D dapat digunakan untuk melihat pola sebaran lateral dan geometri batupasir yang sesuai dengan model lingkungan pengendapan yang diajukan, sehingga diperlukan studi lebih lanjut untuk memahami tipe fasies, distribusi lateral, geometri dan kualitas reservoir pada reservoir batupasir A. Kelompok Sihapas berumur Awal Miosen menindih tidakselaras terhadap Formasi Pematang. Formasi ini mengandung batupasir dengan ukuran butir medium-coarse dan batulempung yang diendapkan pada delta plain- delta front. Ketebalan pada Formasi Lower Sihapas di sumur BT-1 adalah 130 kaki dan terdapat 4 batupasir individu berukuran 40kaki, 8kaki, 30kaki, dan 10kaki masing-masing. Sedangkan pada sumur BT-2 ketebalan Lower Sihapas 150kaki dengan 4 batupasir individu juga masing-masing 53kaki, 23kaki, 5kaki, 22kaki. Berdasarkan deskripsi litofasies, maka dapat diinterpretasikan asosiasi fasies yang terdapat pada sumur BT-3 terdiri dari dua asosiasi fasies (genetic unit). Kata kunci: Fasies,Formasi Menggala, Sumatera Tengah ABSTRACTBarumun Tengah is one of newly developed field since the discovery of hidrocarbon potential in BT-1 Well on Sand A and B in 1984. Newly well and seismic data taken was able to determinate the geometry and lateral distribution of the sand facies. But the new integrated study to understand the facies type is needed. The Early Miocene Sihapas group was deposited unconformitely the Older Pematang Group, Consist of medium to coarse sandstone and shale deposited in delta plain to delta front environment. Thickness of the sand in BT-1 sand is aproximately 130 ft in total with 4 separated sandstone layer, from bottom to top 40ft, 8 ft, 30ft, and 10ft. while thickness in BT-2 Well 53ft, 23ft, 5ft, and 22ft respectively.  Based on litofacies description, there are two genetic unit can be found. Keyword: Facies, Menggala Formation, Central Sumatera
KERENTANAN POTENSI BANJIR DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CITARIK BAGIAN HULU, KABUPATEN BANDUNG, PROVINSI JAWA BARAT Wahyuni, Sri; Listiawan, Yudhi; Sulaksana, Nana; Alfadli, Muhammad Kurniawan
Bulletin of Scientific Contribution: GEOLOGY Vol 20, No 3 (2022): Bulletin of Scientific Contribution : GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bsc geology.v20i3.43018

Abstract

Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarik Bagian Hulu secara administratif berada di Kabupaten Bandung dan sebagian Kabupaten Sumedang. Sungai Citarik merupakan anak dari Sungai Citarum yang melewati beberapa daerah seperti Cicalengka dan Rancaekek. Perkembangan wilayah yang pesat didaerah yang dilewati oleh Sungai Citarik ini menyebabkan sering terjadinya banjir saat musim hujan. Banjir yang terjadi didaerah ini selain disebabkan karena perubahan tutupan lahan yang masif juga dipengaruhi oleh faktor alamiah seperti peningkatan curah hujan dan faktor morfologi dari Sungai Citarik itu sendiri. Daerah penelitian dibagi menjadi 20 daerah tangkapan air (catchment area). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kerentanan potensi banjir berdasarkan analisis morfometri. Parameter morfometri yang digunakan yaitu rasio kebundaran (Rc), kerapatan pengaliran (Dd), gradien sungai, dan kemiringan lereng. Parameter tersebut sebagai aspek kuantitatif bentuk lahan. Selain itu, parameter curah hujan dan penggunaan lahan juga digunakan sebagai parameter penentuan kerentanan banjir pada daerah penelitian. Hal ini ditunjukkan dengan hasil analisis karakteristik morfometri pada daerah penelitian memiliki bentuk DAS membundar - memanjang, kerapatan pengaliran sedang, gradien sungai rendah, curah hujan agak rendah, dan kemiringan lereng yang bervariasi dari datar-sangat curam. Terdapat 3 tingkat kerentanan banjir di daerah penelitian yaitu Wilayah Tidak Rentan di sebelah utara dan selatan daerah penelitian, Wilayah Sedikit Rentan pada bagian utara hingga selatan, dan Wilayah Agak Rentan pada bagian barat hingga tenggara daerah penelitian.
PENGARUH PARAMETER SEMENTASI M PADA PERHITUNGAN SATURASI AIR PADA RESERVOIR BATUGAMPING Natasia, Nanda; Alfadli, Muhammad Kurniawan
Bulletin of Scientific Contribution Vol 16, No 1 (2018): Bulletin of Scientific Contribution GEOLOGY
Publisher : Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.189 KB)

Abstract

Penelitian ini melakukan perbandingan perhitungan nilai saturasi air formasi dengan berbagai metode untuk melihat seberapa besar perbedaan hasil dari masing masing metode tersebut . Keanekaragaman tipe porositas pada batugamping menjadi tantangan yang besar saat melakukan evaluasi terhadap batuan karbonat, khususnya batugamping. Batugamping adalah batuan sedimen yang utamanya tersusun oleh kalsium karbonat (CaCO3) yang dapat terjadi secara organik, mekanik, maupun kimiawi. Sumber utama yang membentuk batuanini adalah sisa dari organisme laut yang memiliki cangkan karbonat dan diendapkan dalam bentuk batuan. karena sifat pembentukannya ini maka batuan yang dihasikan akan memiliki tingkat heterogenitas yang tinggi, terutama pada porositasnya. Porositas yang dihasilkan akan dapat berupa rongga asal dari cangkang biota, hasil pelarutan cangkang, maupun porositas hasil peretakan. Parameter pada persamaan Archie yang menggambarkan s ist im porositas adalah “m exponent”. Perhitungan kejenuhan air (Sw) yang dilakukan pada data bawah permukaan merupakan tahapan yang sangat penting pada saat evaluasi suatu formasi. Perhitungan ini akan sangat mempengaruhi seberapa besar cadangan hidrokarbon yang dapat diperkirakan. Sedikit kesalahan dalam perhitungan nilai tersebut akan mempengaruhi besaran cadangan suatu lapangan. Pada daerah dengan nilai porositas kecil, perhitungan saturasi perlu mendapatkan perhatian yang lebih karena simpangan nilai saturasi akan semakin besar. terlihat perbedaan hingga maksimum 0.35 pada porositas yang sangat kecil. perbedaan ini sangat signifikan pada perhitungan cadangan suatu lapangan.Kata kunci: batugamping, evaluasi formasi, exponen m, archie, saturasi air