Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

HIBRIDITAS PADA RUANG TERBUKA PUBLIK DI KAWASAN MALIOBORO YOGYAKARTA Quonita Hassan; Ahmad Sarwadi
Jurnal Malige Arsitektur Vol 2, No 1 (2020): Jurnal Malige Arsitektur
Publisher : Jurnal Malige Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Pesatnya pertumbuhan pada sebuah kawasan perkotaan tidak hanya berdampak pada meningkatnya tingkat kepadatan, namun juga menyebabkan pengelolaan ruang kota semakin berat, dimana munculnya ruang baru dengan fungsi yang baru akan memberikan dampak pada tingginya tekanan terhadap pemanfaatan ruang kota. Salah satunya adalah munculnya pemanfaatan ruang terbuka menjadi ruang publik di kawasan wisata Malioboro. Hal ini dapat dilihat sebagai fenomena timbulnya ruang-ruang yang terbentuk secara self-organized dimana terjadi proses hibridisasi ruang didalamnya. Penyatuan aspek lingkungan, ekonomi dan sosial menjadi salah satu faktor meningkatnya tingkat aksesibilitas, konektifitas dan fleksibilitas dalam ruang tersebut. Penggunaan prinsip-prinsip pada teori “hybrid urban space”digunakan sebagai parameter penentuan tingkat hibriditas suatu ruang publik dan diketahui kondisi hibriditas pada suatu ruang tersebut. Hibriditas secara umum terjadi ketika adanya pemanfaatan elemen ruang sebagai fungsi ruang baru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fungsi utama kawasan disekitar ruang publik menjadi penentu terjadinya hibridisasi pada ruang terbuka. Dari pengamatan dilapangan yang dilakukan pada empat lokasi penelitian menunjukkan bahwa hibridisasi pada ruang terjadi dengan menggunakan ruang jalan sebagai tempat aktivitas dan fungsi ruang baru yang muncul, dimana aspek yang paling dominan membentuk hibriditas pada masing-masing ruang berbeda. Hal ini menunjukkan bahwa adanya multifungsionalitas dalam penggunaan ruang sehingga yang ditemukan dilapangan adalah secara spasial ruang tidak berubah, namun aktivitas dan fungsi ruangnya bertambah. Penelitian ini dilakukan guna mengetahui apakah setiap ruang memiliki variabel pembentuk ruang hybrid sehingga terjadi hibridisasi pada ruang dan mengetahui kondisi hybrid pada masing-masing ruang terbuka yang diteliti.Kata kunci: ruang terbuka publik, hybrid, architecture, ruang publik ABSTRACT The rapid growth in an urban area not only has an impact on increasing the level of density, but also causes more severe urban spatial management, where the emergence of new spaces with new functions will have an impact on the high pressure on the utilization of urban space. One of them is the emergence of the use of open space into public spaces in the tourist area of Malioboro. This can be seen as a phenomenon of the emergence of spaces that are formed in a self-organized manner where the process of space hybridization occurs. The unification of environmental, economic and social aspects is one of the increasing factors of accessibility, connectivity and flexibility in the space. The use of principles in the "Hybrid Urban Space" theory is used as a hybridity level determination parameter of a public space and known hybridity conditions in a space. Hybridity generally occurs when the use of space elements as a function of new spaces. The results showed that the main function of the area around public space became a determining hybridization of open spaces. From the field observations performed at four research sites showed that hybridisation in the chamber occurred using the street space as a place of activity and the new space function emerged, where the most dominant aspects form hybridity in each different space.This indicates that there is a multiality in the use of space so that found in the field is spatial space unchanged, but the activity and space function increases. This research was conducted to determine whether each space has variables so that hybridization occurs in space and to know the hybrid conditions in each open space under study.Key Word : public open space, hybrid, architecture, public space
Konsep Hulu-Teben pada Permukiman Tradisional Bali Pegunungan/Bali Aga di Desa Adat Bayung Gede Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli, Bali IGN Tri Adiputra; S Sudaryono; Djoko Wiyono; Ahmad Sarwadi
Forum Teknik Vol 37, No 1 (2016)
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1329.301 KB)

Abstract

The research tries to explain the specific Hulu-Teben concept of Bayung Gede custom village as dialog result between the normative Hulu-Concept as a background knowledge with the phenomena of spatials system anomaly at Bayung Gede customvillage.The research utilized phenomenology paradigm of Hussrel where Hulu-Teben of custom village in general takes a role as background knowledge. It’s discussed with the macro spatial system of Bayung Gede custom village to show the uniqueness spatial as the architectural anomaly of mountain village. Deepening study of the anomaly above was done in gaining the community’s social-culture background/their local wisdom as thetranscendental consciousness. Further Hussrel emphasizes that the highest transcendental peak is obtained by doing the three steps of reduction, i.e : (i) a phenomenological reduction of all related information to get some empirical themes, such as ; (a) Upperengga Mala and (b) Tegak Paumahan, (ii) the eidetic reduction of the three empirical themes to generate the architecture concept and (iii) the final reduction is transcendental reduction to discovery the architecture local theory. In the context within the research of Bayung Gede custom village, the aim is only focused at the architecture concept.The research results show that Hulu-Teben concept of Bayung Gede custom village has adapted Hulu-Teben in general shown by existence of Para Kahyangan Desa (custom village religious indicator) as the appreciating expression form for community’s ancestor. On the other hand, there are some spatial anomalies as an additional and enriching the general Hulu-Teben concept. Those are related with their local wisdom, it’s not only for appreciating their ancestors (upper level of human being) but it’s also for : (i) the former king of Jaya Pangus and the queen of Ulun Danu Batur (upper level of human being but they’re not ancestors), (ii) the equal level of human being and (iii) lower level of human being (the plantation, the animal and other creature).Keyword : Hulu-Teben spatial “anomalies” Bayung Gede, Custom Village
KETERKAITAN RPJMDES TERHADAP RPJMD KABUPATEN Ahmad Adam Althusius; Yori Herwangi; Ahmad Sarwadi
UNEJ e-Proceeding Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis (SNAPER-EBIS 2017) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jembe
Publisher : UPT Penerbitan Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Singkronisasi/keterkaitan pada rancanaan pembangunan yang terstratifikasi antara Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) adalah agar tercapai efektivitas pencapaian sasaran pembangunan nasional yang juga menjadi sasaran pembangunan daerah. Penyelarasan arah kebijakan dilakukan untuk mengintegrasikan program dan kegiatan pembangunan Kabupaten/Kota dengan pembangunan Desa. Fokus penelitian ini adalah untuk melihat seberapa jauh keterkaitan tersebut, serta mencari faktor-faktor yang mempengaruhi level keterkaitan antara RPJMDes terhadap RPJMD. Penelitian ini mengunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Dari 126 desa yang terdapat di wilayah amatan, terkumpul 103 dokumen RPJMDes yang diperoleh dari instansi pemerintahan kabupaten. Metode yang digunakan adalah analisis isi dan analisis pernyataan yang hasilnya digunakan sebagai panduan penggalian data primer secara kualitatif. Dari lima faktor penyebab level keterkaitan RPJMDes terhadap RPJMD disimpulkan bahwasannya faktor motivasi tim penyusun merupakan faktor dominan. Dibutuhkan dokumen pedoman penyusunan yang merinci secara spesifik akan perlunya dan bagaimana teknis cara menyelaraskan arah kebijakan pembangunan untuk menanggulangi faktor motivasi penyusun, koordinasi, waktu penyusunan, serta latar belakang pendidikan penyusun agar RPJMDes memiliki keterkaitan yang tinggi terhadap RPJMD.
EFEKTIVITAS KINERJA PROGRAM PENYEDIAAN SARANA PRASARANA PERMUKIMAN (STUDI KASUS: PROGRAM PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BERBASIS KOMUNITAS KELURAHAN KARANGWARU KECAMATAN TEGALREJO KOTA YOGYAKARTA) Yanuar Kusuma Wardani; Yori Herwangi; Ahmad Sarwadi
UNEJ e-Proceeding Seminar Nasional Ekonomi dan Bisnis (SNAPER-EBIS 2017) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jembe
Publisher : UPT Penerbitan Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perkembangan permukiman kumuh perkotaan terjadi akibat kurangnya akses layanan sarana dan prasarana lingkungan. Bentuk peran pemerintah dalam pemberantasan permukiman kumuh ialah dengan mencanangkan Program Penataan Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLPBK) yang melibatkan pemerintah, kelembagaan, dan masyarakat. Program PLPBK ditekankan kepada perubahan perilaku masyarakat dalam menciptakan lingkungan hunian yang layak huni dengan pembangunan fisik sebagai media belajar masyarakat dalam memecahkan permasalahan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur efektivitas Program PLPBK berdasarkan kinerja output, outcome, dan impact. Pendekatan penelitian yang digunakan ialah pendekatan deduktif dan metode analisis kuantitatif dengan alat analisis statistik deskriptif. Konsep evaluasi dari efektivitas program PLPBK menggunakan konsep evaluasi sumatif. Data penelitian yang digunakan berasal dari observasi lapangan, kuesioner, dan wawancara terhadap informan (tokoh kunci) yang mengetahui pelaksanaan program PLPBK. Unit amatan penelitian yaitu pelaksanaan program PLPBK di Kelurahan Karangwaru Kota Yogyakarta dengan unit analisinya pelaku dalam program PLPBK Kelurahan Karangwaru Kota Yogyakarta. Sampel responden yang digunakan dalam penelitian sejumah 96 KK. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan tingkat efektivitas kinerja Program PLPBK Kelurahan Karangwaru sudah efektif. Semua kinerja mencakup kinerja output, kinerja outcome, maupun kinerja impact sudah efektif. Kinerja yang telah efektif menunjukkan bahwa tujuan dan sasaran dari Program PLPBK di Kelurahan Karangwaru sudah tercapai.
Peran Struktur Sosial dalam Pembangunan Sarana Prasarana Permukiman Perkotaan (Studi Kasus: PLPBK Kelurahan Karangwaru Kecamatan Tegalrejo Kota Yogyakarta) Yanuar Kusuma Wardani; Yori Herwangi; Ahmad Sarwadi
Jurnal Ilmu Pemerintahan Widya Praja Vol 44 No 1 (2018)
Publisher : Lembaga Riset dan Pengkajian Strategi Pemerintahan (LRPSP), Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (845.02 KB) | DOI: 10.33701/jipwp.v44i1.215

Abstract

Social structure is one of the important elements in development. Elements in the social structure will form relationships and form joint actions on the program. PLPBK Program in Karangwaru Village, Tegalrejo Sub-District, Yogyakarta City has focus on society. Social life is closely related to social structure. Based on the explanation, the purpose of this research is to determine the role of social structure in the PLPBK program in Karangwaru Village. The approach of this research is deductive qualitative. The method of analysis used is descriptive qualitative. Methods of data collection using field observation, secondary survey, and primary survey. Sampling technique of primary survey using non-probability sampling that is purposive sampling. The results showed that the social structure in Karangwaru Village has a positive and negative role in the PLPBK program. Social institutions, social groups, power and authority, and culture have a positive role while social stratification and social dynamics have a positive and negative role. The function of social structures such as maintaining patterns, integration, achieving objectives, and adaptation has been demonstrated by the social structure in the PLPBK program at Karangwaru Village.Keywords: Development; Infrastructure; Social Structure; Society
Kajian Sistem Aktivitas pada Ruang Terbuka Publik Tepi Pantai Baron, Gunungkidul Elisabet Nungky Septania; Ahmad Sarwadi; Dyah Titisari Widyastuti
Journal of Science and Applicative Technology Vol 5 No 1 (2021): Journal of Science and Applicative Technology June Chapter
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM), Institut Teknologi Sumatera, Lampung Selatan, Lampung, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35472/jsat.v5i1.405

Abstract

Baron Beach is a public space that becomes an icon of Gunungkidul Regency. The conditions of a waterfront that have a river and surrounded by hills also the presence of fishing activities attract visitors. Various kinds of activities that occur in this public open space at the same time with different interests, can cause conflicts between activities even though there are also activities that are in line with each other. This research uses a qualitative descriptive method that compares data to utilized public open space during the research period with existing theories. As the unit of analysis are actors who use public open space and the physical conditions of open space. The purpose of this research is to identify activity patterns in utilizing public open space, so that they can be taken into consideration in planning and designing the Public Open Space of Baron Waterfront.
Peningkatan Jumlah dan Kompetensi Nelayan Melalui Program Sosialisasi dan Magang, di Kalurahan Poncosari, Srandakan Bantul di Yogyakarta Leni Sophia Heliani; Suwarman Partosuwiryo1; Juswono Budi Setiawan; Widya Nayati; Ahmad Sarwadi; Suyanta Suyanta
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 7 No 4 (2023): November
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v7i4.10550

Abstract

Pesisir DI Yogyakarta, Kalurahan Poncosari memiliki potensi sumberdaya perikanan dan kelautan  yang belum dioptimalkan, yang disebakan oleh kurangnya jumlah   dan   keterampilan nelayan.  Kegiatan Pengabdian masyarakat Desa Binaan melaksanakan pengembangan profesi nelayan bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, terutama generasi muda, terkait profesi nelayan. Kegiatan yang dilakukan berupa sosialisasi profesi nelayan dan magang nelayan untuk menambah jumlah (regenerasi atau pengkaderan nelayan). Hasil kegiatan sosialisasi diikuti oleh sekiat 40 orang pemuda, yang terdiri dari nelayan muda, petani, penambang pasir dan karang taruna. Hasil kuisioner sosialisasi menunjukan pengetahuan dan ketertarikan peserta terhadap profesi nelayan meningkat. Sosialisasi dilanjutkan kegiatan magang nelayang yang diikuti oleh 7 peserta dan dilaksanakan selama 4 hari, dengan hasil peningkatan kemampuan sangat baik, dimana peserta magang telah memiliki 90% kemampuan yang ditargetkan, sehingga dapat di klasifikasi pada nelayan pemula, berupa adaptasi dengan pelayaran, peningkatan keberanian dan keterampilan  procedural pengoprasian dan penangkapan ikan dengan pendampingan
Persebaran dan Daya Layan Pasar Modern di Kota Pekanbaru: Distribution and Serviceability of Modern Markets in Pekanbaru City Harahap, Maulidah Ramadhani; Ahmad Sarwadi
Jurnal Sinar Manajemen Vol. 10 No. 2: JULI 2023
Publisher : Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56338/jsm.v10i2.3493

Abstract

Pertumbuhan penduduk mendorong terjadinya perubahan pada pola kebutuhan penduduk, pertumbuhan penduduk Kota Pekanbaru akan berdampak pada perkembangan pasar modern yang terus bertumbuh sejalan dengan meningkatnya jumlah kebutuhan penduduk. Pasar modern adalah fasilitas pelayanan yang memiliki peran meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Kota Pekanbaru memiliki 22 pasar modern yang tersebar di 12 kecamatan dan terdapat 3 kecamatan yang tidak memiliki pasar modern. Tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi pola persebaran spasial pasar modern dan mengukur ketersediaan dan layanan fasilitas pasar modern di Kota Pekanbaru. Penelitian menggunakan metode analisis kuantitatif dengan mengolah data primer dan sekunder. Pola spasial dilakukan dengan analisis tetangga terdekat (nearest neighbour analysis) sehingga menghasilkan bagaimana pola distribusi keruangan pasar modern di Kota Pekanbaru. Analisis daya layan dilakukan dengan menentukan jumlah masing-masing penduduk kecamatan dengan perbandingan jumlah pasar modern yang sesuai dengan standar penduduk. Penyesuaian hasil analisis dilakukan dengan menggunakan arahan rencana tata ruang di Kota Pekanbaru Persebaran lokasi pasar modern di Kota Pekanbaru membentuk pola menggelompok, pada analisis tetangga terdekat. Persebaran pasar modern terjadi pemusatan di pusat kota. Hal tersebut terjadi karena tingginya tekanan kegiatan pada pusat kota. Pusat kota memiliki daya layan yang tinggi dan memiliki 4 pasar modern pada 1 kecamatan. Perlu adanya pemerataan terhadap persebaran pasar modern di Kota Pekanbaru berdasarkan arahan rencana tata ruang wilayah Kota Pekanbaru tahun 2020-2040 hal ini dilakukan karena di Kota Pekanbaru masih terdapat 3 kecamatan yang tidak memiliki pasar modern.
ENHANCING SUSTAINABILITY THROUGH SLUM SETTLEMENT UPGRADING. CASE STUDY OF KAMPUNG MOJO, SURAKARTA. Fikrian Rafika Dewi; Yenni Yosita br Barus; Findara Illa Nursyifa; Asri Ambar Kinasih; Ardhya Nareswari; Ahmad Sarwadi
Built Environment Studies Vol 5 No 1 (2024)
Publisher : Department of Architecture and Planning, Faculty of Engineering, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/best.v5i1.18138

Abstract

The redevelopment of Kampung Mojo is one collaborative design project aimed at improving the quality of slum settlement by supporting basic infrastructure and providing housing. This study focuses on three pillars of sustainability: social, economic, and environmental, by exploring the usage of outdoor space following the upgrading process. The objective is to gather insights that cater to the community's needs and foster the realization of sustainable settlement. The method used in this study is qualitative descriptive with data collection techniques through observation and interviews. The findings of this study underscore a diverse array of activities that yield positive implications for raising the sense of communities, creating new economic opportunities, and productive land usage to achieve Sustainability Development Goals (SDGs).
KARAKTERISTIK PELINGKUP JALAN MARGA UTAMA KOTA YOGYAKARTA Annisa Nursita Rohmah; Ahmad Sarwadi
Jurnal Cahaya Mandalika ISSN 2721-4796 (online) Vol. 4 No. 3 (2023)
Publisher : Institut Penelitian Dan Pengambangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/jcm.v4i3.1972

Abstract

This research was conducted to determine the physical characteristics of the scope of Marga Utama Street in Yogyakarta. Not only as a concentration of views, but the road is also part of the city's philosophical axis. The preparation of this research is supported by relevant literacy and regulatory standards set by the Government. The research method used is qualitative rationalism, field data collection based on theoretical studies and predetermined variables. The result of this study is in the form of a scoping direction concept which implies the scoping characteristics of Marga Utama Street. This is because the current road conditions do not reflect the philosophical axis of the city of Yogyakarta. Several factors that affect the scoping characteristics along Marga Utama Street are building height, building setback, architectural pattern, signage, and street trees.