Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

PERENCANAAN BANK SAMPAH DENGAN KONSEP RAMAH LINGKUNGAN DI PERUMAHAN GRIYA KOBER INDAH PURWOKERTO Yohana Nursruwening; Wita Widyandini
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 19, No 2 (2018): Teodolita
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53810/jt.v19i2.264

Abstract

Against the background of the refusal of garbage by the community around the TPA, the governmentencouraged the community to process waste in each residence. By way of changing the communityparadigm of waste, it is necessary to do that, namely with the awareness and skills of citizens in processingwaste through the application of the principles of Reduce, Reuse, Recycle, Replace and Replant (5R).However, public awareness is still limited to the garbage storage system, so by looking at these facts, it isnecessary to make efforts to provide a source of inspiration and motivation in waste management from thesmallest level, namely family to the community in Griya kober Indah housing to develop a wastemanagement model in the form of a Waste Bank.Waste management activities in the form of a Waste Bank were carried out by empowering residentsof Griya Kober Indah Housing in West Purwokerto. The method is carried out comprehensively byinvolving community members to be directly involved in learning and training from the early stages of theactivity by inviting community members to identify problems up to the stage of mentoring and evaluationactivities. Data analysis techniques by collecting data are by interview, observation and documentation,data reduction, data presentation and conclusion drawing.Planning for an Eco-friendly Waste Bank with the 5R principle is a concept of collecting dry wastewhich is sorted and has management such as banking. The impact of the community empowerment of GriyaKober Indah Housing through the Waste Bank provides benefits to the environmental aspects of beingclean, green, comfortable, beautiful and healthy, in the economic aspect the community members becomeeconomically independent so as to improve the welfare of the people and the social aspects of thecommunity increasingly harmonious and harmonious .Keywords: Planning, Waste Bank, Environmentally Friendly, HousingABSTRAKDilatarbelakangi adanya penolakan sampah oleh masyarakat sekitar TPA Kaliori Kab Banyumas,maka pemerintah menganjurkan masyarakat untuk mengolah sampah di masing-masing rumah tinggal.Dengan cara merubah paradigma masyarakat akan sampah perlu dilakukan yaitu dengan kesadaran danketerampilan warga dalam mengolah sampah melalui penerapan prinsip Reduce, Reuse, Recycle, Replacedan Replant (5R). Namun kesadaran masyarakat masih terbatas pada sistem pewadahan sampah,sehingga dengan melihat fakta tersebut, perlu untuk melakukan upaya memberikan sumber inspirasi danmotifasi dalam pengelolaan sampah dari tingkatan terkecil yaitu keluarga pada masyarakat di perumahanGriya kober Indah untuk mengembangkan model pengelolaan sampah yang berupa Bank Sampah.Kegiatan pengelolaan sampah yang berupa Bank Sampah dilakukan dengan pemberdayaan wargaPerumahan Griya Kober Indah Purwokerto Barat. Metode dilaksanakan secara komprehensif denganmelibatkan warga masyarakat untuk terlibat langsung dalam pembelajaran dan pelatihan sejak tahapawal kegiatan yakni dengan cara mengajak warga masyarakat mengidendifikasi permasalahan hinggatahap kegiatan pendampingan dan evaluasi kegiatan. Teknik analisis data dengan cara pengumpulan data yaitudengan metode wawancara, observasi dan dokumentasi, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.Perencanaan Bank sampah dengan Konsep Ramah Lingkungan dengan prinsip 5R merupakankonsep pengumpulan sampah kering yang dipilah dan memiliki manajemen seperti perbankan. Dampakdari pemberdayaan masyarakat Perumahan Griya Kober Indah melalui Bank Sampah memberikanmanfaat pada aspek lingkungan menjadi bersih, hijau, nyaman, asri dan sehat, pada aspek ekonomiwarga masyarakat menjadi mandiri secara ekonomi sehingga meningkatkan kesejahteraan warga danpada aspek sosial antar warga semakin akrap dan rukun.Kata kunci: Perencanaan, Bank Sampah, Ramah Lingkungan, Perumahan
TINJAUAN ARSITEKTUR TRADISIONAL JAWA DI KOTA LAMA BANYUMAS Wita & Yohana Widyandini & Nursruwening
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 11, No 1 (2010)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53810/jt.v11i1.57

Abstract

AbstractIndonesia has so many traditional architecture, that spread throughout the Nusantara, there Minangkabau Architecture, Baduy Architecture, Java Architecture, Kalimantan Architecture, until Asmat Architecture in Papua.  Java Architecture as part of the Nusantara Architecture, we must keep and maintain its existence, both in terms of physical buldings and on the philosophy and basic principles of design.Java Architecture here means the architecture that exists around Central Java and Yogyakarta.  Java Architecture is divided into several sections based on its territory, namely Pesisir Kilen, Pesisir Wetan, Negariagung, Bagelen, and Banyumasan.District Banyumas, particularly Kota Lama Banyumas, still very fortunate to have quite a lot of architectural heritage, both building architectur of Java, Indische Architecture, and Pecinan Architecture.  The buildings are still preserved its authenticity.Considering the variety architectural in Banyumas, particularly in Kota Lama Banyumas, it would be very interesting if that diversity can be explored in more dept, ranging from the history and development, basic concept of design, building form, space plan, and landscape.Keyword : Architecture, Java, Kota Lama Banyumas
PERMUKIMAN ABOGE KRACAK : KEARIFAN LOKAL KOMUNITAS ABOGE DI BANYUMAS WITA WIDYANDINI; YOHANA NURSRUWENING; BASUKI BASUKI
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 16, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53810/jt.v16i1.126

Abstract

ABSTRACTIslamic Aboge’s settlement in Cikakak Village, Wangon, Banyumas is the centerof the Islamic Aboge community in Banyumas Regency, with spreadingsettlements one of them is located in Kracak Village, Ajibarang, Banyumas. Tothat end, researchers intend to conduct research in order to explore and find theimplementation of the basic concepts of Islamic Aboge’s settlements in CikakakVillage as center of the Islamic Aboge community to the spreading settlements inKracak Village, Ajibarang, Banyumas.The method used is qualitative research methods. As for the method of analysisusing descriptive and comparative methods. The result of this research is IslamicAboge’s settlements in Cikakak Village give effect to the Islamic Aboge’sspreading settlement in Kracak Village, Ajibarang, Banyumas. The applicationof basic concepts Aboge’s settlements Cikakak seen in the arrangement ofsettlement’s element spatial and hierarchy of building, and Aboge communitystill apply the concept of local wisdom on their spatial settlement.Keywords: settlement patterns, local wisdom, Islamic Aboge, KracakVillage
THE DESIGN OF BANYUMAS DISTRIC PUBLIC SERVICES OFFICE WITH CONTEMPORARY ARCHITECTURE APPROACHED IN PURWOKERTO CITY Pritha Liana Dewayani; Basuki -; Wita Widyandini
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 20, No 2 (2019): Teodolita
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1492.729 KB) | DOI: 10.53810/jt.v20i2.305

Abstract

Purwokerto is the capital of Banyumas Regency which is developed since 2000. The development of Purwokerto was started by so many new facilities of the city such as restaurant, shopping mall, shop house,and hotel. This development was rapidly happen so the goverment of Banyumas Regency has program todevelop Purwokerto City. The plan to make a new city in Tanjung, South Purwokerto because there is awide area there and this is one of conservation activity of water absorption in north of the city and also oneof program to make an independent city. Along with the development of Purwokerto city, the performanceof goverment office must be developed too. One of the program is making a new public service office.Integrated office make the performance of office be more effective and efficient.  The plan of public service office is using integrated concept which make employee and user orsociety easier to have mobilty from goverment service office to public service office and go to anothergoverment service office. The integrated public service office apply contemporary architecture conceptwhich make a new face of building and can be one of Purwokerto City’s landmark.Key words : Contemporary Architecture, Public Services Office, Purwokerto City ABSTRAK Purwokerto merupakan ibukota dari Kabupaten Banyumas yang mulai berkembang tahun 2000-an.Perkembangan Kota Purwokerto ditandai dengan munculnya fasilitas- fasilitas di dalam kota, sepertirestoran, pusat perbelanjaan, pertokoan, serta hotel. Karena perkembangan yang pesat, PemerintahKabupaten Banyumas memiliki program pengembangan dan perencanaan kota Purwokerto menjadi kotabaru Purwokerto. Perencanaan sebuah kota baru di daerah Tanjung, Purwokerto Selatan karena memilikilahan yang luas serta sebagai upaya penyelematan daerah resapan air di utara kota. Hal ini juga merupakanupaya yang dilakukan Pemerintah Purwokerto untuk menjadikan kota ini sebagai kota yang mandiri.Seiring dengan pesatnya perkembangan kota Purwokerto, kinerja kantor pemerintahan harus berkembangjuga. Salah satunya adalah akan direncanakan kantor pelayanan publik terpadu. Hal ini merupakan suatulangkah untuk membuat sistem kerja kantor pelayanan publik menjadi efektif dan efisien.  Perencanaan Kantor Pelayanan Publik ini menggunakan konsep terpadu dalam suatu wilayah,sehingga para karyawan dan pengguna yaitu masyarakat akan lebih mudah untuk mobilitas dari kantordinas satu ke kantor pelayanan publik maupun ke kantor dinas lainnya. Kantor pelayanan publik ini juga akan menggunakan konsep arsitektur kontemporer yang nantinya diharapkan menjadi wajah baru dan salahsatu landmark dari Kota Purwokerto.Kata-kata Kunci :  Arsitektur Kontemporer, Kantor Pelayanan Publik, Kota Purwokerto
RE-DESAIN TAMAN KOBER DI PURWOKERTO MENJADI TAMAN DESA DENGAN PENDEKATAN BUDAYA DINDA KARTIKA SARI; KHOIRUR ROZIQIN; WITA WIDYANDINI
Teodolita: Media Komunkasi Ilmiah di Bidang Teknik Vol 22, No 1 (2021): Teodolita : Media Komunikasi Ilmiah Di Bidang Teknik
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53810/jt.v22i1.400

Abstract

ABSTRACT Currently in Kober Village in West Purwokerto District, Banyumas Regency has a village park called Taman Kober. However, there are concerns over the facilities being poorly maintained and not being technologically efficient. The garden design tends to be the same as other village park, as in they don’t display the uniqueness of the region. For this reason, it is necessary to do a unique theme with a new approach. The new plan should represent a special, distinctive, intelligent plan that is able to accommodate the community’s need for an adequate public space, namely a village park. This study delves into the background for the re-design in Taman Kober, the goal is to produce research in a qualitative and accurate manner. Data collection is done in the following ways: field observations, interviews, and documentation. Afterwards, the data was analyzed using qualitative analysis and comparative analysis. Both used for the purpose of determining the ideal conditions for the village park. The conclusion drawn from the results is that re-designing Taman Kobe is a necessity. Improvements have to be implemented. Several facilities such as: a traditional children's play area, a cultural area, an educational area, and a socializing space should be prioritized. Key Words : Cultural, Taman Kober, Village Park ABSTRAK Saat ini di Kelurahan Kober di Kecamatan Purwokerto Barat, Kabupaten Banyumas telah memiliki taman desa yang bernama Taman Kober. Namun kondisinya cukup memprihatinkan dimana fasilitas yang ada tidak dipelihara dengan baik dan terkesan seadanya saja. Selain itu juga desain taman yang cenderung sama dengan taman desa lainnya, kurang menampilkan citra atau kekhasan yang dimiliki oleh Taman Kober. Untuk itu perlu dilakukan suatu desain ulang dengan menampilkan tema yang khusus dengan pendekatan atau konsep tertentu, sehingga dihasilkan suatu desain baru yang unik dan khas, serta mampu mengakomodir kebutuhan masyarakat akan adanya suatu public space, yaitu taman desa. Penelitian ini membahas tentang fenomena yang menjadi latar belakang dilakukannya re-desain di Taman Kober, sehingga metode penelitian yang kami gunakan adalah metode kualitatif. Untuk pengumpulan data dilakukan dengan cara : observasi lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Data yang didapat kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan analisis perbandingan, yang digunakan untuk mengetahui kondisi ideal dari taman desa. Kesimpulan yang didapat dari hasil analisis adalah perlu dilakukannya re-desain Taman Kober, dengan perbaikan terhadap beberapa fasilitas di dalam Taman Kober serta penambahan beberapa fasilitas lainnya seperti : area permaianan tradisional anak, area kebudayaan, area edukasi, dan ruang untuk bersosialisasi. Kata-kata Kunci : Budaya, Taman Desa, Taman Kober.
MESJID SAKA TUNGGAL SEBAGAI RUANG RITUAL KOMUNITAS ISLAM ABOGE DI DESA CIKAKAK BANYUMAS WITA WIDYANDINI; YOHANA NURSRUWENING
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 15, No 1 (2014)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5753.361 KB) | DOI: 10.53810/jt.v15i1.129

Abstract

Mesjid Saka Tunggal Baitussalam di Desa Cikakak Kecamatan Wangon KabupatenBanyumas didirikan oleh Mbah Mustolih pada tahun 1288 dan dianggap sebagai mesjidtertua di Indonesia. Mesjid Saka Tunggal Cikakak memiliki keunikan-keunikan yang tidakdimiliki oleh mesjid lainnya. Pertama, dilihat dari arsitektur bangunannya. Mesjid inidibangun dengan hanya menggunakan satu tiang (saka) yang memikul beban keseluruhanmesjid. Kedua, masyarakat yang tinggal di sekitar Mesjid Saka Tunggal merupakankomunitas Islam Aboge yang menganut ajaran Kejawen. Sebagai penganut Kejawen,komunitas Aboge pun banyak melakukan ritual-ritual Kejawen-nya. Sehingga ada dugaanbahwa Mesjid Saka Tunggal Cikakak sebagai pusat lingkungan permukiman, juga berfungsisebagai ruang ritual bagi komunitas Islam Aboge Cikakak.Kata kunci : mesjid, Saka Tunggal, ruang ritual, Islam Aboge
PERPADUAN ARSITEKTUR JAWA DAN SUNDA PADA PERMUKIMAN BONOKELING DI BANYUMAS, JAWA TENGAH Wita Widyandini Atik Suprati R. Siti Rukayah
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 14, No 1 (2013)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (6715.929 KB) | DOI: 10.53810/jt.v14i1.95

Abstract

PERPADUAN ARSITEKTUR JAWA DAN SUNDAPADA PERMUKIMAN BONOKELINGDI BANYUMAS, JAWA TENGAH Wita Widyandini, Atik Suprapti, R. Siti Rukayah ABSTRACT Permukiman Bonokeling terletak di Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.  Kabupaten Banyumas  di masa lampau dikuasai oleh Kerajaan Mataram (Jawa). Sehingga arsitektur yang berkembang di Banyumas pun kental dengan nuansa Jawa. Akan tetapi jika melihat pada Peta Pembagian Daerah Kebudayaan Pulau Jawa karya Koentjaraningrat, terlihat bahwa daerah kebudayaan Banyumasan berbatasan langsung dengan daerah kebudayaan Sunda. Didukung dengan cerita sejarahnya bahwa leluhur sekaligus pendiri permukiman yaitu Bonokeling berasal dari Kadipaten Pasirluhur yang masih keturunan Kerajaan Padjajaran, Jawa Barat, maka ada kemungkinan permukiman Bonokeling pun terpengaruh oleh pola permukiman Sunda (Jawa Barat). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemungkinan permukiman Bonokeling di Banyumas, Jawa Tengah memiliki perpaduan antara arsitektur Jawa dengan Sunda. Keywords: Jawa, Sunda, Permukiman, Bonokeling
REDESAIN JALUR PEJALAN KAKI JALAN HR. BOENYAMIN PURWOKERTO DENGAN KONSEP ACTIVITY LIVING Jihan Mufidah Umaroh; Faryd Achmad Maulan; Wita Widyandini
Teodolita: Media Komunkasi Ilmiah di Bidang Teknik Vol 21, No 1 (2020): Teodolita : Media Komunikasi Ilmiah Di Bidang Teknik
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (949.246 KB) | DOI: 10.53810/jt.v21i1.334

Abstract

Sidewalks (pedestrian paths) are city public spaces that are used for the convenience of pedestrians inwalking from one place to another. A separate space is needed that functions as a pedestrian path.Sidewalks along Jalan HR.Boenyamin Purwokerto City have an interesting phenomenon that is thesidewalks on the west side are growing activities that are not integrated and coordinated. The existenceof street vendors (peddlers), pedicabs, bicycles and even motorbikes using the sidewalk as a circulationpath makes the condition of the sidewalk on the west side becomes irregular and disturbs the comfort ofpedestrians as users. This phenomenon is interesting to be analyzed in order to produce appropriaterecommendations to realize the sidewalk with its original function as a place to walk for pedestrians.From the analysis obtained, a recommendation is redesign of Jalan HR. Boenyamin with the concept of Activity Living which aims to make citizens more active in moving and makes the city healthier (healthy city).Keywords : Redesign, Sidewalks, Pedestrians ABSTRAKTrotoar (jalur pedestrian) adalah ruang publik kota yang difungsikan untuk kenyamanan pejalan kakidalam aktivitas berjalan dari satu tempat ke tempat yang lain. Diperlukan suatu ruang tersendiri yangdifungsikan sebagai jalur pejalan kaki. Trotoar di sepanjang Jalan HR. Boenyamin Kota Purwokertomemiliki fenomena yang menarik yaitu trotoar di sisi sebelah Barat tumbuh aktifitas yang tidakterintegrasi dan terkoordinasi dengan baik. Keberadaan berupa pedagang kaki lima (PKL), becak, sepeda,sepeda motor bahkan kendaraan roda empat yang memanfaatkan trotoar sebagai jalur sirkulasi membuatkondisi trotoar di sisi sebelah Barat menjadi tidak teratur dan mengganggu kenyamanan pejalan kakisebagai pengguna trotoar. Fenomena inilah yang menarik untuk dianalisa guna menghasilkan rekomendasiyang tepat untuk mewujudkan trotoar dengan fungsi aslinya sebagai tempat berjalan bagi para pejalankaki.  Dari analisa yang didapat, diperoleh rekomendasi yang berupa redesain Jalan HR. Boenyamindengan konsep Activity Living yang bertujuan menjadikan penduduk kota menjadi lebih aktif bergerakdanmenjadikan kota lebih sehat (healthy city).Kata Kunci :  Redesain, Trotoar, Pejalan Kaki
UJI PEMBEBANAN PADA SISTEM STRUKTUR “CYLINDRICAL SHELL” DITOPANG KOLOM Yohana & Wita Nursruwening & Widyandini
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 10, No 2 (2009)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1954.862 KB) | DOI: 10.53810/jt.v10i2.50

Abstract

ABSTRAK          Bentuk struktur permukaan bidang yang merupakan struktur cangkang atau shell, di alam dapat ditemukan pada bentuk perisai dari tumbuh-tumbuthan maupun binatang, meskipun bentuknya tipis, tapi kuat dan kokoh. Seperti kulit labu yang kering, kulit telur, kulit kerang dan tempurung kepala kita. Ciri-ciri dari perisai yang kokoh adalah bentuknya yang lengkung dan berbahan keras dan padat.           Cangkang pada umumnya menerima beban merata yang dan dapat menutup ruangan besar dibandingkan dengan tipisnya pelat cangkang tadi. Oleh karena itu struktur cangkang paling baik digunakan pada bangunan dengan bentang besar tanpa pembagian pada interior seperti stadion, stasiun, pasar, masjid exibition hall, dang bangunan bentang besar lainnya.Ketahanan pada cylindrical shell lebih besar karena tegangan-tegangan tekan hanya terjadi di sebagian dari permukaan atas dalam arah memanjang, bagian atas merupakan bahaya tekuk besar yang merupakan titik lemah dari struktur ini. Berhubungan dengan tegangan tekan pada cylindricall shell utama dan tegangan tekan pada kantilever mengakibatkan bahaya tekuk pada sambungannya. Kata kunci: struktur cangkang, bentang lebar, tipis, keras, kuat, ulet
HAKEKAT RUMAH PADA PERENCANAAN RUMAH SUSUN Wita Widyandini
Teodolita ( Media Komunikasi Ilmiah di Bidang Teknik ) Vol 13, No 1 (2012)
Publisher : Fakultas Teknik Universitas Wijayakusuma Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (54.009 KB) | DOI: 10.53810/jt.v13i1.82

Abstract

ABSTRACTA shocking news, there are 72 from 74 mansions in Indonesia stopped and abandoned by their occupants. Our question is, why does it happen? Is it because the uninteresting and unattractive home design or the home facilities that not capable to accommodate all the occupant’s life needs?  One certain thing should be noted by the developers of the mansion is that the occupants should feel comfortable on their mansion. Occupants should feels that the mansion is part of themselves, not just a place for live. So that, should understand the meaning of a house in a human’s life.Keywords: house essence, planning, mansion.