Dwi Fadila Kurniawan
Departemen Teknik Elektro, Universitas Brawijaya

Published : 49 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

ANALISIS PENGARUH PENINGKATAN GAIN, VSWR, DAN PENURUNAN RETURN LOSS TERHADAP SUHU LINGKUNGAN PADA ANTENA MIKROSTRIP ARRAY DENGAN FREKUENSI 2.4 GHZ Bagus Juliyanto; Rudy Yuwono; Dwi Fadila Kurniawan
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak – Pada penelitian ini akan dibahas tentang perancangan dan pembuatan lima buah antena mikrostrip, yaitu tiga buah antena mikrostrip dan dua buah antena mikrostrip array dengan frekuensi 2.4 GHz serta menganalisis pengaruh peningkatan Gain, VSWR, dan Return Loss antena tersebut terhadap temperatur lingkungan. Pada antena ini menggunakan bahan substrat dua lapis FR-4 (konstanta dielektrik = 3,9) dan bahan konduktor tembaga. Perancangan dan simulasi antena dilakukan dengan menggunakan program CST Microwave Studio 2014. Kelima antena tersebut di taruh di luar kotak uji dan difungsikan sebagai pemancar yang dipancarkan pada kotak uji. Dan diteliti kenaikan suhu dalam kotak terhadap pancaran antena. Hasil simulasi kelima antena mikrostrip memiliki VSWR dibawah 2 pada frekuensi 2.4 GHz dengan nilai S11 (Return Loss) ≤ -10 dB, axial ratio di atas 10 dB serta memiliki nilai Gain diatas 2 dBi dan 10 dBi untuk antena array. Untuk hasil pengaruh peningkatan Gain, VSWR, dan Return Loss terhadap temperatur lingkungan selama 180 menit terjadi kenaikan temperatur sebesar 0.08℃ pada Antena1, Antena2 memiliki kenaikan 0.16℃, Antena3 memiliki kenaikan 0.41℃, Antena4 memiliki kenaikan 0.6℃, dan Antena5 memiliki kenaikan 0.6℃ Sedangkan kelima antena tersebut mengakibatkan perubahaan suhu dalam kotak, suhu rata-rata yang diakibatkan oleh antena dalam kotak sebesar 24.84℃ pada Antena1, 24.9℃ pada Antena2, 24.84℃ pada Antena3, 25.63℃ pada Antena4 dan 25.82℃ pada Antena5. Kata Kunci : Antena Mikrostrip, pengaruh peningkatan Gain, VSWR, Return Loss, dan perubahan temperatur Abstract-In this research we will discuss about designing and making five microstrip antenna, three microstrip antenna and two microstrip array antenna with frequency 2.4 GHz and analyzing the effect of increasing Gain, VSWR, and Return Loss antenna to the environment temperature. The antenna uses a two-layer substrate FR-4 (dielectric constant = 3.9) and a copper conductor material. The design and simulation of the antenna is done by using CST Microwave Studio 2014 program. The five antennas are placed outside the test box and functioned as transmitters transmitted on the test box. And examined the temperature rise in the box to the antenna jet. The simulation result of the fifth microstrip antenna has VSWR below 2 at 2.4 GHz with S11 value (Return Loss) ≤ -10 dB, axial ratio above 10 dB and Gain value above 2 dBi and 10 dBi for antenna array. For an increase in Gain, VSWR, and Return Loss on environmental temperatures for 180 minutes there was a temperature rise of 0.08 ℃ in Antenna1, Antenna2 had an increase of 0.16 ℃, Antenna3 had an increase of 0.41 ℃, Antenna4 had an increase of 0.6 ℃, and Antenna5 had an increase of 0.6 Untuk While the five antennas resulted in temperature change in the box, the average temperature caused by the antenna in the box was 24.84 ℃ on Antenna1, 24.9 ℃ on Antenna2, 24.84 ℃ on Antenna3, 25.63 ℃ on Antenna4 and 25.82 ℃ on Antenna5. Keywords: Microstrip Antenna, Improved Gain, VSWR, Return Loss, and temperature changes
ANALISIS DAN SIMULASI PARAMETER RADAR TERHADAP PERFORMANSI SYNTHETIC APERTURE RADAR PADA TAHAP AWAL PENCITRAAN SENSOR RADAR Zainal Abidin; Dwi Fadila Kurniawan; Muhammad Fauzan Edy Purnomo
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (791.214 KB)

Abstract

Synthetic aperture radar adalah teknik pemetaan radar udara untuk menghasilkan peta resolusi tinggi dari daerah sasaran. Dalam melakukan pencitraan menggunakan synthetic aperture radar, terdapat tiga tahap untuk menghasilkan citra tersebut. Tahap pertamanya adalah parameter desain SAR. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mensimulasikan parameter radar terhadap performansi Synthetic Aperture Radar. Hasil analisis menunjukkan Ground Swath Width dan SNR per Pulse dipengaruhi Platform Altitude. Ground Swath Width sebesar 313 kilometer dengan SNR per Pulse sebesar -132 dB dihasilkan pada Altitude 620 km dan 404 km dengan SNR per Pulse -137 dB pada 800 km. Sedangkan parameter Slant Range Resolution dan Ground Resolution dipengaruhi oleh nilai Bandwidth. Slant Range Resolution 7 meter dengan Ground Resolution 27 meter dihasilkan pada Bandwidth 14 MHz dan Slant Range Resolution 0,99 meter dengan Ground Resolution 2 meter dihasilkan pada Bandwidth 150 MHz. Azimuth Resolution dipengaruhi oleh nilai Carrier Frequency. Azimuth Resolution sebesar 3 meter dihasilkan pada Carrier Frequency 1,27 GHz dan 0,44 meter dihasilkan pada Carrier Frequency 9,6 GHz.Kata kunci – Synthetic Aperture Radar, parameter radar, resolusi radar, pencitraan radar, SCILAB.
PERANCANGAN SISTEM MONITORING DAN VERIFIKASI BARANG PADA KOTAK POS PINTAR BERBASIS MIKROKONTROLER ESP32-CAM MENGGUNAKAN BLYNK Faza Rosyadan Nandita Pratama; Adharul Muttaqin; Dwi Fadila Kurniawan
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 9, No 5 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKKebutuhan jasa pengiriman mengalami peningkatan yang cukup pesat mengikuti meningkatnya popularitas e-commerce. Pada layanan jasa pengiriman, kurir memiliki tugas untuk mengirim barang pesanan sampai kekonsumen secara langsung sesuai alamat yang diberikan. Konsumen tidak dapat menentukan waktu pasti untukbarang pesanan mereka datang. Sebagai solusi dari permasalahan tersebut perlu dirancang sebuah kotak pospintar yang dapat memberikan pemberitahuan dan tampilan visual barang yang dimasukkan ke dalamnya. Padaskripsi ini ditunjukkan bagaimana merancang alat untuk memantau adanya barang yang masuk melalui dalampintu bagian atas pada kotak pos pintar. Dengan menggunakan alat tersebut dapat dilakukan verifikasi apakahbarang yang diterima sesuai dengan barang yang telah dipesan. Alat dibuat dengan menggunakan perangkatkeras antara lain HC-SR501 passive infrared sensor (PIR), mikrokontroler ESP32-CAM dan regulator 5V MB-102. Secara teknis perangkat tersebut bekerja ketika HC-SR501 passive infrared sensor (PIR) mendeteksi kurirpada saat membuka pintu. ESP32-CAM akan menanggapi hal tersebut dengan mengirimkan sebuah notifikasibarang telah datang sekaligus hasil gambar kepada Blynk apps. Berdasarkan hasil pengujian yang telahdilakukan dapat ditunjukkan bahwa ESP32-CAM memerlukan waktu setidak 20 detik untuk proses setiappengambilan gambar saat barang terdeteksi masuk. Sensor PIR juga telah menunjukan kinerja yang baik untukmendeteksi kurir yang mendekat ke kotak. Pemberitahuan dan gambar berhasil diterima dengan baik oleh Blynk.Keywords— HC-SR501 Passive Infrared Sensor (PIR), Mikrokontroler ESP32-CAM, Internet of Things (IoT), Blynk appsABSTRACTThe need for delivery services has increased quite rapidly to increase the popularity of e-commerce. In delivery services,couriers have the task of sending ordered parcels to consumers directly according to the address given. Consumers cannotdetermine the exact time for their ordered parcels to arrive. As a solution to this problem, it is necessary to design a smartpost box that can provide notifications and display visual items that are inserted into it. In this report, it is shown how todesign a tool to realize parcels that enter through the top door of a smart post box. By using this tool, it can be verifiedwhether the parcels received are in accordance with the parcels that have been ordered. Tools made using hardware includethe HC-SR501 passive infrared sensor (PIR), the ESP32-CAM microcontroller and the MB-102 5V regulator. Technically thedevice works when the HC-SR501 passive infrared sensor (PIR) detects the courier when opening the door. ESP32-CAM willrespond to this by sending a notification of the parcels arriving along with the results of the image to the Blynk apps. Basedon the tests that have been carried out, it can be shown that the ESP32-CAM takes 20 seconds to take pictures when parcelsare detected entering. The PIR sensor has also shown good performance for detecting couriers approaching the box.Notifications and images were well received by Blynk.Keywords— HC-SR501 Passive Infrared Sensor (PIR), ESP32-CAM Microcontroller, Internet of Things (IoT), Blynk apps.
Pengaruh Soft Handoff Terhadap Peningkatan Kapasitas Jaringan UMTS Dwi Fadila Kurniawan; M. Fauzan Edi P; Pradini Puspitaningayu
Jurnal EECCIS Vol 6, No 2 (2012)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.541 KB)

Abstract

Universal Mobile Telecommunication System (UMTS) adalah produk dari teknologi selular generasi ketiga yang berasal dari evolusi GSM dengan menggunakan air interace Wideband Code Division Multiple Access (WCDMA). Standarisasi UMTS mengikuti European Telecommunication Standard Institution (ETSI) pada 2 Mbps dan 2 GHz dengan alokasi spektrum 230 MHz, dengan frekuensi downlink 1885-2025 Mhz dan 2110-2200 Mhz untuk uplink. Dalam system ini handoff merupakan bagian mendasar yang mendukung mobilitas user. Handoff bertujuan untuk menyediakan layanan mobile secara kontinyu kepada user yang bergerak hingga melampaui jangkauan suatu sel. Secara umum terdapat tiga jenis handoff yang dapat diterapkan dalam jaringan UMTS yaitu hard handoff, soft handoff dan softer handoff. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh soft handoff pada peningkatan jaringan UMTS. Analisisnya meliputi probabilitas blocking dan probabilitas dropcall karena handoff failure. Setiap analisis untuk soft handoff dibandingkan dengan hard handoff untuk mengetahui peningkatan yang terjadi. Dalam perhitungan digunakan software Matlab7 untuk membantu proses analisis. Saat menerapkan soft handoff peningkatan kapasitas sebesar 9,77%, level penerimaan daya minimum 6,78% lebih kecil dan dropcall probability menurun sebesar - 98% dibanding dengan saat hard handoff. Dengan demikian soft handoff dapat memberikan pengaruh yang lebih baik untuk performa jaringan UMTS.Kata Kunci— Soft handoff, hard handoff, kapasitas, bloking call, dan dropcall
Antena Mikrostrip Circular Array Dual Frekuensi Dwi Fadila Kurniawan; Erfan Achmad Dahlan; Ariestya Yoga Pratama
Jurnal EECCIS Vol 4, No 1 (2010)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.307 KB)

Abstract

Paper Dalam aplikasi GPS (Global Positioning System) dan GSM (Global System for Mobile communication) dalam sebuah fitur layanan telepon seluler, diperlukan antena tunggal yang mampu melayani 2 keperluan aplikasi GPS yaitu frekwensi 1575 MHz dan keperluan GSM yaitu 1800 MHz sekaligus. Dalam perancangan ini antena mikrostrip dual frekwensi dibangun menggunakan bahan Epoxy fiberglass FR-4 dengan konstanta dielektrik (εr) = 4,5. Antena hasil perencanaan terdiri dari dua elemen peradiasi (patch). Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, antena mikrostrip circular array yang dirancang pada frekuensi 1575 MHz memiliki nilai Return Loss sebesar -11,242 dB dan VSWR sebesar 1,75 sedangkan pada frekuensi 1800 MHz didapatkan nilai Return Loss sebesar -12,831 dB dan VSWR 1,59 dengan pola radiasi unidirectional dan polarisasi ellips, nilai gain sebesar 4,54 dBi untuk frekuensi 1575 MHz dan 4,89 dBi untuk frekuensi 1800 MHz serta nilai directivity berurutan sebesar 6,43 dB dan 6,63 dB. Bandwidth antena hasil pengukuran didapatkan sebesar 78 MHz dan 196 MHz.Kata Kunci— Mikrostrip, circular array, VSWR,dab GPS
Antena Biquad untuk WLAN 2,4 GHz Dwi Fadila Kurniawan; Rudy Yuwono; Putu Agus P
Jurnal EECCIS Vol 4, No 2 (2010)
Publisher : Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (504.558 KB)

Abstract

Dewasa ini, untuk mengkoneksikan sistem informasi dan jaringan komputer banyak menggunakan teknologi wireless LAN (WLAN), khususnya dengan frequensi 2,4 GHz. Untuk sistem komunikasi wireless 2,4 GHz terdapat beberapa jenis antena yang dapat digunakan, dengan beberapa kekurangan. Dalam penelitian ini dirancang sebuah antena buquad sebagai antenna alternatif yang sederhana, berdimensi relatif kecil (0,01m2), fleksibel, praktis, dan murah (menggunakan kawat tembaga) untuk aplikasi wireless LAN 2,4 GHz. Meskipun demikian kinerja antenna biquad ini bias diandalkan karena memiliki Return Loss sebesar -11,574 dB, VSWR sebesar 1,717, pola radiasi unidirectional, penguatannya sebesar 11,506 dBi dan bandwidth sebesar 275 MHz. Dengan demikian antena biquad ini, dapat digunakan pada teknologi WLAN 2,4 GHz.Kata Kunci— biquad, unidirectional, bandwidth, WLAN.
PERANCANGAN ANTENA ULTRAWIDEBAND MIMO UNTUK APLIKASI WIFI DAN 5G Azizurrahman Rafli; Rudy Yuwono; Dwi Fadila Kurniawan
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 9, No 8 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Antena mikrostrip adalah salah satu jenis antena yang memiliki kenggulan dari antena jenis lain yaitu memiliki bobot yang ringan serta ukuran yang kecil, mampu beroperasi pada single, dual maupun multi band, dapat menghasilkan polarisasi sirkular maupun linear dan mudah diimplementasikan. Kemampuan Antena mikrostrip apabila digabungkan dengan Ultra-wideband dan Teknik Multiple Input Multiple Output (MIMO) dapat menghasilkan kinerja antena yang baik dan cakupan frekuensi yang lebar. Sehingga satu antena dapat bekerja fleksibel di beberapa frekuensi kerja. Saat ini teknologi yang sedang tren adalah teknologi Wi-Fi dan 5G. Penelitian ini merancang desain antena ultra-wideband MIMO pada frekuensi Wi-Fi dan 5G. Desain antena mikrostrip berbentuk bintang 30 dengan konduktor tembaga. Desain antena MIMO divariasi dari single element, MIMO 2x2, MIMO 3x3 dan MIMO 4x4. Performansi desain antena ultra-wideband MIMO dibandingkan antara simulasi dan pengujian. Hasil Simulasi dan pengujian menunjukkan bandwidth yang dihasilkan telah mencakup kanal frekuensi Wi-Fi dan 5G. Kata Kunci: Antena Mikrostrip, MIMO, Ultra-wideband, Wi-Fi, 5G ABSTRACT Microstrip antenna is one type of antenna that has advantages over other types of antennas, namely having a light weight and small size, capable of operating in single, dual or multi-band, can produce circular and linear polarization and is easy to implement. Microstrip antenna capabilities combined with Ultra-wideband and Multiple Input Multiple Output (MIMO) techniques can produce good antenna performance and wide coverage. The combined technique of antenna can work flexibly in several working frequencies. This paper will design ultra-wideband MIMO antennas at Wi-Fi and 5G frequencies. The antennas have a design of 30 star shaped design with copper conductors. MIMO antenna designs are varied from single element, MIMO 2x2, MIMO 3x3 and MIMO 4x4. The performance of the MIMO ultra-wideband antenna design was compared between simulation and testing. Simulation and test results in this paper show that the resulting bandwidth includes Wi-Fi and 5G frequency channels. Keywords: Microstrip Antenna, MIMO, Ultra-wideband, Wi-Fi, 5G
PERANCANGAN SISTEM KEAMANAN MENGGUNAKAN SOLENOID DOOR LOCK BERBASIS NODEMCU ESP8266 PADA PINTU PENERIMA KOTAK POST PINTAR ICOP BOX (INTEGRATED CONTACTLESS POSTBOX) Fatchur Rizal Hidayat; Adharul Muttaqin; Dwi Fadila Kurniawan
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 9, No 5 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKICoP Box (Integrated Contactless Post Box) merupakan sebuah kotak pos yang didesain sedemikian rupa untukmempermudah pemiliknya dalam memantau paket atau barang yang datang, serta dapat meminimalisir penyebaran virusCOVID-19 akibat adanya kontak langsung dengan orang baru yaitu kurir yang memiliki mobilitas tinggi dari tempat satuke tempat yang lainnya untuk mengantarkan paket atau barang. Terdapat 2 pintu pada ICoP Box yaitu pintu kurir danpintu penerima. Sebagai upaya pengamanan paket atau barang yang ada di dalam ICoP Box, diperlukan adanya sistemkeamanan pada pintu penerima. Penelitian ini merancang sistem keamanan pada pintu penerima ICoP Box yang terdiridari NodeMCU ESP8266, solenoid door lock 12V, sensor infra merah, dan relay 5V yang nantinya akan dikontrolmelalui tampilan antarmuka Blynk dengan dibuatkan sebuah push button. Ketika solenoid door lock dalam kondisi ON,pintu dapat dibuka dan sensor infra merah akan berlogika 1 atau “HIGH”. Saat pintu ditutup kembali, sensor infra merahakan berlogika 0 atau “LOW” dan akan secara otomatis merubah kondisi solenoid door lock menjadi OFF dalam waktu2,5 detik. Relay sebagai aktuator digunakan dalam membuka dan menutup solenoid door lock yang terhubung denganNodeMCU ESP8266. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada percobaan sensor infra merah, sensorbekerja pada kondisi LOW dan berfungsi dengan baik sebagai pendeteksi pintu tertutup dan terbuka. Pada percobaanrelay yang dikontrol melalui aplikasi Blynk, didapatkan respon waktu yang cukup cepat dengan rata-rata waktupengeksekusian perintah adalah kurang dari 1 detik.Kata Kunci: NodeMCU ESP8266, Sensor Infra Merah FC-51, Solenoid Door Lock 12V, BlynkABSTRACTICoP Box (Integrated Contactless Post Box) is a post box designed in such a way as to make it easier for the owner tomonitor incoming packages or goods, and to minimize the spread of the COVID-19 virus due to direct contact with newpeople, namely couriers who have high mobility from the place of origin. from one place to another to deliver packagesor goods. There are 2 doors on the ICoP Box, namely the courier door and the receiving door. As an effort to securepackages or goods in the ICoP Box, it is necessary to have a security system at the receiving door. This study designs asecurity system at the ICoP Box receiving door which consists of NodeMCU ESP8266, 12V door lock solenoid, infraredsensor, and 5V relay which will be controlled via the Blynk interface by making a push button. When the door locksolenoid is ON, the door can be opened and the infrared sensor will be logic 1 or “HIGH”. When the door is closedagain, the infrared sensor will be logic 0 or “LOW” and will automatically change the condition of the door locksolenoid to OFF within 2.5 seconds. The relay as an actuator is used in opening and closing the door lock solenoidwhich is connected to the NodeMCU ESP8266. Based on the results of research that has been carried out on infraredsensor experiments, the sensor works in LOW conditions and functions well as a detector for closed and open doors. Inthe relay experiment which was controlled through the Blynk application, the response time was quite fast with theaverage command execution time was less than 1 second.Keywords: NodeMCU ESP8266, Infrared Sensor FC-51, Solenoid Door Lock 12V, Blynk
ANALISIS PENURUNAN LEVEL DAYA TERIMA GAIN SMARTPHONE DENGAN PENAMBAHAN USER DALAM KEADAAN INDOOR DAN OUTDOOR Dhody Persada; Rudy Yuwono; Dwi Fadila Kurniawan
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 5, No 1 (2017)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract- Ponsel cerdas (smartphone) adalah telepon genggam yang mempunyai kemampuan dengan pengunaan dan fungsi yang menyerupai komputer. penerimaan daya level terima smartphone apakah sangat berpengaruh dengan penambahan user dan kondisi indoor dan outdoor. Pada peneltian ini, dilakukan pengukuran smartphone pada kondisi indoor dan outdoor dengan mengguakan acces point. Smartphone diletakan didalam kotak yang sudah dibuat dengan ukuran tertentu. Kemudian mengukur kuat medan elektromagnetik sebesar 18,24⨯  W/m, dengan hasil penerimaan kondisi indoor dan outdoor pada smartphone kondisi indoor menggukan kotak kardus nilai terbaik sebesar -23 dBm dalam waktu 1 menit untuk selang waktu 5 menit level daya terima yang terbaik adalah -23 dBm, untuk kondisi outdoor menggunakan kotak kardus dalam selang waktu 1 menit nilai terbaik adalah -24 dBm untuk selang waktu 5 menit level daya terima yang terbaik adalah -26 dBm. Dialakukan kembali pengukuran degan menggunakan kotak akrilik/mika dengan hasil pengukuran dalam selang waktu 1 menit dengan kondisi indoor didapatkan nilai terbaik -22 dBm untuk selang waktu 5 menit level daya terima yang terbaik adalah -23 dBm untuk kondisi outdoor dalam selang waktu 1 menit didapatkan nilai sebesar -25 dBm untuk selang waktu 5 menit didapatkan nilai terbaik adalah -24 dBm.
Quality Of Service (Qos) Layanan Video Conference Pada Jaringan High Speed Packet Access (HSPA) Menggunakan Emulator Graphical Network Simulator (GNS) 3. Reno Muktiaji Herdhiansyah; Wahyu Adi Priyono; Dwi Fadila Kurniawan
Jurnal Mahasiswa TEUB Vol 2, No 4 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa TEUB

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.202 KB)

Abstract

Video conference adalah layanan yang meliputi Pelayanan data, voice, multimedia dan internet. Video conference membutuhkan kecepatan data yang relative tinggi dan bandwidth relative lebar. High speed packet access (HSPA) adalah jaringan generasi 3.75G yang mampu memberikan layanan kecepatan hingga 14,4 Mbps pada downlink dan 7,2 Mbps pada uplink sehingga jaringan ini mampu memenuhi kebutuhan untuk layanan video conference. Pada penelitian ini dibahas konfigurasi video conference pada jaringan High speed packet access (HSPA) dan pengamatan melalui software emulator GNS3. Parameter yang diamati pada penelitian ini adalah troughput, packet loss, delay end-to-end dan jitter. Kualitas layanan yang didapatkan dengan membandingkan hasil pengamatan dengan hasil simulasi.Dari hasil pengamatan didapat nilai untuk resolusi 640x480p memiliki nilai delay end-to-end 148.150,75 ms. Kualitas performansi layanan video conference di daerah pengambilan data menggunakan High Speed Packet Access (HSPA) adalah sesuai dengan standar ITU-T G.1010 untuk delay (delay end to end < 10 s) dan packet loss (packet loss < 1%) pada resolusi 320x240p dan 640x480p. Nilai tersebut dikategorikan buruk menurut standar ITU-T G.114, sehingga butuh pengembangan yang mendalam dalam penerapan teknologi ini kedepannya.Kata Kunci— Video conference, Quality of Service (QoS), GNS3.