Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PENENTUAN WILAYAH-WILAYAH UNGGULAN PENGEMBANGAN TERNAK BESAR DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Firman, Achmad; Nono, Obed Haba
Mimbar Agribisnis: Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis Vol 5, No 2 (2019): Juli 2019
Publisher : Universitas Galuh Ciamis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.698 KB) | DOI: 10.25157/ma.v5i2.2387

Abstract

This study aims to determine the central areas for the development of large livestock in the East Nusa Tenggara Province. The data used in this study are secondary data obtained from the Central Statistics Agency and the Agriculture Service of East Nusa Tenggara Province. The analytical method used in this study is a quantitative method. The results of this study indicate that the areas that can be used as centers for large livestock development are as follows: (1) the development of cattle livestock is found in Kupang, Timor Tengah Selatan, Belu, Alor, Ende, Rote, Malaka, and Kupang city (2) Development of horse is found in Sumba Barat, Lembata, Flores Timur, Sikka, Ngada, Sumba Tengah, Sumba Barat Daya, Manggarai Timur, Sabu Raijua; and (3) Development of buffalo is found in Sumba Barat, Sumba Timur, Ngada, Rote, Manggarai, Sumba Tengah, Sumba Barat Daya, nagekeo, Mangarai Timur, Sabua Raijua.
PENENTUAN WILAYAH-WILAYAH SENTRA PENGEMBANGAN TERNAK KECIL DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR Achmad Firman; Obed Haba Nono
Sosiohumaniora Vol 22, No 1 (2020): SOSIOHUMANIORA, MARCH 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2735.784 KB) | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v22i1.23250

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di Nusa Tenggara Timur yang bertujuan untuk menentukan wilayah-wilayah yang dapat dijadikan sentra bagi pengembangan ternak kambing, domba, dan babi. Data sekunder digunakan dalam penelitian ini untuk menentukan wilayah pengembangan ternak kecil tersebut. Analisis kuantitatif menjadi metode yang digunakan pada kajian ini. Hasilnya memperlihatkan bahwa (1) sentra pengembangan ternak kambing adalah di Kabupaten Sumba Timur, Kab. Timur Tengah Utara (TTU), Kab. Alor, Kab. Flores Timur, Kab. Sikka, Kab. Nagekeo, Kab. Manggarai Timur, dan Kab. Sabu Raijua; (2) pengembangan ternak domba terdapat di Kabupaten Rote Ndao dan Kabupaten Sabu Raijua; dan (3) pengembangan ternak babi terdapat di Kab. Sumba Barat, Kab. Kupang, Kab. Timur Tengah Selatan (TTS), Kab. Ngada, Kab. Sumba Tengah, Kab. Sumba Barat Daya, dan Kota Kupang.
DAMPAK KELEMBAGAAN BAGI HASIL TERHADAP KINERJA USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KABUPATEN KUPANG Obed Haba Nono
Sosiohumaniora Vol 13, No 1 (2011): SOSIOHUMANIORA, MARET 2011
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.18 KB) | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v13i1.5460

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak keberadaan kelembagaan bagi hasil terhadap kinerja usaha penggemukan sapi potong. Penelitian survai dilaksanakan di Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur Metode penentuan wilayah/responden yang digunakan multi stage cluster random sampling, diperoleh 2 kecamatan contoh dan 6 desa contoh, dan total responden sebanyak 107 orang, terdiri dari 72 peternak bagi hasil (penggaduh) dan 35 peternak mandiri. Untuk Pemodal dilakukan sensus sehingga diperoleh 23 pemodal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: kinerja usaha (penerimaan, pendapatan, keuntungan dan ROI) peternak mandiri lebih baik daripada kinerja usaha penggaduh. Kelembagaan bagi hasil belum meningkatkan produktivitas usaha. Nilai ROI sebesar 16,69 s/d 32,23 persen. Jadi, pemanfaatan aset usaha tani belum optimal. Efsiensi usaha R/C sebesar 1,97 (belum memperhitungkan biaya pakan dan tenaga kerja keluarga). Pertambahan bobot harian ternak penggemukan berkisar antara 378,41 s/d 410,88 gram. Kelembagaan bagi hasil belum meningkatkan produktiivtas usaha. Kata kunci : bagi hasil, penggaduh, penggemukan, sapi potong
Kondisi Ekonomi Rumahtangga Peternak Penggemukan Sapi Potong Pada Peternakan Rakyat di Kabupaten Kupang E. Sunarto; O.H. Nono; U.R. Lole; Y.L. Henuk
Jurnal Peternakan Indonesia (Indonesian Journal of Animal Science) Vol 18, No 1 (2016): Jurnal Peternakan Indonesia
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jpi.18.1.21-28.2016

Abstract

Pengembangan ternak sapi potong yang digalakkan oleh pemerintah dengan mencanangkan program swasembada daging pada tahun 2014 bertujuan untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi potong sehingga dapat bersaing dengan sapi impor. Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) merupakan salah satu provinsi yang diarahkan untuk pengembangan peternakan melalui plasma nutfah dan penggunaan teknologi peternakan. salah satu ciri dari usaha peternakan rakyat adalah orientasinya belum sepenuhnya bersifat bisnis dan biasanya dilakukan sebagai usaha sambilan yang tidak terlalu mementingkan keuntungan secara finansial. Pendapatan nyata lebih besar akan diperoleh pada saat lama waktu pemeliharaan 6 bulan atau dibawah nilai rataan dan selanjutnya cenderung terjadi penurunan dengan semakin bertambah panjangnya lama waktu pemeliharaan yang dilakukan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi ekonomi rumahtangga peternak penggemukan sapi potong pada peternakan rakyat di Kabupaten Kupang, meliputi 3 (tiga) kecamatan sebagai berikut: a) Kecamatan Amarasi Timur, b) Kecamatan Kupang Timur, dan c) Kecamatan Amarasi Barat.  Pemilihan kelompok peternak contoh secara acak sederhana sebanyak dua kelompok dari tiap kecamatan dimana setiap kelompok terdiri dari 20 orang petani peternak. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pendapatan usaha ternak sapi potong pola penggemukan adalah Rp. 10,626,667,-/tahun/peternak dengan besaran kontribusi sebesar 44,15 % dari total pendapatan  rumahtangga.  Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggemukan sapi potong di tingkat peternakan rakyat di Kabupaten Kupang merupakan sumber pendapatan  utama di tingkat responden.
PEMBERDAYAAN KELOMPOK PEMUDA GMIT DAN MASYARAKAT SEHAMPARAN MELALUI INTENSIFIKASI USAHA DI PEKARANGAN Obed Haba Nono; Johanis Ly; Agust R. Riwu; J. F. Theedens; Yulianus Linggi
Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan Vol 5, No 1 (2020): Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan
Publisher : Jurusan Peternakan Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (534.802 KB) | DOI: 10.35726/jpmp.v5i1.420

Abstract

usaha ternak (babi, dan ayam buras), pertanian/tanaman organic dan ikan air tawar di pekarangan; (2) meningkatkan sanitasi/ pengendalian lingkungan dari polusi limbah organic/kandang dan limbah an organic seperti plastic, kertas dan lainnya; (3) meningkatkan keterampilan dan atau pendapatan mitra. Sebagai  luaran yang akan dihasilkan dari Program IbM yang diusulkan ini adalah pada: (1)  Aspek produksi: (a) aneka produk hasil olahan sampah plastic, kebersihan/kesehatan lingkungan, (b) ternak babi yang bermutu lebih sehat dan produktif,  (c) Usaha tani/tanaman pekarangan: aneka sayur organic (kangkung, sawi, bayam, bawang, tomat) dan ikan lele; (2) Aspek manajemen : Mitra  lebih mampu dalam menata : (a) kebersihan/kesehatan lingkungan (b) pengendalian kesehatan ternak, (d) pembuatan dan aplikasi pupuk organic, pestisida nabati,pertanian vertical, mesin tetas, serta pemanfaatan pekarangan yang lebih optimal/produktif  .Metode yang diterapkan adalah pelatihan dan demoplot dari setiap inovasi/teknologi yang ditawarkan, yaitu pengolah limbah an organic (terutama plastic),  instalasi kandang , mesin tetas, pengendalian kesehatan ternak. dan pemanfaatan limbah kandang untuk pembuatan pupuk organic, pesitisida nabati dan aplikasinya kepada tanaman, pertanian vertical serta pembuatan kolam terintegrasi dengan sayuran di pekarangan. Kegiatan selanjutnya adalah pendampingan.  Lama kegiatan direncanakan selama 6 bulan. Hasil kegiatan berupa sejumlah produk meliputi : ternak ayam/babi bermutu, pupuk organik (padat ) dan pestisida nabati.  Hasil berupa pupuk organic,pestisida   nabati untuk aneka sayuran organik. Kesimpulan : Manfaat dari penerapan   aneka teknologi tepat guna pada sejumlah cabang usaha di pekarangan  menunjukkan : (1) hasil pupuk organic meningkatkan  produksi sebesar  (30-100%) efisiensi input dari : pupuk (40-50%), waktu  panen lebih cepat untuk sayur organic (16-20%),  (2) efisiensi pestisida  kimiawi Dari penerapan pestisida nabati  mencapai 60-100%;  (3) Hasil perkandangan  ayam buras sanggup meningkatkan produktivitas sebesar 3-4xlipat dari 3-4 ekor menjadi  18-20 ekor anak selama selama bulan pertama setelah menetas , (4) aplikasi teknologi mesin tetas berdampak kepada efisiensi waktu dan produktivitas dan mutu ayam meningkat (s/d 300%); (5) kesehatan  ternak babi dan anjing meningkat, 6) aneka hasil kerajinan dari pengolahan sisa/limbah plastic berupa asbak, tempat tisu, tas, keranjangsayur dsb.dan 7) ternak ikan dan aneka sayuran hasil intgerasi dalam system aquaponik .Kata kunci :  aquaponik,  limbah, mesin tetas, pestisida nabati , pupuk organik
Penerapan Teknologi Dalam Kerangka Peningkatan Produktivitas Usahatani Ternak Obed Haba Nono; Petrus Kune; Agust R. Riwu; Kristomus Boimau
Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan Vol 4, No 2 (2019): Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan
Publisher : Jurusan Peternakan Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (623.383 KB) | DOI: 10.35726/jpmp.v4i2.341

Abstract

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk : 1) meningkatkan keterampilan mitra dalam mengunakan sejumlah teknologi tepat guna ;2) meningkatkan produktivitas aneka usaha. Hal ini sesuai dengan karakteristik  masalah  yang dihadapi mitra, yaitu : manajemen produksi yang mengacu kepada optimalisasi sumber daya untuk peningkatan produktivitas , terbatasnya peralatan produksi  dan aspek sosial ekonomi yang dialami 2 kelompok tani ternak yaitu Dahulu Rasa dan Tunas Baru.Metode yang diterapkan adalah : (1) penentuan mitra dan jenis IPTEKS yang diterapkan adalah  observasi, wawancara mendalam sehingga penentuan mitra dilakukan secara purposive. (2) metoda dalam aplikasi IPTEKS berupa pelatihan, uji demoplot serta pendampingan. Demoplot berupa aplikasi dari sejumlah teknologi yaitu : (1) teknologi IPAT-BO untuk tanaman padi, (2) mesin tetas, (3) pembuatan reaktor/aplikasi biogas, dan (4)  pembuatan serta aplikasi pupuk organik berbahan baku lokal. Hasil kegiatan berupa sejumlah produk meliputi : gabah, ternak ayam/babi bermutu, pupuk organik (padat dan cair) hasil aplikasinya: aneka sayur -mayur. Hasil biogas berupa :gas untuk memasak, pupuk organik (padat dan cair), kangkung  serta aneka sayuran organic. Kesimpulan : bentuk/jenis IPTEKS berupa  sejumlah teknologi tepat guna  berdampak kepada  : (1) hasil IPAT-BO sanggup meningkatkan produktivtas gabah sebesar 54,67 persen, efisiensi benih dan air sebesar 300% (2) efisiensi waktu dan produktivitas dan mutu ayam meningkat (3-3,5 kali lipat); (3) Produksi meningkat dan efisiensi input/waktu  untuk sayur organic (25-50%) dan (4) Efisiensi biaya penggunaan BBM dapat mencapai Rp. 8,76 juta pertahun dari 2 buah kompor dari sebuah reaktor biogas.Kata kunci : teknologi, IPAT-BO, biogas, pupuk organik, mesin tetas.
Analisis Manfaat Penerapan Aneka Teknologi Pada Usahatani Ternak Terintegrasi obed haba nono
Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan Vol 4, No 1 (2019): Jurnal Pengabdian Masyarakat Peternakan
Publisher : Jurusan Peternakan Politeknik Pertanian Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (945.331 KB) | DOI: 10.35726/jpmp.v4i1.272

Abstract

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk : 1) meningkatkan keterampilan mitra dalam mengunakan sejumlah teknologi tepat guna ;2) mengoptimalkan integrasi antar cabang usaha. Hal ini sesuai dengan karakteristik  masalah  yang dihadapi mitra, yaitu : manajemen produksi yang mengacu kepada integrasi , terbatasnya peralatan produksi  dan aspek sosial ekonomi yang dialami 2 kelompok tani ternak yaitu Kampung  Baru  dan Qmaju. Metode yang diterapkan adalah : (1) penentuan mitra dan jenis IPTEKS yang diterapkan adalah  observasi, wawancara mendalam sehingga penentuan mitra dilakukan secara purposive. (2) metoda dalam aplikasi IPTEKS berupa pelatihan, uji demoplot serta pendampingan. Demoplot berupa aplikasi dari sejumlah teknologi yaitu : (1) Perkandangan, (2) mesin tetas, (3)  pembuatan serta aplikasi pupuk organic berbahan baku lokal dan (4)  pembuatan serta aplikasi pestisida nabati berbahan baku local, (5) penanganan kesehatan ternak ayam dan babi.Hasil kegiatan berupa sejumlah produk meliputi : ternak ayam/babi bermutu, pupuk organik (padat ) dan pestisida nabati.  Hasil berupa pupuk organic,pestisida   nabati untuk aneka sayuran organik. Kesimpulan : Manfaat dari penerapan   aneka teknologi tepat guna dalam integrasi usaha menunjukkan : (1) hasil pupuk organic meningkatkan  produksi sebesar  (50%) efisiensi input dari : pupuk (30-50%), waktu  panen lebih cepat untuk sayur organic (16-20%),  (2) efisiensi pestisida  kimiawi Dari penerapan pestisida nabati  mencapai 50-60%;  (3) Hasil perkandangan  ayam buras sanggup meningkatkan produktivitas sebesar 3-4xlipat dari 3-4 ekor menjadi  8-10 ekor anak selamat selama bulan pertama setelah menetas , (4) aplikasi teknologi mesin tetas berdampak kepada efisiensi waktu dan produktivitas dan mutu ayam meningkat (s/d 50%); dan (5) mutu ternak babi meningkat sebesar 30 %.  Kata kunci : integrasi, kandang, mesin tetas , pupuk organik, dan  pestisida nabati
Analisis Finansial Sistim Penggemukan Sapi Potong oleh Perusahaan dan Peternakan Rakyat di Kabupaten Kupang E. Edi Sunarto; Obed H. Nono; Ulrikus R. Lole; Hilarius Yosef Sikone
JAS Vol 1 No 4 (2016): Journal of Animal Science (JAS) - October 2016
Publisher : Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Timor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32938/ja.v1i04.257

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pendapatan usaha penggemukan sapi di perusahaan peternakan dan peternakan rakyat, kelayakan usaha penggemukan sapi potong di perusahaan peternakan dibandingkan dengan usaha penggemukan sapi potong di peternakan rakyat, dan faktor-faktor yang mempengaruhi besaran pendapatan dari usaha penggemukan sapi potong di perusahaan dan peternak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Pengambilan wilayah sampel ditentukan secara Sampel Acak Klaster (Cluster Random Sampling) dan responden secara purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 60 responden. Analisis kelayakan finansial dikaji secara kuantitatif melalui analisis biaya dan manfaat, analisis laba rugi, analisis kriteria investasi, yaitu meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C), Payback Pariod (PP), dan Analisis Switching Value. Hasil analisis menunjukan bahwa usaha penggemukan di perusahaan peternakan untuk sapi jantan memiliki nilai NPV sebesar Rp. 7.472.015.043; B/C sebesar 3.09; IRR sebesar 30.15%; Usaha penggemukan sapi betina afkir memiliki nilai NPV sebesar Rp. 3.720.704.516,- B/C sebesar 4.87; IRR sebesar 34%; sementara usaha penggemukan sapi jantan di peternakan rakyat memiliki nilai NPV sebesar Rp. 61.825.470; B/C adalah 4.92; IRR sebesar 95%. Faktor-faktor yang mempengaruhi besaran pendapatan untu usaha penggemukan sapi adalah jumlah ternak, harga bakalan, tenaga kerja dan harga jual, biaya pakan, dan bobot akhir ternak. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah usaha penggemukan sapi potong di Kabupaten Kupang baik yang dilakukan oleh peternak maupun perusahaan peternakan layak dijalankan. ©2016 dipublikasikan oleh JAS.
ANALISIS BIAYA PENDAPATAN BERDASARKAN SKALA PADA USAHA PENGGEMUKAN SAPI POTONG DI KECAMATAN AMARASI KABUPATEN KUPANG Thomson Aplunggi; Obed H. Nono; Arnoldus Keban
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 4 No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v4i2.820

Abstract

Fattening cattle have a significant economic opportunities and able to contribute a relatively high income. A study of fattening with different business scale has been implemented in Districtof Amarasi where data collection was conducted over 2 months ie January to February 2016. The aim of this study was to determine the cost structure of fattening cattle in the Amarasi District - Regency of Kupang on two different business scale and to determine the cash income of fattening cattle on a different scale enterprises . The method used is a survey method in which data collection is done through observation and interviews. Sampling was done using multi stages sampling. The determination of Sselected village was done purposively as many as three villages from eight villages intheDistrict of Amarasi. Determination of the respondents in each selected village was done in the quota of 20 people where each scale consists of 10 people. So, it was obtained 60 respondents representatively. Data were analyzed using analysis of input output and followed by test of difference of cash income between the scales. The results showed that the total costs on a scale I is Rp 11,789,915/year and on a scale II is Rp 18,254,845/year. The total cash earnings of farmers during the years is as follow: on scale I is Rp 10,901,750/year and on scale II is Rp 10,881,017/year. No differences in cash income on two different business scale (P> 0.05). ABSTRAK Usaha penggemukan ternak sapi memiliki peluang ekonomi yang cukup baik dan mampu memberikan sumbangan pendapatan yang relatif tinggi. Suatu studi tentang usaha penggemukan dengan Skala usaha yang berbeda telah dilaksanakan di Kecamatan Amarasi dimana pengumpulan data dilaksanakan selama 2 bulan yaitu januari sampai dengan Februari 2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur biaya usaha penggemukan ternak sapi potong di Kecamatan Amarasi pada dua Skala usaha yang berbeda dan untuk mengetahui pendapatan tunai dari usaha penggemukan ternak sapi potong pada Skala usaha yang berbeda. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dimana pengumpulan data dilakukan melalui observasi dan wawancara. Pengambilan contoh dilakukan secara bertahap. Penentuan desa contoh dilakukan secara purposive sebanyak 3 desa dari 8 desa yang ada di Kecamatan Amarasi. Penentuan responden pada tiap desa contoh dilakukan secara kuota sebanyak 20 orang dimana tiap Skala terdiri atas 10 orang sehingga diperoleh 60 responden representative. Data kemudian dianalisis menggunakan analisis input output dan dilanjutkan dengan uji beda rata-rata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total biaya pada Skala 1 sebesar Rp 11.789.915/tahun dan pada Skala 2 sebesar Rp 18.254.845/tahun. Total pendapatan tunai petani peternak selama satu tahun usaha pada Skala I Rp 10.901.750 per tahun dan pada Skala II Rp 10.881.017/tahun. Tidak ada perbedaan pendapatan tunai pada dua Skala usaha uang berbeda tersebut (P>0.05).
ANALISIS DISTRIBUSI MARGIN DI ANTARA LEMBAGA-LEMBAGA PEMASARAN TERNAK SAPI POTONG DI KABUPATEN KUPANG NUSA TENGGARA TIMUR (Anaysis of margin distribution between marketing beef cattle institutions in Kupang District East Nusa Tenggara) Matheos Filipus Lalus; Maria Krova; Maria R. Deno Ratu; Obed H. Nono
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 6 No 2 (2019): Desember
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v6i2.2119

Abstract

The activities of the institutions involved in beef cattle marketing in Kupang District-ENT include: purchasing, transportation, sorting, standardization and grading, and so on. In carrying out these activities, traders sacrifice costs, labor and time. Therefore, marketing margins will be created as return for these sacrifices. This research was conducted by survey method. Data analysis was running by analysis of farmer's share and marketing margins. The results of the study: farmer's share has been fairly. The average farmer share was 59.01%. Marketing margin was 62.17%; profit margin was 66.71%. The largest profit margin is received by midlemen traders was 60.70%, inter-island traders was 29.30%. There disparity in distribution of marketing margins, where was 88.57% for midlemen and only 48.33% for inter-island traders. ABSTRAK Kegiatan lembaga-lembaga yang terlibat dalam pemasaran ternak sapi potong di Kabupaten Kupang-NTT antara lain: pembelian, pengangkutan, sortasi, standarisasi dan grading, dan sebagainya. Dalam melakukan berbagai kegiatan tersebut, para pedagang mengorbankan biaya, tenaga dan waktu. Oleh karena itu akan tercipta margin pemasaran sebagai balas jasa terhadap segala pengorbanan tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan metode survai. Analisis data dilakukan dengan farmer’s share dan margin pemasaran. Hasil penelitian: farmer’s share sudah cukup adil. Rata-rata farmer’s share 59,01%. Margin pemasaran 62,17%; profit margin 66.71%. Profit margin terbesar diterima pedagang perantara 60.70%, pedagang antar pulau 29.30%. Terjadi distribusi margin pemasaran yan timpang, yakni 88,57% diterima pedagang perantara dan 48,33% yang diterima pedagang antar pulau.