Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Innovative: Journal Of Social Science Research

Evaluasi Penggunaan Modul Interaktif Berdasarkan Penerimaan Dan Peningkatan Pengetahuan Pengguna Firdaus Firdaus; Dety Mulyanti; Bella Salsabila Wiraputra
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 3 No. 2 (2023): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v3i2.415

Abstract

Penggunaan modul sistem saraf interaktif diharapkan meningkatkan pengetahuan dan memfasilitasi pembelajaran mandiri. Modul interaktif yang digunakan harus diuji kegunaannya. Kegunaan (Usability) dan pengalaman pengguna (User Experience) merupakan penentu utama kualitas suatu produk baik berupa media atau sistem, sekaligus sebagai indikator keberhasilan atau kegagalan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penggunaan modul sistem saraf interaktif yang dikembangkan berdasarkan penerimaan pengguna dan peningkatan pengetahuan penggunaan. Desain penelitian ini adalah pre eksperimen one group pretest posttest dengan metode sequential explanatory mixed. Sampel penelitian ini adalah seluruh partisipan yang mengikuti stase komprehensif pada bulan Maret 2022. Pengukuran kuantitatif menggunakan System Usability Scale (SUS) dan User Experience Questionnaire (UEQ), dan pengukuran tingkat pengetahuan, pengukuran kualitatif dilakukan dengan wawancara. Hasil menunjukkan bahwa modul meningkatkan pengetahuan peserta secara bermakna (p value adalah 0,000). Hasil rata-rata nilai pre-test dan post-test masing-masing adalah 68,33 dan 83,06. Hasil pengukuran penerimaan pengguna menggunakan SUS diperoleh nilai 73,125 yang menunjukkan bahwa modul sistem saraf interaktif “Dapat diterima” berdasarkan rentang akseptabilitas, “baik” berdasarkan peringkat kata sifat, dan nilai C berdasarkan Skala Kelas. Hasil pengukuran UEQ diperoleh Overall “Excellent”, Pragmatic Quality “Excellent”, Hedonic Quality “Excellent”. Hasil kualitati menunjukan bahwa modul sistem saraf interaktif memiliki keunggulan dari segi sistem, akses mudah, tampilan menarik dan mudah dipahami. Kekurangannya adalah penggunaan di perangkat mobile masih kurang nyaman jika dibandingkan dengan penggunaan di laptop dan tablet. Studi kami menyimpulkan bahwa penggunaan modul sistem saraf interaktif ini dapat diterima dengan baik karena dapat memfasilitasi pembelajaran mandiri siswa dan meningkatkan pengetahuan.
Perlindungan Hukum Pemegang Pertama Desain Industri Kotak Kemasan Yang Didaftarkan Oleh Pihak Lain Yechieldo Pakpak; Firdaus Firdaus; Dasrol Dasrol
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 1 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perlindungan atas Desain Industri ini dibutuhkan agar kreativitas terdorong dan menjadi bentuk penghargaan dan perlindungan atas Desain Industri untuk pencipta. Aturan perlindungan Desain Industri di Indonesia terdapat pada Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri. penelitian ini dilakukan agar diketahui perlindungan hukum pemilik pertama atas desain industri yang didaftarkan oleh pihak ketiga dan untuk mengetahui upaya hukum yang berkeadilan kepada pihak pertama atas desain industri yang haknya didaftarkan oleh pihak lainnya. jenis penelitian ini tergolong sebagai penelitian hukum normatif. dalam penelitian hukum normatif, sumber datanya yaitu data sekunder yang meliputi bahan hukum tersier, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum primer. Data penelitian hukum normatif dikumpulkan memakai teknik pengumpulan data secara studi kepustakaan. Data yang didapat dari studi kepustakaan akan dianalisis secara kualitatif. Untuk menariknya kesimpulan, penulis memakai metode berpikir deduktif yakni cara berpikir yang menariknya kesimpulan dari sebuah dalil ataupun pernyataan yang sifatnya umum menuju pernyataan yang sifatnya khusus. berdasarkan hasil penelitian dapat dipahami bahwa perlindungan hukum kepada pemilik desain industri di Indonesia yang pada prinsipnya berupa perlindungan kepada desain yang terdaftar. Desain industri yang terdaftar mempunyai ciri-ciri khusus dan bendanya jelas bisa dilihat mata, sementara Hak Desain melindungi satu segi pada konfigurasi dan bentuk berbagai barang yang tidak mempunyai syarat penampakan visual. Sementara upaya hukum yang bisa pemegang hak desain industri lakukan yaitu menggugat pembatalan desain industri, permohonan pemutusan sementara (injuction) terhadap Pengadilan Niaga agar dicegah kelanjutan pelanggaran dan masuknya barang yang dianggap melakukan penganggaran Hak Desain Industri ke jalur perdagangan, tergolong tindakan importasi, dan dituntut gugatan pidana ataupun perdata terkait dari pelanggaran hak desain industri.
Tanggung Jawab Pembayaran Royalti Kepada Pemegang Hak Cipta Lagu Dan/Atau Musik Oleh Pelaku Usaha Kafe Di Kecamatan Sail Kota Pekanbaru Winda Pertiwi; Firdaus Firdaus; Nurahim Rasudin
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 4 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i4.11024

Abstract

Pemanfaatan lagu dan musik secara komersial di kafe tanpa membayar royalti kepada pemegang hak cipta merupakan permasalahan yang banyak terjadi, termasuk di Kecamatan Sail, Kota Pekanbaru. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tanggung jawab pembayaran royalti kepada pemegang hak cipta lagu dan/atau musik oleh pelaku usaha kafe di wilayah tersebut serta upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan mereka. Metode penelitian yang digunakan adalah yuridis empiris dengan melibatkan wawancara dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanggung jawab pembayaran royalti belum terlaksana dengan baik karena minimnya pemahaman dan kesadaran pelaku usaha kafe tentang perlindungan hak cipta dan kewajiban membayar royalti. Upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan sosialisasi dan edukasi tentang hak cipta serta memberikan dukungan bagi para musisi dalam mengelola hak cipta atas ciptaan. Kesimpulannya, diperlukan komitmen dan sinergi dari berbagai pihak untuk mewujudkan kepatuhan pembayaran royalti demi menghormati karya intelektual dan mendukung keberlanjutan industri musik.