Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Profesi Insinyur Indonesia

Analisis Perbandingan Pekerjaan U-ditch Precast dan Cast In Situ Dalam Segi Waktu dan Biaya (Proyek Pembangunan Pengaman Pantai di Jakarta Tahap 4 Paket 1) Sidiq, Muhammad Fajar; Susanty, Aries; Hardyanti, Nurandani
Jurnal Profesi Insinyur Indonesia Vol 2, No 1 (2024): JPII
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jpii.2024.24115

Abstract

Daerah pesisi kota Jakarta merupakan kawasan yang sering terjadi bencana banjir dari air hujan ataupun air laut (rob). Banjir rob yang terjadi di daerah utara. Untuk mengurangi resiko tersebut, maka disusun rencana induk pengamanan pantai di Jakarta. Pada proyek ini terdapat item pekerjaan saluran yang mana item pekerjaan ini juga termasuk item pekerjaan utama untuk menanggulangi air dari warga dan dibuang ke laut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui durasi pekerjaan dan biaya antara 2 metode pekerjaan saluran yakni metode cast in situ dan metode beton precast. Pada saat pengerjaan proyek pengaman pantai, terdapat beberapa opsi metode pekerjaan. Salah satunya adalah pekerjaan saluran. Metode yang dipilih adalah cast in situ atau pekerjaan di tempat atau beton precast. Pemilihan metode berdasarkan biaya dan waktu pekerjaan. Pada penelitian kali ini dilakukan 2 perhitungan metode yaitu cast in situ dan precast dari segi biaya dan waktu pelaksanaan. Dengan menganalisa waktu yang didapat dari proyek didapatkan hasil penelitian untuk metode saluran cast in situ memerlukan bobot biaya sebanyak 2,27% dari nilai kontrak dengan waktu pengerjaan selama 150 hari. Sedangkan pekerjaan saluran dengan metode precast memerlukan biaya sebesar 2,47% dari biaya kontrak dengan memerlukan waktu pengerjaan selama 90 hari. Kata kunci: pengaman pantai, cast in situ, precast, saluran
Analisis Metode Penggunaan Beton Fast Track Ditinjau dari Segi Biaya & Waktu Proyek Rusun Rawabuntu Rusdianto, Danang Arip; Sarminingsih, Anik; Hardyanti, Nurandani
Jurnal Profesi Insinyur Indonesia Vol 2, No 1 (2024): JPII
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jpii.2024.24114

Abstract

Penggunaan material kayu pada bekisting konvensional akan semakin terbatas karena sumber bahan baku yang semakin berkurang. Pada Proyek Pembangunan Rumah Susun Rawabuntu Mahata Serpong, metode pelaksanaan pekerjaan bekisting pada lantai 1 sampai dengan lantai 4 menggunakan konvensional, sementara pada lantai 5-32 menggunakan bekisting aluminium. Sebagai salah satu dasar pertimbangan pemilihan metode bekisting harus mengetahui dahulu keunggulan dari masing-masing metode yang akan digunakan. Analisa metode pekerjaan bekisting dapat dijadikan sebagai keputusan dalam menentukan pemilihan metode bekisting, sehingga pelaksanaan pekerjaan struktur tersebut dapat dilaksanakan secara efisien. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam penggunaan bekisting aluminium efisien dari segi biaya, mutu dan waktu pekerjaan. Harga satuan pekerjaan bekisting konvensional sebesar Rp152.000.00 per m2 dengan pemakaian maksimal bekisting sebanyak 3 kali, sementara bekisting aluminium dapat diefisiensi pada pemakaian sebanyak 30 kali dengan harga satuan sebesar Rp149.000,00 per m2 dengan pemakaian maksimal sebanyak 300 kali. Segi mutu pelaksanaan bekisting aluminium lebih unggul karena bekisting dalam dikerjakan secara bersamaan untuk kolom, dinding, balok dan pelat lantai. Waktu pelaksanaan lebih cepat 3 hari jika menggunakan bekisting aluminium dengan durasi selama 13 hari, sementara bekisting konvensional selama 16 hari pekerjaan per 1 lantai. Kata kunci: bekisting konvensional, bekisting aluminium
Analisis Perbandingan Quantity Take Off (QTO) Beton Menggunakan Metode Building Information Modelling (BIM) dan Metode Konvensional (Studi Kasus : Proyek Kantor PNM Cabang Jember) Amri, Salim Isfayama; Hardyanti, Nurandani; Sumiyati, Sri
Jurnal Profesi Insinyur Indonesia Vol 1, No 6 (2023): JPII
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jpii.2023.19025

Abstract

Along with the world of construction that is growing, the stakeholders involved in it are trying to find methods and technologies that can make the activities contained in construction projects more efficient. Building Information Modeling (BIM) is one of the most widely applied technological developments in the world of construction. One of the benefits of implementing BIM is that it can produce Quantity Take-Off (QTO) data output based on the 3 Dimensional model that has been created. This research examines the PT Permodalan Nasional Madani Branch Office Building Construction Project in Jember City which performs QTO calculations using 2 methods, namely the conventional method and the BIM method. The purpose of this study is to find out the results of the calculation of the QTO of the Conventional Method and the BIM Method, then to compare the results of the calculation of the QTO of the Conventional Method and the BIM Method, and to analyze the reasons for the differences in the results of QTO calculations on the Conventional Method and the BIM Method. The conventional method of performing calculations is using Ms.Excel software with reference to 2D drawings from AutoCAD. The BIM method uses Autodesk Revit software by performing 3D modeling which is directly integrated with the quantity calculation. The QTO calculation is carried out on the need for concrete materials in the superstructure (columns, beams and slabs) of the building. The results of QTO Concrete using the BIM method on column work 41.59 m³, beams 33.29 m³, and floor slabs 154.39 m³. The total QTO of concrete for the superstructure using the BIM method is 229.23 m³. The results of QTO Concrete using the Conventional method on column work 44.36 m³, beams 58.79 m³, and floor slabs 154.54 m³. The total QTO of concrete for the superstructure using the conventional method is 257.68 m³. The difference in the QTO results of the BIM and conventional methods for column work is 6.24%, beams are 43.37%, floor plans are 0.12%. The difference in the highest QTO value is in the beam structure item. The total difference in volume of concrete between the conventional method and the BIM method is 28.45 m³ or 11.04%. The reason for the difference in QTO results between the BIM and Conventional methods is due to the double calculations in the Conventional method at each intersection point between columns, beams and plates. Whereas with the BIM method every meeting will be calculated only on one of the elements with the order of domination of the calculation from the highest, namely plate, column, plate.