Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Composition and abundance of fish species on the coast of Payumb, Merauke City Sunarni Sunarni; Modesta Ranny Maturbongs
Akuatikisle: Jurnal Akuakultur, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Wuna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.928 KB) | DOI: 10.29239/j.akuatikisle.2.1.5-9

Abstract

KARAKTERISTIK SOSIAL EKONOMI NELAYAN DI KALI MARO KABUPATEN MERAUKE, PAPUA Maria Maghdalena Diana Widiastuti; Modesta Ranny Maturbongs; Sisca Elviana; Chair Rani; Andi Iqbal Burhanuddin
Buletin Ilmiah Marina Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan Vol 6, No 2 (2020): DESEMBER 2020
Publisher : Balai Besar Riset Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/marina.v6i2.8374

Abstract

Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Maro membutuhkan data komprehensif mengenai aktivitas pemanfaatan sungai tersebut. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi karakteristik sosial ekonomi nelayan yang menangkap ikan di Kali Maro. Metode penelitian ini deskriptif analitis dengan pengambilan data nelayan menggunakan FGD (Focus Group Discussion). Kriteria responden adalah nelayan (pemilik dan anak buah kapal) yang mengambil ikan di muara dan Kali Maro. Jumlah responden sebanyak delapan belas orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik nelayan di Kali Maro merupakan nelayan kecil dengan kepemilikan perahu kecil (semang) rata-rata 1 unit dengan kapasitas maksimum 2 ton. Jenis ikan yang diperoleh antara lain ikan kakap, ikan kuru, ikan kaca, ikan bandeng, ikan gulama, ikan duri, dan ikan herkules. Kalender musim menurut nelayan terbagi menjadi dua, yaitu musim ikan melimpah (Oktober - Februari) dan musim ombak yang menandakan sedikitnya tangkapan ikan (Maret - September). Sistem penangkapan dilakukan sendiri dengan tenaga kerja didominasi dari dalam keluarga. Pemasaran melalui pemborong langganan dengan model konsinyasi. Kelembagaan nelayan belum berfungsi sebagai produksi, media belajar, dan pemasaran. Regulasi secara adat hanya terjadi di hulu sungai, sedangkan di muara sungai tidak ada aturan informal maupun formal yang mengatur aktivitas perikanan di sungai. Biaya operasional per trip sebesar Rp462.835,00 dengan komponen terbesar bensin dan oli sebesar 42%. Belum ditemukan adanya hubungan agent principle yang tidak menguntungkan nelayan. Saran dari penelitian ini adalah menggerakan modal sosial nelayan untuk membentuk kelembagaan informal dan membangun regulasi yang mengatur aktivitas penangkapan ikan, pemasaran, sistem bagi hasil dengan ABK. Perlunya dukungan pemerintah untuk peningkatan alat tangkap, modernisasi moda transportasi dan sistem penyimpanan hasil, sistem rantai pasok pemasaran, serta membangun industri pengolahan hasil.Title: Socio Economic Characteristics of Fishermen in Maro River Merauke Regency, PapuaManagement of the Maro river need a comprehensive data of all activities in the river. The study aimed to identify the socio-economic characteristics of fishermen who catch fish in Maro River. Descriptive analysis were used The methodology is analytical descriptive by collecting fishermen data using FGD (Focus Group Discussion). Respondents’ criteria are fishermen (owners and crew members) who take fish in the estuary and the Maro River. The number of respondents are 18 people. The results of the study indicate that the characteristics of the fishermen in the Maro River are small fishermen with a small boat with boat ownership an average of 1 unit with maximum capacity 2 tonnes. Catch fish in Maro River as main livelihood. Fish types obtained include: Snapper, kuru, glass, milkfish, gulama, thorny fish and hercules.The season calendar according to fishermen is divided into 2 namely abundant fish season (October to February) and the wave season which indicates the small number of fish catches (March to September). The fisherman catch fish alone or with labor dominated from family member. Selling fish through subscriptions contractor with a consignment model. The fishermen’s institution has not functioned as a production, learning and marketing. There is custom regulation in upstream but no informal of formal regulation to manage fisheries activities in dowwnstream. Operational costs per trips Rp.462,835.00 with the largest component of gasoline and oil by 42 percent. There is no unfair agent principle relationship. Suggestions from this research are build the social capital of fishermen to form informal institutions and conduct regulations for fishing activities, marketing, profit sharing systems with crew members. Need government support to improvement of fishing gear, modernization of transportation modes and yield storage systems, marketing supply chain systems and build a processing industry. 
Keterkaitan parameter fisik-kimia perairan dengan kelimpahan jenis ikan demersal di Sungai Maro pada fase bulan berbeda musim peralihan I Modesta Ranny Maturbongs; Sisca Elviana; Chair Rani; Andi Iqbal Burhanuddin
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 12, No 1 (2019)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1676.01 KB) | DOI: 10.29239/j.agrikan.12.1.162-172

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan kelimpahan ikan demersal yang tertangkap di perairan Sungai Maro serta mengetahui keragaman dan keseragaman ikan  pada fasa bulan yang berbeda (new moon dan full moon) pada musim peralihan I. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Mei 2019 di Sungai Maro. Sebanyak 98 ekor yang tertangkap yang terbagi pada fase bulan gelap sebanyak 45 ekor dan 53 ekor diperoleh pada fase bulan terang dengan menggunakan jaring insang percobaan dari berbagai ukuran mata jaring. Dari hasil tangkapan diperoleh 14 spesies ikan dari 14 genus terkoleksi. Keanekaragaman jenis ikan demersal pada fase bulan gelap dan terang termasuk dalam kategori rendah. Tingkat keseragaman jenis pada fase bulan gelap termasuk dalam kategori tidak merata, pada fase bulan terang termasuk kategori kurang seragam. Hasil CCA menunjukkan parameter fisik-kimia perairan  berpengaruh terhadap sebaran ikan demersal pada stasiun dan fase bulan yang berbeda.
Komposisi, kepadatan, dan keanekaragaman jenis gastropoda di kawasan mangrove pesisir pantai Kambapi pada musim peralihan I Modesta Rany Maturbongs; Sisca Elviana
Agrikan: Jurnal Agribisnis Perikanan Vol 9, No 2 (2016)
Publisher : Sangia Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.agrikan.9.2.19-23

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi, kepadatan dan keanekaragaman jenis gastropoda yang hadir di kawasan mangrove pesisir Pantai Kembapi. Metode pengambilan sampel menggunakan garis transek tetap yang dikombinasikan dengan kuadran 1x1 m. Analisis data menggunakan beberapa indeks ekologi yaitu kepadatan jenis gastropoda, indeks keanekaragaman Shannon-Wiener, indeks kekayaan jenis Margalef dan indeks dominansi Simpson. Dari hasil penelitian diperoleh 10 spesies gastropoda yang tergolong dalam 3 sub-kelas, 5 ordo, 6 famili dan 7 genus. Presentase kehadiran tertinggi selama musim peralihan I diperoleh dari jenis Terebralia sulcata sebesar 32,92%. Kepadatan tetinggi juga diperoleh dari jenis Terebralia sulcata sebesar 46,2 ind/m dan nilai kepadatan terendah diperoleh dari jenis Thais kieneri sebesar 0,4 ind/m. Indeks keanekaragaman 1,922 tingkat keanekaragaman jenis gastropoda di lokasi penelitian pada kriteria sedang. Nilai indeks kekayaan jenis 1,087 dan nilai dominansi 0,179 dominansi dalam komunitas tersebut rendah dan menunjukkan struktur komunitas dalam keadaan stabil.
BIOEKOLOGI IKAN GULAMAH (Argyrosomus japonicus) DI DAERAH STUARI PESISIR PANTAI KOTA MERAUKE Sunarni Sunarni; Modesta R Maturbongs
Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik Vol 2 No 1 (2018): Mei
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (319.594 KB) | DOI: 10.30862/jsai-fpik-unipa.2018.Vol.2.No.1.46

Abstract

Gulamah fish bioecological research (Argyrosomus japonicas) in the estuary area of the coastal city of Merauke is very important to be done as a management effort. The purpose of the research on the bioecological of Gulamah fish in the estuary area of the coastal city of Merauke is to study aspects of population dynamics and reproductive biology aspects. The study was conducted in the Estuari area of the coastal city of Merauke for 3 months in November 2017 - January 2018. The research station was determined by purposive sampling. Gulamah fish growth patterns based on long and heavy relationship data are allometric negative. fish Gulamah males and females both at station I and station II also have relatively the same condition factor. The sex ratio between male and female Gulamah fish is 1: 1. Maturity level of gonad fish Gulamah caught during the research is still at TKG 1.
PELATIHAN PEMBUATAN CILOK IKAN SERTA ANALISIS USAHANYA Irine Ike Praptiwi; Maria M.D Widiastuti; Wahida Wahida; Modesta Ranny Maturbongs; Heny V Saiya
Musamus Devotion Journal Vol 3 No 1 (2021): Musamus Devotion Journal
Publisher : Musamus University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fish have high nutritional value and are well consumed by the community,especially children, one of the fish that has a high nutritional content, namely gastorfish (Channa striata), besides containing albumin needed by the body. Thiscommunity service aims to improve the skills of local communities in processingfishery products in the form of Gastor fish and meat into products that have a higherselling value and are more popular with the community, especially children. Thisservice activity lasted for 1 day carried out on Sunday, July 28, 2019, located in oneof the local residents in RT 11 RW 2, Rimba Jaya Village, Merauke Regency. Themethod used in this service activity is in the form of explanations, training in theform of direct practice in making processed fish meat in the form of cilok. Theresponse from the community service participants was quite enthusiastic, theyparticipated in activities from beginning to end and were actively involved in themanufacturing process, to the calculation of business analysis
EKSISTENSI PEREMPUAN PESISIR MARIND IMBUTI PADA REHABILITASI HUTAN MANGROVE DI PANTAI PAYUM KABUPATEN MERAUKE Astaman Amir; Modesta Ranny Maturbongs; Andrias Steward Samusamu
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia Vol 13, No 2 (2021): (November) 2021
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkpi.13.2.2021.103-110

Abstract

Pelestarian hutan mangrove masih sering mengalami hambatan yaitu adanya keterbatasan waktu yang dimiliki oleh masyarakat pesisir khususnya kaum pria yang harus membagi waktu untuk bekerja mencari nafkah dan melakukan kegiatan pelestarian hutan mangrove. Melihat kondisi tersebut, ibu rumah tangga di wilayah pesisir mulai menunjukkan eksistensinya dalam mengaktualisasikan peran sosialnya dalam rangka pelestarian hutan mangrove. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat eksistensi wanita pesisir dalam melakukan pelestarian hutan mangrove di pesisir Pantai Payum yang terletak di Kabupaten Merauke. Pengambilan sampel data penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Data yang dikumpulkan dengan cara obeservasi langsung di lokasi kajian, wawancara mendalam (deep interview) dengan teknik analisis kualitatif dan Focus Group Discussion (FGD). Eksistensi wanita pesisir Marind Imbuti dalam pengelolaan willayah pesisir telah ditunjukkan pada tahap perencanaan yang secara aktif memberikan masukan dan saran dalam teknis pelaksanaan kegiatan rehabilitasi hutan mangrove Pantai Payum secara berkelanjutan. Dalam pelaksanaanya, peran wanita pesisir tidak terbatas pada penanaman bibit mangrove saja. Wanita pesisir juga berperan dalam menyiapkan konsumsi untuk keluarganya yang terlibat dalam rehabilitasi hutan mangrove. Pada tahapan evaluasi ini wanita Marind Imbuti juga memberikan penilaian terhadap apa yang mereka lihat dan rasakan pada pelaksanaan kegiatan penanaman hutan mangrove. Keterlibatan wanita pesisir Marind Imbuti dalam pengelolaan wilayah pesisir telah memperilihatkan eksistensinya pada tahap perencanaan, pelaksaan dan evaluasi kegiatan rehabilitasi hutan mangrove.The conservation of mangrove forests is still often hampered by the limited time owned by coastal communities, especially men who have to divide their time to work for a living and carry out mangrove forest conservation activities. Based on these conditions, homemakers in coastal areas began to show their existence in actualizing their social roles in the context of mangrove forest rehabilitation. This study examines the presence of coastal women in rehabilitating mangrove forests on the Coast of payum, Merauke Regency. A sampling of research data using the purposive sampling technique. Data were collected utilizing observation and in-depth interviews with qualitative analysis techniques. Marine Imbuti coastal women in the management of coastal areas have been shown at the planning stage to actively provide input and advice in the technical implementation of sustainable rehabilitation of the mangrove forest of pay Coast. In practice, the role of coastal women is not limited to planting mangrove seedlings. Coastal women also play a role in preparing food for their families involved in mangrove forest rehabilitation. At this evaluation stage, Marind Imbuti women also assessed what they saw and felt in implementing mangrove forest planting activities. Marine Imbuti's involvement in coastal area management has shown its existence in the planning, implementation and evaluation stages of mangrove forest rehabilitation activities.
PERTUMBUHAN DAN TINGKAT KEMATANGAN GONAD IKAN KURO (Eleutheronema tetradactylum) DI DAERAH ESTUARI PESISIR PANTAI KOTA MERAUKE Sunarni Sunarni; Modesta R. Maturbongs
Musamus Fisheries and Marine Journal Volume 1 Number 1, October 2018
Publisher : Faculty of Agriculture Musamus University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35724/mfmj.v1i1.1504

Abstract

Research on the growth and level maturity gonad of Kuro fish (Eleutheronema tetradactylum) in the Merauke municipal coastal estuary is very important to be done as a management effort. The purpose of research on Kuro fish bioecology in the estuary area of the coastal city of Merauke is to examine aspects of population dynamics and reproductive biology aspects of Kuro fish. The study was conducted in the Estuari area of the coastal city of Merauke for 3 months in November 2017 - January 2018. The research station was determined by purposive sampling. Based on data analysis of the relationship of weight and long known growth pattern of kuro fish is allometrik positive. The value of the Kuro fish condition factor during the study showed that it did not show any plumpness or obesity. The maturity level of kuro fish gonad from the catch obtained is all in TKG I. Fish kuro caught all male sex this is because this type of fish belongs to the hermaphrodite fish protandri. Keywords: Growth and level maturity level; Kuro Fish; Estuary.
Zonasi dan Struktur Komunitas Mangrove di Pesisir Kabupaten Merauke Sunarni Sunarni; Modesta Ranny Maturbongs; Taslim Arifin; Rinny Rahmania
Jurnal Kelautan Nasional Vol 14, No 3 (2019): DESEMBER
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (18448.761 KB) | DOI: 10.15578/jkn.v14i3.7961

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui zonasi dan struktur ekosistem mangrove di wilayah pesisir Kabupaten Merauke tepatnya di Pantai Payumb Distrik Merauke, Pantai Nasem Distrik Naukenjerai dan muara sungai Kumbe Distrik Semangga pada bulan Oktober 2015. Pantai Nasem dan Pantai Payumb dibagi menjadi 2 zona pengambilan sampling sedangkan stasiun muara Sungai Kumbe dibagi menjadi 3 zona. Ukuran transek 100-150m tegak lurus garis pantai dengan ukuran plot 10x10m2. Pada setiap plot sampling dilakukan perhitungan kerapatan jenis, frekuensi jenis dan indeks dominansi. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 15 jenis mangrove yang tersebar di ketiga stasiun yaitu Pantai Nasem 7 spesies, Pantai Payumb 9 spesies dan muara Sungai Kumbe 13 spesies. Vegetasi mangrove di kawasan penelitian disusun oleh 8 genus dan 15 jenis mangrove. Berdasarkan dominansi jenis vegetasi mangrove,   kondisi komunitas di stasiun Pantai Nasem dan Pantai Payumb termasuk dalam kriteria labil dengan tipe substrat berpasir dan dominansi genus Avicennia. Sebaliknya stasiun muara Sungai Kumbe memiliki kondisi komunitas vegetasi yang stabil dengan tipe substrat berlumpur dan dominansi genus Rhizophora. Zonasi ekosistem mangrove pada area pesisir Kabupaten Merauke terdiri dari dua tipe zonasi. Pada daerah pesisir yang berhadapan langsung dengan laut, genus Avicennia merupakan pioneer dalam membentuk zonasi vegetasi mengrove. Sebaliknya pada daerah sungai, genus Rhizophora menjadi pioneer membentuk zonasi pada kedua sisi badan sungai.
Composition and abundance of fish species on the coast of Payumb, Merauke City Sunarni Sunarni; Modesta Ranny Maturbongs
Akuatikisle: Jurnal Akuakultur, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Wuna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.akuatikisle.2.1.5-9

Abstract