Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Pengaruh pemberian Monosodium glutamat peroral terhadap gambaran histopatologi jantung pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur Wistar Mulyati Sri Sri Rahayu; Yuziani Yuziani; Cut Sidrah Nadira
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 21, No 1 (2021): Volume 21 Nomor 1 April 2021
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jks.v21i1.20725

Abstract

Abstrak. Monosodium glutamat (MSG) diketahui mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan. Pemberian MSG dalam dosis tertentu dapat menyebabkan stres oksidatif yang berujung pada kerusakan seluler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian MSG peroral terhadap gambaran histopatologis jantung pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur wistar. Penelitian ini merupakan true experimental laboratory dengan rancangan Post test control group design dengan sampel tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur wistar yang dibagi dalam 4 kelompok. Sampel diberi larutan MSG dengan 3 dosis berbeda selama 21 hari. Organ jantung kemudian diambil, ditimbang dan dibuatkan preparat histologi dengan pewarnaan Hematoxilin-Eosin. Data persentase nekrosis sel dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis dan dilanjutkan dengan Mann-Whitney Post-Hoc Test. Hasil penelitian menunjukkan rerata persentase kerusakan histologi jantung pada  masing-masing kelompok K, P1, P2 dan P3 berturut-turut sebesar 10,27%, 15.93%, 23,91 % dan 27,68 %, dengan p value 0,000 untuk uji Kruskal Wallis dan p value 0,004 untuk Mann Whitney baik antara kelompok kontrol dengan kelompok P1, P2, maupun P3. Kesimpulan: pemberian MSG peroral pada ketiga kelompok perlakuan secara bermakna mempengaruhi tingkat kerusakan histologi jantung tikus putih (Rattus novegicus) jantan galur wistar. Kata kunci: Monosodium glutamat, stres oksidatif, berat jantung, histopatologi jantung, nekrosis jantung   Abstract. Monosodium glutamate (MSG) is known to have a considerable effect on health if excessively consumed. Administering MSG in certain doses can cause oxidative stress which leads to cellular damage. This study aims to determine the  MSG oral administration effect on the histopathological features of male white rats (Rattus norvegicus) Wistar strain’s heart. This research is a true experimental laboratory with a post-test control group design. The samples were divided into 4 groups and given MSG solution with 3 different doses for 21 days. The heart organs were then harvested, weighed and processed into histological preparations by Hematoxylin-Eosin staining. The percentage of cell necrosis data were analyzed using the Kruskal-Wallis test and followed by the Mann-Whitney Post-Hoc Test. The result showed that mean percentage of heart histological damage in each group K, P1, P2 and P3 were 10.27%, 15.93%, 23.91% and 27.68% respectively, with a p value of 0.000 for the Kruskal Wallis test and p value. 0.004 for Mann Whitney both between the control group and the P1, P2, and P3 groups. Conclusion: The administration of MSG orally to the three treatment groups of male white rats (Rattus novegicus) Wistar strain significantly affected the histological damage level of the heart. Keywords: Monosodium glutamate, oxydative stress, heart weight, cardiac histopathology, cardiac necrosis
POSYANDU LANSIA SEBAGAI ALTERNATIF PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN DI PANTI JOMPO DARUSSA’ADAH DAN AN-NUR DI KOTA LHOKSEUMAWE Mulyati Sri Rahayu; Meutia Maulina; Yuziani Yuziani
JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 23, No 3 (2017): JULI - SEPTEMBER
Publisher : Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/jpkm.v23i3.7469

Abstract

Abstrak Penduduk lansia terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga dibutuhkan optimalisasi wahana pelayanan bagi kaum lansia seperti posyandu lansia (poslan). Tujuan pengabdian masyarakat ini adalah untuk mengatasi permasalahan program pelayanan kesehatan poslandi Panti Jompo Darussa’adah dan Panti Jompo An-Nur yang dinilai belum optimal. Selain program pelayanan poslan yang belum optimal, keterbatasan fasilitas kesehatan yang menunjang program tersebut juga masih menjadi kedala. Metode penyelesaian permasalahan dilakukan dengan membentuk kader poslan,sosialisasi poslan, pelatihan tentang tugas 5 meja (pemeriksaan fisik dan kemandirian lansia, pengisian KMS dan keterampilan laboratorium sederhana), praktek pelaksanaan poslan, penyediaan fasilitas alat kesehatan dan laboratorium sederhana serta melaksanakan kegiatan penunjang kesehatan lansia seperti senam lansia. Hasil kegiatan Iptek Bagi Masyarakat (IbM) yang dilaksanakan pada kedua mitra adalah tersedianya sistem pelayanan kesehatan 5 meja pada kedua poslan dan tersedianya kader lansia terlatih serta tersedianya sarana alat kesehatan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan fisik dan mental emosional, tersedianya laboratorium sederhana sebagai fasilitas yang digunakan untuk deteksi dini penyakit pada lansia. Kesimpulan dari kegiatan IbM  dapat meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia dan terbentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan lansia.  Kata kunci: Posyandu Lansia, Panti Jompo, Pelayanan Kesehatan Lima Meja Abstract The elderly population continues to increase from year to year, so it is necessary to optimize the health care program for the elderly such as the elderly posyandu (poslan). The purpose of the project community service is to overcome the problem of health care program poslan at Panti Jompo Darussa'adah and Panti Jompo An-Nur which considered not optimal yet. In addition to the poslan service program that has not been optimal, the limited health facilities that support the program is also still a flame. The problem solving method is done by establishing poslan cadres, poslan socialization, training on 5 table tasks (physical examination and elderly independence, KMS completion and simple laboratory skills), simulation of poslan, provision of simple medical and laboratory facilities and carrying out elderly health support activities such as Elderly gymnastics. The results of the project community activities on both partners are the availability of a five-table health care system in both posyandu and the availability of trained elderly cadres as well as the availability of health-care equipment to perform physical and emotional mental health examination, the availability of simple laboratories as facilities used for early detection of disease in the elderly. The conclusion of the project community activities can increase the reach of elderly health service and formed health service in accordance with elderly needs so as to improve elderly health degree. Keywords: Elderly Posyandu, Nursing Home, FiveDesk Health Service.
Effects of Oral Administration of Monosodium Glutamate (MSG) on Obesity in Male Wistar Rats (Rattus Norvegicus) Mulyati Sri Rahayu; Sri Wahyuni; Yuziani
Bioscientia Medicina : Journal of Biomedicine and Translational Research Vol. 5 No. 9 (2021): Bioscientia Medicina: Journal of Biomedicine & Translational Research
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/bsm.v5i9.355

Abstract

Introduction: Monosodium glutamate (MSG) is one of the most widely employed food enhancers. Although the umami compound, controversy persists regarding the effects of MSG intake on body weight. Chronic MSG intake may result in excessive body weight gain and obesity. Consumption of MSG result in organ damage, cardiovascular disease, oxidative stress, and also risk factors for obesity. This study aims to determine the effect of oral MSG on obesity in adult male Wistar rats (Rattus norvegicus).Methods: This true experimental study used the post-test control group design. Twenty-four adult male Wistar rats were randomly divided into four groups: control (received distilled water), Group 1 (MSG 0.378 mg/gr BW), Group 2 (0.756 mg/gr BW) and Group 3 (1.512 mg/gr BW). The obesity parameter was obtained by the Lee index. Kruskal-Wallis test follows by Mann-Whitney test were used to compare the Lee index between groups.Results: Lee’s index mean for each group was 358.4%, 314.1%, 287.8%, and 320.9%, respectively. The Kruskal Wallis test showed a significant difference in the Lee index between groups (p = 0.043). A follow-up test using Mann-Whitney found a significant difference between group 2 and the control group (p = 0.043, p <0.05). The mean of Lee index of group 2 was 70.51% lower than the control group.Conclusion: This study concluded that Lee index was not increased in MSG-treated rats than in the control group after oral MSG intervention for 21 days.
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN PENGOBATAN MASSAL FILARIASIS DI KECAMATAN BAKTIYA ACEH UTARA Yuziani Yuziani; Mulyati Sri Rahayu; Wizar Putri Mellaratna
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous Vol. 7 : No. 1 (Mei, 2021)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v7i1.4728

Abstract

Filariasis atau kaki gajah adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filarial, yang menimbukan pembengkakan pada tangan, kaki dan genital. Filariasis masih menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Aceh Utara, salah satunya di Kecamatan Baktiya menjadi angka kejadian tertinggi. Salah satu strategi pemberantasan filariasis yang dilakukan dengan memutuskan mata rantai penularan dengan Pemberian Obat Masal Pencegahan (POMP) filariasis. Penelitian bertujuan mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang filariasis terhadap kepatuhan pengobatan massal filariasis di Kecamatan Baktiya Aceh Utara. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan menggunakan pendekatan cross-sectional, sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 256 sample dan analisis data menggunkan uji Chi-Square dan Uji Kolmogorov Smirnov sebagai alternatif lain untuk pemenuhan syarat. Hasil penelitian menunjukan tidak ada hubungan tingkat pengetahuan dengan kepatuhan pengobatan massal filariasis. Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak didapatkan hubungan yang significan antara tingkat pengetahuan masyarakat di wilayah kecamatan Baktiya Aceh Utara terhadap kepatuhan pengobatan pencegahan massal filariasis yang telah dilaksanakan di wilayah tersebut.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP AYAH DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BALITA DI PUSKESMAS SAMUDERA TAHUN 2016 Cut Asmaul Husna; Yuziani Yuziani
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol. 3: No. 1 (Mei, 2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v3i1.450

Abstract

Imunisasi merupakan suatu upaya untuk mencapai Millenium Development Goals (MDGs) yang bertujuan menurunkan angka kesakitan dan kematian anak akibat penyakit infeksi. Eradikasi penyakit Infeksi dengan upaya preventif imunisasi telah menunjukkan keberhasilan, meskipun cakupan imunisasi dasar lengkap belum tercapai. Cakupan imunisasi pada tahun 2014 menurun dibandingkan tahun 2013, 2014 angka cakupan imunisasi menurun dibandingkan tahun 2013, Aceh termasuk urutan ke sembilan provinsi dengan urutan cakupan imunisasi terendah tahun 2014. Banyak hal yang mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar pada balita salah satunya adalah dukungan keluarga. Peran ayah sebagai kepala keluarga, selain berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, juga sebagai penentu pengambilan keputusan dalam sebuah keluarga, termasuk kaitannya dalam kesehatan anak, salah satunya dengan keikutsertaan anak dalam imunisasi. Pengetahuan dan sikap ayah perlu di teliti lebih lanjut dalam hubungannya dengan pemberian imunisasi dasar pada balita. Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai hubungan pengetahuan dan sikap ayah terhadap pemberian imunisasi dasar pada balita di puskesmas Samudera, kabupaten Aceh Utara tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, menggunakan metode cross sectional dengan tekhnik simple random Sampling. Hasil penelitian didapatkan responden memiliki pengetahuan baik tentang imunisasasi sebanyak 68,9% dan yang memiliki pengetahuan kurang baik sebanyak 31,1%. Respoden  yang memiliki sikap setuju tentang imunisasasi sebanyak 64,4% dan yang memiliki sikap tidak setuju sebanyak 35,6% serta responde yang mengimunisasi lengkap anaknya sebanyak 22,2% dan tidak lengkap sangat banyak 77,8%. Uji chi square dengan ρ= 0,019 < 0,05 didapatkan sebesar 32,3% responden berpengetahuan baik dan kelengkapan imunisasi lengkap serta nilai ρ= 0,008 < 0,05 responden yaitu sebesar 34,5% bersikap setuju dan kelengkapan imunisasi lengkap dan responden sebanyak 65,5% bersikap setuju dan imunisasi tidak lengkap. Kesimpulan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi dan terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan kelengkapan imunisasi.
TINGKAT PENGETAHUAN TATALAKSANA TUBERKULOSIS PADA MAHASISWA KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALIKUSSALEH Cut Khairunnisa; Cut Sidrah Nadira; Yuziani Yuziani
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous Vol. 7 : No. 1 (Mei, 2021)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v7i1.4132

Abstract

Pengetahuan tentang tuberkulosis pada mahasiwa kedokteran merupakan hal yang penting untuk dicapai. Karena sampai saat ini, tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi perhatian dunia. Data WHO menyebutkan sekitar 10 juta orang terinfeksi TB paru tahun 2018 dan 1,4 juta orang meninggal dunia. Tuberkulosis telah menjadi penyakit yang mengakibatkan kematian tinggi di dunia setelah penyakit kardiovaskuler. Sementara saat ini Indonesia menempati posisi tertinggi ketiga di dunia dengan jumlah kasus TB terbanyak. Walaupun strategi DOTS telah terbukti sangat efektif untuk pengendalian TB, tetapi beban penyakit TB di masyarakat masih sangat tinggi. Pengendalian TB sangat membutuhkan keterlibatan banyak pihak, pihak yang memiliki peran strategis dalam pengendalian TB ini salah satunya adalah sumberdaya manusia (SDM) kesehatan dalam hal ini adalah dokter yang memiliki kompetensi yang cukup mumpuni. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana pemahaman mahasiswa kedokteran dalam menanggulangi penyakit tuberkulosis setelah mereka menjalani perkuliahan pada Blok/mata kuliah sistem respirasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah mahasiswa FK Unimal yang telah mengikuti Blok Gangguan Sistem Respirasi yang berjumlah 208 yang dipilih secara random. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan mahasiwa FK Unimal tentang tuberkulosis secara umum, determinan dan tatalaksana tuberkulosis dominan dalam kategori cukup.  
Effects of Oral Administration of Monosodium Glutamate (MSG) on Obesity in Male Wistar Rats (Rattus Norvegicus) Mulyati Sri Rahayu; Sri Wahyuni; Yuziani
Bioscientia Medicina : Journal of Biomedicine and Translational Research Vol. 5 No. 9 (2021): Bioscientia Medicina: Journal of Biomedicine & Translational Research
Publisher : HM Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32539/bsm.v5i9.355

Abstract

Introduction: Monosodium glutamate (MSG) is one of the most widely employed food enhancers. Although the umami compound, controversy persists regarding the effects of MSG intake on body weight. Chronic MSG intake may result in excessive body weight gain and obesity. Consumption of MSG result in organ damage, cardiovascular disease, oxidative stress, and also risk factors for obesity. This study aims to determine the effect of oral MSG on obesity in adult male Wistar rats (Rattus norvegicus).Methods: This true experimental study used the post-test control group design. Twenty-four adult male Wistar rats were randomly divided into four groups: control (received distilled water), Group 1 (MSG 0.378 mg/gr BW), Group 2 (0.756 mg/gr BW) and Group 3 (1.512 mg/gr BW). The obesity parameter was obtained by the Lee index. Kruskal-Wallis test follows by Mann-Whitney test were used to compare the Lee index between groups.Results: Lee’s index mean for each group was 358.4%, 314.1%, 287.8%, and 320.9%, respectively. The Kruskal Wallis test showed a significant difference in the Lee index between groups (p = 0.043). A follow-up test using Mann-Whitney found a significant difference between group 2 and the control group (p = 0.043, p <0.05). The mean of Lee index of group 2 was 70.51% lower than the control group.Conclusion: This study concluded that Lee index was not increased in MSG-treated rats than in the control group after oral MSG intervention for 21 days.
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN SUKUN (ARTOCARPUS ALTILIS) TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI Khafifah Ali; Yuziani; Mulyati Sri Rahayu
Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan Vol 5 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Manusia Dan Kesehatan
Publisher : FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PAREPARE

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31850/makes.v6i2.1561

Abstract

Escherichia coli merupakan salah satu jenis utama bakteri Gram-negatif. Penyakit infeksi yang diakibatkan oleh bakteri Escherichia coli merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas di dunia. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan memanfaatkan senyawa yang terkandung dalam daun sukun. Daun sukun (Artocarpus altilis) mengandung senyawa seperti flavonoid, saponin, tanin, triterpen/steroid dan glikosida yang berfungsi sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah ekstrak etanol daun sukun (Artocarpus altilis) dapat mengahambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Metode penelitian yang digunakan adalah metode posttest only control group design. Uji pengaruh ekstrak etanol daun sukun dilakukan dengan metode difusi dengan konsentrasi 10%, 20% dan 40% dengan kontrol positif amoxicillin dan kontrol negatif Dimethylsulfoxide (DMSO). Hasil penelitian ini didapatkan bahwa konsentrasi 10%, 20%, dan 40% menghasilkan rata-rata zona hambat sebesar 13,88 mm, 14,5 mm dan 14,3 mm. Data dianalisis menggunakan uji Kruskal-Wallis dengan p value 0,001 dan dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney dengan adanya perbedaan yang bermakna p1 dan p2 (p : 0,035). Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini adalah ekstrak etanol daun sukun (Artocarpus altilis) dengan konsentrasi 10%, 20%, dan 40% memiliki daya aktivitas antibakteri yang lemah terhadap Escherichia coli. Kata kunci : Antibakteri, ekstrak daun sukun, Escherichia coli
Pengaruh Pemberian Suplemen Vitamin D Terhadap Jumlah dan Morfologi Sperma Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Galur Wistar Jantan yang dipapari Asap Rokok Iskandar Iskandar; yuziani yuziani; Annisaul Ula
AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh Averrous, Vol.9 No.1 Mei 2023
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/averrous.v9i1.10873

Abstract

Infertilitas adalah masalah kesehatan global yang mempengaruhi jutaan orang usia reproduksi diseluruh dunia. Salah satu faktor penyebab infertilitas pada pria adalah rokok. Rokok mengandung zat-zat berbahaya yang dapat meningkatkan radikal bebas didalam tubuh yang akan menyebabkan penurunan jumlah spermatozoa. Radikal bebas tersebut bisa dinetralkan dengan antioksidan. Vitamin D3 diketahui memiliki aktivitas antioksidan dan memiliki peran penting dalam reproduksi pria Karena enzim-enzim yang berperan dalam metabolisme vitamin D terekspresi pada saluran reproduksi pria. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh pemberian suplemen vitamin D terhadap peningkatan jumlah sperma tikus putih (Rattus Norvegicus) galur wistar yang dipapari asap rokok. Penelitian ini menggunakan metode posttest only control group design. Perlakuan dibagi menjadi 4 kelompok secara acak dengan jumlah 5 ekor tikus pada setiap kelompok. Kelompok K1 sebagai kontrol negatif hanya diberi pakan dan air. Kelompok K2 sebagai kontrol positif diberi paparan asap rokok 4 batang/hari. Kelompok P1, diberi vitamin D 0,2 µg/ekor. Kelompok P2, dipapari asap rokok 4 batang/hari dan vitamin D 0,2 µg/ekor. Data dianalisis dengan uji one way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji BNT (Beda Nyata Terkecil) untuk melihat perbedaan bermakna antar kelompok. Hasil uji one way ANOVA menunjukkan bahwa pemberian vitamin D berpengaruh signifikan pada jumlah sperma tikus putih(p<0,05), Uji BNT didapatkan perbedaan bermakna antara K2 dengan K1, P2 dan P3.  Dari hasil penelitan dapat disimpulkan bahwa pemberian suplemen vitamin D berpengaruh terhadap peningkatan jumlah sperma tikus yang dipapari asap rokok.
Pemberdayaan Kader Posyandu dalam Program “Toss Tb” di Desa Trieng Pantang Kecamatan Lhoksukon Cut Khairunnisa; Yuziani Yuziani
COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 10 (2022): COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (891.405 KB) | DOI: 10.59141/comserva.v1i10.129

Abstract

Temuan kasus tuberkulosis setiap tahun terus mengalami peningkatan di Kabupaten Aceh Utara. Data Dinas kesehatan (Dinkes) Kabupaten Aceh Utara, mencatat kasus tuberkulosis pada tahun 2019 sebanyak 901 kasus dan tahun 2020 mencapai 986 kasus, terjadi peningkatan jumlah kasus sekitar 9,1%. Berdasarkan distribusi kasus tuberkulosis di Kabupaten Aceh Utara, Kecamatan Lhoksukon merupakan wilayah dengan temuan kasus tertinggi dan Desa Trieng Pantang merupakan salah satu desa dengan suspect kasus tuberkulosis terbanyak. Masyarakat Desa Trieng Pantang sebagian besar dengan kondisi sosial ekonomi yang rendah, tingkat pengetahuan dan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) yang buruk. Sehingga dapat memicu tinggi angka kejadian TB dan rendahnya angka keberhasilan pengobatan. Oleh karena itu, pada kegiatan pengabdian ini akan dilakukan pembinaan terhadap kader posyandu sebagai mitra yang akan dididik untuk membantu tenaga kesehatan dalam upaya penanggulangan TB melalui program TOSS TB. Mekanisme pelaksanaan berupa mempersiapkan kader dengan memberikan edukasi tentang program tuberkulosis, penyamaan persepsi, pembentukan komitmen, pengaturan peran, komunikasi intensif, melakukan aksi, monitoring dan evaluasi untuk menjalin dan mengetahui perkembangan kemitraan dalam melaksanakan program tuberkulosis. Hasil yang diperoleh dalam kegiatan pengabdian ini adalah terbentuknya kader yang terlibat dalam program TOSS TB, adanya peningkatan pengetahuan Kader Posyandu tentang tuberkulosis setalah diberikan edukasi. Pada evaluasi akhir didapatkan bahwa kader sudah mulai melaksanakan perannya secara aktif dalam program TOSS TB dengan berdampak terhadap temuan kasus baru TB, meningkatnya angka keberhasilan pengobatan di Desa Trieng Pantang. Adanya kegiatan ini diharapkan dalam jangka panjang mampu mengeliminasi TB di tingkat Desa.