Claim Missing Document
Check
Articles

Found 36 Documents
Search

PERTUMBUHAN KELAPA SAWIT (Elais guineensis Jacq.) ASAL PEREMAJAAN TUMBANG TOTAL DAN SISIPAN Rudi Hartawan; Edy Marwan; Ali Suharjo
Jurnal Media Pertanian Vol 3, No 2 (2018): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (744.754 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v3i2.67

Abstract

Produktivitas tanaman kelapa sawit terus menurun setelah mencapai usia 25 tahun. Peremajaan merupakan solusi untuk mengembalikan produktivitas tanaman. Beberapa metode peremajaan digunakan oleh petani swadaya yang disesuaikan dengan kebutuhan dan modal yang tersedia. Metode peremajaan yang umum dilakukan adalah tumbang total dan sisipan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan kelapa sawit asal peremajaan tumbang total dan sisipan. Penelitian ini dilaksanakan di lahan peremajaan tumbang total dan lahan peremajaan sisipan yang berada di Desa Panca Mulya kecamatan Sungai Bahar Kabupaten Muaro Jambi. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman kelapa sawit varietas Tenera berumur dua tahun yang di tanaman pada lahan peremajaan tumbang total dan sisipan dengan metode pengambilan sampel systematic sampling dan peubah yang diamati adalah fisik tanaman, pH tanah, intensitas cahaya, suhu, dan kelembaban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik peremajaan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan tanaman, dan tanaman kelapa sawit dapat tumbuh baik pada lahan peremajaan tumbang total. Pertumbuhan yang lebih baik pada tanaman kelapa sawit diindikasi dengan semakin besar diameter batang maka lebih baik, semakin rendah tinggi tanaman maka lebih baik, semakin banyak jumlah pelepah maka lebih baik, semakin terang warna daun maka lebih baik, dan semakin tipis ketebalan daun maka lebih baik. Tindakan agronomi yang biasa dilakukan adalah pengendalian gulma dan pemupukan. Tindakan lain seperti pengendalian hama dan penyakit, kastrasi, dan pembuangan bunga dompet jarang dilakukan.
SKARIFIKASI dan KNO3 MEMATAHKAN DORMANSI SERTA MENINGKATKAN VIABILITAS dan VIGOR BENIH AREN (Arenga pinnata Merr.) Rudi Hartawan
Jurnal Media Pertanian Vol 1, No 1 (2016): April
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (330.201 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v1i1.10

Abstract

AbtractSugar palm seed naturally have quite a long dormancy, vary from 6-12 months. It couse by strong seed cover and impermeable so that inhibits water imbibitions. The experiment aim to determine the combine of position of scarification and the best KNO3 concentration to support the germination capacity and its speed of sugar palm seed germination. The parameters measurement were take place in Basic laboratory, Batanghari University began on 25 August 2013 up to April 10, 2014. Experiment used factorial complete randomize design. The first factor is the scarification position ie; without scarification (S0), scarification on plumule (S1) and scarification on the back (S2). The second factor is soaking in KNO3 ie; control (K0), 0.5% (K1), 1% (K2) and 1.5% (K3). The parameters observed were the electric conductivity, seed imbibitions, water content, germination capacity, lengh of sprout and dry weight. The experiment result shwed that the significantly interaction among electrical conductivity, imbibitions, water conten and dry weight. Its showed that S1K2 was the best combination. On the others parameters, giving a single effect, which showed plumul scarification was better than both on the back scarification and without scarification. KNO3 was good in 1.5% without scarification. KNO3 requirement would go down to 1% if the seed scarification was applied on plumule or seed back. Germination speed of sugar palm seed had directly proportioned with imbibitions, water content and root length, but its showed inversely proportional to the electrical conductivity. Keywords: Germination, Palma, CPMG AbstrakSecara alami benih aren memiliki masa dormansi yang cukup lama, bervariasi dari 6-12 bulan. Penyebabnya adalah kulit biji yang keras dan impermeabel sehingga menghambat terjadinya imbibisi air. Percobaan yang bertujuan untuk menentukan kombinasi posisi skarifikasi dan konsentrasi KNO3 terbaik untuk mendukung daya dan kecepatan berkecambah benih aren. Kegiatan perkecambahan benih serta pengukuran Parameter dilakukan di Laboratorium Dasar Universitas Batanghari mulai tanggal 25 Agustus 2013 sampai dengan 10 April 2014. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap dengan pola faktorial, faktor pertama adalah perlakuan posisi skarifikasi yaitu; tanpa skarifikasi (S0), skarifikasi pada plumula (S1) dan skarifikasi pada punggung (S2). Faktor kedua adalah perendaman dalam KNO3 yaitu, kontrol (K0), konsentrasi 0,5% (K1), konsentrasi 1% (K2), konsentrasi 1,5% (K3). Parameter yang diamati adalah daya hantar listrik, imbibisi benih, kadar air, daya kecambah, kecepatan berkecambah, panjang akar dan bobot kering kecambah. Hasil percobaan menunjukkan skarifikasi dan KNO3 memberikan interaksi yang nyata pada parameter daya hantar listrik, imbibisi, kadar air, daya kecambah dan bobot kering kecambah, dimana kombinasi S1K2 memberikan nilai terbaik. Pada parameter kecepatan berkecambah dan panjang akar, perlakuan memberikan pengaruh secara tunggal, dimana skarifikasi pada plumul relatif lebih baik daripada skarifikasi pada punggung dan tanpa skarifikasi, dan konsentrasi KNO3 yang baik adalah 1%. Dalam percobaan ini, daya kecambah tertinggi, didapat pada  KNO3 dengan konsentrasi 1,5% bila benih tanpa skarifikasi. Kebutuhan KNO3 akan menurun menjadi 1% bila benih diskarifikasi pada plumul atau punggung benih. Kecepatan berkecambah benih aren berbanding lurus dengan parameter imbibisi, kadar air benih dan panjang akar serta berbanding terbalik dengan daya hantar listrik. Kata kunci: Palma, perkecambahan, dan CPMG
Uji Efektivitas Natrium Nitrofenol Dalam Menunjang Pertumbuhan Setek Kopi Robusta (Coffea canephora L) Khairul Purba; Rudi Hartawan; Ridawati Marpaung
Jurnal Media Pertanian Vol 7, No 1 (2022): April
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/jagro.v7i1.138

Abstract

Kopi  merupakan komoditi ekspor yang terus meningkatkan pendapatan devisa negara. Perbanyakan untuk mempertahankan kualitas kopi yaitu perbanyakan dengan metode setek. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi terbaik natrium nitrofenol dalam mendukung pertumbuhan setek kopi robusta. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Lingkungan Rancangan Acak Lengkap. Rancangan perlakuan yang digunakan konsentrasi natrium nitrofenol yang terdiri dari 5 taraf : n0 = Tanpa Pemberian Natrium Nitrofenol, n1 = 0,30 mLL-1, n2 = 0,60 mLL-1, n3 = 0,90 mLL-1, n4 = 1,20 mLL-1. Data hasil pengamatan ditabulasi dan dianalisis dengan analisis ragam. Jika nilai F hitung berpengaruh nyata, maka dilakukan uji lanjut DNMRT ketelitian 95%. Hasil penelitian menujukan bahwa pemberian natrium nitrofenol dengan konsentrasi 0,90 mLL-1 memberikan hasil terbaik pada persentase setek berakar sebesar 62,22%, persentase setek bertunas 100%, persentase setek berakar dan bertunas sebesar 62,22%, jumlah akar sebesar 6,06 helai, bobot kering akar sebesar 0,80 g.
NISBAH KESETARAHAN LAHAN POLIKULTUR PINANG (Areca catechu L.) DENGAN KELAPA DALAM (Cocos nucifera L.) DAN PINANG DENGAN KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq) Rudi Hartawan; Fathul Hariadi
Jurnal Media Pertanian Vol 4, No 1 (2019): April
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (758.232 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v4i1.78

Abstract

Polikultur tanaman Kelapa Dalam dan Kelapa Sawit dengan tanaman Pinang merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan produktivitas lahan dan meningkatkan pendapatan petani. Penelitian bertujuan untuk membandingkan NKL polikultur Pinang dengan Kelapa Dalam dan Pinang dengan Kelapa Sawit. Pelaksanaan penelitian di Desa Sungai Beras, Kecamatan Mendahara Ulu, Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada bulan Desember 2018 sampai Maret 2019. Pengumpulan data mengunakan metode survey pada lahan-lahan petani yang ditanami Pinang, Kelapa Dalam, dan Kelapa Sawit monokultur dan polikultur. Lokasi penelitian di pilih secara sengaja karena pada lokasi-lokasi tersebut terdapat budidaya polikultur Pinang dengan Kelapa Dalam dan Pinang dengan Kelapa Sawit. Peubah yang diamati yaitu; fisik tanaman dan umur berbuah, estimasi produksi (kg ha-1), produktivitas (kg ha-1 th-1). Data yang diperoleh di lapangan dilakukan analisis statistika dengan metode deskriptif dalam bentuk tabulasi dan analisis inferensi dengan uji t berpasangan dengan taraf α 0,05%. Dari hasil penghitungan nilai NKL diperoleh nilai polikultur Pinang dengan Kelapa Dalam 1,19 dan polikultur Pinang dengan Kelapa Sawit 1,10. Data ini mengambarkan bahwa polikultur Pinang dengan Kelapa Dalam lebih menguntungkan 9% dibandingkan polikultur Pinang dengan Kelapa Sawit.
KARAKTERISTIK FISIK dan PRODUKSI KELAPA DALAM (Cocos nucifera L) di BERBAGAI EKOLOGI LAHAN Rudi Hartawan; Arif Sarjono
Jurnal Media Pertanian Vol 1, No 2 (2016): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (451.386 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v1i2.15

Abstract

AbstractThe growing environment plays an important role in the plant's phenotype. The suitability of the environment will bring up the genetic potential mainly on coconut production. The expected output of this research is to know the adaptation level of coconut crops different land ecology. The research was carried out in January to August 2016 at: 1) tidal lands in Lagan Ulu village of Geragai Sub-district of  Tanjung Jabung Timur with altitude 0-10 m above sea level, 2) in the lowland Ramin village Kumpeh Ulu Subdistrict Muaro Jambi regency with a height of 10-100 m above sea level, 3) Moderate land in Wanareja village of Rimbo Ulu Subdistrict Tebo regency with an altitude of 100-500 m above sea level and 4) Highland in Seberang village Sungai Penuh subdistrick Sungai Penuh City, with an altitude 500 m above sea level. Laboratory analysis conducted in July 2016 in  laboratorium dasar University Batanghari. Research conducted by survey methods in community gardens and arranged in environment randomized block design namely tidal areas, lowland, moderate land, and highland. Each altitude of land was three farmers. Porposifly as a block of design. The parameters are the palnt physical, reproduction age, agronomy, action estimation of production potential, soil acidity and daily temperatures. Data of research are analyzed by description method such as tabulated data form and anova test (α=5%) was used of inferential analysis. The result of this research showed that there was a significantly effect of land altitude on production potential and phisical characteristic of coconut trees. The coconut trees showed optimally growth and production in moderate land (100-500m above sea level). Keywords: coconut, cultivation, crop production. AbstrakLingkungan tumbuh berperan penting dalam produksi tanaman Kelapa Dalam. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat adaptasi tanaman Kelapa Dalam pada berbagai ekologi lahan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari sampai Agustus 2016 di: 1) lahan pasang surut di Desa Lagan Ulu, Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan ketinggian 0-10 m dpl, 2) dataran rendah di Desa Ramin, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi dengan ketinggian 10-100 m dpl, 3) dataran sedang di Desa Wanareja, Kecamatan Rimbo Ulu, Kabupaten Tebo dengan ketinggian 100-500 m dpl dan 4) dataran tinggi di Desa Seberang, Kecamatan Sungai Penuh, Kota Sungai Penuh, dengan ketinggian >500 m dpl. Analisis laboratorium dilakukan pada bulan Juli 2016 di Laboratorium Dasar Universitas Batanghari. Penelitian dilakukan dengan metode survey di kebun-kebun masyarakat dan disusun dalam rancangan lingkungan acak kelompok dengan rancangan perlakuan ekologi lahan yaitu daerah pasang surut, dataran rendah, dateran sedang dan dataran tinggi. Tiap-tiap ekologi lahan diambil tiga petani sampel secara sengaja yang dijadikan blok dalam rancangan. Peubah yang diamati adalah fisik tanaman, umur berproduksi, tindakan agronomi, estimasi potensi produksi, kemasaman tanah dan suhu harian. Data hasil penelitian dianalisis dengan metode deskripsi dalam bentuk tabulasi dan inferensi dilakukan dengan uji anova taraf α 5%. Hasil penelitian menunjukkan Ekologi lahan berpengaruh nyata terhadap potensi produksi dan karakteristik fisik tanaman Kelapa Dalam. Tanaman Kelapa Dalam dapat tumbuh, berkembang dan berproduksi dengan baik di daerah dataran sedang dengan ketinggian 100-500 m dpl. Kata kunci: Kelapa Dalam, budidaya, produksi tanaman
MODEL PENEMPATAN PARIT CACING PADA BUDIDAYA KELAPA DALAM (Cocos nucifera L.) DI LAHAN PASANG SURUT Muhammad Taufik; Rudi Hartawan
Jurnal Media Pertanian Vol 6, No 1 (2021): April
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/jagro.v6i1.104

Abstract

Cultivation techniques in tidal land are very important to support the growth and productivity of Tall Coconut. The purpose of this study was to determine the growth, production, and productivity of Tall Coconut in several field drain models. This research was conducted from December 2019 to January 2020 in the tidal area of Tanjung Api-Api Village, Sebrang District, Tungkal IV City, Tanjung Jabung Barat Regency. This research was conducted using a survey method on farmers' gardens and unformatted trials. There are 4 models of field drain, namely model 1, model 2, model 3, model 4 and without field drain. The variables observed were soil pH and water quality, plant physics, fruit physics, and agronomic action. The research data were analyzed by statistic. The results showed that soil pH and water chemical quality showed that field drain  model 1 gave the best value with soil pH, water pH, iron, sulfur, and sodium content of 5.2, 5.4, 85 ppm, 119 mL-1, and 270 mL-1 respectively. The highest plant growth, production and productivity were found in plants with field drain model 2. Data on stem circumference, number of midribs, and number of bunches of knees were 81.10 cm, 25.8 strands, and 14.2 bunches respectively. Data of fruit weight, fruit circumference, coir thickness, weight of fruit without coir and productivity were 1,800 g, 59.2 cm, 3.2 cm, 1,003 kg, and 1,168 items hectar-1 year-1, respectively. Agronomic measures include controlling weeds with herbicides and generally without fertilizing. Field drain aims to facilitate coconut harvesting and to avoid the toxic effects of peat soil.
KARAKTERISTIK FISIK DAN MUTU BUAH KELAPA DALAM (Cocos nucifera L) DI LAHAN PASANG SURUT DAN LAHAN GAMBUT DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Rudi Hartawan; Nasamsir .; Abdul Gafur
Jurnal Media Pertanian Vol 2, No 1 (2017): April
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (522.607 KB) | DOI: 10.33087/jagro.v2i1.25

Abstract

AbstractHigher coconut in productivity when cultivated on peat land compared to ups and downs. This research aims to know the physical characteristics and the quality of the fruit of the coconut in a better land differences i.e. tidal land and peat. This research has been carried out in August until September 2016 in the village of Pulau Pinang subdistrict of Tanjung Jabung Regency Right Betara West to site tidal land and the village of Bram Itam Kingdom subdistrict of Tanjung Jabung Regency Itam Bram West location for peat. Analysis of the data obtained from this research is a descriptive statistical analysis method in the form of inference method using the tabulate and test-t paired. Sampling for both villages is conducted at three locations with a distance of 500 metres north of observation which has been previously determined point coordinates using GPS. Each location taken 5 sample with circumference of observed variables fruit, fruit fiber thickness, the thickness of the shell, the thickness of the meat, the weight of the fruit intact, heavy fruit without husk oil yield, moisture content. Every standard of treatment is repeated 3 times, so there are 15 units of the sample in each village, so the total number of samples of coconuts in the two villages as many as 30 units of coconuts. Results of the study concluded that the physical characteristics and the quality of the fruit of the coconut palm plant In dilahan better than peat moss plant coconut in dilahan ups and downs.Keywords: physical characteristics of coconut in, tidal land, peat. AbstrakProduktivitas Kelapa Dalam lebih tinggi bila dibudidayakan pada lahan gambut dibandingkan lahan pasang surut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik fisik dan mutu buah Kelapa Dalam yang lebih baik dengan perbedaan lahan yaitu lahan pasang surut dan lahan gambut. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus sampai September 2016  di Desa Pulau Pinang Kecamatan Betara Kanan Kabupaten Tanjung Jabung Barat untuk lokasi lahan pasang surut dan Desa Bram Itam Raya Kecamatan Bram Itam Kabupaten Tanjung Jabung Barat untuk lokasi lahan gambut. Analisis data yang diperoleh dari penelitian ini adalah analisis statistika dengan metode deskriptif dalam bentuk tabulasi dan metode inferensi menggunakan uji-t berpasangan. Pengambilan sampel untuk kedua desa dilakukan pada tiga lokasi dengan jarak pengamatan 500 meter arah utara yang sebelumnya telah ditentukan titik koordinat menggunakan GPS. Setiap lokasi diambil 5 sampel dengan peubah yang diamati lingkar buah, ketebalan sabut buah, ketebalan tempurung, ketebalan daging buah, berat buah utuh, berat buah tanpa sabut,  rendemen minyak, kadar air. Setiap taraf perlakuan diulang 3 kali, sehingga terdapat 15 unit sampel di setiap desa, jadi jumlah keseluruhan sampel buah kelapa di kedua desa sebanyak 30 unit buah kelapa. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa karakteristik fisik dan mutu buah tanaman Kelapa Dalam dilahan gambut lebih baik dibandingkan tanaman Kelapa Dalam dilahan pasang surut.Kata kunci:  karakteristik fisik Kelapa Dalam, lahan pasang surut, lahan gambut.
Respon Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.) Terhadap Pemberian Kompos Limbah Kelapa Sawit Fico Ovender; Rudi Hartawan; Edy Marwan
Jurnal Media Pertanian Vol 6, No 2 (2021): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/jagro.v6i2.118

Abstract

Cacao (Theobroma cacao L.) is one of the important plantation commodities after oil palm and rubber. This plant has a high economic value and is a foreign exchange earner. The seeds produced are used as raw material for the foodstuff industry as well as for the pharmaceutical and cosmetic industries. Based on data from the Central Statistics Agency, the productivity of cocoa-farmers in Jambi is still very low, only reaching 585 kg ha-1. This study aims to obtain a dose of oil palm waste compost to support the growth of cocoa seedlings. The experiment was carried out in Pijon Village, Jaluko District, Muaro Jambi Regency from December 2020 to April 2021. This experiment was carried out using a completely randomized design environment. The treatment design used was compost dosage consisting of 4 levels, namely p0 = without giving compost, p1 = 5 tons ha-1 (7.5 grams per 3 kg of media), p2 = 10 tons ha-1 (15 grams per 3 kg of media) and p3 = 15 tons ha-1 (22.5 grams per 3 kg of media). The observed data were tabulated and analyzed with analysis of variance. If the calculated F value has a significant effect, then the DNMRT further test for 95% accuracy is carried out. The results showed that the application of compost 15 tons ha-1 showed an increase the plant height of 63.78%, the stem diameter of 73.68%, the shoot dry weight 30.83%, the total dry weight 95.12%, an the short root ratio 90.37%.
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BIOFISIK DAN SOSIAL EKONOMI DI MODEL DAERAH ALIRAN SUNGAI MIKRO (MDM) BATANG TEGAN Rudi Hartawan
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol 14, No 3 (2014): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.649 KB) | DOI: 10.33087/jiubj.v14i3.263

Abstract

In the framework of the management of the river basin (DAS) to develop a model of watershed management in small extents (DAS Micro) will be able to accommodate the needs of sustainable watershed management objective that includes the object biophysical, social, economic, and institutional. Watershed management should be integrated from upstream to downstream areas involving all parties associated with the principle of one river, one plan and one integrated organization. Micro DAS Stem Tegan is part of the Sub Watershed Batang Bungo who was instrumental for the Dusun community Rantau Pandan and LUBUK Wood Aro in Sub Region Senamat Ulu Pandan and Orchard and Orchard Muaro Make The heart of the District III Ulu Muaro Bungo District, Jambi Province. Sustainability of the river is very important this river is a placeholder from catcment area dominated by land titling 25-40% (rather steep) with extents 1868.88 Ha. The main potential biophysical land areal MDM is a District Snapshot water (DTA) or Catchment Area. Micro DAS Stem Tegan is pensuplai water to Sub DAS further Batang Bungo will join the DAS Batanghari. Biophysical problems onto the areal MDM is low soil fertility, soil erosion splash and sheet type, slope of land, availability of critical land and the land has the potential to become critical. The main potential of the social economy of institutional structures are formed community orchard, potential productive workforce, there is a means of education, worship, health, as well as some economic institutions such as markets and society. Social and economic problems that are being recorded from areal MDM is a high rate of population growth, poverty, and dependence of agricultural land.Keywords: Soil and water conservation and cultivation zones
Respon Pertumbuhan Bibit Kayu Manis (Cinnamomum burmannii Blume) terhadap Pemberian Abu Sekam Padi pada Media Tanam di Polibag Dandi Priska; Yulistiati Nengsih; Rudi Hartawan; Edy Marwan
Jurnal Media Pertanian Vol 7, No 2 (2022): Oktober
Publisher : Universitas Batanghari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33087/jagro.v7i2.155

Abstract

Permasalahan utama yang dihadapi dalam pembibitan kayu manis adalah mutu bibit yang masih rendah karena keberhasilan budidaya kayu manis diawali dengan penggunaan bibit yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat respon pertumbuhan bibit kayu manis terhadap pemberian abu sekam padi pada media tanam di polybag. Penelitian dilaksanakan di Desa Sungai Pegeh, Kecamatan Siulak, Kabupaten Kerinci, selama 3 bulan mulai bulan April sampai Juli 2022. Analisis abu sekam padi dilakukan di Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi. Analisis unsur hara abu sekam padi dilakukan di Laboratorium Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi dan pengukuran bobot basah akar, bobot kering tajuk dan bobot kering akar akan dilakukan Laboratorium di Universitas Batanghari Jambi. Penelitian ini dilakukan secara ekperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan satu faktor pemberian abu sekam padi sebagai berikut : k0 : 3 kg tanah ultisol per polibag (kontrol), k1 : abu sekam padi 40g + 2960g tanah ultisol, k2 : abu sekam padi 70g + 2930 g tanah ultisol, k3 : abu sekam padi 100 g + 2900 g tanah ultisol. Setiap perlakuan diulang 3 kali, sehingga diperoleh 12 satuan percobaan, setiap satuan percobaan terdiri dari8 polibagsehingga total keseluruhan adalah 96 polybag. Pada setiap satuan percobaan ditentukan secara acak 4 tanaman sebagai sampel. Parameter yang diamati dalam penelitian ini adalah: Tinggi Bibit (cm), Diameter Batang (mm), Berat Kering Tajuk (g), Berat Kering Akar (g), Nisbah TajukAkar, Indeks Kualitas, Data Lingkungan (Suhu Udara, Kelembaban Udara dan pH media). Data hasil penelitian dianalisis statistika menggunakan analisis ragam. Bila pada analisis ragam menyatakan pengaruh nyata, maka dilanjutkan dengan uji lanjut DNMRT taraf α 5%. Berdasarkan penelitian dan analisis data dapat disimpulkan bahwa pemberian abu sekam padi + tanah ultisol memberikan pengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, diameter batang, berat kering tajuk, berat kering akar, indeks kualitas dan berpengaruh tidak nyata terhadap nisbah tajuk akar. Pemberian abu sekam padi 100 g + 2900 g tanah ultisol meningkatkan tinggi tanaman sebesar 33,61%, diameter batang 44,02%, berat kering tajuk 159,58%, berat kering akar 146,29% dan indeks kualitas 176,47% bila dibanding dengan k0. Secara umum perlakuan k3 abu sekam padi 100 g + tanah ultisol 2900 g. memberikan pertumbuhan kayu manis yang terbaik.