Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Forest Condition Analysis Based on Forest Canopy ClosureWith Remote Sensing Approach Primajati,, Mahendra; Harto, Agung Budi; Sulistyawati, Endah
JURNAL BIOLOGI INDONESIA Vol 7, No 1 (2011): JURNAL BIOLOGI INDONESIA
Publisher : Perhimpunan Biologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jbi.v7i1.3124

Abstract

ABSTRAKAnalisis Kondisi Hutan Berdasarkan Tutupan Kanopi Menggunakan Pendekatan RemoteSensing. Pengurangan luasan hutan masih menjadi problem di Indonesia teristimewa untukPulau Jawa dengan kondisi populasi penduduk yang terpandat. Untuk mengetahui seberapajauh perubahan kawasan Gunung Papandayan terhadap fungsi bentang ekologinya makadicoba analisis satelit SPOT 2 tahun 2008 dengan standart koreksi pada level 2A. Prosesingdata satelit dilaksanakan dengan melakukan pengukuran awal meliputi radiometri, geometri,dan koreksi topografi untuk memisahkan bentuk bentang penggunaan berupa hutan dan ataulainnya. Penutupan kanopi dicatat menggunakan foto digital dan dianalisis menggunakanperangkat lunak RGBFisheye. Hasil penelitian dapat ditunjukkan bahwa kawasan Papandayanterdiri dari kawasan hutan terbuka (10-40%), semi tertutup (40-70%) dan tertutup (>70%). Hasilanalisis juga dapat dihitung seluas 16,846 ha. Sebagian hutan merupakan hutan semi terbuka(49,38% atau 8983 ha) yang terdiri dari 3604 tapak sedangkan hutan terbuka terdiri dari 15,07%(2741 ha) dan tersusun 16450 tapak.Kata kunci: Kondisi hutan, tutpan kanopi, photograph, Gunung Papandayan.
KONTROL KUALITAS DALAM ALUR PRODUKSI KARTOGRAFI PETA RBI DI BADAN INFORMASI GEOSPASIAL Hakim, Yofri Furqani; Riqqi, Akhmad; Harto, Agung Budi
GEOMATIKA Vol 20, No 1 (2014)
Publisher : Badan Informasi Geospasial in Partnership with MAPIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24895/JIG.2014.20-1.32

Abstract

Alur produksi kartografi dalam sistem pengelolaan informasi geospasial terpadu yang menghasilkan Peta RBI memerlukan mekanisme kontrol yang selama ini tidak dijalankan. Selain itu, adanya kebutuhan kualitas Peta RBI sesuai amanat pasal 49 ayat (1) dan (2) Undang-undang No. 4 tahun 2011 yang mengharuskan adanya penyusunan prosedur kontrol kualitas dan penjaminan kualitas (QC/QA) namun selama ini belum secara eksplisit dilaksanakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa standar produksi kartografi Peta RBI yang ada dalam Dokumen SNI No. 6502.3-2010, tentang Spesifikasi Penyajian Peta RBI Skala 1 : 50.000, tidak dapat dijadikan acuan dalam penyusunan prosedur kontrol kualitas dan penjaminan kualitas (QC/QA). Dokumen Katalog Unsur Geografi (KUG) juga harus dilakukan perbaikan mengenai kodefikasi unsur geografis dan penambahan atribut simbol. Sistem indeks Peta RBI skala besar yang ada dalam dokumen Spesifikasi Teknis Penyajian Peta RBI Skala Besar (SPR 77) harus disusun ulang secara sistematis cakupan dan penamaan/penomorannya. Prosedur kontrol kualitas (QC) disusun pada 9 tahapan produksi kartografi dan penjaminan kualitas (QA) dilakukan berdasarkan hasil kontrol kualitas pada 9 tahapan produksi kartografi Peta RBIKata kunci: kartografi, peta RBI, standar dan prosedur kartografi, kontrol kualitas, penjaminan kualitasABSTRACT     Cartographic production line within an integrated geospatial information management system that produces Topographic Map requires a control mechanism. In addition, the need for the quality of Topographic Map of Indonesia, which is amandated by Article 49 paragraph (1) and (2) of Act No.4 In 2011, requires also quality control and quality assurance (QC/QA) procedures however it has not been explicitly implemented. The results of this study showed that the standards of cartographic production of Indonesian Topographic Map in the SNI (Standar Nasional Indonesia) Document No.6502.3-2010, about Presentation Specifications of Indonesian Topographic Map Scale 1:50.000, can not beused as a reference in the preparation of quality control and quality assurance (QC/QA) procedures. Document of KUG (Katalog Unsur Geografi) should also be improved on geographic features codefication and addition of attributes table for the feature symbols. Large scale Indonesian Topographic Map Index existing in the technical specifications document of Large Scale Topographic Maps Presentation (SPR 77) should be rearranged systematically both the coverage distribution and the naming or numbering. Quality control procedures (QC) arranged in 9 stages of cartographic production line and quality assurance (QA) is performed based on the results of quality control procedures.Keywords: cartography, indonesian topographic map, cartographic standards and procedures, quality control, quality assurance
PEMBUATAN PETA ZONASI RISIKO TSUNAMI MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI WILAYAH PESISIR PANGANDARAN Fahmi, Muhammad Nurul; Wikantika, Ketut; Harto, Agung Budi
Indonesian Journal of Geospatial Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Pada tahun 2007 telah terjadi tsunami berskala kecil yang menerjang wilayah pesisir Kabupaten Pangandaran. Meskipun begitu setidaknya tsunami tersebut mengakibatkan 500 korban jiwa. Banyaknya korban jiwa disebabkan kekurangsiapan masyarakat terhadap bencana tsunami. Kekurangsiapan ini dipengaruhi oleh belum meratanya tindakan mitigasi bencana tsunami. Salah satu upaya mitigasi yang diperlukan berupa peta zonasi risiko tsunami. Peta risiko tsunami pada penelitian ini disusun dengan mengacu pada Peraturan Kepala BNPB No. 2 Tahun 2012 tentang Pedoman Umum Pengkajian Risiko Bencana dengan beberapa modifikasi. Berdasarkan peraturan tersebut ditentukan beberapa parameter seperti tingkat ancaman, kerentanan, kapasitas, dan risiko bencana tsunami. Untuk memperoleh peta kerentanan pada penelitian ini dilakukan penghitungan kepadatan penduduk menggunakan metode land use density. Metode ini menggunakan data citra Quickbird sebagai sumber data utama. Selain itu pada penelitian ini juga digunakan data Digital Elevation Model (DEM). Kemudian ditambahkan data jarak dari garis pantai sebagai modifikasi untuk mengetahui zonasi ancaman tsunami. Peta risiko tsunami yang dihasilkan menunjukkan bahwa wilayah pesisir Pangandaran menjadi wilayah yang berisiko terkena tsunami. Untuk menentukan zona kapasitas digunakan data kapasitas bencana tsunami di wilayah penelitian. Dari peta zonasi risiko tsunami diperoleh bahwa Desa Pananjung merupakan desa yang memiliki tingkat risiko paling tinggi yang 81,20% wilayahnya memiliki tingkat risiko tinggi. Sedangkan Desa Cintakarya merupakan desa yang memiliki tingkat risiko paling rendah dengan 96,85% wilayahnya memiliki tingkat risiko rendah.
PEMBANGUNAN MODEL TIGA-DIMENSI CANDI BOROBUDUR DENGAN RAGAM TINGKAT KEDETILAN (MULTILEVEL OF DETAIL) MENGGUNAKAN FOTO UDARA FORMAT KECIL DAN FOTO RENTANG DEKAT Mukhlisin, Muhammad; Suwardhi, Deni; Harto, Agung Budi
Indonesian Journal of Geospatial Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Indonesian Journal of Geospatial

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Candi Borobudur merupakan peninggalan yang berharga bagi dunia. Bahkan pemerintah Indonesia dan UNESCO telah beberapa kali mengambil langkah untuk perbaikan monumen ini dalam proyek besar antara tahun 1975 dan 1982. Untuk turut melestarikan bangunan bersejarah ini metode yang dapat digunakan dengan cara memodelkan kompleks candi Borobudur. Untuk pembuatan model permukaan bumi dari candi Bororbudur dapat menggunakan teknik foto udara format kecil menggunakan pesawat tanpa awak sebagai wahana pengambilan gambar. Pesawat tersebut dipasangi kamera digital format kecil yang kemudian dikendalikan dengan sistem kendali jarak jauh. Kemudian dari gambar yang telah diperoleh dibentuklah model dengan menggunakan persepsi kedalaman dan prinsip kesegarisan. Sedangkan untuk pemodelan 3D bagian candi lainya seperti patung, relief dan stupa dapat menggunakan teknik fotogrametri rentang dekat yang menggunakan prinsip yang serupa dengan teknik foto udara. Kemudian dengan menggabungkan kedua hasil diatas didapatkanlah model 3D dengan ragam tingkat kedetilan. Dengan menggunakan model ini sebagai rujukan dalam perawatan candi Borobudur, rekonstruksi dari bentukan candi Borobudur khususnya pada saat diadakan pemugaran ataupun pada saat terjadi bencana alam yang menyebabkan bagian candi rusak dan harus direkonstruksi kembali dapat dilakukan.
Estimasi Produktivitas Padi Sawah Berbasis Kalender Tanam Heterogen Menggunakan Teknologi Pengindraan Jauh Sari, Dewi Kania; Ismullah, Ishak Hanafiah; Sulasdi, Widyo Nugroho; Harto, Agung Budi
JURNAL ITENAS REKAYASA Vol 14, No 3 (2010)
Publisher : Jurnal ITENAS Rekayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1587.197 KB)

Abstract

ABSTRAKPengindraan jauh yang dikombinasikan dengan model-model produksi tanaman merupakan sarana yang ampuh untuk mengestimasi produktivitas hasil tanaman pada berbagai skala spasial. Makalah ini menyajikan metode baru untuk mengestimasi produktivitas hasil tanaman padi sawah berbasis kalender tanam heterogen. Metode ini dibangun berdasarkan sintesis antara model estimasi produktivitas hasil tanaman dengan model deteksi fenologi padi sawah. Model yang dikembangkan diimplementasikan di wilayah Pantura Jawa Barat untuk padi sawah musim kemarau tahun 2004 dengan menggunakan data MODIS. Validasi dengan menggunakan data statistik dari Dinas Pertanian Kabupaten memberikan rata-rata kuadrat simpangan (RMSD) sebesar ± 0,974 ton/ha untuk perbandingan pada tingkat kecamatan dan ± 0,548 ton/ha untuk perbandingan pada tingkat kabupaten. Meskipun data MODIS dengan resolusi 1 km × 1 km terlalu kasar untuk mengestimasi produktivitas hasil tanaman pada skala lokal, namun cukup memadai untuk mengkaji variabilitas spasial produktivitas padi sawah pada area yang luas yang mencakup beberapa skema irigasi atau DAS.Kata Kunci: produktivitas, biomassa, padi sawah, model SEBAL, fenologi, MODIS. ABSTRACTThe combination of remote sensing and crop production models is a powerful tool to estimate crop yield at various spatial scale. This paper presents a new method for estimating the lowland rice yield based on heterogeneous cropping calendar. The method was developed by synthesizing a crop yield estimation model with a lowland rice phenology detection model. The developed method has been implemented in the northern part of West Java Province, known as Pantura Jawa Barat region, by using MODIS data. The validation using rice yield statistics data of District Office of Agriculture revealed a root mean square deviation (RMSD) of ± 0.974 ton/ha and ± 0.548 ton/ha for subdistrict and district level comparisons, respectively. MODIS measurements with 1 km × 1 km are too coarse to estimate crop yield on a local scale, but they are suitable to assess spatial variabilities rice yield over irrigation schemes and river basins.Keywords: crop yield, biomass, lowland rice, SEBAL model, phenology, MODIS. 
Peningkatan Akurasi Interpretasi Foto Udara Menggunakan Metode Pembobotan Berbasis Objek untuk Pembuatan Peta Skala 1:5000 Lumbantobing, Marlonroi; Wikantika, Ketut; Harto, Agung Budi
REKA GEOMATIKA Vol 2017, No 1
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (989.367 KB) | DOI: 10.26760/jrg.v2017i1.1459

Abstract

ABSTRAK Kebutuhan akan adanya pengembangan metode untuk meningkatkan akurasi dari interpretasi objek memerlukan kajian metodologi yang disebut analisis citra berbasis objek. Penelitian ini ditujukan untuk menentukan dan menganalisis akurasi dari interpretasi objek secara otomatis dengan metode berbasis objek dengan memberikan bobot yang berbeda untuk setiap kanal. Data yang digunakan adalah foto hasil pemotretan udara format menengah (medium format) dengan resolusi 16 cm. Ekstrak data menggunakan teknik object based image analysis (OBIA). Data diproses berdasarkan bobot yang yang berbeda untuk setiap kanal. Nilai akurasi ditentukan berdasarkan overall accuracy. Overall accuracy merupakan hasil validasi klasifikasi objek dengan ground truth yang diperoleh dari peta garis skala 1:5000 yang diinterpretasi secara visual. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan nilai akurasi dengan pendekatan OBIA jika setiap kanal diberikan bobot yang berbeda dibandingkan dengan bobot yang sama. Peningkatan akurasi paling tinggi dengan bobot (Red=3, Green=4, Blue=3, IR=4, dan DEM= 3) menghasilkan akurasi 85,88%. Hasil akurasi meningkat sebesar 10,27 % dibandingkan dengan interpretasi tanpa pembobotan. Kata kunci: Interpretasi, Peta 1:5000, Klasifikasi, OBIA, Pembobotan, AkurasiABSTRACT Interpretation of imagery or aerial photo is an attempt to understand or interpret imagery to obtain accurate information and in accordance with the recorded object. The need for developing methods to improve the accuracy of the object interpretation requires assessment methodology which is called as object based image analysis. This study aimed at determining and analyzing the accuracy of the interpretation of the object automatically using object based method by giving different weights to each band. The data used were medium format aerial photos with a resolution of 16 cm. The method of data processing was object based image analysis (OBIA). Data were processed by different weights for each band. Accuracy value is determined based on the overall accuracy. Overall accuracy is the result of the validated object classification with ground truth obtained from the map of 1:5000 which were interpreted visually. The research results showed that the value of the accuracy with OBIA approach increased if each band is given different weights compared with the same weight. The highest accuracy was achieved with weights (Red=3, Green=4, Blue=3 , IR=4, and DEM=3), and resulted overall accuracy 85,88%. Results accuracy increased 10,27% compared with the interpretation without weighting. Keywords: Interpretation, Map 1:5000, Classification, OBIA, Weighting, Accuracy
Pemetaan Pola Tanam dan Kalender Tanam Padi Sawah menggunakan Teknik Pengindraan Jauh Hernawati, Rika; Harto, Agung Budi; Sari, Dewi Kania
REKA GEOMATIKA Vol 2017, No 2
Publisher : Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1149.85 KB) | DOI: 10.26760/rg.v2017i2.1768

Abstract

ABSTRAKPemantauan dan prakiraan hasil tanam padi sawah penting untuk dilakukan antara lain dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasional. Saat ini, pemantauan pertumbuhan tanaman padi sawah dapat dilakukan dengan mengaplikasikan teknologi pengindraan jauh, antara lain dengan mendeteksi fenologi tanaman padi sawah yang terekam pada setiap piksel citra yang selanjutnya dapat digunakan untuk pemetaan pola tanam dan kalender tanam padi sawah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan algoritma deteksi fenologi padi sawah dengan menggunakan indeks vegetasi Enhanced Vegetation Index (EVI) dan Land Surface Water Index (LSWI) berkala yang diturunkan dari data citra MODIS, dengan menerapkan proses penapisan Gaussian. Penerapan teknik penapisan Gaussian pada data indeks vegetasi tersebut diharapkan dapat meminimalisasi derau, sehingga akan meningkatkan ketelitian hasil pendeteksian fenologi tanaman padi sawah. Wilayah studi mencakup 3 Kabupaten di Provinsi Jawa Barat bagian utara, yaitu Kabupaten Subang, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Bekasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan penapisan Gaussian pada metode deteksi fenologi padi sawah berbasis indeks vegetasi EVI dan LSWI berkala telah dapat meningkatkan ketelitian hasil deteksi tanggal-tanggal fenologis padi sawah. Keakuratan hasil estimasi luas tanam dan luas panen padi sawah divalidasi menggunakan data statistik dari Dinas Pertanian Kabupaten.Kata Kunci: deteksi fenologi, EVI, LSWI, penapisan GaussianABSTRACTMonitoring and forecasting yields of paddy rice are important to do, in order to maintain national food security. The current paddy crop growth monitoring can be done by applying remote sensing technology by detecting paddy phenology to produce the date of planting and harvest dates, which were recorded at each pixel of the digital image of rice field and can then be used for cropping pattern and planting calendar mapping. This research aims to develop a detection algorithm phenology paddy using vegetation indices Enhanced Vegetation Index (EVI) and Land Surface Water Index (LSWI) periodic image data derived from MODIS, by applying a Gaussian filtering process. The application of Gaussian filtering techniques to the data of vegetation indeces, EVI and LSWI, are expected to minimize the noise, thereby increasing the precision of detection of paddy rice crop phenology. The study area covers three districts in the northern part of West Java Province, i.e. Subang, Karawang and Bekasi. The results showed that the application of Gaussian filtering on the detection method of paddy rice phenology based on multitemporal vegetation indices EVI and LSWI can improve the precision of the detection of paddy phenological dates. The accuracy of the estimation results of the planting and harvested area of paddy were validated using statistical data from the District Agricultural Office.Keywords: phenology detection, EVI, LSWI, Gaussian filtering
FOREST CONDITION ANALYSIS BASED ON FOREST CANOPY CLOSUREWITH REMOTE SENSING APPROACH Primajati,, Mahendra; Harto, Agung Budi; Sulistyawati, Endah
JURNAL BIOLOGI INDONESIA Vol 7, No 1 (2011): JURNAL BIOLOGI INDONESIA
Publisher : Perhimpunan Biologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jbi.v7i1.3124

Abstract

ABSTRAKAnalisis Kondisi Hutan Berdasarkan Tutupan Kanopi Menggunakan Pendekatan RemoteSensing. Pengurangan luasan hutan masih menjadi problem di Indonesia teristimewa untukPulau Jawa dengan kondisi populasi penduduk yang terpandat. Untuk mengetahui seberapajauh perubahan kawasan Gunung Papandayan terhadap fungsi bentang ekologinya makadicoba analisis satelit SPOT 2 tahun 2008 dengan standart koreksi pada level 2A. Prosesingdata satelit dilaksanakan dengan melakukan pengukuran awal meliputi radiometri, geometri,dan koreksi topografi untuk memisahkan bentuk bentang penggunaan berupa hutan dan ataulainnya. Penutupan kanopi dicatat menggunakan foto digital dan dianalisis menggunakanperangkat lunak RGBFisheye. Hasil penelitian dapat ditunjukkan bahwa kawasan Papandayanterdiri dari kawasan hutan terbuka (10-40%), semi tertutup (40-70%) dan tertutup (>70%). Hasilanalisis juga dapat dihitung seluas 16,846 ha. Sebagian hutan merupakan hutan semi terbuka(49,38% atau 8983 ha) yang terdiri dari 3604 tapak sedangkan hutan terbuka terdiri dari 15,07%(2741 ha) dan tersusun 16450 tapak.Kata kunci: Kondisi hutan, tutpan kanopi, photograph, Gunung Papandayan.