Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Perilaku Retak Aluminium Paduan A6061-T6 pada Pembebanan Mixed Mode Zuhaimi Zuhaimi; Husaini Husaini
Jurnal Teknik Mesin (Sinta 3) Vol. 8 No. 1 (2006): APRIL 2006
Publisher : Institute of Research and Community Outreach, Petra Christian University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fracture behavior of aluminum alloys (A6061-T6) under mixed mode (Mode I+II) loading was studied. Compact-tension-shear (CTS) specimen was employed and angle between loading axis and the crack surface was varied from 90°(mode I) to 0°(mode II). The crack extension (crack initiation and propagation) behaviors observed by a digital microscope. Under a load with relatively high mode II components, the shear type crack initiation preceded the opening type crack propagation. Final fracture was occurred by shearing instability in the pure mode II loading. These experimental results were explained qualitatively by using finite element analysis Abstract in Bahasa Indonesia : Penelitian ini membahas perilaku retak material aluminium paduan (A6061-T6) pada pembebanan mode campuran (Mode I+II). Spesimen dibuat dalam bentuk Compact Tension Shear (CTS) dan menggunakan alat pembebanan dimana sudut antara sumbu pembebanan dan permukaan retak bervariasi dari 900 (mode I) sampai 00 (mode II). Perilaku retakan awal dan perambatan retak dimonitor dengan mikroskop digital. Semakin kecil sudut pembebanan, beban yang dibutuhkan pada spesimen untuk memulai terjadinya awal retakan semakin besar. Pada pembebanan dengan komponen mode II relatif tinggi, terlihat bahwa retak tipe geseran terjadi lebih dulu kemudian diikuti dengan retak tipe terbuka. Hasil-hasil eksperimen ini akan diklarifikasi dengan analisa numerik melalui simulasi metode elemen hingga. Kata kunci: Aluminium paduan A6061-T6, mode campuran, ketangguhan retak, perambatan retak, analisa FEM.
Alat pengering ikan teri dengan intensitas tenaga matahari (solar energy). Ramli Idris; Zuhaimi Zuhaimi; Hasrin Hasrin
Jurnal POLIMESIN Vol 3, No 2 (2005): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jpl.v3i2.1448

Abstract

Penggunaan sinar matahari sebagai sumber energi untuk. mengeringkan ikan tidak dapat dimanfaatkan setiap saat terutama  pada saat musim hujan. Hal ini menyebabkan banyak ikan yang terbuang sehingga dapat menyebabkan  pencemaran lingkungan. Penelitian ini dilakukan  dilapangan dengan membuat alat pengering (collector) dengan  ukuran 8 x 6 x 1,8 meter yang bertujuan unluk dapat mengeringkan ikan pada musim hujan. Ikan yang telah dikeringkan  dengan alat pengering collector kemudian dianalisa kadar basahnya dengan system oven di laboratorium kimia fisika Politeknik Negeri Lhokseumawe. Adapun metode penelitian ini dipakai adalah eksperimen bujur sangkar 3 x3, dimana setiap kali perlakuan diamati tiga kali;sehingga berjumlah 27 sampel. Dari hasil pengolahan data statistic dapai disimpulkan  bahwa ketebalan dan waktu penjemuran sangat mempengaruhi kekeringan lkan teri, dan tingkat kadar basah ikan yang sesuai adalah pada ketebalan diwaktu penjemuran 1cm dan 6jam.
Gas Turbine Maintenance Optimizing using the Reliability-Centered Maintenance Method Darmein Darmein; Marzuki Marzuki; Zuhaimi Zuhaimi; Fauzi Fauzi; Nurlaili Nurlaili; Luthfi Luthfi
Jurnal POLIMESIN Vol 21, No 1 (2023): February
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jpl.v21i1.3281

Abstract

Gas Turbine is one of the important equipment in the production process in the oil and gas industry. This equipment is used as the prime mover of the compressor to the gas supply. The company has implemented preventive maintenance and condition monitoring in the context of gas turbine maintenance as well as scheduled shutdown every 52,000 hours of operation time. Along with efforts to increase production, the company's management policy has implemented a gas turbine maintenance efficiency program from 52,000 hours to 72,000 hours of operation. This policy is based on the consideration that productivity decreases over time and component replacement during MI (Major Inspection) and HGPI (Hot Gas Path inspection). This policy will certainly have an impact on the reliability, performance, and failure rate that will be experienced by gas turbines as well as their impact on maintenance costs. This study aims to recommend optimal maintenance strategies for gas turbines using the Reliability Centered Maintenance (RCM) method related to availability, reliability, maintainability, and maintenance costs. In this study, an analysis of the causes and effects of failure was carried out using the Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) method, with the parameters of failure frequency and consequences of failure then analyzed using the RCM worksheet to determine an effective maintenance strategy.  The results of this study obtained maintenance strategy for Gas Turbine components which are Failure finding, Redesign on conditioning, and Schedule discard task. The components that are scheduled for repairs are compressors and turbines and components that receive a component replacement schedule are Air Inlet and Combustion. The application of the RCM method has been able to reduce maintenance costs by up to 30.678% along with reduced downtime rates, decreased failure rates and the number of MTTR hours
Investigation of the Mechanical Behavior of Laminated Composites Gypsum-Based Plastic Sack Waste Fiber Indra Mawardi; Samsul Bahri; Hamdani Nurdin; Irwin Syahri Cebro; Luthfi Luthfi; Zuhaimi Zuhaimi; Ismi Amalia
Jurnal POLIMESIN Vol 21, No 1 (2023): February
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jpl.v21i1.3275

Abstract

The existence of plastic waste, such as used plastic sacks in large quantities, is a crucial problem for the environment and health because of its very low biodegradability. Therefore, reusing plastic sack waste as reinforcement in gypsum composites is a major research issue. This study investigates the mechanical and physical properties of gypsum composites reinforced with fiber layers from plastic sack waste. Gypsum composites are produced using casting gypsum flour as the matrix and various fiber layers from plastic sack waste (1, 2, 3, 4) as reinforcement. Gypsum-based laminated composites were tested for density, flexural strength, and compression. The behavior of mechanical, physical, and damage properties is studied to see its suitability as a building material. The results showed that gypsum composites' density decreased with increasing sack fiber layers. The density of gypsum composites ranges from 1064-1199 kg/m3, with a maximum value in samples with 100% gypsum. The flexural strength of gypsum composites ranges from 2.21-4.10 MPa, and the compressive strength ranges from 3.5-6.66 MPa. Increasing the number of layers of plastic sack fibers reduces density, flexural strength, and compressive strength. However, all the mechanical properties of gypsum composites met the requirements of the EN 13279-2 standard. Failure of fiber delamination with the resulting matrix is the main cause of the decrease in mechanical strength
ANALISA SIFAT MEKANIK ALUMINIUM ALLOY 6151 SETELAH MENGALAMI PERLAKUAN PANAS Desy Permatasari; Zuhaimi Zuhaimi; Ali Jannifar
Jurnal Mesin Sains Terapan Vol 4, No 1 (2020): JURNAL MESIN SAINS TERAPAN
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jmst.v4i1.1737

Abstract

Perlakuan panas merupakan suatu proses pemanasan dan pendinginan yang terkontrol, dengan tujuan mengubah sifat fisik dan mekanis dari suatu bahan atau logam sesuai dengan yang diinginkan. Salah satu metode perlakuan panas tersebut adalah dengan proses quenching. Proses ini dilakukan pada temperature 500°C waktu tahan 180 menit kemudian didinginkan dengan media minyak jarak, minyak kelapa, oli dan air. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa nilai kekerasan adalah 96,50 HRC dengan media pendingin minyak jarak. Hasil pengujian tarik memperlihatkan nilai yang diperoleh 41,35 kgf/????????2. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa meningkatkan kekerasan setelah dilakukan perlakuan panas dan menurunkan nilai kekuatan tarik. Sementara hasil mikro struktur memperlihatkan bahwa diameter butiran bahan menunjukkan semakin kecil diameter butiran maka sifat mekanis bahan meningkat.Kata Kunci : Heat Treatment, Aluminium Alloy 6151, Sikat Mekanik, Struktur Mikro
ANALISA KEKUATAN IMPACT BAHAN ST- 60 PADA BERBAGAI TEMPERATUR Hery Siswanda; Zuhaimi Zuhaimi; Ilyas Yusuf
Jurnal Mesin Sains Terapan Vol 3, No 1 (2019): JURNAL MESIN SAINS TERAPAN
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jmst.v3i1.879

Abstract

Kegagalan pada suatu kontruksi pemesinan kemungkinan bisa terjadi, namun dapat dihindari dengan melakukan kajian-kajian dan penelitian. Material yang diproduksi secara komersial di pasaran secara umum telah melalui proses pengujian kekuatan, tetapi masih ada informasi yang dibutuhkan oleh para perancang untuk memperoleh data tentang kekuatan material akibat menerima beban dinamis. Penelitian ini dilakukan terhadap material baja karbon ST.60 dengan tujuan untuk mengetahui kekuatan impak (impact strength) pada berbagai temperatur dan dari transisi ulet ke getas, dimana pada kondisi temperatur yang panas kekuatan material akan menurun. Pengujian dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu: (1) mempersiapkan alat dan bahan pengujian; (2) Melakukan pengkondisian spesimen pada berbagi perlakuan temperatur; (3) Melakukan pengujian impct charpy; (4) Melakukan pengamatan perpatahan; dan (5) Melakukan analisa. Spesimen disiapkan dalam bentuk standar mengikuti ASTM E 23 sejumlah 18 buah sesuai dengan rancangan penelitian untuk 6 variasi temperatur dengan masing-masing 3 kali perulangan. Untuk mengkondisikan temperatur dapat dilakukan dengan menggunakan dapur pemanas (furnace). Pengujian impact dapat dilakukan dengan menggunakan alat uji impact charpy dan pengujian perpathan (fraktografi) dapat dilakukan dengan menggunakan Stereoscan Microscope. Harga kekuatan impct terendah pada temperatur 0 0C sebesar 0,130 Joule/mm2 dan tertinggi pada temperatur 200 0C sebesar 0,836 Joule/mm2. Temperatur transisi ulet ke getas diperoleh pada temperatur 0 0C sampai temperatur 150 0C. Makin tinggi temperatur, bentuk permukaan patah makin mengarah ke tipe perpatahan ulet.Kata kunci: Baja Karbon ST.60, kekuatan impact (impact strength), temperatur transisi