Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

The effect of weld groove variations on the toughness of welding joints of AISI 1050 material Zulkiffli Purba; Samsul Bahri; Jenne Syarif
Journal of Welding Technology Vol 4, No 1 (2022): June
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jowt.v4i1.2998

Abstract

SMAW (Shielded Metal Arc Welding) welding is a metal joining process that uses heat energy to melt the workpiece and electrode (fill material). The flux material used for type E7016, a low hydrogen electrode wire typically used for welding heavy-duty plates and structures. Its use is for welding medium carbon steel, bridges, ships and machinery. The result of welding electrode E7016 is very smooth, deep penetration, crack resistant, ductile, good weld appearance and stable arc, the material used in the SMAW welding process is AISI 1050 steel. While AISI 1050 steel is steel that has a carbon content of 0.50 % so that it is classified as medium carbon steel. This steel is widely used in the market because it has many advantages, one of which is as an automotive component. This steel has the characteristics of good machinability, good wear resistance and medium mechanical properties. This study aims to determine the shock strength (impact) and the difference in the time of making weld grooves on SMAW welding results on AISI 1050 steel with variations of Double Bevel and Double V Groove grooves. In testing in the Weld Metal area with a current used of 110 Ampere. From the tests that have been carried out, it is known that the value of the highest impact strength is in the Double Bevel groove which has a value of 1.91 Joule/mm2, for the manufacture of welded grooves where the Double Bevel time is shorter than Double V Groove, so the time produced by Double Bevel which is 3.44 minutes/second.
Analisa ketangguhan dan kekerasan pada pengelasan GTAW pelat baja AISI 1050 terhadap pengaruh sudut keruncingan elektroda tungsten Zulfiadi Zulfiadi; Samsul Bahri; Nurlaili Nurlaili
Journal of Welding Technology Vol 3, No 2 (2021): December
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jowt.v3i2.2523

Abstract

Pengelasan adalah GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) merupakan teknik pengelasan dengan menggunakan Argon sebagai gas pelindung, serta nyala busur listrik yang berasal dari elektroda Tungsten dengan benda kerja. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi sifat fisik dan mekanik suatu bahan setelah proses pengelasan. Pada penelitian ini, berfokus pada pengaruh variasi sudut keruncingan elektroda tungsten terhadap ketangguhan, kekerasan dan struktur makro baja AISI 1050. Proses las dilakukan dengan memvariasikan sudut keruncingan elektroda tungsten (Ewth-2) 150, 300, 600 dan 900 dengan arus pengelasan 120 A dengan menggunakan filler AWS A5. 18 ER70S-G pada pelat dengan ketebalan 10 mm. Berdasarkan hasil struktur makro didapati bahwa semakin kecil sudut keruncingan elektroda tungsten yang digunakan menghasilkan  lebar lasan semakin melebar. Nilai impak tertinggi adalah sebesar 3,71 Joule/mm2 dengan sudut keruncingan elektroda tungsten 15 derajat, dan menunjukkan bahwa semakin kecil sudut keruncingan elektroda tungsten maka semakin besar harga nilai impak yang diperoleh. Sedangkan untuk hasil uji kekerasan didapatkan nilai kekerasan tertinggi 48,60 HRC pada bagian HAZ dengan sudut keruncingan elektroda tungsten 60 derajat, dan cenderung sama untuk semua sudut keruncingan elektroda tungsten.
Torque and Power Consumption of Paddlewheel Aerator With Movable Blade Samsul Bahri
Malikussaleh Journal of Mechanical Science and Technology Vol 3, No 2 (2015): Malikussaleh Journal of Mechanical Science and Technology
Publisher : Malikussaleh University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/mjmst.v3i2.10897

Abstract

The development of movable blade is based on fact that power is required only when blade of paddle wheel aerator entering water and in contrary action of aeration effect only when the blade is about leaving the water. This study was carrier out to design and simulate paddle wheel aerator with movable blade  which will open when entering water and close when leaving water. Wheel closed at quadrant I to IV (entering water surface) and was about to open at quadrant III to II (leaving water surface). The blade was designed referring to commonly used Taiwan wheel type. The component of mobable blade mechanism consisted of cam and shaft, velg, velg cap, blade holder, follower, spring and bearing. Follower was able rotate with angle of rotation was 125°, rotational displacement was 50 mm, maximum velocity was 0.55 m/s and acceleration was 6.09 m/s2. Testing without a load at 115 rpm shows the torque that occured 43.05 N and the electric power used 511.72 Watt. The gain is smaller than the increase of torque and power needed for movable blade paddlewheel aerator mechanism
Rancang bangun furrower untuk pembuatan Saluran drainase pada laban beralur Samsul Bahri; Tajuddin Tajuddin
Jurnal POLIMESIN Vol 7, No 2 (2009): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jop.v7i2.1388

Abstract

Budidaya tanaman tertentu dilakukan pada lahan beralur. Untuk menjaga keseimbangan air pada lahan  dibutuhkan  sistem  drainase   yang  baik:    Studi   kasus  pada   budidaya  tebu  menunjukkan pembuatan  saluran  drainase  dilakukan  menggunakan  alat  khusus  berupa rotary  ditcher  yang ditarik  traktor  roda empat dan diputar  oleh  tenaga  PTO traktor.   Di samping    itu juga diigunakan furrower   yang  hanya  ditank   oleh  traktor  roda  empat.    Penggunaan furrower   lebih  disukai  di lapangan  karena lebih sederhana  dalam penggunaan  maupun pemetiharaannya. Namun, saluran yang  dihasiikan  masih belum  mempunyai  bentuk dan dimensi yang diharapkan.  Bentuk saluran yang    diinginkan    adalah    trapezoidal,    sedangkan   furrower   yang   selama    ini   digunakan menghasilkan    bentuk   saluran    kerucut.   Untuk  mengatasi    permasalahan    tersebut   dapat dikembangkan   furrower   dengan    modifikasi  pada  bentuk    dan    ukuran.   Hasil   pengujian menunjukkan furrower  yang  dirancang  menghasilkan  saluran  drainase  masih berbentuk  kerucut dengan  ukuran lebar penampang  atas 97  cm,  dan kedalaman  43 cm. Untuk itu, masih diperiukan adanya  modifikasi furrower  pada  ukuran pisau  bajak dan singkal, terutama pada pisau  potong yang tidak memenuhi kriteria desain.Kata  kunci  : Furrower, lahan beralur,  sa1uran  drainase,  bentuk dan ukuran.
Disain kopling flens kaku berbasis cad Samsul Bahri
Jurnal POLIMESIN Vol 6, No 2 (2008): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jop.v7i2.1378

Abstract

Kopling flens kaku berfungsi meneruskan daya dan putaran. Dimensinya sangat ditentukan oleh daya dan putaran yang bekerja. bahan dan faktor keamanan yang digunakan. Perhitungan dan penggambaran secara manual disamping memberikan hasil yang kurang teliti juga sangat tidak efektif dalam penggunaan waktu. Disain kopling flens kaku berbasis computer aided design memberikan hasil yang lebih teliti dengan waktu yang singkat. Parameter rancangan didasarkan pada diagram alir rancangan kopling flens kaku. Struktur program terdiri dari bagian input data rancangan, data kopling flens kaku dan bahan standar, perhitungan dan analisa tegangan tarik pemenuhan fungsi tujuan, dan bagian output yang merupakan decision variable dan gambar CAD.Kata kunci : Disain, kopling flens kaku, file script, CAD.
Rancang bangun dan uji fungsional pengeruk ditcher lengan ayun Samsul Bahri
Jurnal POLIMESIN Vol 8, No 2 (2010): Agustus
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jop.v8i2.1370

Abstract

Ditcher berpengeruk lengan ayun adalah furrower yang pada bagian belakang terdapat pengeruk untuk mengeruk tanah hasil buangan furrower. Ditcher ini digunakan untuk pembuatan got melintang pada budidaya tanaman tebu lahan kering. Konstruksi penggerak pengeruk dirancang untuk menghasilkan gerakan pengeruk sesuai dengan yang diinginkan. Daya penggerak pengeruk didapatkan dengan suatu mekanisme yang memanfaatkan profil lahan. Konstruksi penggerak pengeruk terdiri dari: roda, pemegang roda, lengan roda, poros mekanisme, lengan pengeruk, pengeruk, dan standar lengan. Gerakan ayunan naik turun pengeruk yang relatif tegak lurus dihasilkan oleh lengan dengan mekanisme empat batang penghubung sejajar. Lengan ini berayun akibat gerakan naik turun roda yang ditransmisikan melalui sebuah poros. Profil yang dihasilkan mendekati profil yang diinginkan dengan perbedaan ketinggian maksimum 3,5 cm. Gerakan pengeruk sebelah kanan dan kiri terjadi sedikit perbedaan dengan unbalance maksimum 6 cm. Gaya turun pengeruk berbeda untuk pengeruk kanan dan kiri baik untuk penggunaan roda kecil dan pemegang pendek maupun penggunaan roda besar pemegang panjang. Gaya turun pengeruk maksimum 1,8 KN terjadi pada roda besar dan pemegnag roda panjang sebelah kanan.Kata kunci : Ditcher lengan ayun, pengeruk, profil lahan, konstruksi, gaya.
Investigation of the Mechanical Behavior of Laminated Composites Gypsum-Based Plastic Sack Waste Fiber Indra Mawardi; Samsul Bahri; Hamdani Nurdin; Irwin Syahri Cebro; Luthfi Luthfi; Zuhaimi Zuhaimi; Ismi Amalia
Jurnal POLIMESIN Vol 21, No 1 (2023): February
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jpl.v21i1.3275

Abstract

The existence of plastic waste, such as used plastic sacks in large quantities, is a crucial problem for the environment and health because of its very low biodegradability. Therefore, reusing plastic sack waste as reinforcement in gypsum composites is a major research issue. This study investigates the mechanical and physical properties of gypsum composites reinforced with fiber layers from plastic sack waste. Gypsum composites are produced using casting gypsum flour as the matrix and various fiber layers from plastic sack waste (1, 2, 3, 4) as reinforcement. Gypsum-based laminated composites were tested for density, flexural strength, and compression. The behavior of mechanical, physical, and damage properties is studied to see its suitability as a building material. The results showed that gypsum composites' density decreased with increasing sack fiber layers. The density of gypsum composites ranges from 1064-1199 kg/m3, with a maximum value in samples with 100% gypsum. The flexural strength of gypsum composites ranges from 2.21-4.10 MPa, and the compressive strength ranges from 3.5-6.66 MPa. Increasing the number of layers of plastic sack fibers reduces density, flexural strength, and compressive strength. However, all the mechanical properties of gypsum composites met the requirements of the EN 13279-2 standard. Failure of fiber delamination with the resulting matrix is the main cause of the decrease in mechanical strength
Manufaktur dan Uji Kinerja Mesin Perajang Hijauan Multifungsi mawardi, indra; bahri, Samsul; Cebro, Irwin Syahri; Hamdani, Hamdani
Jurnal Mekanova : Mekanikal, Inovasi dan Teknologi Vol 9, No 2 (2023): Oktober
Publisher : universitas teuku umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jmkn.v9i2.8416

Abstract

The need for forage and tuber feed for farmers is increasing daily. The existence of chopping machines that have been developed before still needs to improve in the work process, where the work process has only one focus, namely chopping. Apart from that, machines that have been previously produced have a fixed construction (not mobile), thus limiting machine mobilization. The research aims to create innovations in the form of multifunctional forage chopping machines. This machine combines the processes of chopping and crushing greens and tubers. Apart from that, this machine is designed to use wheels, making it easier to move. The research method is divided into design and manufacturing processes, followed by performance testing. Performance testing uses elephant grass and cassava as raw materials using 1600, 1800 and 2000 rpm engine speeds. From manufacturing results, multifunctional forage chopping machines are available. This machine has 750 x 450 x 700 mm dimensions with a capacity for chopping elephant grass ranging from 72-150 kg/hour and crushing cassava ranging from 85-279 kg/hour. An engine speed of 2000 rpm shows the highest chopping and crushing results.
ANALISA KEKUATAN SAMBUNGAN LAS SMAW PADA POROS BALING-BALING PERAHU NELAYAN Alwi Jufri; Samsul Bahri; Turmizi Turmizi
Jurnal Mesin Sains Terapan Vol 3, No 1 (2019): JURNAL MESIN SAINS TERAPAN
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jmst.v3i1.883

Abstract

Poros baling-baling menjadi salah satu komponen penting, yang mempunyai fungsi sebagai penerus tenaga mekanik dari mesin induk ke baling-baling sehingga menghasilkan tenaga dorong pada perahu. Telah terjadi kegagalan pada pada poros baling-baling perahu nelayan yang berlokasi di Ujong Blang, Kota Lhokseumawe, kerusakan yang terjadi diakibatkan oleh patahnya poros baling-baling. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui jenis material poros dan pengaruh proses pengelasan terhadap poros dengan metode SMAW dengan menggunakan pengujian-pengujian mekanik yang sesuai. Dari hasil pengujian material tersebut diketahui ASTM 304 (Stainlees Steel) dan dari penelitian yang dilakukan diketahui pengaruh pengelasan berpengaruh terhadap sifat mekanik material yang dapat membuat bahan menjadi lemah terhadap tegangan tarik. Sehingga dapat direkomendasikan untuk proses pengelasan terhadap poros Stainless Steel agar mampu mengurangi arus pengelasan yang tinggi karena dapat menyebabkan berkurangnya nilai regangan terhadap material. Kata kunci: pengelasan, sifat mekanik, Stainless Steell..
Analisa Variasi Volume Serat Karung Plastik Bekas Sebagai Penguat Terhadap Sifat Fisis Mekanis Komposit Gypsum Syahputra, Duha Aota; Bahri, Samsul; Usman, Usman
Jurnal Mesin Sains Terapan Vol 9, No 1 (2025): JURNAL MESIN SAINS TERAPAN
Publisher : Politeknik Negeri Lhokseumawe

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30811/jmst.v9i1.6631

Abstract

Limbah adalah bahan pembuangan tidak terpakai yang berdampak negatif bagi masyarakat jika tidak dikelola dengan baik, salah satunya adalah limbah karung plastic bekas pupuk. Untuk mengurangi limbah tersebut, salah satu alternatife dengan memanfaatkan limbah karung plastik bekas pupuk tersebut untuk penguatan produk gypsum. Komposit gypsum dibentuk dengan jumlah fraksi volume dan banyaknya serat karung yang bervariasi. Pengujian kuat lentur, kuat tekan, densitas dan daya serap air dilakukan untuk mendapatkan sifat mekanik dan sifat fisis dari Komposit gypsum. Kekuatan lentur tertinggi dari spesimen gypsum pada variasi serat 75% didapat nilai kuat lentur sebesar 4,2 Mpa atau meningkat sebesar 19,67%, dan nilai terendah pada variasi 25% nilai kuat lentur yang didapat sebesar 1,66 Mpa. Penggunaan variasi serat karung plastik terhadap komposit gypsum dapat meninggkatkan nilai kuat tekan koposit gypsum, nilai kuat tekan tertinggi komposit gypsum pada persentase 50% dengan nilai kuat tekan 7,06 Mpa, penggunaan serat karung telalu banyak dapat menurunkan kuat tekan Komposit. Dan pada pengujian fisis yaitu pengujian Densitas komposit gypsum berpenguat serat karung plastik bekas memiliki nilai rata-rata 1,24 g/mm3, 1,34 g/mm3, dan 1,40 g/mm3, densitas komposit gypsum berpenguat serat karung plastik bekas pupuk masih lebih rendah dibandingkan nilai komposit gypsum tanpa penguat (control). Peninggkatan penggunaan  banyaknya serat dapat mereduksi nilai densitas dari komposit gypsum. Daya serap air pada komposit gypsum pada setiap variasi didapat 25,31%, 25,60% dan 13,32% dimana semakin meningkat jumlah variasi dan banyaknya serat karung plastik akan meningkatkan daya serap air. Kata kunci : Limbah Karung Plastik, Komposit Gypsum, Serat