Sri Widowati Herieningsih
Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro

Published : 22 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

The Relationship of Perceived Reality of Sinetron Anak Jalanan and Anti Social Behavior Herieningsih, Sri Widowati; Pradekso, Tandyo
Humaniora Vol 8, No 1 (2017): Humaniora
Publisher : Bina Nusantara University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21512/humaniora.v8i1.3691

Abstract

The research was conducted to explain a potential link between antisocial behavior and how children made sense of television program, Anak Jalanan. A survey was conducted on 248 children from 10-12 years old in Semarang with a non-random sampling technique. Besides, a correlation technique was used to examine a relationship. The results confirm that perceived reality on the show is related to children?s anti-social behavior. The findings bring about a warning alert to families, communities, and organizations that have concerns about the impact of media on children. They should reunite their efforts to do a more massive movement to make the media content more children-friendly. Parents also need to employ parental mediation at home to reduce the negative impact of such television programs on their children.
ANALISIS FRAMING BERITA TAWURAN ANTAR PELAJAR DI HARIAN KOMPAS Herieningsih, Sri Widowati
JURNAL ILMU SOSIAL Volume 13, Issue 1, Year 2014
Publisher : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9398.921 KB) | DOI: 10.14710/jis.13.1.2014.1-9

Abstract

Student brawls occur continuously in various cities, especially in the  Jakarta, the attention of many people, and did not escape the attention of the media. Framing Kompas is a mayor concern in this study.The study conducted by taking a sample 0f 37 news, between 2008 to 2012. The paradigm used is the paradigm of constructivism. The method used is the analysis of the model Entman framing.The results that the Kompas student brawls see that the problem is complexs issue, and not ordinary deliguency, but it leads to crime, a form of deviance. Student brawls, agroup behavior, and other problems caused by unclear, revenge hereditary, in solidarity with friends, as well as maintain the good name of the school, violence derived from the senior students to yunior. Recommendation are offfered to prevent and fight is, sanction, both preventive and repressive, conducted formal and nonformal.
2. KOMUNIKASI POLITIK DAN ETIKA KONIUNIKASI DALAM KAMPAN YE PILKADA Herieningsih, Sri Widowati
FORUM Vol 36, No 2 (2008) : Pilkada dan Demokratisasi di Daerah
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4432.633 KB)

Abstract

As part of the whole political campaign local election campaign through its different kind as forms has always directed to persuade public in order they will vote for one of the candidates. However, wahat need to be carefullt considered is that in persuading public we can’t put aside the communication ethics, a rasional knowledge that human to do a good communication. Often for the sake of candidate personal intension, the communication ethics is being abondoned. This can be seen from political message that mostly execute “comercial promises” such as free education, increasing labour fee, free health services and reducing poverty. These kind of promises considered irrasional, however. The communication ethics seems never become an important factor in every local election.
7. MENDAMPINGI ANAK MENONTON "KEKERASAN" TELEVISI Herieningsih, Sri Widowati
FORUM Vol 36, No 1 (2008) : Memahami Tayangan Kekerasan Di Televisi
Publisher : Faculty of Social and Political Sciences Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4358.007 KB)

Abstract

Television is the most popular medium for children as their source of information and from most study conducted within the influence of media towards children was found that children are categorized as heavy viewers. The condition attached to them as heavy viewers should be put into consideration of parents, especially when it is connected to the fact that TV programs have dominated by violence. However, we should not put the blame solely on television as the effect caused by TV programs also rely on parents involvement in guiding their children whilst watching television. Television in this particular case has tried to give guidance by categorizing their programs, which then should make parents aware to conduct guidance to their children as part of their responsibility. This guiding activity known as parental mediation could take forms in restrictive mediation and evaluative mediation.
Correlation between TV's ads, demographic factors and Children Materialism Utama, Wahyu Satria; Ulfa, Nurist Surayya; Herieningsih, Sri Widowati; Rahardjo, Turnomo
Interaksi Online Vol 4, No 1: Januari 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (447.9 KB)

Abstract

This study concerns about children’s materialism. TV’s advertising is acknowledged to be an extensive carrier of materialism. Previous research said demographic factors like gender, age and SES are influencing children’s materialism. Based on survey to 96 children age 12-14 years old in Semarang, Indonesia, the findings indicate TV’s advertising and demographic factors influences materialism on children. This study showed exposure of TV’s advertising and demographic factors are significant to children’s materialism.
Hubungan Terpaan Iklan Produk Rokok di Media Massa dan Interaksi Peer Groupdengan Minat Merokok pada Remaja Pramitha, Dara; Herieningsih, Sri Widowati; Santosa, Hedi Pudjo; Pradekso, Tandiyo
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (86.012 KB)

Abstract

Kenaikan jumlah perokok remaja di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini terjadi karena beberapa faktor, salah satunya ialah semakin maraknya iklan produk rokok di media massa. Selain itu remaja lebih sering menghabiskan waktu bersama teman sebaya (peer group). Faktor – faktor tersebut akan mendorong remaja untuk mencoba merokok, terlebih lagi jika teman – teman sebayanya merupakan perokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara terpaan iklan produk rokok di media massa dan interaksi peer group dengan minat merokok pada remaja. Teori yang digunakan dalam penelitian ini ialah Advertising Exposure Process Modeldan Social Learning Theory. Peneliti mewawancarai siswa SMP N 27 Semarang sebanyak 79 orang untuk mengisi kuesioner penelitian. Analisis kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah Koefisien Korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara terpaan iklan produk rokok di media massa dengan minat merokok pada remaja, dimana nilai signifikansinya sebesar 0,000 dan nilai koefisien korelasi Pearson sebesar 0,924. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara terpaan iklan produk rokok di media massa dengan minat merokok pada remaja. Selanjutnya, terdapat hubungan pula antara interaksi peer group dengan minat merokok pada remaja, dimana nilai signifikansinya sebesar 0,000 dan nilai koefisien korelasi Pearson sebesar 0,896. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang erat antara interaksi peer group dengan minat merokok pada remaja. Key words: terpaan iklan, peer group, minat merokok
Hubungan Terpaan Berita Kekerasan Seksual Pada Anak di Televisi dan Tingkat Kecemasan Orang Tua dengan Intensitas Komunikasi Orang Tua dan Anak Cinantya, Adinda Sekar; Ulfa, Nurist Surayya; Herieningsih, Sri Widowati; Pradekso, Tandiyo
Interaksi Online Vol 3, No 1: Januari 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (271.695 KB)

Abstract

Angka tindakan pelecehan seksual pada anak semakin meningkat dari tahun ke tahun. Dalam tiap program berita di televisi hampir selalu memberitakan tentang kasus pelecehan seksual yang menimpa anak-anak. Berbagai berita tersebut dapat memberi pengetahuan bagi ora ng tua untuk mengetahui modus kejahatan yang sedang bayak terjadi, namun juga dapat menjadikan orang tua cemas pada keselamatan diri anak-anak mereka. Rasa cemas tersebut dapat mendorong orang tua untuk berbagi informasi kepada anak mengenai kejahatan yangbanyak terjadi, khususnya kekerasan seksual.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara terpaan berita kekerasan seksual pada anak di televisi dan tingkat kecemasan orang tua dengan intensitas komunikasi orang tua dan anak. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dependensi Efek Media Massa dan Game Theory. Penelitian ini mewawancarai sebanyak 60 orang tua yang memiliki anak usia 8-11 tahun dan pernah mendapat terpaan berita kekerasan seksual dari televisi dalam 4 bulan terakhir. Analisa kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah Koefisien Korelasi Kendall. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara terpaan berita kekerasan seksual pada anak di televisi dengan tingkat kecemasan orang tua, dimana nilai signifikannya sebesar 0,000 dan nilai koefisien korelasi Kendall sebesar 0,569. Selanjutnya, terdapat hubungan pula antara tingkat kecemasan orang tua dengan intensitas komunikasi orang tua dan anak, dimana nilai signifikannya 0,001 dan nilai koefisien korelasi Kendall sebesar 0,337.Kata kunci: terpaan berita, kecemasan, komunikasi
Hubungan Kompetensi Komunikasi Tentor Communication Study Club dan Konsep Diri Anggota Communication Study Club Terhadap Prestasi Anggota suprihatini, Taufik; Lailiyah, nuriyatul; Herieningsih, Sri widowati
Interaksi Online Vol 4, No 1: Januari 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.67 KB)

Abstract

Communication Study Club adalah komunitas belajar mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro. Jumlah anggota CSC semakin meningkat tetapi prestasi anggota semakin menurun. Kompetensi komunikasi tentor dalam mengajar dan konsep diri anggota dalam menghadapi tantangan merupakan salah satu faktor yang berhubungan dengan meningkat atau tidaknya prestasi anggota.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kompetensi komunikasi tentor CSC dan konsep diri anggota CSC terhadap prestasi anggota. Teori yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah konsep keberhasilan komunikasi interpersonal (Suranto,2011:84) dan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar (Rola, 2006:33) .Tipe penelitian yang digunakan adalah tipe explanatory dengan pendekatan metode penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anggota CSC yang berjumlah 52 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan teknik non probability sampling dengan cara purposive sampling . Peneliti mengambil sampel sebanyak 35 orang . Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan mengunakan analisis koefisien korelasi rank Kendall.Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari variabel kompetensi komunikasi tentor CSC (X1) terhadap prestasi anggota(Y) sebesar 0,723, dimana 0,723>0,01. Di samping itu , nilai signifikansi dari variabel konsep diri anggota CSC (X2) terhadap prestasi anggota (Y) sebesar 0,467, dimana 0,467>0,01. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara kompetensi komunikasi tentor CSC dan konsep diri anggota CSC terhadap prestasi anggota. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya menggunakan teori dan variabel bebas yang berbeda terhadap prestasi agar penelitian terhadap prestasi semakin beragam. Selain itu, seluruh anggota sebaiknya harus pernah mengikuti kompetisi dan para tentor juga anggotanya dapat bersama-sama memperbaiki hal-hal yang menghambat prestasi sehingga prestasi semakin meningkat.
Pengaruh Intensitas Mengkonsumsi Program Televisi Bermuatan Jurnalisme Warga dan Partisipasi Coaching Citizen Journalism terhadap Minat Mahasiswa menjadi Jurnalis Warga Paranggani, Kembang Soca; Herieningsih, Sri Widowati; Pradekso, Tandiyo
Interaksi Online Vol 2, No 1: Januari 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.636 KB)

Abstract

Pengaruh Intensitas Mengkonsumsi Program Televisi bermuatanJurnalisme Warga dan Partisipasi Coaching Citizen Journalism terhadapMinat Mahasiswa menjadi Jurnalis WargaABSTRAKLatar belakang penelitian ini didasarkan pada rendahnya minat masyarakat termasukmahasiswa untuk menjadi jurnalis warga. Hal tersebut diperoleh dari sedikitnya partisipasimasyarakat yang mengirimkan karya jurnalis warga pada program televisi bermuatanjurnalisme warga. Padahal, kemajuan teknologi seperti keberadaan alat komunikasi yangsemakin canggih seharusnya mempermudah masyarakat untuk saling berbagi informasi. Olehkarenanya, media televisi seperti Metro TV dan SCTV membuat program on air seperti WideShot dan Citizen6 maupun program off air bermuatan jurnalisme warga yakni coachingcitizen journalism. Oleh karenanya, ketika seseorang mengkonsumsi program tersebut danberpartisipasi dalam coaching diharapkan dapat mempengaruhi minatnya untuk menjadijurnalis warga.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas mengkonsumsiprogram televisi bermuatan jurnalisme warga dan partisipasi coaching citizen journalismterhadap minat mahasiswa menjadi jurnalis warga. Teori yang digunakan pada penelitian iniadalah teori Powerfull Effect dan Teori Pembelajaran Sosial dari Albert Bandura. Penelitianini merupakan tipe penelitian eksplanatif dengan pendekatan kuantitatif, dan menggunakanparadigma positivistik. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa di kota Semarangyang pernah menjadi peserta dalam SCTV Goes to Campus 2012 yang digelar di kampusFISIP Undip. Sampel yang digunakan adalah random sampling atau probability samplingdengan tekhnik simple random sampling maka diperoleh jumlah sampel sebanyak 67responden. Berdasarkan perhitungan statistik dengan menggunakan analisis regresisederhana, maka diperoleh pengaruh yang sangat signifikan. Variabel intensitasmengkonsumsi program televisi bermuatan jurnalisme warga (X1) memiliki pengaruhsebesar 0,112 terhadap minat mahasiswa menjadi jurnalis warga (Y) dengan nilai signifikansisebesar 0,003 < 0,01 maka H0 ditolak dengan koefisien regresi sebesar 0,017. Dapatdisimpulkan bahwa variabel intensitas mengkonsumsi program televisi bermuatan jurnalismewarga berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa menjadi jurnalis warga. Selanjutnya,partisipasi coaching citizen journalism (X2) memiliki pengaruh sebesar 0,204 terhadap minatmahasiswa menjadi jurnalis warga (Y) dengan nilai signifikansi 0,000 <0,01 maka H0 ditolakdengan koefisien regresi sebesar 0,086. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel partisipasicoaching citizen journalism berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa menjadi jurnaliswarga.Kata kunci: Intensitas, Partisipasi dan MinatNama : Kembang Soca ParangganiNIM : D2C009086Judul : The Influence Intensity of Consuming Television Program containingCitizen Journalism and The Participation of Coaching CitizenJournalism towards The College Student Interest to be a CitizenJournalist.ABSTRACTThe background of the research was based on the lack of public interest including students tobe a citizen journalist. It is derived from the least participation of citizen journalists whosubmit their video or news on television program countaining citizen journalism. In fact, thetechnology is becoming more sophisticated and easier for people to share information.Therefore, the television media such as Metro TV and SCTV made an on air program (WideShot and Citizen6) and also made an off air pogram that is coaching citizen journalism foreducating people. The media expected to affect people’s interest to be a citizen journalistwhen they consume the program and participate in coaching citizen journalism.The purpose of this research is to find out the influence intensity of consumingtelevision program containing citizen journalism and the participation of coaching citizenjournalism towards the college student interest to be a citizen journalist. The theory used inthis research is the theory Powerful Effect and Social Learning Theory of Albert Bandura.This reaserch is type of explanatory with a quantitative, and uses paradigm of positivisme.The reaserch's subjects were the college students in Semarang who had participated in SCTVGoes to Campus 2012 held at the Faculty of Political and Social Science, Undip. The usedsample is random sampling or probability sampling with simple random sampling techniquewith 67 respondents. Based on the statistic computation with Simple Regression Analysis,then there is known a significant result. Variable the influence intensity of consumingtelevision program containing citizen journalism (X1) has the effect of 0.112 on the collegestudent interest to be a citizen journalist (Y) with a significance value of 0.003 <0.01 then H0is rejected with koefisien regression of 0,017. It can be concluded that the influence intensityof consuming television program containing citizen journalism has a positive effect on on thecollege student interest to be a citizen journalist. Furthermore, the participation of coachingcitizen journalism (X2) has the effect of 0.204 on the college student interest to be a citizenjournalist (Y) with a significance value of 0.000 <0.01 then H0 is rejected with koefisienregression of 0,086. It can be concluded that the participation of coaching citizen journalismhas a positive effect on on the college student interest to be a citizen journalist.Keywords: Intensity, Participation and InterestsPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangFenomena jurnalisme warga semakin berkembang berkat kemajuan teknologi komunikasiyang begitu pesat. Kemajuan teknologi alat rekam, internet, dan streaming turutmembuka akses masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam menghadirkan informasisemakin cepat dan terbuka. Meskipun kemajuan teknologi komunikasi telah memberikanruang gerak yang luas bagi perkembangan jurnalisme warga di Indonesia, akan tetapipada kenyataanya animo masyarakat untuk berpartisipasi menjadi jurnalis warga masihtergolong rendah. Hal tersebut diungkapkan oleh oleh Syaifudin, produser Wide ShotMetro TV, Imam Suwandi, produser Wide Shot Metro TV divisi jurnalisme warga, danTria Maulida Putri selaku ketua panitia seminar dan talkshow dengan tema “EnchanchingNational Economic Journalism.Oleh karenanya, sebagai program televisi bermuatan jurnalis warga, Metro TVmelalui program Wide Shot dan SCTV melalui program online Citizen6 melakukanberagam upaya untuk mendorong minat mahasiswa menjadi jurnalis warga. Metro TVdan SCTV mengadakan pelatihan atau coaching citizen journalism di berbagaiuniversitas di Indonesia. Oleh karenanya, masalah dalam penelitian ini apakah terdapatpengaruh intensitas mengkonsumsi program televisi bermuatan jurnalisme warga danpartisipasi coaching citizen journalism terhadap minat mahasiswa menjadi jurnaliswarga?1.2 TujuanPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas mengkonsumsi programtelevisi bermuatan jurnalisme warga dan partisipasi coaching citizen journalism terhadapminat mahasiswa menjadi jurnalis warga1.3 Kerangka Teori- Powerfull Effects Theory : Teori ini mengasumsikan bahwa media massa dapatmenyuntikkan informasi ide, dan bahkan propaganda ke public.- Teori Pembelajaran Sosial : Teori hasil penelitian Albert Bandura ini memandangbahwa seseorang dapat belajar, baik dengan cara mengamati, diberikan cerita tentangsesuatu, atau melalui pengalaman langsung.Bagan geometri :1.4 HipotesisHipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut :1. Intensitas mengkonsumsi program televisi bermuatan jurnalisme warga berpengaruhpositif terhadap minat mahasiswa menjadi jurnalis warga2. Partisipasi coaching citizen journalism berpengaruh positif terhadap minat mahasiswamenjadi jurnalis warga.1.5 Metode Penelitian- Tipe Penelitian : penelitian eksplanatif (explanatory)- Sampel : peserta coaching SCTV Goes to Campus 2012 sebanyak 67 responden.- Teknik penarikan sampel : teknik Simple Random Sampling- Teknik analisis data : kuantitatif dengan mengganakan uji analisis Simple Regression.Sebelum melakukan penyebaran kuesioner diakukan uji validitas dan reliabilitas.Kemudian sebelum melakukan pengolahan data dilakukan uji Asumsi Klasik.Intensitas mengkonsumsi Program Televisibermuatan Jurnalisme Warga ( X1)Partisipasi Coaching Citizen Journalism (X2)Minat Mahasiwa menjadiJurnalis Warga (Y)PEMBAHASAN2.1 Pengaruh Intensitas Mengkonsumsi Program Televisi Bermuatan JurnalismeWarga terhadap Minat Mahasiswa menjadi Jurnalis WargaBerdasarkan hasil pengujian uji regresi sederhana diperoleh nilai signifikansi sebesar0,003 dengan koefisien regresi sebesar 0,017. Oleh karena sig sebesar 0,003 < 0,01 makaH0 ditolak atau dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi variabel intensitasmengkonsumsi program televisi bermuatan jurnalisme warga berpengaruh positifterhadap minat mahasiswa menjadi jurnalis warga.Selanjutnya, nilai Adjusted R Square sebesar 0,112. Nilai tersebut menunjukkanbahwa minat mahasiswa menjadi jurnalis warga dipengaruhi oleh intensitasmegkonsumsi program televisi bermuatan jurnalisme warga sebesar 11,2% sedangkansisanya dipengaruhi oleh faktor –faktor lain.Televise sebagai media massa dapat memberikan pengaruh kepada audiensnyamelalui program-program acara yang ditayangkan. Secara langsung program televisibermuatan jurnalisme warga menjadi referensi bagi para pemirsa yang aware terhadaplingkungan untuk berbagi informasi terhadap sesama.2.2 Pengaruh Partisipasi Coaching Citizen Journalism terhadap Minat Mahasiswamenjadi Jurnalis Warga.Berdasarkan hasil pengujian uji regresi sederhana diperoleh nilai signifikansi sebesar0,000 dengan koefisien regresi sebesar 0,086. Oleh karena sig sebesar 0,000 <0,01 makaH0 ditolak atau dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi variabel partisipasi coachingcitizen journalism berpengaruh positif terhadap minat mahasiswa menjadi jurnalis wargaNilai Adjusted R Square sebesar 0,204. Nilai tersebut menunjukkan bahwa minatmahasiswa menjadi jurnalis warga dipengaruhi oleh partisipasi coaching citizenjournalism sebesar 20,4% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor –faktor lain.Dengan demikian, apa yang dialami langsung oleh peserta coaching citizenjournalism sesuai dengan apa yang dijelaskan oleh Albert Bandura mengenai tahapanbelajar sosial yakni dimulai pada tahapan memperhatikan hingga mengarahkan dorongansesuai pengalaman.PENUTUP3.1 Kesimpulan- Intensitas mengkonsumsi program televisi bermuatan jurnalisme warga berpengaruhpositif terhadap minat mahasiswa menjadi jurnalis warga. Semakin tinggi intensitasmengkonsumsi program televisi bermuatan jurnalisme warga maka semakin tinggipula pengaruhnya terhadap minat mahasiswa menjadi jurnalis warga. Begitu puladengan keadaan sebaliknya.- Partisipasi coaching citizen journalism berpengaruh positif terhadap minat mahasiswamenjadi jurnalis warga. Tingginya partisipasi coaching citizen journalism akanberpengaruh pada tingginya minat mahasiswa menjadi jurnalis warga. Begitu puladengan keadaan sebaliknya.3.2 Saran- Sebagai upaya untuk meningkatkan minat mahasiswa menjadi jurnalis warga,sebaiknya media televisi juga meningkatkan frekuensi pengadaan coaching citizenjournalism dan memperluas jangkauan wilayah pengadaan coaching.DAFTAR PUSTAKABuku :Ardianto, Elvinaro dan Lukiati K. Edinaya. (2004). Komunikasi Massa: Suatu Pengantar.Bandung: Simbiosa Rekatama Media.Bungin, Burhan. (2007). Sosiologi Komunikasi: Teori Paradigma, dan Diskursus TeknologiKomunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana.Ghozali, Imam. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro.Hazim, Nurkholif.(2005). Teknologi Pembelajaran. Jakarta: UT Pustekom IPTPIKuswandi, Wawan. (1996). Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta: PTRineka Cipta.Kusumaningati, Imam FR (2012). Jadi Jurnalis Itu Gampang!. Jakarta: PT Elex MediaKomputindo.Kriyantoro, Rahmat. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group.Liliweri, Alo. (1991). Memahami Peran Komunikasi Massa Dalam Masyarakat. Bandung:PT. Citra Aditya Bakti.Mulyasa, E. (2004). Implementasi Kurikulum 2004 panduan pembelajaran KBK. Bandung:PT. Remaja Rosda KaryaMcQuail, Dennis. (1996). Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar Edisi Kedua. Jakarta:Erlangga.Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.Prasetyo, Bambang dan Miftahul Jannah.(2012). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada.Rahmat, Jalaludin. (2006). Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung: P.T RemajaRosdakarya.Romli, Asep S. (2012).Jurnalistik Online. Bandung: Nuansa Cendekia.Santoso, Singgih. (2000). SPSS Mengolah Data Statistik Secara Profesional Versi 7.5.Jakarta: PT Elex Media KomputindoSarwono, Sarlito Wirawan. (1997). Psikologi Remaja. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.Simamora, Bilson. (2002). Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT Gramedia PustakaUtama.Syarif, Rusli. (1987). Teknik Manajemen Latihan dan Pembinaan. Bandung: Angkasa.Soekanto, Soerjono. (1993). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: CV Rajawali.Soetrisno dan Rita, Hanafi. (2007). Filasafat Imu dan Metodologi Penelitian edisi ketujuh.Jakarta: CV Andi OffsetSuwandi, Imam. (2012). Langkah Otomatis Jadi Citizen Journalist. Jakarta: Dian Rakyat.Vivian, John. (2008). Teori Komunikasi Massa edisi Kedelapan. Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group.Skripsi:Pricilia P.(2012). Pengaruh Terpaan Program Acara Stand Up Comedy Show di Metro TVterhadap Minat Menonton (Studi Kasus Terhadap Pengunjung Comedy CafeKemang). Skripsi. Universitas Bina Nusantara.Nurul Inayah S. (2007). Hubungan Intensitas Menonton Program Acara Pencarian Bakat diTelevisi dan Dukungan Orang Tua dan Teman dengan Minat Remaja dalammengembangkan Bakat di Dunia Musik. Skripsi. Universitas Diponegoro.Arsita Pitriawanti. (2010). Pengaruh Intensitas Menonton Televisi dan Komunikasi Orang tua– Anak terhadap Kedisiplinan Anak dalam Menaati Waktu Belajar. Skripsi.Universitas Diponegoro.Internet:Universitas Pamulang Coaching Jurnalistik. (2013). Dalam http:/ /lentera berita.com/index.php/tagsel/339-universitas-pamulang-coaching-jurnalistik. html.Diunduh pada tanggal 15 Juni 2013 pukul 20:18 WIB.Ratusan Mahasiswa Ikuti Pelatihan Jurnalistik Metro TV. (2013). Dalam http://www.metrotvnews.com /metronews/read/2013/05 /13 /3/153081/ Ratusan-Mahasiswa-Ikuti-Pelatihan-Jurnalistik-Metro-TV. Diunduh pada 20 Juni 2013 pukul 12:07 WIB.Wide Shot.(2012). Dalam http://wideshot. metrotvnews.com /news . php?id=14. Diunduhpada 15 Juni 2013, pukul 20:22 WIB.Wide Shot.(2012). Dalam http://wideshot. metrotvnews.com /news . php?id=20. Diunduhpada 15 November 2013, pukul 20:18 WIB.Wide Shot.(2012). Dalam http://wideshot.metrotvnews.com/news. php ?id=18. Diunduh pada28 Oktober 2013, pukul 14:43 WIB.Wide Shot. (2013). Dalam http://wideshotmetrotv.blogspot.com/search?updated-max = 2013-02-26T18:52:00-08:00&max-results=7. Diunduh diakses pada 28 Oktober 2013,pukul 14:27 WIB.Jadwal Tayang Wide Shot. (2012). Dalam http://wideshotmetrotv.blogspot.com/. Diunduhpada 28 Oktober 2013, pukul 14:22 WIB.Konten Wide Shot. (2012). Dalam http://wideshotmetrotv.blogspot.com/. Diunduh pada 28Oktober 2013, pukul 14:26 WIB.Pelatihan Jurnalisme Warga di Semarang. (2012). Dalam http:/ /www. metro tvnews.com/detail /2012/ 10/03/ 19580/695/ Pelatihan-Jurnalisme-Warga-di-Semarang/Wideshot, Diunduh pada 28 Oktober 2013, pukul 10:40Pewarta Warga asal Solo Raih CJC Metro TV.(2012). Dalam http://www .solopos.com/2012/ 11/23/cjc-2012-2 pewarta -warga-asal-solo-raih-cjc-metro-tv-350266,Diunduh pada 28 Oktober 2013, pukul 09:30 WIB.Jadilah Citizen Journalist di Wide Shot. (2012). Dalam http://www.ediginting. com/ 2012/02/jadilah-citizen-journalist-di-wide-shot.html. Diunduh pada 28 Oktober 2013, pukul14:10 WIB.Yuk Jadi Pewarta Warga di Citizen6. (2012). Dalam http ://m.liputan6 .com/ news/ read/52781/yuk-jadi-pewarta-warga-di-citizen6. Diunduh pada 28 Oktober 2013, pukul10:37 WIB.Ajang Cari Bakat SCTV Goes to Campus (2012). Dalam http://blujer. blogspot.com/2012/03/ajang-cari-bakat-sctv-goes-tocampus.html. Diunduh pada 28 Oktober2013, pukul 10:40 WIB.Arvinda Pemenang SGTC Semarang 2012. (2012). Dalam http:// berita. plasa.msn.com/nasional/sctv/arvinda-pemenang-sgtc-semarang-2012. Diunduh pada 28Oktober 2013, pukul 10:47 WIB.
HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON PROGRAM MEMASAK DI TELEVISI DAN KOMPETENSI CHEF PRESENTER DALAM PROGRAM MEMASAK TERHADAP MINAT PENONTON UNTUK MEMASAK UTAMI, DITA PURMIA; Suprihatini, Taufik; Herieningsih, Sri Widowati
Interaksi Online Vol 1, No 3: Agustus 2013
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.988 KB)

Abstract

Hubungan Intensitas Menonton Program Memasak di Televisi dan Kompetensi ChefPresenter dalam Program Memasak terhadap Minat Penonton untuk MemasakSkripsiDisusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikanPendidikan Strata 1Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikUniversitas DiponegoroPenyusunNama : DITA PURMIA UTAMINIM : D2C008083JURUSAN ILMU KOMUNIKASIFAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIKUNIVERSITAS DIPONEGORO2013ABSTRAKSIJUDUL : HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS MENONTON PROGRAMMEMASAK DI TELEVISI DAN KOMPETENSI CHEF PRESENTERDALAM PROGRAM MEMASAK TERHADAP MINAT PENONTONUNTUK MEMASAKNAMA : DITA PURMIA UTAMINIM : D2C008083Dewasa ini perempuan tidak hanya menjadi ibu rumah tangga, namun juga memilihuntuk berkarier. Di tengah kesibukannya dalam berkarier, sebagian perempuan tidak lagimemperhatikan pekerjaan rumah, khususnya memasak. Munculnya berbagai programmemasak di televisi dengan format yang baru dan dipandu oleh chef presenter yangberkompeten, memiliki daya tarik tersendiri bagi penontonnya. Program memasak tersebutmemiliki penonton yang berbeda karakter, mulai dari penonton yang tidak bisa memasak,hingga penonton yang ahli dalam bidang memasak.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara intensitas menontonprogram memasak di televisi dan kompetensi chef presenter dalam program memasakterhadap minat penonton untuk memasak. Penelitian ini merupakan penelitian bertipeeksplanatori dengan pendekatan kuantitatif. Teori yang digunakan adalah Teori Belajar Sosial(Bandura, 1977), teori kompetensi (Agung, 2007) dan efek komunikasi massa (Chaffee,1980). Populasi dalam penelitian ini adalah remaja perempuan dan ibu rumah tangga diSemarang yang menyaksikan program memasak di televisi. Teknik sampling yang digunakanadalah teknik sampling kebetulan (accidental sampling) dengan jumlah sampel sebanyak 50orang. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah kuantitatif dengan uji statistikyang menggunakan analisis korelasi Rank Kendall dengan menggunakan perhitungan denganprogram SPSS 17 (Statistical Product and Service Solution).Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas menonton program memasak ditelevisi (X1) ternyata tidak berhubungan terhadap minat penonton untuk memasak (Y), halini dibuktikan berdasarkan perhitungan melalui uji statistik dimana diperoleh probabilitaskesalahan (sig) sebesar 0,629 (>0,05). Kompetensi chef presenter dalam program memasak(X2) ternyata juga tidak berhubungan terhadap minat penonton untuk memasak (Y). Hal iniberdasarkan data uji hipotesis, diperoleh probabilitas kesalahan (sig) sebesar 0,862 (>0,05).Hasil pengujian terhadap ketiga variabel, yaitu antara variabel intensitas menonton programmemasak di televisi (X1) dan kompetensi chef presenter dalam program memasak (X2)terhadap minat penonton untuk memasak (Y) menggunakan teknik korelasi Kendallmenunjukkan angka probabilitas sebesar 0,000. Oleh karena sig sebesar 0,000 < 0,05 yangberarti bahwa harga variabel tersebut memiliki hubungan yang signifikan. Dengan demikian,maka secara statistik, dapat dinyatakan “terdapat hubungan antara intensitas menontonprogram memasak di televisi (X1) dan kompetensi chef presenter dalam program memasak(X2) terhadap minat penonton untuk memasak (Y)”. Jadi artinya bahwa ketika intensitasmenonton program memasak di televisi tinggi dan kompetensi chef presenter dalam programmemasak baik, maka penonton semakin berminat untuk memasak.Kata Kunci : Intensitas Menonton Program Memasak; Kompetensi Chef Presenter; MinatMemasakABSTRACTJUDUL : CORRELATION BETWEEN INTENSITY OF WATCHING ACOOKING PROGRAM IN TELEVISION AND CHEF PRESENTER’SCOMPETENCY OF COOKING PROGRAM WITH AUDIENCE’SINTEREST FOR COOKINGNAMA : DITA PURMIA UTAMINIM : D2C008083Nowadays, women not only be a housewife, but also choose to make a career. In themidst of their rush in a career, most women no longer regard housework, especially cooking.The emergence of a variety of cooking programs on television with a new format and isguided by a competent chef presenter, has a special attraction for the audience. The cookingprogram has different character of audiens, from the audience who could not cook, until theaudience who are experts in the field of cooking.This research was aimed to know how the correlation between the intensity ofwatching a cooking program on television and chef presenter’s competency of cookingprogram with audience interest for cooking. It is an explanatory type with a quantitativeapproach. The theory used is the teori belajar sosial (Bandura, 1977), the theory ofcompetency (Agung, 2007) and effects of mass communication (Chaffee, 1980) . Thepopulation in this research were young women and housewives in Semarang who watchcooking programs on television. The sampling technique used is sampling kebetulan(accidental sampling) with the number of sample are 50 people. The data analysis techniqueused is quantitative with statistical tests using the Kendall rank correlation analysis usingcalculations with SPSS 17 (Statistical Product and Service Solutions).The results showed that the intensity of watching a cooking program on television(X1) was not related with audience’s interest for cooking (Y), it was proved by thecalculation of which is obtained through a statistical test error probability (sig) of 0.629 (>0,05). Chef presenter’s competency of cooking program (X2) was also not related to theaudience’s interest for cooking (Y). This is based on hypothesis data test, derived errorprobability (sig) of 0.862 (> 0,05). The test results of the three variables, namely the variableintensity of watching a cooking program on television (X1) and the chef presenter’scompetency of cooking program (X2) to the audience's interest for cooking (Y) using Kendallcorrelation techniques showed the probability of 0.000. Therefore sig of 0.000 <0.05, whichmeans that the price of these variables had a significant relationship. Thus, statistically, it canbe stated "there is a correlation between the intensity of watching a cooking program ontelevision (X1) and the chef presenter’s competency of cooking program (X2) to theaudience's interest for cooking (Y)". So that means that when there is high intensity ofwatching a cooking program on television and chef presenter’s competency in cookingprogram, the audience more interested in cooking.Key words : intensity of watching a cooking program, chef presenter’s competency of cookingprogram, interest in cookingPENDAHULUANPerkembangan teknologi komunikasi massa dalam bentuk media massa khususnyamedia televisi telah membuat dunia semakin kecil. Informasi melalui medium televisi daninternet yang mengalir melintasi batas-batas negara tampaknya tidak dapat terbendung olehjarak, ruang, dan waktu (Kuswandi, 2008:33)Melihat fungsi media televisi yang begitu luas, maka secara otomatis akan memberikankesadaran bahwa muatan-muatan pesan media televisi harus dapat mendukung keinginanseluruh masyarakat yang terlibat dalam berbagai sendi kehidupan sosial baik secara politik,ekonomi, dan budaya (Kuswandi, 2008:33). Maka dari itu, televisi harus menampilkanprogram-program yang berkualitas, menarik dan mendidik masyarakat.Untuk mengambil hati sekaligus memuaskan khalayaknya, berbagai stasiun televisiswasta memproduksi tayangan-tayangan yang dirasa akan banyak diminati oleh masyarakat.Berbagai macam program yang bertemakan edukatif, informatif, hingga menghibur punditayangkan. Mulai dari tayangan berita, infotainment, berita kriminal, reality show, kuliner,acara musik bahkan acara yang saat ini banyak diminati yaitu program acara memasak.Banyak acara televisi yang menampilkan program acara masak-memasak dan ratingnyatinggi.Intensitas menonton merupakan tingkat keseringan seseorang menonton setiappenyampaian pesan dan informasi tentang barang ataupun gagasan yang menggunakan mediamassa (Rakmat, 2000:52). Apabila penonton sering menonton program memasak, makainformasi mengenai program dan apa yang disajikan dalam program tersebut akan semakinbanyak diterima.Di zaman globalisasi seperti sekarang ini, tidak semua perempuan menjadi ibu rumahtangga, ada pula yang menjadi wanita karir. Banyak perempuan yang melakukan peransebagai laki-laki, yakni bekerja mencari nafkah. Ketika seorang istri berkarir di luar rumahurusan rumah tangga biasanya tidak tertangani semua, khususnya memasak.Program acara memasak memiliki konsep yang sangat menarik. Diselingi dengan acaratravelling yang menambah daya tarik bagi penontonnya. Selain itu chef presenter yangdipakai dalam program-program memasak tersebut adalah chef yang memang berkompetendan memiliki banyak pengalaman dalam dunia memasak.Dengan konsep acara dan kompetensi chef presenter handal yang dimiliki oleh programmemasak, mampu mencuri perhatian pemirsa program tersebut untuk selalu menyaksikannya.Penonton program acara memasak memiliki berbagai macam karakter penonton yangmenyaksikannya. Mulai penonton yang tidak bisa memasak hingga penonton yang ahlimemasak.Kompetensi komunikasi chef presenter yang baik akan mempengaruhi minat penontonuntuk memasak. Penonton yang kurang berminat memasak akan menjadi berminat untukmemasak dan yang gemar memasak akan semakin meningkatkan kreativitasnya dalammemasak. Tidak hanya memenuhi kebutuhan akan hiburan saja, namun dapat memberikansuatu manfaat dan pembelajaran bagi yang menyaksikan program tersebut.Berdasarkan hal tersebut diatas, muncul suatu pertanyaan, apakah ada hubungan antaraintensitas menonton program memasak di televisi dan kompetensi chef presenter dalamprogram memasak terhadap minat penonton untuk memasak?ISITeori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Belajar Sosial (SocialLearning Theory) dari Bandura. Salah satu perilaku prososial ialah memiliki keterampilanyang bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang lain. Keterampilan seperti ini biasanyadiperoleh dari saluran-saluran-saluran interpersonal : orang tua, atasan, pelatih, atau guru.Pada dunia modern, sebagian dari tugas mendidik telah dilakukan media massa. MenurutBandura, kita belajar bukan saja dari pengalaman langsung, tetapi dari peniruan ataupeneladanan (modeling). Perilaku merupakan hasil faktor-faktor kognitif dan lingkungan.Artinya, kita mampu memiliki keterampilan tertentu, bila terdapat jalinan positif antarastimuli yang kita amati dan karakteristik diri kita (Rakhmad, 2005:240).Menurut Steven M. Chaffee (dalam Rakmat, 2005:218) dalam melihat efek yangditimbulkan oleh pesan media massa adalah dengan melihat jenis perubahan yang terjadipada diri khalayak komunikasi massa, yaitu :1. Efek KognitifTerjadi apabila komunikasi massa memberikan perubahan pada apa yang diketahui,dipahami, ataupun dipersepsi oleh khalayak. Kognitif berkaitan dengan transmisipengetahuan, keterampilan, dan informasi.2. Efek AfektifTerjadi apabila komunikasi massa memberikan perubahan pada apa yang dirasakan,disenangi, ataupun dibenci oleh khalayak. Perubahan ditunjukkan dengan perubahan perasaanemosi, sikap atau nilai.3. Efek BehavioralMerujuk pada perubahan perilaku nyata yang dapat diamati seperti pola tidakan,kegiatan dan kebiasaan berperilaku (Rakmat, 2005:219).Dari ketiga efek di atas, efek yang paling menonjol adalah efek kognitif dan afektif,dimana seseorang atau khalayak yang melihat program acara memasak di televisimemberikan perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, ataupun dipersepsi olehkhalayak. Dengan menonton program memasak di televisi, memberikan perubahan pada apayang dirasakan, disenangi, ataupun dibenci oleh penonton. Perubahan tersebut dapatditunjukkan dengan khalayak yang sebelumnya tidak menyukai masak akan mencoba untukbelajar memasak dan yang sebelumnya menyukai memasak akan semakin meningkatkankegemarannya dalam bidang memasak.Menurut Johnson (dalam Suparno, 2001:27) memandang kompetensi sebagai perbuatan(performance) yang rasional yang secara memuaskan memenuhi tujuan dalam kondisi yangdiinginkan. Dikatakan performance yang rasional, karena orang yang melakukannya harusmempunyai tujuan atau arah dan ia tahu apa dan mengapa ia berbuat demikian.Konsep-konsep dasar komunikasi yang terdapat dalam kegiatan komunikasi dapatdijelaskan dalam proses komunikasi manusia, yaitu (Winarso, 2005:5) ; sumber – penerima,pengiriman sandi – pemahaman sandi, kemampuan, pesan, umpan balik, umpan muka,saluran, gangguan, konteks, bidang pengalaman, akibat, dan etika.Tipe yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplanatori yang menjelaskantentang hubungan intensitas menonton program memasak di televisi dan kompetensi chefpresenter dalam program memasak terhadap minat penonton untuk memasak. Populasidalam penelitian ini adalah remaja perempuan dan ibu rumah tangga di kota Semarang yangmeyaksikan program memasak di televisi. Sedangkan jumlah sampel penelitian yang diambiladalah 50 orang remaja perempuan dan ibu rumah tangga yang menyaksikan programmemasak di televisi di kota Semarang. Karena jumlah penonton program memasak di televisitidak diketahui, maka peneliti menggunakan teknik sampling kebetulan (accidentalsampling). Teknik ini memilih siapa saja yang kebetulan dijumpai untuk dijadikan sampeldengan kriteria tertentu.Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisiskoefisien korelasi Rank Kendall dengan menggunakan perhitungan dengan program SPSS(Statistical Product and Service Solution) versi 17.0.Berdasarkan perhitungan, diperoleh koefisien korelasi sebesar -0,064 denganprobabilitas kesalahan (sig) sebesar 0,629. Oleh karena sig sebesar 0,629 > 0,05 yang berartihubungan kedua variabel tersebut tidak signifikan. Maka hipotesis penelitian yangmenyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara intensitas menonton program memasakdi televisi dengan minat penonton untuk memasak, tidak diterima. Hal ini bisa dijelaskandengan menggunakan teori perbedaan-perbedaan individu mengenai pengaruh komunikasimassa (the individual differences theory of mass communication effect), dimana menurutteori ini bahwa tiap individu tidak sama perhatiannya, kepentingannya, kepercayaannyamaupun nilai-nilainya, maka dengan sendirinya selektivitas mereka terhadap komunikasimassa juga berbeda (Liliweri, 1991:106).Teori di atas sesuai dengan hasil pencarian dan pengolahan data yang menunjukkanbahwa meskipun intensitas menonton program memasak berbeda-beda (banyak ataupunsedikit), akan tetapi itu juga tidak serta merta merubah minat penonton untuk memasak.Berdasarkan data uji hipotesis di atas, diperoleh koefisien korelasi sebesar -0,025dengan probabilitas kesalahan (sig) sebesar 0,862. Oleh karena sig sebesar 0,862 > 0,05 yangberarti hubungan kedua variabel tersebut tidak signifikan. Maka, hipotesis penelitian yangmenyatakan bahwa terdapat hubungan positif antara kompetensi chef presenter dalamprogram memasak dengan minat penonton untuk memasak, tidak diterima. Hal tersebut dapatdijelaskan dengan pendapat Gordon (dalam Mulyasa, 2004:77) mengenai beberapa ranahyang terkandung dalam dalam konsep kompetensi, yaitu :- Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif.- Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif dan afektif yang dimilikioleh individu.- Kemampuan (skill) adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukantugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.- Sikap (attitude) yaitu reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar(senang atau tidak senang, suka atau tidak suka).- Minat (interest) adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatuperbuatan. Minat yang timbul akan berbeda pada setiap individunya.Kompetensi chef presenter juga akan menghasilkan minat memasak yang berbeda-bedakepada setiap responden (berminat atau tidak berminat). Misalnya kompetensi chef presenteryang tinggi, tidak disertai dengan minat penonton untuk memasak. Kemungkinan inidisebabkan karena tingginya tingkat kesulitan masakan yang dipraktekkan oleh chefpresenter, sehingga penonton tidak berminat untuk memasak.Berdasarkan hasil perhitungan memperlihatkan bahwa koefisien konkordansi (W)sebesar 0,691. Setelah dilakukan transformasi harga W ke dalam rumus chi kuadrat,diperoleh harga chi kuadrat 69,136 dengan probabilitas kesalahan (sig) sebesar 0,000. Olehkarena sig sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa harga variabel tersebut memilikihubungan yang signifikan, hipotesis alternatif (Ha) diterima dan hipotesis nol (Ho) ditolak.Dengan demikian maka secara statistik, hipotesis yang menyatakan “terdapat hubunganantara intensitas menonton program memasak di televisi (X1) dan kompetensi chef presenterdalam program memasak (X2) terhadap minat penonton untuk memasak” diterima.PENUTUPFungsi media massa adalah memberi informasi, mendidik dan menghibur. Melaluibanyaknya program memasak yang muncul di televisi, mampu memenuhi syarat dari ketigafungsi tersebut. Melalui program memasak, khalayak mendapatkan banyak informasi dalambidang memasak, mulai dari nama berbagai masakan (baik dari dalam maupun luar negeri)hingga istilah dalam bidang memasak. Selain itu, program memasak juga mendidikkhalayaknya dengan cara menyajikan proses pengolahan bahan makanan suatu masakan.Dalam beberapa program memasak, chef presenter dalam mempresentasikan masakannyadiawali dengan kegiatan travelling terlebih dahulu, sehingga dapat menghibur pemirsanya.5.1. KesimpulanBerdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil beberapakesimpulan sebagai berikut:1. Intensitas menonton program memasak di televisi tidak berhubungan dengan minatpenonton untuk memasak. Hal ini dibuktikan berdasarkan perhitungan melalui ujistatistik dimana diperoleh probabilitas kesalahan (sig) sebesar 0,629 dan koefisienkorelasi sebesar -0,064.2. Kompetensi chef presenter dalam program memasak tidak berhubungan dengan minatpenonton untuk memasak . Hal ini dibuktikan berdasarkan perhitungan melalui ujistatistik dimana diperoleh probabilitas kesalahan (sig) sebesar 0,862 dan koefisienkorelasi sebesar -0,025.3. Intensitas menonton program memasak di televisi dan kompetensi chef presenterdalam program memasak berhubungan dengan minat penonton untuk memasak. Halini dibuktikan berdasarkan perhitungan melalui uji statistik dimana diperolehprobabilitas kesalahan (sig) sebesar 0,000.5.2. SaranBerikut merupakan saran yang dapat diajukan berdasarkan penelitian yang telahdilakukan:1. Program memasak memiliki peran yang penting dalam memenuhi kebutuhankhalayak akan informasi dalam bidang memasak serta menjadi sarana khalayakuntuk belajar. Maka dari itu, diharapkan program memasak dapat disajikandengan format yang lebih bervariasi, sehingga penonton akan lebih tertarik untukmenyaksikannnya. Misalnya dengan menghadirkan bintang tamu yang sedangnaik daun.2. Chef presenter dalam program memasak juga harus terus meningkatkankompetensinya dengan menyajikan lebih banyak lagi inovasi masakan yangbahannya mudah untuk didapatkan dan informasi dalam bidang memasak.Misalnya dengan mengkombinasikan masakan Indonesia dengan masakan Italia.DAFTAR PUSTAKAAgung, Lilik. 2007. Human Capital Competencies. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi AksaraBungin, Burhan. 2008. Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta : Kencana Predana MediaGroup.DeVito, Joseph. 1997. Komunikasi Antar Manusia : Kuliah Dasar (Edisi Kelima).HarperCollin Publishers Inc.Effendi, Onong U. 1997. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung : RemajaRosdakarya.Effendy, Onong U. 1986. Dimensi-dimensi Komunikasi. Bandung : Kotak Pos 272.Eriyanto. 2007. Teknik Sampling : Analisis Opini Publik. Yogyakarta : PT.LKiS PelangiAksara.Griffin, Em. 1991. A First Look at Communication Theory. New York : McGraw-HillHurlock, Elizabeth B. 1999. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga.Irwanto. 2002. Psikologi umum. Jakarta : PT. Prenhallindo.Janawi. 2011. Kompetensi Guru : Citra Guru Profesional. Bandung : Alfabeta.Kartono, Kartini. 1996. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung : Mandar MajuKuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa : Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta : PT.Rineka Cipta.Kuswandi, Wawan. 2008. Komunikasi Massa : Analisis Interaktif Budaya Massa. Jakarta :Rineka Cipta.Liliweri, Alo.1991. Memahami Peran Komunikasi dalam Masyarakat. Bandung: Citra AdityaBaktiLittle john, Stephen W & Karen A. Foss. 2009. Teori Komunikasi (Theories of HumanCommunication) edisi 9. Jakarta : Salemba Humanika.Marchfoedz, Ircham. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Tramaya.Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung : Remaja RosdakaryaNasution, S. 2009. Metode Research : Penelitian Ilmiah. Jakarta : PT. Bumi Aksara.Noor, Henry Faizal. 2010. Ekonomi Media. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.Rakhmat, Jalaluddin. 2000. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.Rakhmat, Jalaluddin. 2005. Psikologi Komunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.Ruslan, Rosady. 2004. Metode Penelitian Public Relations dan Komunikasi. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada.Samovar, Larry. A, Richard E. Porter, Edwin R. Mc Daniel. 2010. Komunikasi Lintas Budaya(Edisi 7). Jakarta : Salemba Humanika.Singarimbun, Masri. 1995. Metodologi Penelitian Survai. Jakarta : PT.Pustaka LP3ES.Subroto, Darwanto Sastro. 1992. Televisi Sebagai Pendidikan.Yogyakarta: Duta WacanaUniversity Press.Sumanto, Wasty.1984. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bina AksaraSuparno, Suhaenah. 2001. Membangun Kompetensi. JakartaSupranto, J. 2000. Teknik Sampling. Jakarta : PT. Rineksa Cipta.Surakhmah, Winarno. 1982. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito.Syah, Muhibbin. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo PersadaTubbs, Stewart L dan Sylvia Moss. 1996. Human Communication : Konteks-KonteksKomunikasi. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.Wibowo, Fred. 2007. Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta : Pinus BooksPublisher.Winarni. 2003. Komunikasi Massa : Suatu Pengantar. Malang : UMM Press.Winarso, Heru Puji. 2005. Sosiologi Komunikasi Massa. Jakarta : Presentasi Pustaka.Internet :Dini. (2011). Jangan Ragu Memilih Profesi “Chef”. Dalamhttp://female.kompas.com/read/2011/05/30/15160929/Profesi.Chef.Semakin.Dicari.Diunduh pada 5 Oktober pukul 21.35 WIBFuadi. (2011) Remaja dan Bisnis Kuliner. Dalamhttp://crazystress.blogspot.com/2009/12/remaja-dan-bisnis-kuliner.html. Diunduhpada 7 Februari pukul 20.15 WIBGembur, S. Teguh. (2013). Rennee Sang Chef Profesional. Dalamhttp://peacockbistro.blogspot.com/2013/03/rennee-sang-chef-profesional.html?m=1.Diunduh pada 2 April pukul 17.00 WIBJika Wanita Tak Bisa Memasak. (2010). Dalamhttp://cleoditra.student.fkip.uns.ac.id/2010/07/17/jika-wanita-tak-bisa-memasak/.Diunduh pada 2 April pukul 17.25 WIBUlfah, Nurul. (2009). Susahnya Memasak si Wanita Karir. Dalamhttp://health.detik.com/read/2009/09/11/073444/1201160/764/susahnya-memasaksi-wanita-karir. Diunduh pada 7 Februari pukul 20.03 WIBFauziyyah, Alfi Muhimmatul. (2011). Emansipasi Tanpa Menyalahi Kodrat. Dalamhttp://kampus.okezone.com/read/2011/12/22/367/545767/redirect. Diunduh pada 15Februari pukul 06.30 WIBKurniasari, Triwik. (2009). Barra Pattiradjawane. Dalamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bara_Pattiradjawane. Diunduh pada 27 April pukul17.14 WIB6 Chef Tercantik di Indonesia. (2011). Dalam http://coba-liat.blogspot.com/2012/09/6-cheftercantik-di-indonesia.html. Diunduh pada 27 April pukul 17.14 WIBJaya, Dudi. (2011). Dalam http://dudijaya.blogspot.com/2011/07/profil-biodata-chefjuna.html. Diunduh pada 27 April pukul 17.30 WIBJaya, Dudi. (2011). Dalam http://dudijaya.blogspot.com/2011/06/profil-biodata-chefmarinka.html. Diunduh pada 27 April pukul 17.32 WIBNew Culinary December. (2011). Dalam http://www.indomarketplace.com/topic/497.Diunduh pada 27 April pukul 18.00 WIBProfil Rudy Choirudin. (2012). Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Rudy_Choirudin. Diunduhpada 27 April pukul 18.11 WIBZR, Yeni. (2013). Dalamhttp://contactpersonchefbillydancorrypamela.blogspot.com/2013/02/profile-chefbilly-kalangi.html. Diunduh pada 27 April 18.30 WIBMengenal Chef Muto. (2013). Dalam http://infotegal.com/2013/02/mengenal-chef-muto/.Diunduh pada 27 April 19.15 WIBSkripsi :Arleen, Ariesyani. (2011). Dampak Tayangan Program Acara Masterchef US di ChannelStarworld Terhadap Minat Memasak (Studi Pada Mahasiswa Jurusan HotelManagement Binus University).Skripsi, Bina Nusantara.Sari, Diah Arum. (2005). Hubungan Antara Motivasi Anak dalam Mengikuti Lomba danKebutuhan Anak untuk Mengembangkan Bakat dengan Intensitas MenontonProgram Talent Show di Televisi. Skripsi. Universitas Diponegoro.Al-Hayuantana, Bayu Vita. (2002). Hubungan Intensitas Menonton Tayangan Katakan Cintadi RCTI dan Interaksi dengan Teman Sebaya dengan Perilaku Imitasi dalamMengungkapkan Cinta. Skripsi. Universitas Diponegoro