Sri Widowati Herieningsih
Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro

Published : 22 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Hubungan antara Minat Memasak dan Kebiasaan Memasak terhadap Intensitas Menonton Tayangan Junior MasterChef Indonesia Putri, Meta Detiana; Suprihatini, Taufik; Pradekso, Tandiyo; Herieningsih, Sri Widowati
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.24 KB)

Abstract

Intensitas menonton adalah tingkat keseringan seseorang menonton setiap penyampaian pesan atau informasi tentang barang ataupun gagasan yang menggunakan media massa. Adanya terpaan-terpaan pesan atau informasi yang mengenai diri khalayak akan membuat mereka cenderung memberikan respon terhadap program yang disajikan dalam media massa. Memasak adalah menghantarkan panas ke dalam makanan atau proses pemanasan bahan makanan. Dengan demikian proses memasak hanya terjadi selama panas atau terapan pada suatu bahan makanan sedang berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara minat memasak dan kebiasaan memasak terhadap intensitas menonton tayangan junior masterchef Indonesia. Teori penggunaan dan kepuasan (uses and gratification) digunakan untuk menguatkan penelitian ini. Minat memasak diukur dengan indikator keinginan. Kebiasaan memasak diukur dengan indikator frekuensi. Sedangkan intensitas menonton tayangan junior masterchef Indonesia diukur dengan indikator frekuensi, durasi, dan perhatian. Penelitian ini merupakan penelitian eksplanatori dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah anak-anak usia 8-13 tahun. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah non random accidental sampling yang berjumlah 50 orang. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis koefisien korelasi rank Kendall menggunakan perhitungan program SPSS.Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara minat memasak dengan intensitas menonton tayangan junior masterchef Indonesia. Hal ini dibuktikan berdasarkan perhitungan melalui uji statistik dimana diperoleh probabilitas kesalahan (sig) sebesar 0,01 dengan koefisien korelasi sebesar 0,533. Oleh karena sig sebesar 0,00 < 0,01; maka kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa menerima Hipotesis alternatif (Ha) dan menolak Hipotesis nol (Ho). sedangkan untuk kebiasaan memasak dengan intensitas menonton tayangan junior masterchef Indonesia terdapat hubungan karena uji hipotesis menunjukkan bahwa diperoleh probabilitas kesalahan (sig) sebesar 0,241. Oleh karena sig sebesar 0,045 < 0,05; maka kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa menerima Hipotesis alternatif (Ha) dan menolak Hipotesis nol (Ho). Key words : Minat Memasak, Kebiasaan Memasak, Intensitas Menonton Tayangan Junior MasterChef Indonesia
PENGARUH INTENSITAS MENONTON YUK KEEP SMILE (YKS) DAN MEDIASI AKTIF ORANG TUA TERHADAP PERILAKU AGRESIF PADA ANAK Nur Akbar, Ninda Nadya; Herieningsih, Sri Widowati; Pradekso, Tandiyo; Naryoso, Agus
Interaksi Online Vol 2, No 4: Oktober 2014
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.996 KB)

Abstract

Yuk Keep Smile (YKS) merupakan program komedi yang banyak diminati oleh masyarakat di Indonesia dan memperoleh rating dan share tertinggi dibandingkan dengan program sejenis lainnya. Namun di samping itu, YKS juga mendapat banyak kecaman dan kritikan dari masyarakat luas. Hal ini dikarenakan dalam penayangannya, YKS menampilkan adegan-adegan kekerasan yang tidak seharusnya ada di dalam sebuah program komedi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh intensitas menonton YKS terhadap perilaku agresif pada anak dan pengaruh mediasi aktif orang tua terhadap perilaku agresif pada anak. Upaya menjawab permasalahan dan tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan Teori Belajar Sosial (Social Learning Theory) dan Teori Mediasi Aktif Orang Tua. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 206 orang, yang merupakan siswa-siswi kelas IV dan V di SDN Srondol Kulon 02 Semarang. Sampel yang diambil berjumlah 70 orang dengan menggunakan teknik simple random sampling. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji kelayakan, uji asumsi klasik, dan dilanjutkan dengan analisis regresi linier sederhana dengan bantuan program aplikasi SPSS 20.Perhitungan statistik menunjukkan bahwa intensitas menonton YKS berpengaruh positif dan sangat signifikan (sig.=0,002) terhadap perilaku agresif pada anak dengan persamaan regresi linier sederhana Y = 20,849 + 0,399X1. Mediasi aktif berpengaruh negatif dan sangat signifikan (sig.=0,000) dengan persamaan regresi linier sederhana Y = 40,125 – 0,227X2. Kesimpulan dari uji hipotesis adalah intensitas menonton YKS berpengaruh positif dan kecil terhadap perilaku agresif pada anak. Semakin tinggi intensitas anak menonton YKS, maka semakin tinggi perilaku agresif pada anak. Sedangkan mediasi aktif orang tua berpengaruh negatif dan kecil terhadap perilaku agresif pada anak. Semakin rendah orang tua melakukan mediasi aktif, maka semakin tinggi perilaku agresif pada anak. Penelitian selanjutnya disarankan untuk menggunakan variabel lainnya, seperti misalnya faktor demografis dan interaksi dengan peer group. Untuk pihak media disarankan untuk menayangkan program sesuai dengan konten aslinya, dan untuk orang tua disarankan untuk melakukan parental mediation secara rutin agar efek buruk yang ditimbulkan oleh media dapat diminimalisir. Kata kunci: intensitas menonton, mediasi aktif orang tua, dan perilaku agresif
PENGGUNAAN SIMBOL VERBAL DAN NONVERBAL DALAM PEMELIHARAAN HUBUNGAN ASMARA PASANGAN DISABILITAS INTELEKTUAL Susanto, Velina Prismayanti; Herieningsih, Sri Widowati; Naryoso, Agus; Rakhmad, Wiwid Noor
Interaksi Online Vol 3, No 1: Januari 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.563 KB)

Abstract

Penyandang disabilitas intelektual menjelaskan kondisi anak yang kecerdasannya jauh dibawah rata-rata normal yang menyebabkan kemampuan anak terbatas dalam hal perilaku adaptif, perkembangan bahasa, dan kemampuan dalam interaksi sosial. Pada dasarnya penyandang disabilitas intelektual juga mengalami masa puber ketika menginjak usia remaja sehingga memiliki hasrat untuk mengenal lawan jenis dan menjalin hubungan asmara. Dengan keterbatasan intelektualnya, pasangan disabilitas intelektual sering mengalami inkonsistensi antara pesan verbal dan nonverbal yang memicu konflik dalam hubungan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pemeliharaan hubungan pasangan disabilitas intelektual ringan melalui penggunaan simbol verbal dan nonverbal. Teori Interaksi Simbolik, Teori Pemeliharaan Hubungan, Teori Dialektika Relasional dan Teori Manajemen Privasi Komunikasi menjadi landasan yang digunakan untuk menjawab permasalahan dan tujuan penelitian. Metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologiuntuk mengungkapkan pengalaman unik subyek penelitian, yaitu 1 pasangan disabilitas intelektual yang menjalin hubungan asmara. Metode pengumpulan data yaitu observasi pastisipatif dan wawancara mendalam.Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan asmara pasangan disabilitas intelektual dibatasi oleh aturan di lingkungan mereka yang memberikan pengaruh terhadap setiap perilaku komunikasi verbal dan nonverbal antar pasangan. Pemeliharaan hubungan pasangan disabilitas intelektual ringan dilakukan dengan cara menjaga komunikasi, komitmen dan kepuasan hubungan. Komitmen di dalam hubungan dijaga melalui komunikasi yang konsisten, baik secara verbal saat bertatap muka maupun nonverbal seperti sentuhan fisik, gerakan dan ekspresi wajah, serta kontak mata. Pasangan disabilitas intelektual ini juga saling merasakan kepuasan selama menjalin hubungan asmara dan terbuka satu sama lain mengenai hal-hal umum yang dialami pasangan. Pasangan disabilitas intelektual mengelola konflik dengan cara menghindari hal-hal yang memicu konflik, menghindar dari pasangan saat terjadi konflik, secara alamiah melupakan konflik, dan menghadirkan pihak ketiga. Pasangan disabilitas intelektual pun mampu mengelola informasi privat dan publik untuk menghindari konflik. Pasangan disabilitas intelektual bertindak sesuai dengan keinginan dari dalam dirinya sesuai dengan karakter keterbelakangannya. Kata Kunci : Disabilitas, Pemeliharaan Hubungan, Hubungan Asmara
PENGARUH INTENSITAS MENGAKSES MEDIA SOSIAL ADIDAS DAN CITRA MEREK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SPORT SHOES ADIDAS DI KALANGAN REMAJA WANITA Purnama, Ayu Sri; Herieningsih, Sri Widowati; Pradekso, Tandiyo; Rakhmad, Wiwid Noor
Interaksi Online Vol 4, No 1: Januari 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.216 KB)

Abstract

Sport shoes merupakan salah satu jenis sepatu yang di minati oleh masyarakat saat ini, Selain itu akhir-akhir ini salah satu jenis sport shoes yakni running shoes menjadi fashion baru dikalangan remaja di Indonesia. Namun salah satu produsen sports shoes yaitu adidas saat ini kurang diminati bila dibandingkan dengan kompetitornya hasil survey mengenai sport shoes yang digunakan dan diminati oleh remaja wanita di Indonesia menunjukkan bahwa Adidas menempati urutan ke- tiga setelah nike dan converse kemudian data top brand index kategori remaja menunjukkan bahwa sport shoes Adidas sangat fluktuatif dari tahun 2012 – 2015.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh intensitas mengakses media sosial adidas dan citra merek terhadap keputusan pembelian sport shoes adidas di kalangan remaja wanita. teori yang digunakan adalah teori ketergantungan dan teori respon kognitif. populasi dalam penelitian ini adalah remaja wanita yang berusia 18 – 22 tahun dan berdomisili di semarang dan sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 50 responden dengan teknik purposive sampling.Dalam uji hipotesis, penulis menggunakan analisis regresi berganda, hasilnya menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi antara intensitas mengakses media sosial Adidas dan citra merek terhadap keputusan pembelian. uji hipotesis yang pertama menunjukkan tidak terdapat pengaruh antara intensitas mengakses media sosial terhadap keputusan pembelian sport shoes adidas di kalangan remaja wanita. kemudian Uji hipotesis yang kedua menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara citra merek terhadap keputusan pembelian sport shoes adidas di kalangan remaja wanitaKesimpulan dari penelitian ini adalah hipotesis pertama dan kedua tidak terbukti karena tidak terdapat pengaruh antara intensitas mengakses media sosial terhadap keputusan pembelian sport shoes adidas di kalangan remaja wanita kemudian tidak terdapat pengaruh antara citra merek terhdap keputusan pembelian sport shoes adidas di kalangan remaja wanita.
Strategi Komunikasi Pemasaran Indihome PT.Telkom Wilayah Jateng Timur Selatan ( WITEL ) Solo Dalam Upaya Meningkatkan Jumlah Konsumen. Ageng P., Eka Puspita; Herieningsih, Sri Widowati; Yulianto, M; Lailiyah, Nurriyatul
Interaksi Online Vol 4, No 1: Januari 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.683 KB)

Abstract

Penelitian ini berjudul Strategi Komunikasi Pemasaran Indihome PT.Telkom Wilayah JatengTimur Selatan ( WITEL ) Solo. PT.Telekomunikasi Indonesia ( TELKOM ) merupakan salah satu perusahaan penyelenggaraan informasi dan telekomunikasi serta penyedia jaringan telekomunikasi terlengkap dan terbesar di Indonesia. Saat ini mengeluarkan produk baru yang diberi nama Indihome, dimana produk Indihome ini merupakan produk Bundling yang telah menyediakan layanan Triple Play ( 3P) terdiri dari telephone rumah, internet dan tv kabel yang memeiliki kemampuan dapat di rewind atau pause. Sehingga menarik untuk dijadikan obyek penelitian yang dilakukan di PT.Telkom Wilayah Jateng Timur Selatan ( Solo ) dalam upaya meningkatkan jumlah konsumen. Semakin banyaknya produk dari kompetitor menyebabkan persaingan kompetitor di pasaran yang semakin meningkat.Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai strategi yang dilakukan perusahaan dalam hal komunikasi pemasaran dalam meningkatkan jumlah konsumen. Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif kualitatif dengan menggunakan pengambilan data dalam penelitian dengan wawancara, dokumentasi, rekaman, dan kepustakaan. Dengan menggunakan teori Bauran Komunikasi Pemasaran Terintegrasi Integrated Marketing Communication ( IMC ) dan Marketing mix 4P.Berdasarkan hasil penelitian dalam penelitian ini adalah dapat mengambil kesimpulan bahwa kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh Pt.Telkom WITEL Solo adalah dengan menggunakan elemen bauran komunikasi pemasaran yang terintegrasi atau disebut dengan Integrated Marketing Communication ( IMC ) terdiri dari advertesing, sales dan di dukung dengan aktivitas door to door dari para sales. Advertesing dengan memanfaatkan media Above The Line ( ATL) brosur, radio, spanduk dan Below The Line ( BTL) program talkshow di radio dan tv lokal, website, media sosial. Pada tahapan sales promotion perusahaan menggunakan pemberian promo dan potongan harga, salah satu yang diberikan adalah pemasangan gratis pada penggunaan awal layanan indihome pada bulan pertama dan telephone gratis 1000 menit lokal dan interlokal. Personal selling yang dilakukan perusahaan mengandeng pengembang perumahan. Selanjutnya pada tahapan public relations melakukan hubungan baik dengan media lokal untuk program talkshow, directmarketing yang dijalankan perusahaan dilakukan dengan direct call atau outbound call dan melakukan pengiriman surat kepada pelanggan yang terakhirr pada online marketing yang dijalankan dengan memanfaatkan media internet dengan media sosial facebbok dan twiteer, website. Selanjutnya perusahaan juga menggunakan cara dalam promosi dengan melakukan penjualan secara door to door dengan face to face kepada calon pelanggan tujuannya agar lebih interaktif, pelanggan dalam menggali informasi yang luas tentang produk. Kesimpulan dari kegiatan ini adalah jika dilihat dari strategi komunikasi pemasaran yang telah dilakukan sudah cukup berjalan dengan baik, yaitu dengan menggunakan konsep dan teori dalam komunikasi pemasaran promotion mix. Dilihat dari jumlah konsumen yang setiap bulannya mengalami kenaikan, hal ini menunjukkna bahwa program-program komunikasi pemasaran yang dijalankan PT.Telkom WITEL Solo adalah cukup efektif.
Hubungan antara Terpaan Iklan, Promosi Penjualan, dan Citra Merek terhadap Loyalitas Konsumen Sabun Mandi Antiseptik Lifebuoy Sajidah, Aisah Putri; Herieningsih, Sri Widowati; Pradekso, Tandiyo; Widagdo, M Bayu
Interaksi Online Vol 4, No 1: Januari 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.424 KB)

Abstract

Persaingan industri sabun antiseptik menyebabkan sabun Lifebuoy sebagai market leader merek sabun antiseptik di Indonesia mengalami penurunan pangsa pasar. Hal ini mengindikasikan bahwa loyalitas konsumen sabun antiseptik Lifebuoy menurun selaras dengan penjualan yang menurun. Dari data yang diperoleh dari survey Top Brand Index, dijelaskan bahwa data Top Brand Index (TBI) sabun antiseptik Lifebuoy sangat fluktuatif dari tahun 2012 hingga 2015.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan terpaan iklan, promosi penjualan, dan citra merek secara mandiri terhadap loyalitas konsumen sabun mandi antiseptik Lifebuoy. Penulis masing – masing menggunakan Strong and Weak Theory dan Teori Pembelajaran Kognitif untuk menjelaskan hubungan terpaan iklan dan citra merek terhadap loyalitas konsumen. Sedangkan, prinsip operant conditioning dalam Behavioral Learning Theory digunakan untuk menjelaskan hubungan antara terpaan promosi penjualan dengan loyalitas konsumen. Populasi penelitian ini adalah Ibu rumah tangga di kota Semarang dan sampel yang diambil sebanyak 100 orang, dengan teknik purposive sampling.Dalam uji hipotesis, penulis menggunakan Analisis Rank Kendall. Uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Nilai siginifikansi antara terpaan iklan dengan loyalitas konsumen Lifebuoy adalah 0,000 dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,395. Hasil uji hipotesis antara terpaan promosi penjualan dengan loyalitas konsumen Lifebuoy nilai signifikansinya adalah 0,000 dengan nilai korelasi sebesar 0,379. Begitu pula dengan citra merek dengan loyalitas konsumen sabun mandi Lifebuoy mempunyai nilai signifikansi 0,000, dan nilai korelasi 0,375Kesimpulan dari penelitian ini adalah baik terpaan iklan, promosi penjualan, maupun citra merek memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap loyalitas konsumen sabun mandi Lifebuoy, sehingga ketiga hipotesis yang diajukan diterima.
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA KOREA DAN INTENSITAS KOMUNIKASI DALAM PEER GROUP DENGAN INTENSITAS KHALAYAK MENONTON DRAMA SERI KOREA Oktavyana, Azizah; Herieningsih, Sri Widowati; Setiabudi, Djoko
Interaksi Online Vol 1, No 4: Oktober 2013
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR BAHASA KOREA DANINTENSITAS KOMUNIKASI DALAM PEER GROUP DENGANINTENSITAS KHALAYAK MENONTONDRAMA SERI KOREAABSTRAKJudul : Hubungan Motivasi Belajar Bahasa Korea dan Intensitas Komunikasi dalamPeer Group dengan Intensitas Khalayak Menonton Drama Seri KoreaNama : Azizah OktavyanaNim : D2C006015Fenomena Korean wave di Indonesia ditandai dengan kepopuleran drama seriKorea dan juga kebudayaan dan bahasa Korea. Permasalahannya adakah keterkaitanantara motivasi belajar bahasa Korea dan juga intensitas komunikasi dalam peergroup dengan intensitas khalayak menonton drama seri Korea.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara motivasibelajar bahasa Korea (X1) dan intensitas komunikasi dalam peer group (X2) denganintensitas khalayak menonton drama seri Korea (Y).Upaya menjawab permasalahan tersebut, peneliti menggunakan teoriDependensi (Dependency Theory) dengan menggunakan teori pendukungAchievement Motivation Theory dan juga Teori Kelompok Rujukan. Penelitian inimenggunakan metoda eksplanatori dengan perhitungan mengunakan uji KonkordansiKendall yang mengukur hubungan antara ketiga variabel.Hasil penelitian menemukan bahwa variabel motivasi belajar bahasa Korearesponden tergolong rendah sedangkan variabel intensitas komunikasi dalam peergroup dan juga intensitas khalayak menonton drama seri Korea tergolong tinggi.Hasil penelitian tersebut dilakukan uji hipotesis menghasilkan bahwa ada hubunganantara motivasi belajar bahasa Korea dan intensitas komunikasi dalam peer groupdengan intensitas khalayak menonton drama seri Korea. Hal tersebut dibuktikandengan nilai chi-square hasil perhitungan yaitu 73,266 lebih besar dari r tabel yaitu5,991. Nilai tersebut berarti bahwa Ha (ada hubungan di antara ketiga variabel)diterima dan H0 (tidak ada hubungan antara ketiga variabel) ditolak.Kesimpulan dari hasil uji hipotesis adalah ketika motivasi belajar bahasa Koreadigabungkan dengan intensitas komunikasi dalam peer group akan memilikihubungan yang kuat dan signifikan dengan intensitas khalayak menonton drama seriKorea.Kata Kunci : Belajar Bahasa Korea, Komunikasi dalam Peer Group, Drama SeriKoreaABSTRACTTitle : The relationship of motivation in learning Korean and the intensitycommunication in peer groups with the audience intensity of watching Koreandrama seriesNama : Azizah OktavyanaNIM : D2C006015The Korean wave phenomenon in Indonesia can be seen with the popularity ofKorean drama series and also Korean culture and language. The problem is whetherthere is realtionship between motivation in learning Korean and the intensitycommunication in peer group with the intensity of watching Korean drama series.The objectives of this research is to examine the relationship betweenmotivation in learning Korean (X1) and the intentisty communication in peer group(X2) with the intensity of watching Korean drama series (Y).In accordance with the research problem above, researcher applies DependencyTheory supported with some theories which are Achievement Motivation Theory andReference Group Theory. This research uses explanatory methods that calculatesusing Kendall concordance test that measures the relationship of those threevariables.The result of this research shows that the variable of motivation in learningKorean values low. But the other variables, the intensity communication in peergroup and the intensity of watching Korean drama series values high. The hypothesistest of the result shows that there is a relationship between motivation in learningKorean and the intensity communication in peer group with the intensity of watchingKorean drama series. It is statistically tested by the chi-square value that shows73.266 which is higher than r-table which value is 5.991. The value shows that thatHa (there is relationship between three variables) accepted and H0 (there is norelationship between three variables) denied.The conclusion of the the hypothesis test is when motivation in learning Koreancombine with the intensity communication in peer group will significantly have astrong relationship with the intensity of watching Korean drama series.Keywords: learning Korean, intensity communication in peer group, watching koreandrama seriesPENDAHULUANTayangan asal Korea, khususnya yang berbentuk drama seri semakin banyakmemadati program-program yang ada di stasiun televisi di Indonesia. Drama seriKorea menjadi salah satu elemen penting dalam sejarah pertelevisian Indonesia.Semenjak awal penayangannya di tahun 2002, hingga saat ini drama seri Korea masihmenjadi salah satu andalan stasiun televisi untuk menjaring pemirsa (Bintang Online,2011).Penayangan drama seri Korea di stasiun TV Indonesia memang cukupmendapatkan tempat tersendiri pada pemirsanya. Perolehan rating dari drama seriKorea tersebut juga tidak mengecewakan. Pada Juli 2011, serial Naughty Kiss danDongyi yang ditayangkan di stasiun TV Indosiar pada jam tayang siang hari berhasilmeraih rating 3 dengan share lebih dari 20 (Bintang Online, 2012).Penayangan drama seri Korea yang cukup digemari oleh pemirsa Indonesiamembuat pihak stasiun TV bahkan menayangkan kembali beberapa judul drama seriKorea. Boys Over Flowers misalnya, drama seri Korea yang diadaptasi dari animasiJepang ini memang sangat terkenal di negara asalnya. Demam Boys Over Flowersyang melanda Indonesia dimanfaatkan oleh stasiun TV Indosiar yang menayangkankembali drama seri tersebut di layar kaca Indonesia beberapa kali. Tercatat oleh AGBNielsen rating pada minggu kedua Juli 2010, Boys Over Flowers mendapatkan rating3,1 dengan share 23,8. Perolehan rating tersebut cukup tinggi mengingat jam tayangyang bukan di jam tayang utama (Lautan Indonesia Forum, 2010).Maraknya penayangan drama seri Korea di Indonesia merupakan salah satubentuk dari suatu fenomena Korean wave atau yang juga biasa disebut Hallyu wave.Korean wave merupakan suatu fenomena tersebarnya budaya pop Korea secaraglobal. Drama seri dan musik populer asal Korea yang sering disebut K-Popmerupakan konten utama dari fenomena Korean wave. Selain mempopulerkanbudaya-budaya pop asal Korea, Korean wave juga memperkenalkan masyarakatdunia dengan bahasa Korea dan budaya tradisional Korea(http://id.wikipedia.org/wiki/Hallyu).Pada penelitian yang pernah dilakukan oleh Nuri Hidayati (2011) mencobamenjelaskan pengaruh drama seri Korea terhadap minat mempelajari budaya danbahasa Korea. Hal tersebut dibuktikan dengan munculnya komunitas yang menaungipara pecinta kebudayaan Korea di Indonesia, salah satunya Hansamo yang berbasis diKota Bandung. Komunitas yang berdiri pada 10 September 2006 itu pada tahun 2012memiliki anggota kurang lebih sekitar 1.500 orang yang sebagian besar adalah kaumremaja (Wanita Indonesia, 2012). Dengan rasa keingintahuan yang sedangberkembang, remaja menjadi sangat mudah tertarik pada hal-hal baru yang atraktifdan menarik minat mereka.Munculnya ketertarikan khalayak pada budaya dan bahasa Korea merupakansalah satu wujud dari pengaruh dari media massa. Namun, pengaruh kuat dari mediamassa sudah tidak dapat diaplikasikan lagi dalam perkembangan teknologi yangsemakin maju. Dengan adanya teknologi, segala keputusan beralih kepada individu.Begitu pula dalam menggunakan media. Individu mulai mempertimbangkankebutuhannya sebelum mengonsumsi media. Aspek kebutuhan pribadi seorangindividu menjadi salah satu faktor yang menentukan keputusan dalam mengonsumsimedia. Bagi para individu yang sedang mempelajari bahasa Korea, mereka akancenderung mengonsumsi media yang akan memberikan mereka pengetahuan yangdapat membantu mereka dalam kegiatan belajar yang sedang mereka lakukan.Remaja sebagai sosok yang memiliki emosi yang kurang stabil membutuhkanpihak lain yang dapat memberikan motivasi lebih kepada mereka terutama untukmengambil keputusan, dalam hal ini menentukan tayangan apa yang akan merekatonton. Salah satunya yaitu peer group. Peer group sebagai kelompok utama dalamkehidupan remaja menjadi role model utama remaja dalam berperilaku. Salah satunyadalam menentukan tontonan yang mereka tonton.Dari uraian di atas muncul pertanyaan apakah terdapat hubungan antaramotivasi belajar bahasa Korea dan intensitas komunikasi dalam peer group denganintensitas khalayak dalam menonton drama seri Korea. Dan bagaimana relasihubungan yang terjadi di antaranya?ISIHubungan antara ketiga variabel yaitu motivasi belajar bahasa Korea, intensitaskomunikasi dengan peer group dan intensitas khalayak menonton drama Koreadijelaskan oleh DeFleur dan Ball-Rokeach (1976) dalam teori Dependensi yangmelihat pertemuan khalayak dengan media berdasarkan tiga kerangka teoritis yaitu1. Perspektif perbedaan individual,Perspektif perbedaan individual memandang bahwa sikap dan organisasi personalpsikologisindividu akan menentukan bagaimana individu memilih stimuli darilingkungan, dan bagaimana ia memberi makna pada stimuli tersebut.2. Perspektif kategori sosial,Perspektif kategori sosial berasumsi bahwa dalam masyarakat terdapat kelompokkelompoksosial yang reaksinya pada stimuli tertentu cenderung sama.3. Perspektif hubungan sosial.Sedangkan perspektif hubungan sosial menekankan pentingnya peranan hubungansosial yang informal dalam mempengaruhi reaksi orang terhadap media massa(Rahmat, 2007:203-204).Teori tersebut menunjukkan bahwa penggunaan media oleh individudipengaruhi oleh tiga hal yaitu perspektif individu, kategori atau kelompok sosial danhubungan sosial. Dalam penelitian ini perspektif individu merupakan motivasi belajarbahasa Korea yang dapat mengarahkan individu dalam menggunakan media yaitudrama Korea. Sedangkan perspektif kategori sosial dan hubungan sosial terdapatdalam variabel lain dalam penelitian ini yaitu komunikasi dalam peer group. Individusebagai anggota dari peer group akan cenderung berperilaku sama dengan individuindividulain yang ada di dalam peer group tersebut.Tipe penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah tipe eksplanatif,yaitu tipe penelitian yang menjelaskan hubungan atau korelasi antara motivasi belajarbahasa Korea sebagai variabel pertama, intensitas komunikasi dengan peer groupsebagai variabel kedua, dan intensitas khalayak menonton drama seri Korea sebagaivariabel ketiga. Populasi dalam penelitian ini adalah Korean Studies Centre (KSC)Universitas Diponegoro. Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalahmahasiswa anggota Korean Studies Centre Universitas Diponegoro yang berusiaantara 17-23 tahun. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik TotalSampling. Saat ini anggota KSC yang hanya ada 40 orang yang terdiri dari 35 orangmahasiswa UNDIP dan 5 orang mahasiswa universitas lain.Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis Konkordansi Kendallmenggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS) release 16.Berdasarkan hasil uji SPSS di atas dapat dilihat bahwa koefiensi konkordansi Kendallsebesar 0,916. Sedangkan untuk menguji signifikansi konkordansi Kendall tersebutdiadakan tes dengan menggunakan rumus chi-square. Dari perhitungan SPSS di atasdapat diketahui nilai chi-square (X2) sebesar 73,266. Dalam table chi-square untukderajat kebebasan (df) 2 dan signifikansi 0,05 didapatkan nilai X2 pada tabel yaitu5,99. Maka 73,266 > 5,99 berarti hubungan antara ketiga variabel dapat dikatakansignifikan dan H0 (tidak ada hubungan antara ketiga variabel) ditolak dan Ha (adahubungan antara ketiga variabel) diterima.Hasil uji hipotesis penelitian ini menghasilkan bahwa motivasi belajar bahasaKorea, intensitas komunikasi dalam peer group dan intensitas khalayak menontondrama seri Korea memiliki hubungan yang simultan dan signifikan. Uji hipotesisyang menghasilkan hubungan yang simultan dan signifikan tersebut menandakanbahwa apabila kedua variabel independen yaitu motivasi belajar bahasa Korea danintensitas komunikasi dalam peer group digabung maka akan memiliki hubunganyang kuat dengan variabel dependen yaitu intensitas khalayak menonton drama seriKorea.Hasil uji hipotesis menjelaskan bahwa motivasi belajar bahasa Korea yangtinggi bersama dengan tingginya intensitas komunikasi dalam peer group makaintensitas khalayak menonton drama seri Korea juga akan tinggi. Hal ini sejalandengan Dependency Theory yang dikemukakan oleh Melvin De Fleur dan SandraBall Rokeach yang menjelaskan bahwa adanya hubungan integral antara khalayak,media dan sistem sosial (Littlejohn, 2004:267). Hal itu berarti bahwa khalayakmenggunakan media untuk memuaskan kebutuhan dan meraih tujuan mereka. Dalampenelitian ini, media, yaitu drama seri Korea, digunakan oleh khalayak sebagai salahsatu sumber referensi yang digunakan dalam memahami bahasa Korea yang sedangmereka pelajari dan juga digunakan sebagai salah satu sarana untuk melebur dalamkelompok sosialnya yaitu peer group.PENUTUPSimpulan1. Terdapat Hubungan Antara Motivasi Belajar Bahasa Korea (X1) dan IntensitasKomunikasi dalam Peer Group (X2) Dengan Intensitas Khalayak MenontonDrama Seri Korea (Y)Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan Konkordansi Kendall danjuga uji Chi-Square didapatkan bahwa nilai signifikansi yang dihasilkan lebihbesar dari r tabel yaitu 73,266 > 5,991. Hal ini berarti bahwa ada hubungan yangsimultan dan signifikan di antara ketiga variabel. Variabel independen yaitumotivasi belajar bahasa Korea dan intensitas komunikasi dalam peer groupdigabung dan menghasilkan hubungan yang simultan dan signifikan denganvariabel dependen yaitu menonton drama seri Korea. Motivasi belajar bahasaKorea yang rendah apabila digabungkan dengan intensitas komunikasi dalam peergroup yang tinggi akan menghasilkan hubungan yang simultan dan signifikandengan intensitas khalayak menonton drama seri Korea yang tergolong tinggi.Saran1. Saran AkademisBerdasarkan penelitian ini dapat diketahui bahwa ada hubungan antara faktorinternal dan eksternal seorang individu dalam mengonsumsi tayangan televisidalam hal ini drama seri Korea. Untuk penelitian selanjutnya diharapkanpenggunaan metode lain seperti metode kualitatif untuk meneliti lebih dalam.Metode studi kasus dapat digunakan untuk memahami lebih dalam tentangfenomena Korean wave yang sedang melanda Indonesia. Metode analisis resepsijuga dapat digunakan dalam mengetahui proses penerimaan dan persepsi khalayakmengenai fenomena Korean wave. Penelitian ini menggunakan drama seri Koreasebagai salah satu aspek Korean wave, diharapkan juga bahwa ada penelitianmengenai aspek-aspek lain seperti K-Pop, film Korea, ataupun penelitian tentangpenggemar Korean wave yang jumlahnya di Indonesia semakin bertambah.2. Saran PraktisSaran ini ditujukan pada praktisi media di bidang televisi, yaitu stasiun televisi.Adanya fenomena Korean wave yang masih melanda Indonesia dapatdimanfaatkan dengan menambah banyaknya tayangan dari Korea Selatan,khususnya drama seri Korea. Penayangan drama seri Korea tidak hanyamemberikan hiburan bagi pemirsanya tetapi juga dapat memberikan wawasan barukepada pemirsa mengenai budaya Korea.3. Saran SosialAdanya penelitian ini diharapkan dapat melihat sisi positif dari fenomena Koreanwave. Bahwa Korean wave bukan hanya fenomena yang terjadi di dalam industrihiburan tetapi juga dapat menyentuh aspek edukasi. Fenomena Korean wave dapatmenambah wawasan global tetapi juga dapat menambah wawasan pribadi seorangindividu. Selain itu, peer group sebagai salah satu pihak terdekat dari seorangremaja, tidak hanya dapat memberikan pengaruh buruk terhadap remaja tetapi jugapengaruh positif dalam perkembangan remaja.DAFTAR PUSTAKAReferensi Buku :Ajzen, I. & M. Fishbein. 1975. Belief, Attitude, Intention, and Behavior: AnIntroduction to Theory and Research. Reading: Addison-Wesley.Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala E. 2004. Komunikasi Massa : SuatuPengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya.Devito, Joseph. 1997. Komunikasi Antarmanusia Edisi 5. Jakarta : ProffesionalBooks.Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.Gerungan, W.A. 2000. Psikologi Sosial. Bandung : Refika Aditama.Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.Harris, Richard Jackson. 2004. A Cognitive Psychology of Mass CommunicationFourth Edition. New Jersey : Lawrence Erlbaum Associates.Korean Culture and Information Centre Ministry of Culture, Sports, & Tourism.2011. K-Pop:A New Force in Pop Music. Seoul:Korean Culture andInformation Service.Kriyantono, Rahmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana.Littlejohn, Stephen W. & Karen A. Foss. 2005. Theories of Human CommunicationEight Edition. Toronto : Thomson Wadsworth.Makmun, Abin Syamsuddin. 2003. Psikologi Pendidikan. PT Rosda Karya Remaja,Bandung.Santoso, Slamet. 2009. Dinamika Kelompok. Jakarta : Bumi Aksara.Severin, Wener J. & James W. Tankard. 2005. Teori Komunikasi Sejarah, Metode,dan Terapan di dalam Media Massa. Jakarta : Prenada Media.Santrock, John W. 1996. Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta : Erlangga.Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.Winarso, Heru Puji. 2005. Sosiologi Komunikasi Massa. Jakarta : Prestasi Pustaka.Wiryanto. 2006. Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Grasindo.Referensi Skripsi :Alfitriarso, Koeshanindyo Suryo. (2007). Pengaruh Terpaan Tayangan Basket danIntensitas Komunikasi dalam Kelompok Referensi Terhadap MotivasiBerprestasi Basket Mahasiswa UNDIP. Skripsi. Universitas Diponegoro.Hidayati, Nuri. (2011). Pengaruh Tayangan Drama Korea di Televisi Terhadap MinatMahasiswa Mempelajari Budaya dan Bahasa Korea. Skripsi. Universitas BinaNusantara.Stephanie, Brian. (2009). Studi Mengenai Faktor-Faktor Preferensi KonsumsiTelevisi Lokal di Kota Semarang. Skripsi. Universitas Diponegoro.Referensi Internet :AGB Nielsen. (2007). Newsletter Edisi November 2007. Dalamhttp://cs.agbnmr.com/Uploads/Indonesia/AGB%20Nielsen%20Newsletter%20Nov-Ind.pdf. Diunduh pada 2 Januari 2013 pukul 19.00 WIB.AGB Nielsen. (2010). Newsletter Edisi Maret 2010. Dalamhttp://www.agbnielsen.com/Uploads/Indonesia/AGBNielsenNewslettermarch2010-Eng.pdf. Diunduh pada 2 Januari 2013 pukul 18.58 WIB.Anggie, Hernowo. (2012). Winter Sonata dan Endless Love Hadir Lagi di antv.Bintang Online. Dalam http://www.tabloidbintang.com/film-tvmusik/kabar/59459-winter-sonata-dan-endless-love-kembali-hadir-di-antv.html.Diunduh pada 2 Januari 2013 pukul 20.31 WIB.Anonim. (2010). Diskusi Rating Televisi. Lautan Indonesia Forum. Dalamhttp://www.lautanindonesia.com/forum/index.php?topic=69555.290. Diunduhpada 10 Januari 2013 pukul 10.00 WIB.Anonim. (2013). Hallyu. Wikipedia. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Hallyu.Diunduh pada tanggal 3 Januari 2013 pukul 22:10 WIB.Irwansyah, Ade. (2011). Apa Yang Mengawali Booming Drama Korea di TV?(Bukan Endless Love, lho). Bintang Online. Dalamhttp://www.tabloidbintang.com/extra/wikibintang/17961-apayangmeng%20awali-booming-drama-korea-di-tv-bukan-endless-love-lho.html.Diunduh pada tanggal 2 Januari 2013 pukul 20:01 WIB.Rayendra, Panditio. (2012a). Drama Korea di TV Nasional Mulai KehilanganPamor?. Bintang Online. Dalam http://www.tabloidbintang.com/film-tvmusik/ulasan/54641-drama-korea-di-tv-nasional-mulai-kehilangan-pamor.html.Diunduh pada 11 Januari 2013 pukul 07:39 WIB.Rayendra, Panditio. (2012b). Ini Serial Korea yang Ceritanya Paling Memorable.Bintang Online. Dalam http://www.tabloidbintang.com/hasil-polling/52097-polling-report-ini-serial-korea-yang-ceritanya-paling-memorable.html. Diunduhpada 11 Januari 2013 pukul 08.03 WIB.Wardani, Pipit Ayu. (2012). Kian Cinta Budaya Anak Negeri dengan Hansamo.Tabloidwanitaindonesia.net.Dalamhttp://www.tabloidwanitaindonesia.net/CMpro-v-p-443.html. Diunduh pada 3Januari 2013 pukul 20:55 WIB.
Hubungan antara Kebutuhan Informasi mengenai Seks dan Intensitas Membaca Rubrik Seks dengan Kepuasan Informasi mengenai Seks di Majalah Pria Dewasa Ningsih, Dwi Mulya; Lailiyah, Nuriyatul; Herieningsih, Sri Widowati; Pradekso, Tandiyo
Interaksi Online Vol 3, No 1: Januari 2015
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (112.134 KB)

Abstract

Setiap individu yang sudah dewasa, memiliki kebutuhan dasar yaitu kebutuhan biologis atau seksual untuk menunjang aktivitas seksual bersama pasangannya. Namun, dalam aktivitasnya masih timbul beberapa masalah, sehingga mendorong mereka untuk berusaha mencari informasi, solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut, dan salah satunya dengan menggunakan media massa yaitu media cetak majalah pria dewasa yang ditujukan bagi pria dewasa.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebutuhan informasi mengenai seks dan intensitas membaca rubrik seks dengan kepuasan informasi mengenai seks di majalah pria dewasa. Dasar pemikiran yang digunakan adalah teori Uses and Gratifications. Penelitian kuantitatif ini menggunakan teknik non-random sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 50 orang pria dewasa yang berusia 21-40 tahun di Semarang.Analisis data yang digunakan adalah Koefisien Korelasi Pearson. Setelah melalui perhitungan atas jawaban responden yang diperoleh melalui kuesioner, dalam analisis hubungan antara variabel X1 dan X2diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,138 dan koefisien korelasi Pearson sebesar 0,213. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang siginifikan antara variabel X1 dan X2.Sedangkan dalam analisis hubungan antara variabel X2dan Y diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,252 dan koefisien korelasi Pearson sebesar 0,165. Hal tersebut juga menunjukkan tidak terdapatnya hubungan yang signifikan antara variabel X2 dan Y. Majalah pria dewasa hendaknya dapat meningkatkan kualitas isi dan rubrik seks secara berbeda dengan media massa lainnya yang juga menyajikan informasi mengenai seks mengingat ada banyaknya media massa yang menghadirkan informasi mengenai seks yang cenderung serupa. Dengan demikian, khalayak dapat menggunakan dan menjadikan majalah pria dewasa sebagai sumber informasi mengenai seks yang dicarinya.Kata Kunci: Kebutuhan informasi, Intensitas membaca, Kepuasan informasi, Majalah pria dewasa
Relationship of Parental Discipline, Intensity of Peer Group Communication, and Suitability of The Election Department, on FISIP Undip Student Achievement Yoga Aprillianno .; Drs. Hj. Sri Widowati Herieningsih, MS
Interaksi Online Vol 4, No 2: April 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.402 KB)

Abstract

The purpose of this study was to determine the effect of parental discipline, the intensity of communication in the peer group, and the suitability of the election department, on FISIP Undip student achievement. The theory of reasoned action, theory of reference groups and problematic integration theory is used to explain the relationship of parental discipline, intensity of communication within the peer group, and the suitability of the election department, on FISIP Undip student achievement. The population used was a 90 students S1 FISIP Undip, with a random cluster sampling technique. Pearson correlation analysis is used to test the hypothesis. Hypothesis test showed the value of variable significance of parental discipline of 0.294, the significant value of the variable intensity of communication in the peer group for 0.977, and the value of variable significance suitability election majors of 0.077, or all of the significant value smaller than α (0.05), so all the variables do not affect the variable FISIP Undip students achievement. The study then provide advice to the parents of students and groups of friends of students to be able to further improve and provide motivation to get better learning achievement.
Title: Build Process of Adaptation to the New Environment in the Boys and Girls who Go Abroad Karina Devi Utami; Drs. Hj. Sri Widowati Herieningsih, MS
Interaksi Online Vol 4, No 2: April 2016
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, FISIP, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (142.088 KB)

Abstract

Go abroad for the people in Indonesia is commonly done for a purpose. One of the causes is the education. When male students and female students decided to go abroad, a lot of things to deal with. They are experiencing cultural differences often become an obstacle that ultimately hinder them in the process of adaptation in the new environment. This study aims to determine how the process of building adaptations made by male and female students in the new environment with a culture different from his native residence. The method used is descriptive qualitative interpretive paradigm. This study uses a U-curve Theory of Adaptation, Communication Accommodation Theory and Uncertainty Reduction Theory as a research platform. Data collection techniques are depth interviews with six informants consisting of three male students and three female students informants who wander in Semarang. The results of this study indicate that: (1) Informants feel the cultural differences in language, speech, and habits which lead to the informant experiencing culture shock. (2) The biggest obstacle faced by the informant is language. In female students, another obstacle to be faced is the loneliness and the hassles of arranging for day-to-day while the barriers are not perceived by male students (3) In the adaptation of intercultural, informants faced with a situation of anxiety and uncertainty caused by differences in cultural background and lack of information held by the informant about the culture and customs in the new environment. (4) The difference in cultural background into a major cause of anxiety and uncertainty. In informants coming from Sumatra, Kalimantan and Jakarta speech with intonation hard or fast as commonly practiced in residence of origin actually become an obstacle when in Semarang predominantly spoke more slowly and softly (5) Informants do strategy in an effort to reduce anxiety and uncertainty among others with an active strategy, interactive strategy, and passive strategies. (6) All the informants accommodation in its communication in different ways. (7) There is a difference homesick phenomenon through which the male students and female students. At the male student informants felt homesick duration shorter than female student informant. (8) In the process of building adaptation, informants in a variety of ways in order to adjust and comfortable in new environments such as opening up, interaction, eliminate prejudice, stereotypes, ethnocentric, and encouragement through motivation. (9) The results of adaptation to the informer male students showed a level of comfort more than the adaptation of female student informants, for the student informant barriers they feel homesick slow to be tolerated. (10) The process of building adaptation informants showed diverse curve