Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Biodiversitas makroalga di perairan pantai Pasar Lama dan Pantai Cukuh, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu Nurlaila Ervina Herliany; Dewi Purnama; Yusarwan Yamadipo
Journal of Aquatropica Asia Vol 1 No 1 (2014): Journal of Aquatropica Asia
Publisher : Jurusan Akuakultur, Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Macroalgae or seaweeds is one of the economical nature resources and widespread in coastal waters of Indonesia, especially in coastal waters of Pantai Pasar Lama and Pantai Cukuh, Kaur Regency, Province of Bengkulu. Biodiversities of macroalgae were observed by direct observations and the species of macroalgae that have been found were identified in the observed location. There were three stations of observation, each of them had three lines transect and each line had four quadrat transects. The result showed that in the location of observations, there were 23 species of macroalgae, 10 species of Chlorophyta, 8 species of Rhodophyta and 5 species of Phaeophyta. Station 3 is the highest abundance (3,501.33 g.m-2), followed by station 2 (5,837.33 g.m-2) and the lowest abundance is station 1 (3,501.33 g.m-2). The difference on abundance of the three stations might be caused by the difference of condition of each station.
STRUKTUR KOMUNITAS KEPITING BIOLA (Uca spp.) DI EKOSISTEM MANGROVE DESA KAHYAPU PULAU ENGGANO Trya Natania; Nurlaila Ervina Herliany; Aradea Bujana Kusuma
JURNAL ENGGANO Vol 2, No 1
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (397.156 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.2.1.11-24

Abstract

Mangrove merupakan ekosistem kompleks yang hidup di daerah pasang surut. Ekosistem mangrove selain melindungi pantai dari gelombang dan angin juga sebagai habitat berbagai organisme seperti krustasea. Salah satu krustasea yang memiliki peran penting di ekosistem mangrove adalah kepiting biola (Uca spp.) sebagai detritus di ekosistem mangrove. Pulau Enggano merupakan pulau kecil terluar Provinsi Bengkulu, keadaan ekosistem mangrovenya masih tergolong alami. Salah satu desa yang memiliki vegetasi mangrove yang alami adalah Desa Kahyapu. Tetapi penelitian tentang Uca spp. di Pulau Enggano khususnya di Desa Kahyapu belum pernah dilakukan.  Tujuan dari kegiatan penelitian ini adalah mengidentifikasi jenis kepiting biola dan menganalisis struktur komunitas kepiting biola di Desa Kahyapu Pulau Enggano. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan menggunakan teknik observasi langsung pada 3 stasiun, dimana setiap stasiun terdiri dari 11 plot. Dari hasil penelitian didapatkan 4 jenis kepiting biola (Uca spp.) yaitu  Uca vocans, Uca chlorophthalmus, Uca dussumeiri, dan Uca coarctata. Kelimpahan jenis kepiting biola (Uca spp.) yang paling tinggi pada stasiun I. Kelimpahan total tertinggi terdapat pada stasiun I dan diikuti stasiun III, terendah pada stasiun II. Tingginya kelimpahan pada  stasiun I diduga karena substrat liat yang cocok untuk kehidupan kepiting biola. Secara umum Uca dussumieri paling banyak ditemukan di tiga stasiun karena toleransinya yang tinggi . Indeks keseragaman kepiting biola (Uca spp.) seluruh stasiun tinggi sedangkan indeks keanekaragamannya rendah. Pada stasiun I dan II  mempunyai indeks dominansi rendah, sedangkan pada stasiun III mempunai indeks dominansi sedang.  Secara umum, kualitas perairan (suhu, pH, salinitas, kandungan bahan organik, dan substrat) di lokasi penelitian cocok untuk kehidupan Uca spp.
STUDI PENGOLAHAN TERIPANG KERING Nurlaila Ervina Herliany; Eko Nofridiansyah; Bayu Sasongko
JURNAL ENGGANO Vol 1, No 2
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.032 KB) | DOI: 10.31186/jenggano.1.2.11-19

Abstract

Teripang merupakan komoditas perikanan bernilai ekonomis tinggi dan telah digunakan sejak lama sebagai obat-obatan alami. Di pasar dunia, umumnya teripang dipasarkan dalam bentuk kering. Indonesia merupakan negara pengekspor teripang terbesar di dunia. Tetapi, nilai jualnya lebih rendah dibanding negara lain karena mutu yang rendah sebagai hasil proses pengolahan yang kurang baik. Untuk itu, perlu dilakukan studi mengenai proses pengolahan teripang kering. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari proses pengolahan teripang kering serta menentukan mutu teripang kering yang dihasilkan. Teripang segar yang digunakan adalah jenis teripang pasir (Holothuria scabra). Proses pengolahan mengacu pada metode Sasongko (2015) yang dimodifikasi. Teripang kering yang dihasilkan dianalisis proksimat (kadar air, abu dan protein) dan hasilnya dibandingkan dengan SNI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teripang kering memiliki kualitas yang bagus, dilihat dari kenampakan visual dan kandungan proksimatnya. Kadar air teripang kering 7,3%; kadar abu 9,8% dan kadar protein 79,59% dengan tekstur yang keras seperti batu dan warna hitam merata.
STUDI STRUKTUR KOMUNITAS IKAN KARANG DI KARANG BAYANG DAN KARANG LEBAR, PERAIRAN PULAU TIKUS,KOTA BENGKULU Zamdial Zamdial; Deddy Bakhtiar; Dede Hartono; Yar Johan; Maya Angraini Fajar Utami; Nurlaila Ervina Herliany
JURNAL ENGGANO Vol. 7 No. 1 (2022)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jenggano.7.1.106-120

Abstract

Ekosistem terumbu karang yang cukup luas terhampar di sekitar perairan Pulau Tikus yang terdiri dari ± 238 hektar. Dua lokasi fishing ground bagi nelayan yang tinggal di wilayah pesisir Kota Bengkulu adalah KarangBayang dan Karang Lebar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur komunitas ikan karang di kedua lokasi tersebut. Itu menggunakan metode survei. Data dianalisis menggunakan metode statistik deskriptif. Analisis struktur komunitas ikan karang terdiri dari kelimpahan, komposisi jenis (KJ), indeks keanekaragaman (H'), indeks kemerataan (E), dan indeks dominasi (C). Penelitian ini menemukan 11 famili dan 22 spesies ikan karang dengan total 324 individu. Kepadatan ikan karang diperkirakan sekitar 2.160 ekor/ha. Rata-rata ikan target, ikan mayor, dan ikan indikator adalah 9,62%, 61,41%, dan 28,97% untuk Karang Bayang, dan 7,82%, 60,92%, dan 31,27% untuk Karang Lebar. ndeks keanekaragaman ikan karang (H') di setiap lokasi berada pada kisaran 2,37-2,50 dan 2,27-2,46. Selanjutnya nilai indeks kemerataan (E) ikan karang untuk kedua lokasi tersebut rata-rata sebesar 0,92 (Karang Bayang) dan 0,94 (Karang Lebar) yang menunjukkan kondisi populasi ikan karang yang stabil. Indeks dominasi (C) ditemukan agak tinggi di Karang Lebar (0,14) dibandingkan KarangBayang (0,11) yang menunjukkan tidak ada dominasi ikan karang.Kondisi komunitas ikan karang di lokasi penelitian masih cukup baik. Nilai IRDI masing-masing lokasi adalah 34,15% dan 31,70% yang mencerminkan kesehatan terumbu karang dalam kondisi sedang. Kata kunci :  Ikan karang; Karang Bayang; Karang Lebar; Struktur komunitas; Pulau  Tikus
Aplikasi maserat buah mangrove Avicennia marina sebagai pengawet alami ikan nila segar Ahmad Pariansyah; Nurlaila Ervina Herliany; Bertoka Fajar Surya Prawira Negara
Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal Acta Aquatica: Aquatic Sciences Journal, Vol. 5: No. 1 (April, 2018)
Publisher : Universitas Malikussaleh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29103/aa.v5i1.454

Abstract

Proses pengawetan ikan merupakan salah satu bagian penting dari mata rantai industri perikanan, dimana kesegaran ikan dipertahankan selama mungkin dengan cara menghambat penyebab kemunduran mutu. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh maserat kasar dari buah mangrove Avicennia marina yang berpotensi sebagai bahan pengawet alami ikan segar. Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap persiapan, maserasi dan aplikasi.  Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor pertama adalah bentuk esktrak yang digunakan, yaitu maserat buah mangrove dan maserat serbuk buah mangrove. Faktor kedua adalah lama penyimpanan, yaitu 0, 4, 8, dan 12 hari. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak dua kali. Data yang diperoleh berupa hasil uji fitokimia buah mangrove, kandungan protein ikan dan nilai organoleptik ikan nila selama penyimpanan. Data protein dan organoleptik dianalisis dengan ANOVA pada tingkat kepercayaan 95 %, apabila ada beda nyata maka dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buah mangrove Avicennia marina mengandung senyawa fitokimia berupa alkaloid, flavonoid, terpenoid, saponin dan tanin. Berdasarkan analisis ragam interaksi antara bentuk maserat dan lama penyimpanan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap kadar protein ikan nila. Secara keseluruhan, nilai organoleptik ikan nila dipengaruhi oleh interaksi antara bentuk maserat dan lama penyimpanan, dimana maserat serbuk memiliki nilai organoleptik lebih tinggi dibandingkan maserat utuh selama penyimpanan.The fish preservation process are an important partin the fishery industry, Fish freshness was maintained as long as possible by inhibiting the bacteria activity. The aim of this study was to utilized the maserate of fruit of Avicennia marina as a natural preservative agent. There are three parts in this research that are preparation, maceration and application. The factorial completely randomized design was used in this research, including two factors. First factor was the form of maserate (Powder and Dried mangrove fruit), and second factor was time storage (0, 4, 8, and 12 days), with every each treatment was repeated twice. Phytochemical of mangrove fruit, fish protein content and organoleptic value were test in this research. ANOVA (95%) was used to analyzed the organoleptic and protein data.  The results showed that mangrove fruit of Avicennia marina contains phytochemical compounds that are alakaloid, flavonoids, terpenoids, saponins and tannins. Based on analysis, interaction between maserate form and storage time were not have significant effect to protein content. Overall, the organoleptic value was influenced by the interaction between the maserate form and the time storage. The powder maserate has higher organoleptic value than the dried mangrove fruit during storage.
Komposisi Nutrisi Rumput Laut Coklat (Phaeophyta) dan Merah (Rhodophyta) Asal Perairan Teluk Sepang Kota Bengkulu Herliany, Nurlaila Ervina; Utami, Maya Angraini Fajar; Wilopo, Mukti Dono; Purnama, Dewi; Johan, Yar; Zamdial, Zamdial; Permatasari, Nurul
JURNAL ENGGANO Vol. 8 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31186/jenggano.8.2.147-153

Abstract

Seaweeds have potential uses as functional foods. But until now, there is still few information about the nutritional composition of seaweeds, especially from Teluk Sepang Beach, Bengkulu City. This study was held to examine the chemical characteristics of brown and red seaweeds from Teluk Sepang Beach, Bengkulu City. This research was carried out in November 2021-March 2022. This research used descriptive exploratory method by analyzing the proximate composition of 8 species of seaweeds (4 species of brown seaweeds and 4 species of red seaweeds). Water, protein, crude fat, ash and crude fiber content refer to the AOAC (2016) procedure while carbohydrate content is calculated based on by difference. The chemical characteristics of seaweeds (water content, ash, crude protein, crude fiber, crude fat and carbohydrates content) varied from one species to another. But in general the proximate composition of all seaweeds species was still in the range of values ​​found in seaweeds. The largest composition in seaweesd is carbohydrates (13.644% - 69.91±0.71%) and ash, which have an important role for humans nutrition and the food industry. The content of protein (0.97±0.33%. - 2.88±0.23%) and crude fat (0.19±00% - 4.12±0.32%) in seaweeds is relatively low so it can be used as low fat foods. Crude fiber in seaweeds(1.16±0.16% - 7.65±0.53%) showed that seaweeds can be used as functional foods.